Ega Yofi D. Setiady, 2013 PUISI SAWÉR PANGANTÉN DI KAMPUNG BOJONGKACOR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang dibahas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai hal-hal berikut:
1. Struktur sawér pangantén yang ada di Kampung Bojongkacor, Kelurahan
Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. 2.
Konteks penuturan sawér pangantén yang ada di Kampung Bojongkacor, Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
3. Proses penciptaan puisi sawér pangantén yang ada di Kampung
Bojongkacor, Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
4. Fungsi sawér pangantén yang ada di Kampung Bojongkacor, Kelurahan
Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. 5.
Makna puisi sawér pangantén yang ada di Kampung Bojongkacor, Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat yang berguna. Dibagi menjadi manfaat praktis dan manfaat teoritisakademik.
1.5.1 Manfaat Praktis
Untuk hiburan, karena teks sawér pangantén dituturkan dengan cara ditembangkan dengan nada yang merdu. Dengan demikian, pendengar akan
merasa terhibur oleh lantunan puisi sawér pangantén. Fungsi hiburan adalah fungsi utama pertunjukan tradisi lisan Badrun, 2003:272. Dalam acara sawér
pangantén pun ada pembagian uang dan benda lain yang menarik yang dihamburkan kehadirin sehingga merupakan suatu hiburan tersendiri terutama
bagi anak kecil serta orang-orang yang senang berburu uang sawéran. Makin besar dan makin banyak uang sawéran, makin meriah acara sawér pangantén
tersebut.
Ega Yofi D. Setiady, 2013 PUISI SAWÉR PANGANTÉN DI KAMPUNG BOJONGKACOR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1.5.2 Manfaat Teoritis Akademik
1 Terdokumentasikannya sawér pangantén di Kampung BojongKacor,
Kelurahan Cibeunying, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. 2
Hasil penelitian dapat dijadikan acuan pustaka kebudayaan di perpustakaan Daerah Kabupaten Bandung.
3 Bahan apresiasi dasar penciptaan dan sebagai sumbangan terhadap ilmu
sastra. 4
Sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam hal tradisi lisan.
5 Sebagai wadah kalimat tradisional yang mengandung adat-istiadat,
konversi, sistem nilai dan berbagai norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut Teeuw dalam Taum, 2011:27 .
1.6 Definisi operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis fungsi adalah cara pengkajian untuk mengetahui bagaimana
kegunaan puisi sawér pangantén tersebut di masyarakat. 2. Analisis konteks penuturan adalah cara pengkajian untuk mengetahui
bagaimana konteks situasi dan konteks budaya si penutur dalam menuturkan puisi sawér pangantén tersebut.
3. Analisis proses penciptaan adalah cara pengkajian untuk mengetahui bagaimana cara si penutur dalam menuturkan puisi sawér pangantén
tersebut. 4. Analisis struktur teks adalah suatu cara pengkajian untuk mengetahui
bagaimana formula sintaksis teks, irama, bunyi dan diksi dalam puisi sawér pangantén.
Ega Yofi D. Setiady, 2013 PUISI SAWÉR PANGANTÉN DI KAMPUNG BOJONGKACOR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
5. Huap Lingkung yaitu salah satu acara sesudah sawér pangantén yang melambangkan suapan terakhir dari orang tua karena setelah berkeluarga,
kedua anak mereka harus mencari sendiri sumber kebutuhan hidup mereka dan juga menandakan bahwa kasih sayang kedua orang tua terhadap anak
dan menantu itu sama besarnya. 6. Meuleum harupat yaitu membakar harupat salah satu rangkaian acara
dalam sawér pangantén yang melambang kan nasihat kepada kedua mempelai untuk senantiasa bersama dalam memecahkan persoalan dalam
rumah tangga. Fungsi istri dengan memegang kendi berisi air adalah untuk mendinginkan setiap persoalan yang membuat pikiran dan hati suami tidak
nyaman. 7. Nincak endog yaitu menginjak telur di baik papan dan elekan batang
bambu muda, kemudian mempelai wanita mencuci kaki mempelai pria dengan air di kendi, mengelapnya sampai kering lalu kendi dipecahkan
berdua. Salah satu rangkaian acara dalam sawér pangantén yang melambang pengabdian istri kepada suami yang dimulai dari hari itu.
8. Nyawér adalah salah satu kebudayaan yang termasuk sastra lisan. Sastra lisan menurut Hutomo 1991:1 adalah kesusasteraan yang mencakup
ekspresi kesusasteraan warga dari suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturun-temurunkan secara lisan dari mulut ke mulut.
9. Pabetot bakakak yaitu salah satu acara sesudah sawér pangantén yang melambangkan bahwa berapapun rejeki yang didapat, harus dibagi berdua
dan dinikmati bersama. 10.
Upacara nyawér adalah satu bagian dari upacara adat Sunda; merupakan peristiwa ritus yang secara maknawi mempunyai interrelasi antara manusia
dengan benda-benda dan lingkungannya. Ritus adalah upacara keagamaan yang menggunakan ucap-ucapan tertentu dan khidmat John Kooy, M.J
Koenen, dalam Hadish : 4.
Ega Yofi D. Setiady, 2013 PUISI SAWÉR PANGANTÉN DI KAMPUNG BOJONGKACOR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN