PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER SISWA DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER SISWA
DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA
MATERI SISTEM PENCERNAAN

skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh
Noor Izzah
4401411005

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

ii

iii


KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan Kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Karakter Siswa dan Kemampuan Memecahkan Masalah
pada Materi Sistem Pencernaan”.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang atas kesempatan yang diberikan
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan studinya.
2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam atas izin yang
diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi atas kemudahan administrasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4.

Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan


saran dan masukan yang sangat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.
5. Drs. Supriyanto, M.Si. dan Dr. Wiwi Isnaeni, M.S. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dengan
penuh kesabaran.
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu yang tak ternilai
harganya selama belajar di FMIPA UNNES.
7. Seluruh staf administrasi di UNNES termasuk perpustakaan jurusan
Biologi dan perpustakaan pusat UNNES yang telah membantu dan
memperlancar penyusunan skripsi ini.
8. Kepala SMA Negeri 3 Pati yang telah memberikan izin untuk
melaksanakan penelitian di SMA Negeri 3 Pati.
9. Natalie Nugrahani, S.P., M.Si. selaku guru mata pelajaran Biologi kelas XI
SMA Negeri 3 Pati yang telah berkenan membantu dan bekerja sama
dalam proses penelitian.

iv

10. Siswa-siswi kelas XI MIPA 4 dan XI MIPA 5 SMA Negeri 3 Pati Tahun
Ajaran 2015/2016.
11. Segenap guru dan karyawan SMA Negeri 3 Pati.

12. Rusydi Achmadi, S.Pd.I. dan Siti Rubi’ah, serta seluruh keluarga tercinta
yang telah memberikan bantuan dan dukungan moril, materil, yang sabar
mendidik, membina, dan mendo’akan penulis.
13. Sahabat sekaligus teman- temanku Rombel 2 Pendidikan Biologi 2011 dan
Wisma Pojok Sari yang telah memberikan bantuan dalam penelitian dan
memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan dan pengorbanan yang
telah diberikan kepada penulis menjadi amal baik dan mendapat imbalan dari
Allah SWT. Akhirnya besar harapan penulis, mudah-mudahan skripsi ini
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Semarang, 10 Desember 2015
Penulis

Noor Izzah
4401411005

v


ABSTRAK
Izzah, Noor. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Karakter Siswa dan Kemampuan Memecahkan
Masalah pada Materi Sistem Pencernaan. Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang.
Drs. Supriyanto, M.Si. Dr. Wiwi Isnaeni, M.S.
Pendidikan merupakan ladang bagi siswa untuk mendapatkan
pembelajaran yang berkualitas dan pembangunan karakter yang memadai guna
mewujudkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan bermartabat. Berdasarkan
hasil observasi yang telah dilakukan, terdapat permasalahan kedisiplinan,
kejujuran dan tanggung jawab siswa. Selain itu, diperoleh data yang menunjukkan
bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan tahun 2014, hanya
terdapat 3% siswa yang memenuhi KKM yaitu 78. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk meningkatkan karakter siswa dan kemampuan memecahkan masalah
dengan penerapan model pembelajaran problem based learning.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 3 Pati pada Semester Gasal Tahun
Ajaran 2015/2016. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah onegroup pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas XI MIPA, sedangkan sampel adalah siswa kelas XI MIPA 4 dan XI MIPA 5
yang diambil dengan teknik purposive sampling. Teknik pengambilan data

karakter siswa dan data kemampuan memecahkan masalah dilakukan dengan
observasi. Selanjutnya, nilai hasil observasi dikategorikan kedalam kriteria yang
telah ditentukan. Data pendukung berupa hasil belajar siswa diambil dengan
metode tes dan dianalisis menggunakan uji N-Gain dan ketercapaian KKM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai karakter siswa termasuk
dalam kategori sangat baik. Rerata nilai kemampuan memecahkan masalah siswa
termasuk dalam kategori baik. Data pendukung berupa hasil belajar menunjukkan
hasil bahwa 92% siswa termasuk dalam kategori gain sedang-tinggi, dan 81%
siswa mampu mencapai KKM.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan karakter siswa
dan kemampuan memecahkan masalah pada materi sistem pencernaan.
Kata Kunci: Karakter, Kemampuan Memecahkan Masalah, Problem Based
Learning, Sistem Pencernaan.

vi

DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
BAB I

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

BAB II

Latar Belakang ...........................................................................
Rumusan Masalah......................................................................
Penegasan Istilah .......................................................................

Tujuan Penelitian .......................................................................
Manfaat Penelitian .....................................................................

1
4
4
5
5

TINJAUAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ..............
Karakter .....................................................................................
Kemampuan Memecahkan Masalah ..........................................

Penelitian Pendukung ................................................................
Kerangka Berpikir .....................................................................
Hipotesis ....................................................................................

6
9
11
13
15
16

BAB III METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.


Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................
Populasi dan Sampel ..................................................................
Variabel Penelitian ....................................................................
Rancangan Penelitian ................................................................
Prosedur Penelitian ....................................................................
Data dan Metode Pengumpulan Data ........................................
Metode Analisis Data ................................................................

