Validitas Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

Iis Masitoh, 2013 Kemampuan Memecahkan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Project Based Learning Pada Materi Daur Ulang Limbah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6. Klasifikasi Daya Pembeda Klasifikasi Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda 0,71 ≤ D 1,00 Baik sekali 0,41 ≤ D 0,70 Baik 0,21 ≤ D 0,40 Cukup 0,00 ≤ D 0,20 Jelek Arikunto, 2009a Rangkuman hasil analisis daya pembeda dari uji coba instrumen pilihan ganda yang telah dilakukan dapat diuraikan pada tabel di bawah ini: Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Instrumen Penelitian Kriteria Daya Pembeda Pilihan Ganda Nomor Soal Uji Coba Instrumen 0,71 ≤ D 1,00 Baik sekali 1 29 0,41 ≤ D 0,70 Baik 2 15,30 0,21 ≤ D 0,40 Cukup 6 2,11,19,26,32,33 0,00 ≤ D 0,20 Jelek 26 1,3,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14,16 ,17,18,20,21,22,23,24,25,27,2 8,31,34,35 Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh hasil untuk instrumen pilihan ganda terdapat 1 soal termasuk kategori baik sekali, 2 soal kategori baik, 6 soal kategori cukup dan 26 soal kategori jelek data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2 halaman 100.

3. Validitas

Iis Masitoh, 2013 Kemampuan Memecahkan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Project Based Learning Pada Materi Daur Ulang Limbah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setiap butir soal yang akan digunakan haruslah diuji terlebih dahulu. Salah satu betuk pengujian untuk instrumen adalah validitas. Validitas butir soal merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan suatu tes. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur Arikunto, 2009a. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria. Validitas sebuah tes dapat diukur dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Teknik korelasi product moment ini digunakan untuk mengetahui kesejajaran sebuah tes yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan: : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan N : Jumlah siswa X : skor tiap butir soal untuk setiap siswa uji coba Y : Skor total tiap siswa uji coba Arikunto, 2009a Koefisien korelasi selalu terdapat antara -1,00 sampai +1,00. Namun karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka-angka, sangat mungkin diperoleh koefisien lebih dari 1,00 Arikunto, 2009. Iis Masitoh, 2013 Kemampuan Memecahkan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Project Based Learning Pada Materi Daur Ulang Limbah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Koefisien negatif menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif menunjukkan adanya kesejajaran untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 3.8 Kriteria Validitas Kriteria korelasi Kriteria Validitas 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,00 – 0,200 Sangat Rendah Sumber: Arikunto, 2009a Rangkuman hasil analisis validitas dari uji coba instrumen dapat diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.9 Rangkuman Hasil Analisis Validitas Instrumen Penelitian Kriteria korelasi Validitas Pilihan Ganda Nomor Soal uji coba instrumen 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi - - 0,61 – 0,80 Tinggi 1 3 0,41 – 0,60 Cukup 9 15, 16, 19, 24, 26, 29, 30, 32, 34 0,21 – 0,40 Rendah 4 2, 11, 28, 33 0,00 – 0,20 Sangat Rendah 21 1, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 25, 27, 31, 35 Berdasarkan hasil dari analisis validitas untuk instrumen pilihan ganda pada uji coba instrumen diperoleh 1 soal yang memiliki kategori tinggi, 9 Iis Masitoh, 2013 Kemampuan Memecahkan Masalah Dan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Project Based Learning Pada Materi Daur Ulang Limbah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu soal yang termasuk kategori cukup, 4 soal yang termasuk kategori rendah dan 21 soal yang termasuk kategori sangat rendah data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2 halaman 100.

4. Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Pada Konsep Keanekaragaman Hayati

1 13 250

Pengaruh model project based learning terhadap kemampuan analisis pada konsep Protista (quasi eksperimen pada siswa di SMA Negeri 87 Jakarta)

1 9 221

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KONSEP FISIKA DAN KREATIVITAS DENGAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI POKOK LISTRIK STATIS.

0 1 15

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA.

0 3 31

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KREATIVITAS SISWA PADA KONSEP DAUR ULANG LIMBAH DALAM KURIKULUM 2013.

4 10 44

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA PADA MATERI KONSEP MASALAH EKONOMI.

0 0 11

PENGARUH OPTIMALISASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI DAUR AIR - repository UPI T PD 1302297 Title

0 0 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER SISWA DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN

0 0 31

OPTIMALISASI KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING BERBASIS ECO-CAMPUS

0 0 10

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DAN PENGUASAAN KONSEP IPA BIOLOGI PADA SISWA SMPN 19 MATARAM TAHUN AJARAN 20152016

0 0 16