45
Rahendra Andry Irawan, 2015
Analisis Persebaran Factory Outlet Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
memperkuat penelitian ini sehingga acuan acuan yang diperhitungkan di lapangan adalah berdasarkan teori yang sudah ada.
c. Peta Parameter Peta parameter disini adalah peta dasar yang dijadikan acuan dalam
penelitian kedepannya, seperti Citra, Peta RBI, RTRW. Citra yang digunakan adalah citra landsaat Quickbird dengan ketelitian yang baik
sehingga dapat dijadikan acuan untuk menganalisis secara keruangan, selanjutnya Peta RBI yang digunakan merupakan overlay dari Peta RBI
lembar Bandung, Ujungberung, Lembang serta Cimahi, dan adapun salahsatunya adalah peta RTRW Kota Bandung tahun 2011-2031.
G. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk yaitu mengubah data yang bersifat mentah menjadi data yang lebih halus sehingga
mudah dipahami oleh pembaca. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tahap awal pengolahan data tersebut yaitu persiapan dan pengecekan data data yang sudah didapatkan dari data awal hingga data lapangan.
Selanjutnya menyusun data data tersebut atau data data yang akan digunakan untuk dilanjutkan kedalam tahap proses analisis. Tahap tersebut
dilakukan karena proses awal dalam memasuki tahap selanjutnya yaitu tabulasi, Dimana tabulasi data dilakukan dengan melakukan penyusunan
data dan analisis data ke dalam bentuk Tabel dengan kategori yang telah ditentukan. Langkah yang terkahir yaitu data di tabulasikan serta di analisis
untuk memberikan gambaran terhadap data atau informasi yang didapat dari para responden yang dijadikan sampel penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Analisis sebuah data yang telah terkumpul dari hasil penelitian maka dilakukan analisis data dan untuk menganalisis data tersebut digunakan
teknik presentase untuk menganalisis data yang telah terkumpul. Adapun rumus tersebut sebagai berikut :
46
Rahendra Andry Irawan, 2015
Analisis Persebaran Factory Outlet Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Keterangan : P = Presentase n = Jumlah
f = Frekuensi 100= bilangan konstan
Hasil perhitungan yang dihasilkan dengan menggunakan teknik presentase berupa presentase.Hasil perhitungan berupa presentase tersebut
digunakan untuk mempermudah penafsiran dan pengumpulan data sementara. Sebagai paramaeter, penulis memilih parameter yang digunakan
oleh Arikunto Suharsimi 1990, hlm.57 sebagai berikut : =
Tidak ada 1-24
= Sebagian kecil
25-49 =
Kurang dari setengahnya 50
= Setengahnya
51-74 =
Lebih dari setengahnya 75-99
= Sebagian besar
100 =
Seluruhnya Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah
metodegabungan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif,mengadopsi analisis tetangga terdekat nearest neighbour
analysis . Lebih jelasnya jenis analisis datayang digunakan dalam
penelitian ini, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Metode Pola Persebaran Indeks Tetangga Terdekat
Selanjutnya untuk menghitung pola persebaran yaitu Indeks penyebaran tetangga terdekat dengan rumus :
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
s, Keterangan :
47
Rahendra Andry Irawan, 2015
Analisis Persebaran Factory Outlet Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
T : indeks penyebaran tetangga terdekat, ̅̅̅: jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangganya
yang terdekat ̅ : Jarak rata-rata yang diperoleh andaikata semua titik mempunyai pola
random. ̅ dikukur dengan
√
, P merupakan kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi yaitu
jumlah titik N dibagi dengan luas wilayah dalam kilometer persegi A sehingga menjadi
Apabila T=0 maka pola persebaran itu mengelompok, apabila T = 1,0 maka pola persebaran itu acak, dan apabila T = 2,15 maka pola persebaran
itu seragam atau teratur Hadisumarno dan Bintarto,1991, hlm.75- 76.Ananlisis persebaran area berkumpul dilakukan dengan indeks
penyebaran tetangga terdekat.Area berkumpul merupakan fitur polygon, sehingga harus dikonversi menjadi fitur titik terlebih dahulu untuk
menganalisis persebarannya.Konversi titik polygon menjadi fitur titik dilakukan dengan menentukan titik tengah berdasarkan perpotongan garis
pada masing-masing sudut atau jika area berkumpul tersebut berbentuk lingkaran, maka pengambilan titik tengah berdasarkan ujung dari jari-jari
lingkaran yang berada di dalam lingkaran.