17
17
17
17
18
23
23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 26
B. Pembahasan ............................................................................... 28


vii

BAB V

PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................... 41
B. Saran .......................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 45

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Hasil analisis validitas butir soal uji coba .......................................

19

2. Hasil analisis tingkat kesukaran soal uji coba .................................


21

3. Hasil analisis daya beda soal uji coba .............................................

22

4. Soal yang digunakan untuk evaluasi dalam penelitian....................

22

5. Metode pengambilan data karakter siswa
dan kemampuan memecahkan masalah ..........................................

23

6. Nilai karakter siswa kelas XI MIPA 4 & 5
dengan penerapan PBL materi sistem pencernaan .........................

26

7. Nilai kemampuan memecahkan masalah
siswa kelas XI MIPA 4 & 5
dengan penerapan PBL materi sistem pencernaan .........................

27

8. Peningkatan hasil belajar siswa dengan uji N-gain .........................

27

9. Hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
PBL materi sistem pencernaan .......................................................

28

ix

DAFTAR LAMPIRAN
1.

Halaman
Silabus ..................................................................................................
45

2.

RPP ......................................................................................................

49

3.

Analisis uji coba soal ...........................................................................

58

4.

Kisi-kisi soal pretest-posttest ...............................................................

62

5.

Soal pretest-posttest .............................................................................

63

6.

Contoh jawaban pretest-posttest kelas XI MIPA 4 ..............................

70

7.

LDS 1 kelas XI MIPA 4 .......................................................................

71

8.

Plan list, LKS kelas XI MIPA 4 ..........................................................

75

9.

Plan list, LDS 2 kelas XI MIPA 4 .......................................................

82

10. Panduan kunci jawaban LDS 1 ............................................................

87

11. Panduan kunci jawaban LDS 2 ............................................................

88

12. Panduan kunci jawaban LDS 3 ............................................................

89

13. Panduan kunci jawaban LKS ..............................................................

90

14. Lembar observasi karakter siswa .........................................................

93

15. Lembar observasi kemampuan memecahkan masalah siswa ..............

94

16. Rekapitulasi nilai karakter kelas XI MIPA 4 .......................................

95

17. Rekapitulasi nilai karakter kelas XI MIPA 5 .......................................

96

18. Rubrik penilaian karakter .....................................................................

97

19. Rekapitulasi nilai kemampuan
memecahkan masalah kelas XI MIPA 4 ..............................................

99

20. Rekapitulasi nilai kemampuan
memecahkan masalah kelas XI MIPA 5 ..............................................

100

21. Rubrik penilaian kemampuan memecahkan masalah ..........................

101

22. Rekapitulasi hasil belajar kelas XI MIPA 4 .........................................

102

23. Rekapitulasi hasil belajar kelas XI MIPA 5 .........................................

103

24. Hasil wawancara selama observasi ......................................................

104

25. Hasil wawancara setelah penelitian .....................................................

105

26. Dokumentasi penelitian kelas XI MIPA 4 ...........................................

106

27. Dokumentasi penelitian kelas XI MIPA 5 ...........................................

107

x

28. Surat keputusan dosen pembimbing ...................................................

108

29. Surat ijin penelitian ..............................................................................

109

30. Surat keterangan melaksanakan penelitian ..........................................

110

xi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan ladang bagi siswa untuk mendapatkan pembelajaran
yang berkualitas dan pembangunan karakter yang memadai guna mewujudkan
generasi penerus bangsa yang cerdas dan bermartabat. Pendidikan menurut Ki
Hajar Dewantoro adalah upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta
jasmani agar dapat memajukan kehidupan yang selaras dengan alam dan
masyarakatnya. Namun, kini dunia pendidikan menjadi sorotan publik karena
banyak

terjadinya

fenomena-fenomena

yang

menggambarkan

penurunan

moralitas maupun karakter generasi muda. Hampir setiap hari kita menemukan
pemberitaan-pemberitaan yang mengungkap tentang hancurnya karakter siswa,
seperti tertangkapnya sejumlah siswa yang membolos sekolah, mencuri, tawuran,
tindak asusila, narkoba, tindak kriminal dan lain-lain.
Fenomena merosotnya nilai-nilai perilaku yang dibuktikan dengan maraknya
perilaku non-edukatif semakin memprihatinkan (Sudarisman 2010). Salah satu
persoalan yang dihadapi lembaga pendidikan di Indonesia adalah rendahnya
tingkat kedisiplinan siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 orang guru dan
karyawan, diperoleh informasi bahwa hampir setiap hari ditemukan siswa yang
terlambat masuk sekolah. Selain itu, terdapat persoalan lain seperti kurangnya
tanggung jawab siswa dalam kerja bakti, adanya siswa yang salah seragam, kasus
kehilangan hp dan helm siswa, serta ketidak jujuran siswa dalam membayar di
kantin sekolah.
Salah satu sarana bagi seseorang untuk mendapatkan pendidikan karakter
adalah melalui pendidikan formal di sekolah, antara lain melalui pendidikan
formal di SMA, contohnya SMA N 3 Pati yang merupakan sekolah terakreditasi
A. Sekolah ini termasuk dalam sekolah kategori mandiri. Sekolah tersebut pernah
mendapatkan penghargaan sebagai Sekolah Adiwiyata. Berdasarkan hasil
wawancara dengan salah satu guru dan siswa SMA N 3 Pati, diperoleh data yang
menunjukkan bahwa 13% siswa dalam satu kelas merupakan siswa yang tidak

1

2

disiplin dalam hal masuk kelas dan kerapian, 25% siswa melakukan tindakan
tidak jujur dalam ulangan harian, 5% siswa bertindak acuh terhadap tugas guru.
Selain itu, sebagian besar siswa bersikap pasif pada saat pembelajaran ketika
menggunakan literatur berupa buku. Berdasarkan kondisi tersebut, diperlukan
adanya motivasi dan pendidikan karakter dari guru agar mampu meningkatkan
karakter siswa secara lebih baik. Pendidikan karakter yang diberikan kepada
siswa, dapat dikemas dalam suatu kegiatan pembelajaran, antara lain
pembelajaran biologi.
Dalam pembelajaran biologi, terdapat salah satu materi yaitu materi sistem
pencernaan. Materi sistem pencernaan merupakan materi yang diajarkan pada
Semester Gasal. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, diperoleh data
yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan
tahun 2014 tidak memuaskan. Hal ini dikarenakan hanya 3% siswa yang
memenuhi KKM yaitu 78. Sesuai dengan hasil wawancara yang telah dilakukan
dengan guru bidang studi, ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut
antara lain adanya sub materi sistem pencernaan yang sulit dipahami siswa,
kemudian siswa mengandalkan kemampuan hafalan mereka dalam pembelajaran
biologi. Selain itu, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran adalah
metode ceramah berbantuan media power point. Pembelajaran seharusnya
menitikberatkan kepada pemahaman siswa dengan cara menuntun siswa untuk
mencari tahu, bukan diberi tahu. Menekankan kemampuan berbahasa sebagai alat
komunikasi, pembawa pengetahuan dan berfikir logis, sistematis, dan kreatif
(Kemendikbud 2013). Ketika siswa paham suatu materi, maka mereka akan
mampu menjawab segala persoalan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka solusi
yang dipandang sesuai untuk mengatasi keadaan tersebut adalah dengan
memberikan

pembelajaran

yang

mampu

mengembangkan

kemampuan

memecahkan masalah siswa. Pembelajaran yang mengajak siswa berlatih dalam
pemecahan masalah menuntut siswa memahami suatu permasalahan, mengkaji
dan menyelesaikannya. Dengan demikian, siswa akan paham tentang persoalan
yang dihadapi dan diselesaikannya, sehingga hal tersebut memberikan makna bagi
siswa dan tidak mudah dilupakan. Menurut Krulik & Rudnick dalam Santyasa

3

(2007) pemecahan masalah adalah upaya individu atau kelompok untuk
menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang
telah dimiliki sebelumnya. Kemampuan memecahkan masalah harus dimiliki oleh
setiap siswa untuk melatih agar terbiasa menghadapi berbagai permasalahan, baik
masalah dalam bidang studi ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari
(Effendi 2012).
Kemampuan

memecahkan

masalah

dapat

dikembangkan

melalui

pembelajaran yang berbasis masalah (problem based learning/PBL). Problem
Based Learning merupakan sebuah

model pembelajaran yang menyajikan

masalah kontekstual sehingga merangsang siswa untuk belajar (Kemendikbud
2013). Menurut Arends (2008) PBL membantu siswa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir, dan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peranperan orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri. Selain itu, model
pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat menciptakan
pembelajaran bermakna, siswa dapat mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan. Kelebihan lain model pembelajaran PBL adalah dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi
internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam
bekerja kelompok (Kemendikbud 2013).
Berdasarkan hal tersebut, maka model pembelajaran PBL diharapkan dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensi dirinya.
Potensi diri tersebut mencakup sikap, keterampilan dan pengetahuan. Menurut
Suyadi (2013) PBL mempunyai nilai karakter tanggung jawab. Selanjutnya, nilai
karakter ini dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai karakter
lainnya seperti disiplin, kerjasama, teliti, dan jujur.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian
mengenai penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk
meningkatkan karakter siswa dan kemampuan memecahkan masalah pada materi
sistem pencernaan.

4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka permasalahan yang
dikaji dalam penelitian ini meliputi:
1.

Apakah penerapan model pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan karakter siswa?

2.

Apakah penerapan model pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa?

C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran mengenai istilah-istilah dalam
penelitian dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda maka diperlukan
penegasan istilah. Penegasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.

Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang

menyajikan masalah kontekstual, sehingga merangsang siswa untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real world). Langkahlangkah operasional dalam proses pembelajaran dengan problem based learning
mencakup 5 langkah yaitu konsep dasar, pendefinisian masalah, pembelajaran
mandiri, pertukaran pengetahuan, dan penilaian (Kemendikbud 2013).
2.