Gambar 3.1 Ilustrasi Pola Persebaran
Sumber: Bintarto dan Surastopo diolah, 1991: 76.
b. Skala Likert
Perhitungan kepuasan wisatawan pada penelitian ini menggunakan skala likert.Skala Likert menurut Sugiyono 2007, hlm. 27 merupakan
T = 0 T = 1,0
T = 2,15 Mengelompok
Random Seragam
48
Rahendra Andry Irawan, 2015
Analisis Persebaran Factory Outlet Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
suatu skala yang digunakan untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial.sehingga
baik untuk diterapkan pada penelitian ini.Dalam penelitian ini, analisis skala likert
digunakan untuk
mengetahui tingkat
kepuasan dan
kenyamananpengunjung terhadap keadaan factory outlet Kota Bandung. Skala ini menempatkan skor yang paling besar pada pernyataan yang
paling positif. Oleh karena itu, kriteria pembobotan skor pada skala likert ini sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Pembobotan Skala Likert
No Skor
Kriteria 1
5 Sangat tinggi
2 4
Tinggi 3
3 Sedang
4 2
Rendah 5
1 Sangat rendah
Sumber : Sugiyono 2007, hlm. 28 Rumus = T X Pn
Keterangan : T = Total Jumlah Panelis Pn = Pilihan angka skor likert
Selanjutnya untuk menentukan hasil interpretasi digunakan Rumus Indeks =
Dari rumus tersebut lalu ditentukan kriterianya melalui rumus interval sebagai berikut :
I =
Rahendra Andry Irawan, 2015
Analisis Persebaran Factory Outlet Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, Rahardjo. 2010. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang.Graha ilmu.Yogyakarta
Andhika, Dimas ;2013 berbagai teori lokasi http:siswandikha.blogspot.com tersedia online
Anonymous .2012. Distribusi Spasial Pusat Perbelanjaan Modern di Surabaya Pusat.Institut Teknologi Surabaya
Anonymous 2010.Analisis pengaruh faktor budaya dan psikologis terhadap keputusan berkunjung pada Sun Plaza Medan. Universitas Sumatera
Annoymous, 2010; Izin usah di Kota Bandung; http:swa.co.idheadlineperry- tristianto-izin-usaha-di-bandung-gampang-tapi-membingungkan
tersedia online 19 Januari 2015
Anonymous 2007. Pengertian pusat perbelanjaanshoppingmall.blogspot.com tersedia online
Annonymous 2007
: Tinjauan
teoritis; http:arivpwk.blogspot.com201011bab-ii-tinjauan-teori.html.
Tersedia Online 19 januari 2015
Anonymous. 2013
; istilah
dan definisi
penataan ruang.
http:www.penataanruang.comistilah-dan-definisi1.html. 13 Juli 2014 Tersedia Online
Anonymous. 2012
; Teori
teori dan
Jenis Pasar.
http:dayatfals.blogspot.com201203teori-pasar.html. 21 Agustus 2014 Tersedia Online
Bintarto, R. Prof dan Hadisumarmo, Surastopo 1978.Metode analisa geografi.LP3S. Jakarta
Badan Pusat Statistik Kota Bandung 2013; Bandung Dalam Angka Tahun 2013.
Rahendra Andry Irawan, 2015
Analisis Persebaran Factory Outlet Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Febriani, Rina 2008 Analisis faktor faktor literatur.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Depok
Fridgen D Josep. 1996; dimensions of tourism. Educational institute of american hotel and motel asociation,1467 south harrison road
Haryanto. 2010
; Teori
Hirarki Kebutuhan
Maslow.http:belajarpsikologi.comteori-hierarki-kebutuhan-maslow.html 13 Juli 2014 Ttersedia Online
iwan, 2011
pendekatan geografi.;
http:iwangeodrsgurugeografismamuhammadiyah1tasikmalaya.yolasite.co mpendekatan-geografi.php. tersedia online 19 Januari 2015
Logayah, Dina Siti. 2007.pengembangan bandung sebagai kota wisata budaya culture heritage . Jurusan Pendidikan Geografi. Bandung
Maryani, Enok dan Waluya, Bagja.2007. Handout Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Bandung
Maryani Enok. 2006. warisan budaya culture heritagemasihkan menjadi daya tarik kota bandung .pdf. 28 Agustus 2014 Tersedia Online
Muawanah, 2012
Analisis Interaksi
Keruangan ;
http:annisamuawanah.blogspot.com201201analisis-interaksi- keruangan.html
Mulyadi, Asep. 2011. Diktat Pengantar Geografi Regional.Jurusan pendidikan Geografi FPIPS UPI. Bandung
Natshir, M Fatih. 2012. Cara menghitung Skala Likert. 2 Januari 2015 Tersedia Online
Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031 Nomor 18 Tahun 2011.pdf
Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 02 Tahun 2009; Penataan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern.pdf
Rahendra Andry Irawan, 2015
Analisis Persebaran Factory Outlet Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Puspa, Lisayoesti. 2011. Jangkauan Pelayanan Factory Outlet Berdasarkan Karakteristik Factory Outlet dan Karakteristik Konsumen di Kota Bogor.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI. Depok Prabowo, Ibnu 2010. Distribusi Spasial Perkembangan Distribution Outlet
DISTRO di Perkotaan Yogyakarta. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Prayudho,B.J
2009. Teori
Lokasi.http:prayudho.wordpress.com20091105teori-lokasi. tersedia
online Pitana, I Gde dan Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisatamotivasi
wisatawan hlm 58.Penerbit Andi. Yogyakarta Resti, Andiani dan Astuti, Isma. 2012 Persamaaan Bisnis Pasar Tradisional dan
Pasar Modern.