Karakter
Karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi

seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri,
sesama manusia, maupun dengan lingkungan. Hal tersebut terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan yang berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat (Suyadi 2013). Karakter
menggambarkan kualitas moral seseorang yang tercermin dari segala tingkah
lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran, kesetiaan, dan
perilaku atau kebiasaan yang baik (Yaumi dalam Daryanto & Suryatri 2013).
Karakter yang dinilai dalam penelitian ini adalah karakter jujur, disiplin, tanggung
jawab, teliti dan kerjasama.

5

3.

Kemampuan memecahkan masalah
Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan yang dimiliki

individu atau kelompok untuk berupaya menemukan jawaban permasalahan
berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki
sebelumnya (Krulik & Rudnick dalam Santyasa 2007). Dalam pemecahan
masalah memuat 4 langkah fase penyelesaian (Polya dalam In’am 2014), yakni
memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai
rencana, melakukan pengecekan kembali.
4.

Materi Sistem Pencernaan
Materi sistem pencernaan yang dikaji dalam penelitian ini adalah materi kelas

XI SMA pada Semester Gasal. Pada materi ini siswa mempelajari tentang zat
makanan, organ pencernaan, proses pencernaan, dan ganggunan pada sistem
pencernaan dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sesuai dengan Silabus.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1.

Untuk meningkatkan karakter siswa dengan penerapan model pembelajaran
problem based learning.

2.

Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa dengan
penerapan model pembelajaran problem based learning.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.

Bagi guru: dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penggunaan model
pembelajaran yang mampu meningkatkan karakter siswa dan kemampuan
memecahkan masalah.

2.

Bagi siswa: meningkatkan karakter siswa dan kemampuan memecahkan
masalah siswa.

3.

Bagi peneliti: dapat memberikan informasi dalam penggunaan model
pembelajaran yang dapat meningkatkan karakter siswa dan kemampuan
memecahkan masalah. Serta dapat memberikan bahan kajian untuk penelitian
lebih lanjut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual, sehingga merangsang siswa untuk belajar.
Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah, siswa bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata/real world (Kemendikbud
2013). Menurut Arends (2008) PBL membantu siswa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir, dan keterampilan mengatasi masalah, mempelajari peranperan orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri.
Model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang berpusat pada
masalah, tidak sekedar transfer of knowledge dari guru kepada siswa, melainkan
kolaborasi antara guru dan siswa, maupun antara siswa dengan siswa untuk
memecahkan masalah yang dibahas (Suyadi 2013). Dengan demikian, model
pembelajaran ini berorientasi pada pemecahan masalah secara terbuka. Model
pembelajaran PBL mengusung gagasan utama bahwa tujuan pembelajaran dapat
tercapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan
yang otentik, relevan dan dipresentasikan dalam satu konteks. Dengan kata lain,
tujuan utama pendidikan adalah memecahkan problem-problem kehidupan.
Berdasarkan dua definisi yang tersebut diatas, sudah dapat dilihat keunggulan
model pembelajaran PBL. Akan tetapi, masih ada beberapa kelebihan lain dalam
model pembelajaran PBL, seperti yang dikemukakan Kemendikbud (2013)
sebagai berikut.
1.

Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Apabila siswa belajar
dengan memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan
pengetahuan yang dimilikinya, selain itu siswa akan berusaha mencari
pengetahuan atau informasi yang diperlukan dalam memecahkan masalah
tersebut. Hal ini mampu merangsang siswa untuk belajar. Belajar dapat
semakin bermakna dan dapat diperluas ketika siswa berhadapan dengan

6

7

situasi atau permasalahan yang merupakan penerapan dari konsep-konsep
yang ada.
2.

Dalam situasi PBL, siswa akan mengintegrasikan pengetahuan dan
keterampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang
relevan.

3.

Model pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,
menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar,
dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
Model pembelajaran PBL melibatkan siswa dalam proses pembelajaran aktif

dan kolaboratif, serta berpusat kepada siswa, sehingga mampu mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah, keterampilan berpikir, dan keterampilan sosial.
Pembelajaran berbasis masalah ditandai dengan adanya kegiatan kerja kelompok
antar siswa (Arends 2008). Menurut Suyadi (2013) aspek terpenting dalam
pembelajaran berbasis masalah adalah bahwa pembelajaran dimulai dengan
permasalahan, dari permasalahan tersebut akan menentukan arah pembelajaran
dalam kelompok. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran,
siswa di dorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan
permasalahan.
Langkah-langkah operasional dalam proses pembelajaran dengan PBL
menurut Kemendikbud (2013) mencakup 5 langkah yaitu konsep dasar,
pendefinisian masalah, pembelajaran mandiri, pertukaran pengetahuan, dan
penilaian.
1.

Konsep Dasar (Basic Concept)
Dalam langkah ini, fasilitator

memberikan konsep dasar, petunjuk,

referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih cepat masuk dalam atmosfer
pembelajaran dan mendapatkan pemahaman yang akurat tentang arah dan
tujuan pembelajaran.
2.

Pendefinisian Masalah (Defining the Problem)
Dalam langkah ini, fasilitator menyampaikan skenario atau permasalahan.
Siswa dalam kelompoknya melakukan kegiatan diskusi kecil tentang

8

permasalahan yang telah dikemukakan guru. Sehingga muncul berbagai
pendapat dan ide yang dimungkinkan menjadi alternatif dalam penyelesaian
masalah.
3.

Pembelajaran Mandiri (Self Learning)
Dalam langkah ini, siswa melakukan kegiatan untuk mencari berbagai
sumber dan informasi yang relevan untuk menjawab permasalahan. Sumber
yang dimaksud dapat dalam bentuk artikel tertulis yang tersimpan di
perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.
Dalam tahap ini, siswa mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki untuk
menjawab permasalahan.

4.

Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkan sumber dan informasi yang relevan, siswa berdiskusi
dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi informasi yang didapat, serta
merumuskan solusi dari permasalahan. Pertukaran pengetahuan ini dapat
dilakukan dengan cara siswa berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.

5.

Penilaian (Assessment)
Penilaian dilakukan untuk menilai tiga aspek, yaitu pengetahuan
(knowledge), kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap
penguasaan pengetahuan dilakukan dengan metode tes dan laporan. Penilaian
terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran,
baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian.
Penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu
keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim,
dan kehadiran dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian tentang langkah-langkah pembelajaran dengan model

PBL, dapat dijelaskan bahwa dalam pembelajaran dengan PBL ini, siswa bekerja
dalam kelompok, sehingga siswa akan terlibat dalam interaksi antar anggota
kelompok. Interaksi ini akan semakin bermanfaat, karena dalam interaksi tersebut
siswa membahas permasalahan secara bersama untuk menemukan solusi yang
terbaik. Jika siswa dihadapkan dalam situasi tersebut, maka mampu memunculkan
dan mengembangkan karakter siswa tersebut dalam bekerja kelompok. Dalam

9

suatu kelompok, dibutuhkan kerjasama yang baik antar anggota kelompok,
sehingga siswa dituntut untuk menunjukkan karakter atau sikap kerjasama yang
baik, agar dapat mencapai tujuan bersama. Dengan demikian pembelajaran
dengan situasi PBL diharapkan dapat menjadi wahana untuk menyelenggarakan
pendidikan karakter yang bermanfaat untuk mengembangkan karakter siswa
tersebut.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Suyadi (2013) bahwa kegiatan diskusi
dalam PBL bertujuan untuk menyelesaikan masalah. Untuk menyelesaikan
masalah diperlukan nilai karakter berupa tanggung jawab. Oleh karena itu, PBL
juga berpotensi untuk mengembangkan nilai karakter tanggung jawab.
Selanjutnya, nilai karakter tanggung jawab tersebut dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan nilai-nilai karakter lainnya seperti disiplin, kerjasama, teliti, dan
jujur.

B. Karakter
Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan
dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang
mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, dan berakhlak (berkarakter)
mulia (UU no. 20 tahun 2003). Dengan demikian pendidikan menitikberatkan
pada pembimbingan karakter individu. Karakter menurut Suyadi (2013)
merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktivitas
kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia,
maupun dengan lingkungan. Hal tersebut terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan, dan perbuatan yang berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata
krama, budaya dan adat istiadat.
Pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru, yang mampu
mempengaruhi karakter siswa. Pendidikan karakter tersebut dapat diberikan
melalui pembelajaran, ekstrakurikuler, penciptaan budaya satuan pendidikan, dan
pembiasaan. Dengan demikian, guru bertanggung jawab membantu membentuk
watak siswa (Daryanto & Suryatri 2013). Tanggung jawab guru dalam membantu

10

membentuk karakter siswa dapat ditunjukkan dengan keteladanan perilaku guru,
cara guru berbicara dan menyampaikan materi.
Dalam hal ini, pendidikan karakter berpusat pada karakter siswa yang muncul
dan usaha untuk mengembangankan atau meningkatkan

karakter tersebut.

Karakter siswa dapat diartikan sebagai kepribadian, perilaku, sifat, tabiat atau
watak tertentu yang membedakan dirinya dengan orang lain. Dengan demikian,
karakter mengacu pada serangkaian pengetahuan (cognitives) sikap (attitudes),
motivasi (motivations), perilaku (behavior) dan keterampilan (Marzuki dalam
Suyadi 2013).
Fenomena

merosotnya

nilai-nilai

perilaku

masyarakat

semakin

memprihatinkan. Hal ini dibuktikan dengan maraknya perilaku non-edukatif
seperti, kekerasan, tindak asusila, narkoba, hingga berbagai modus kejahatan
melalui sistem teknologi informasi. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya
pembangunan