http:nunnamea.wordpress.com20120418persamaan- bisnis-pasar-tradisional-dan-pasar-modern R.Mella.html. 21 Agustus 2014
Tersedia Online
Rostina, Virda 2009. Daya dukung Cihampelas sebagai daerah tujuan wisata belanja: Skripsi Jurusan Pendidikan geografi FPIPS UPI. Bandung
Ruchyatna, Denny.2010. Analisis Persebaran Café di Kawasan Dago Kota Bandung.Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Bandung
Sibuea, Lisbet. 2009.Kontribusi KeberadaanFactory Outlet dan Food Court Terhadap Kemacetan Lalu Lintas Di Sepanjang Jalan Dr. Setiabudhi Kota
Bandung. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Bandung Sumarhati, Gianti dan Tahir, Akino Midhany. 2004. Kondisi Akuntabilitas dan
Transparansi dalam Penertiban Ijin Gangguan Unuk Factory Outlet di Kota Bandung. Departemen teknik planologi ITB. Bandung
Rahendra Andry Irawan, 2015
Analisis Persebaran Factory Outlet Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Waluya, Bagja. 2010. Geografi SMAMA Kelas X. Dinas Pendidikan Jawa Barat Widyastuti, Ratih .2008. Persebaran Tipologi Factory Outlet Sehubungan
Dengan Karakteristik
Pengunjung di
Kota Bandung.http:lontar.ui.ac.idfile?file=digital123003-S34153-
Ratih20Widdyastuti.pdfFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI. Depok
Rahendra Andry Irawan, 2015
Analisis Persebaran Factory Outlet Di Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Tahap akhir dalam penelitian yang berjudul Analisis Persebaran Factory Outlet di Kota Bandung, pada bab ini penulis akan menguraikan keseluruhan
penelitian melalui kesimpulan dan saran saran maupun opini publik melalui rekomendasi. Adapun kesimpulan dan rekomendasinya sebagai berikut.
A. KESIMPULAN
1. Kota Bandung memiliki factory outlet yang banyak yaitu 48 unit bangunan
yang dijadikan factory outlet. Diketahui bahwa pola persebaran factory outlet di Kota Bandung adalah mengelompok, hal tersebut dibuktikan dengan
menggunakan pendekatan analisis tetangga terdekat dan penguatan survey lapangan dibantu interpretasi peta yang memperlihatkan bahwa lebih dari
setengahnya terkonsentrasi pada suatu jalan saling bersebalahan maupun berhadapan, contohnya adalah Jalan Ir. H. Juanda, Jalan L.R.E Martadinata,
Jalan Cihampelas, dan Jalan Setiabudhi Kota Bandung yang merupakan jalan jalan wisata yang banyak dikenal oleh wisatawan dalam kota maupun luar kota,
walaupun sebenarnya sejumlah factory outlet tersebar di Jalan Merdeka, Jalan Sumatera, Jalan Pasirkaliki, Jalan Sukajadi, Jalan Diponegoro, Jalan
Padjajaran, Jalan Otten, Jalan Buah Batu dan Jalan Soekarno Hatta yang jumlahnya tidak lebih dari dua factory outlet. Faktor yang mempengaruhi
konsentrasi factory outlet lebih kepada adanya fasilitas penunjang lain yang berada di dekat factory outlet seperti Hotel, Restoran, Bank, Rumah Sakit, dan
Mall, faktor lain adalah dengan mengelompoknya factory outlet di suatu jalan akan sangat mempermudah pengunjung untuk mendatangi lebih dari satu
factory outlet dengan tujuan seperti untuk membandingkan harga atau mencari keberagaman produk lain sehingga mempunyai daya tarik tersendiri karena
banyaknya pilihan yang ditawarkan. 2.
Kesesuaian tata ruang factory outlet di Kota Bandung berdasarkan pada rencana tata ruang wilayah Kota Bandung dijelaskan bahwa factory outlet