karakter

melalui

pengembangan

nilai-nilai

etika

yang

diintegrasikan dalam pembelajaran di sekolah belum berhasil (Sudarisman 2010).
Data yang dilansir oleh Komnas Pelindungan Anak, PKBI, BKKBN pada tahun
2009 menunjukkan bahwa 62,7% remaja mengaku pernah melakukan hubungan
seks pranikah, 21,2% remaja pernah aborsi, 93,7%, remaja SMP-SMA pernah
melakukan ciuman serta oral seks, dan 97,0% remaja SMP-SMA pernah
menonton film porno (Indarini dalam Setyaningrum & Husamah 2011).
Dunia pendidikan sesungguhnya memiliki kontribusi yang paling besar dalam
pendidikan karakter. Penerapan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam mata
pelajaran yang ada menjadi urgen untuk dilakukan daripada penambahan mata
pelajaran pendidikan karakter sebagai mata pelajaran baru (Usmeldi 2013).
Sehingga hal ini menjadi dasar bahwa salah satu solusi yang sangat tepat dalam
menangani permasalahan tersebut adalah dengan optimalisasi penerapan
pendidikan karakter di sekolah. Menurut Dwikoranto (dalam Setyaningrum &
Husamah 2011) pembelajaran biologi yang benar akan mengarahkan siswa untuk
memiliki karakter-karakter diantaranya berupa kecermatan, disiplin, kejujuran,
ketekunan, berpikir kritis, bertanggung jawab, dan saling bekerja sama.

11

Dalam penelitian ini, karakter yang dikembangkan adalah karakter jujur,
teliti, disiplin, kerjasama, dan tanggung jawab. Berikut penjelasan dari masingmasing karakter tersebut:
1.

Jujur, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan antara
pengetahuan, perkataan dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan
yang benar, dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan orang yang
bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya (Kemendiknas dalam
Suyadi 2013).

2.

Teliti, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan kecermatan dan kehatihatian dalam melakukan suatu hal (Suharso & Ana 2009).

3.

Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk
peraturan atau tata tertib yang berlaku (Kemendiknas dalam Suyadi 2013).

4.

Kerjasama, yakni kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang
untuk mencapai tujuan bersama (Suharso & Ana 2009).

5.

Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial,
masyarakat, bangsa, negara maupun agama (Kemendiknas dalam Suyadi
2013).
Karakter yang baik sangat diperlukan bagi setiap individu sebagai pondasi

dan juga bekal dalam menghadapi kehidupan mereka sehari-hari. Dalam
kehidupan, mereka akan menemui masalah-masalah yang memerlukan sikap yang
baik dan bijak untuk diselesaikan. Sehingga dengan berbekal sikap atau karakter
yang baik maka individu tersebut dapat memiliki kemampuan memecahkan
masalah yang baik.
C. Kemampuan Memecahkan Masalah
Setiap makhluk hidup di bumi ini mempunyai masalah, baik masalah dari
faktor internal maupun eksternal. Sebagai makhluk, harus selalu berpikir positif,
yang berarti bahwa setiap masalah yang timbul dalam kehidupan ini harus
memiliki solusi. Hal ini juga terjadi dalam belajar. Menurut In’am (2014) masalah

12

harus muncul dalam hal proses penyampaian materi. Masalah tersebut dapat
bersumber dari guru, materi itu sendiri, dan siswa.
Problem adalah suatu situasi yang tak jelas jalan pemecahannya yang
mengkonfrontasikan individu atau kelompok untuk menemukan jawaban
(Santyasa 2007). Kemampuan memecahkan masalah adalah proses mental yang
membutuhkan seseorang untuk berpikir kritis dan kreatif, untuk mencari ide-ide
alternatif dan langkah-langkah tertentu untuk menghadapi setiap rintangan atau
kelemahan (Mardzelah dalam In’am 2014). Menurut Krulik & Rudnick dalam
Santyasa (2007) pemecahan masalah adalah upaya individu atau kelompok untuk
menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang
telah dimiliki sebelumnya. Mayer dalam Widjajanti (2009) mendefinisikan
pemecahan masalah sebagai suatu proses yang menuntut siswa untuk menemukan
hubungan antara pengalaman masa lalunya dengan masalah yang sekarang
dihadapinya dan kemudian bertindak untuk menyelesaikannya.
Dalam proses pemecahan masalah, berpikir kritis diperlukan, sehingga
setelah

siswa

memahami

masalah,

mereka

membuat

menyelesaikannya. Dalam perencanaan tersebut dibutuhkan

rencana

untuk

ide-ide yang

cemerlang agar dapat menemukan solusi yang efektif dan akurat. Ide-ide
cemerlang tersebut dapat diperoleh jika berpikir kritis selalu digunakan siswa
dalam melihat setiap masalah (In’am 2014). Menurut Conney (dalam Widjajanti
2009) mengajarkan penyelesaian masalah kepada siswa, memungkinkan siswa itu
menjadi lebih analitis di dalam mengambil keputusan di dalam hidupnya. Dengan
kata lain, bila siswa dilatih menyelesaikan masalah, maka siswa itu akan mampu
mengambil keputusan. Hal ini dikarenakan siswa tersebut telah menjadi terampil
dalam mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisis informasi, dan
meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya. Dengan melihat hasil yang akan
diperoleh siswa dengan belajar memecahkan masalah, maka dapat disimpulkan
jika pemecahan masalah adalah kemampuan yang sangat penting, sehingga perlu
dimiliki oleh setiap siswa.
Pemecahan masalah bagi siswa dapat bermakna proses untuk menerima
tantangan, sebagaimana dikatakan Hudoyo (dalam Widjajanti 2009). Dengan

13

demikian, mengajarkan menyelesaikan masalah merupakan kegiatan guru untuk
memberikan tantangan atau motivasi kepada para siswa. Hal ini dimaksudkan
agar siswa mampu memahami masalah tersebut, tertarik untuk memecahkannya,
mampu menggunakan semua pengetahuannya untuk merumuskan strategi dalam
memecahkan masalah tersebut. Siswa mampu melaksanakan strategi yang telah
dirumuskan, dan menilai jawaban yang telah dihasilkan.
Dalam konteks pembelajaran, masalah merupakan hal yang dapat menjadi
dasar suatu pembelajaran. Dengan memberikan suatu permasalahan, diharapkan
mampu

menumbuhkan

dan

mengembangkan

kemampuan

siswa

dalam

memecahkan masalah tersebut. Kemampuan memecahkan masalah harus dimiliki
oleh setiap siswa untuk melatih agar terbiasa menghadapi berbagai permasalahan,
baik masalah dalam bidang studi ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari
(Effendi 2012). Dengan kemampuan memecahkan masalah yang dimilikinya,
siswa akan mampu melaksanakan pembelajaran yang menuntut siswa aktif.
Menurut Polya (dalam In’am 2014) pemecahan masalah memuat 4 langkah fase
penyelesaian

yaitu:

memahami

masalah,

merencanakan

penyelesaian,

menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali.

D. Penelitian Pendukung
Penelitian terdahulu tentang pengaruh model problem based learning (PBL)
terhadap kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar kognitif biologi
siswa kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta yang pernah dilakukan oleh Siswanto et
al. (2012), memperoleh hasil yaitu penerapan model Problem Based Learning
berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan memecahkan masalah

biologi. Hasil penelitian Dwi et al. (2013) menunjukkkan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan antara siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model PBL berbasis ICT dan model PBL.
Ismaimuza (2010) melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaran
berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif (PBLKK) terhadap kemampuan
berpikir kritis matematis dan sikap siswa SMP. Dari penelitian tersebut dapat

14

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan sikap siswa antara yang memperoleh
pembelajaran PBLKK dan pembelajaran KV(konvensional).
Penelitian yang dilakukan oleh Wiratmaja et al. (2014) memperoleh hasil
bahwa terdapat perbedaan emotional intelligence antara siswa yang belajar dengan
model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang belajar dengan model
pembelajaran langsung. Astika et al. (2013) melakukan penelitian tentang
pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap sikap ilmiah dan
keterampilan berpikir kritis. Hasil dari penelitian tersebut adalah sikap ilmiah
antara kelompok siswa yang belajar mengikuti model pembelajaran berbasis
masalah lebih baik daripada sikap ilmiah kelompok siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan penelitian pendukung di atas, dapat diperkirakan bahwa model
pembelajaran PBL mampu meningkatkan karakter siswa dan kemampuan
memecahkan masalah.

15

E. Kerangka Berpikir
 Adanya permasalahan kedisiplinan, kejujuran dan tanggung jawab siswa.
 Metode pembelajaran yang digunakan guru yaitu ceramah berbantuan power
point tidak membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah.
 Siswa mengandalkan kemampuan hafalan mereka dalam pembelajaran biologi
 Adanya sub materi sistem pencernaan yang sulit dipahami siswa

 Karakter siswa kurang baik
 Kemampuan memecahkan masalah siswa tidak terasah
 Hanya 3% siswa yang mencapai KKM pada pembelajaran
sebelumnya
 PBL mempunyai nilai karakter tanggung jawab.
Selanjutnya, nilai karakter ini dapat
dimanfaatkan untuk mengembangkan nilai-nilai
karakter lainnya seperti disiplin, kerjasama,
teliti, dan jujur
 PBL membantu siswa untuk mengembangkan
keterampilan berpikir, dan keterampilan
mengatasi masalah, mempelajari peran-peran
orang dewasa dan menjadi pelajar yang mandiri

Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Materi
Sistem Pencernaan

 Karakter siswa meningkat, ≥75% berkategori Baik- Sangat Baik
 Kemampuan memecahkan masalah siswa meningkat, ≥75% berkategori
Baik- Sangat Baik
 Hasil belajar siswa meningkat, ≥ 75% siswa memenuhi KKM

Gambar 1. Kerangka berpikir Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning untuk Meningkatkan Karakter Siswa dan Kemampuan
Memecahkan Masalah pada Materi Sistem Pencernaan

16

F. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
problem based learning dapat meningkatkan karakter siswa dan kemampuan
memecahkan masalah.

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan karakter siswa dan kemampuan memecahkan masalah pada materi
sistem pencernaan.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut.
1.

Disarankan untuk mengkaji materi-materi biologi lain yang memiliki
permasalahan yang sama, sehingga penelitian ini dapat diaplikasikan pada
beberapa materi.

2.

Disarankan untuk melakukan penelitian dengan alokasi waktu sesuai silabus
sehingga memperoleh hasil yang lebih baik.

41

DAFTAR PUSTAKA
Arends RI. 2008. Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
_______. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT
Rineka Cipta.
Astika I.Kd.Urip, I.K. Suma, & I.W. Suastra. 2013.Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berfikir Kritis.
e-Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha 3.
Arnyana IB. 2006. Pengaruh Penerapan Model Belajar Berdasarkan Masalah dan
Model Pengajaran Langsung Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP
Negeri Singaraja (4).
Daryanto, Suyatri D. 2013. Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.
Yogyakarta: Gava Media.
Dewi PS, I.W. Sadia,K. Suma. 2014. Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian
Bakat Numerik Siswa SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha Program Studi IPA 4.
Dwi IM, H Arif, & K Sentot. 2013. Pengaruh Strategi Problem Based Learning
Berbasis ICT Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan
Masalah Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 9:8-17.
Effendi LA. 2012. Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan
Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi dan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Jurnal Penelitian Pendidikan
13(2):1-10.
Hake RR. 1999. Analyzing Change/Gain Scores. USA: Dept. Of Physics Indiana
University.
In’am A. 2014. The Implementation of the Polya Method in Solving Euclidean
Geometry Problems. International Education Studies 7(7):149-158.
Ismaimuza D. 2010. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Strategi
Konflik Kognitif Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan
Sikap Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Matematika 4(1):1-10.

42

43

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (Problem Based Learning). Jakarta: Kemendikbud.
_______. 2013. Rasional Kurikulum 2013. Jakarta: Kemendikbud.
Kusumaningtias A, Siti Z, Sri E.I. 2013. Pengaruh Problem Based Learning
Dipadu Strategi Numbered Heads Together Terhadap Kemampuan
Metakognitif, Berpikir Kritis, dan Kognitif Biologi. Jurnal Penelitian
Kependidikan 23(1).
Lestari I, Mumun N, Agus M.S. 2015. Penerapan Problem Based Learning (PBL)
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Sosial Peserta
Didik Kelas VIII. Dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi.
Malang, 21 Maret 2015. Hlm 465-471.
Oktaviani L, N. Dantes, W. Sadia. 2014. Pengaruh Model Problem Based
Learning Berbasis Asesmen Kinerja Terhadap Hasil Belajar Ipa Ditinjau
Dari Gaya Kognitif. e-Journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha 4.
Rusilowati A. 2014. Pengembangan Instrumen Penelitian. Semarang: Unnes
Press.
Santyasa IW. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Makalah disampaikan
pada Pelatihan Tentang Pendidikan Tindakan Kelas Bagi Guru-Guru SMP
Dan SMA Di Nusa Penida. Nusa Penida 29 Juni-1 Juli 2007.
Sari S, Sri E, Ahmad F. 2014. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Berbasis
Masalah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 1 Padang Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal
Pendidikan Matematika 3(2):54-59.
Setyaningrum Y, Husamah. 2011. Optimalisasi Penerapan Pendidikan Karakter di
Sekolah Menengah Berbasis Keterampilan Proses: Sebuah Perspektif Guru
IPA-Biologi. Jurnal Penelitian dan Pemikiran Pendidikan 1(1):69-81.
Siswanto,Maridi & Marjono. 2012. Pengaruh Model Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah dan Hasil Belajar
Kognitif Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi 4(2):53-59.
Sudarisman, Suciati. 2010. Membangun Karakter Peserta Didik Melalui
Pembelajaran Biologi Berbasis Keterampilan Proses. Disampaikan pada
Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Bandung.

44

Sugiyono.2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Bandung.
_______.2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung.
Suharso, Ana R. 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Semarang: CV.Widya
Karya.
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Usmeldi.2013. Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Meningkatkan Kompetensi Fisika Siswa SMK Negeri 1
Padang. Dalam: Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Lampung, 2013. Hlm 43-50.
Widjajanti, Djamilah B. 2009. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Mahasiswa Calon Guru Matematika: Apa dan Bagaimana
Mengembangkannya. Disampaikan pada Seminar Nasional FMIPA UNY.
Yogyakarta 5 Desember 2009.
Wiratmaja CG, I.W. Sadia, & I.W. Suastra. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Self-Efficacy dan Emotional Intelligence
Siswa SMA. e-Jurnal Program Pascasarjana Universitas pendidikan
Ganesha Volume 4.
Wulandari B. 2013. Pengaruh Problem-Based Learning Terhadap Hasil Belajar
Ditinjau Dari Motivasi Belajar Plc Di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi.
3(2).

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25