Analisis pengendalian peserdiaan bahan baku pada perusahaan rokok putih (Studi kasus pada PT. BAT Indonesia , Cirebon)

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAkI BAKU
PADA PERUSAHAAN ROKOK PUTIH
(Studi Kasus pada PT. BAT Indonesia, Cirebon)

Oleh
LIENA TRlSNAWATl
A 27.0454

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

LIENA TRISNAWATI.

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Pada Perusahaan Rokok Putih (Studi Kasus PT. BAT
Indonesia, Cirebon) .

(Di bawah bimbingan


A.

SOEHARJO) .

Sumbangan industri rokok terhadap perekonomian nasional dan penyerapan tenaga kerja sangat besar, sehingga
budidaya dan perkembangan industri rokok tidak dihalangi.
Industri rokok terdiri dari rokok kretek dan rokok putih.
Konsumsi dan produksi rokok putih dewasa ini semakin
meningkat.

Pada tahun 1991 konsumsi rokok putih meningkat

sebesar 20,3% dan produksinya meningkat sebesar 18,6%.
PT. BAT Indonesia merupakan produsen rokok putih
terbesar di Indonesia. Perusahaan ini nenggunakan tembakau sebagai bahan baku langsung yang berasal dari dalam
dan luar negeri.

Tembakau impor selalu tersedia di pasar


dan harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan tembakau
domestik.
Masalah yang timbul dalam pengadaan tembakau impor
adalah waktu tunggu dan tingkat pemakaian yang berfluktuasi, sehingga perlu dilakukan penyimpanan.

Jumlah tembakau

yang disimpan tidak boleh terlalu banyak atau terlalu
sedikit, sehingga perlu dilakukan analisis persediaan
bahan baku.
Penelitian ini bertujuan (1) menpelajari sistem
pengadaan bahan baku yang dilakukan perusahaan,

(2)

menga-

nalisis persediaan bahan baku yang optimum, sehingga biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan dapat minimum, (3) menghi-


tung persediaan pengaman yang diperlukan perusahaan untuk
menjaga kemungkinan terjadinyya kekurangan bahan baku .
Penelitian dilakukan di PT. BAT indonesia yang berlokasi di Cirebon.

Pemilihan perusahaan ini disebabkan

PT. BAT Indonesia merupakan perusahaan rokok putih terbesar, melakukan penyimpanan bahan baku, kemudahan memperoleh data, dan kelengkapan data.

Data yang dikumpulkan

meliputi data primer dan data sekunder, yang dianalisis
secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif

dilakukan untuk mempelajari sistem pengadaan bahan baku,
sedangkan analisis kuantitatif untuk menentukan persediaan
yang optimum.
Tembakau impor yang dianalisis adalah BLCIF, YAB, dan
CPCL.


Pemilihan ketiga tembakau ini berdasarkan tingkat

pemakaian dan kesinambungan pemakaiannya.
Pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan ini
dilakukan dengan cara memantau persediaan bahan baku
setiap bulan.

Pembelian tembakau yang dilakukan perusa-

haan, baik jumlah setiap pemesanan maupun frekuensinya,
tidak tetap setiap tahun.

Jumlah tembakau yang dibeli

ditentukan berdasarkan peramalan pemakaian tembakau selama
3 bulan.

Mutu tembakau mempengaruhi ketersediaan tembakau,
sehingga diawasi dengan ketat melalui uji fisik dan uji

laboratorium.

Untuk menjaga mutu tembakau yang disimpan

di gudang dilakukan pemeliharaan berupa fumigasi dan
pengasapan serta pembalikan tumpukan tembakau.

Hasil analisis dengan metode EOQ menunjukkan bahwa
pada tahun 1992 jumlah setiap pemesanan sebesar 3.551 kg
untuk BLClF, 2.793 untuk YAB, dan 3.093 untuk CPCL.

Pada

tahun 1993 jumlah setiap pemesanan untuk BLCIF, YAB, dan
CPCL berturut-turut sebesar 4.236 kg, 3.049 kg, dan 3 -679
kg.

Frekuensi pemesanannya pada tahun 1992 sebanyak 13

kali, 15 kali, dan 11 kali pesan untuk BLClF, YAB, dan

CPCL.

Pada tahun 1993 dilakukan 14 kali pesan untuk

BLClF, 13 kali pesan untuk YAB, dan 9 kali pesan untuk
CPCL .
Biaya pengadaan bahan baku dapat dihemat jika rnenggunakan metode EOQ.

Besarnya penghematan tersebut, pada

tahun 1992 masing-masing untuk BLClF, YAB, dan CPCL adalah
1,5 juta rupiah, 1,8 juta rupiah, dan 3,9 juta rupiah.

Pada tahun 1993 dapat dihemat 2.3 juta rupiah untuk BLClF,
0,l juta rupiah untuk YAB, dan 2,8 juta rupiah untuk CPCL.
Penghematan pada tahun 1993 untuk YAB sangat kecil, karena
pada tahun tersebut jumlah setiap kali pesan diperkecil
dan frekuensi pemesanannya diperbesar.
Dari hasil analisis diperoleh juga besarnya persediaan penyelamat untuk BLClF sebesar 8.028 kg, untuk YAB
sebanyak 5.679 kg, dan untuk CPCL sebanyak 4.717 kg.

Besarnya persediaan penyelamat ini sejumlah 2 bulan pemakaian untuk BLCIP, dan masing-masing 1,7 bulan pemakaian

untuk YAB dan CPCL.

Persediaan penyelamat menurut perusa-

haan sebesar 2,5 bulan pemakaian untuk semua jenis tembakau. Oleh sebab itu, biaya akibat persediaan penyelamat
yang dilakukan perusahaan sangat besar. Diperoleh juga
titik pemesanan kembali untuk BLClF sebesar 24.268 kg,
untuk YAB sebesar 17.943 kg, dan untuk CPCL sebesar 15.547
kg.
Kesirnpulan yang diperoleh dari hasil analisis adalah

:

(1) Sistem pengadaan bahan baku yang dilakukan perusahaan
kurang memperhitungkan biaya pengadaan bahan baku, (2)
Pengadaan bahan baku di PT. BAT Indonesia belum optimum.
(3) Persediaan pengaman untuk semua jenis tembakau impor
terlalu banyak.


ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

PADA PERUSAHAAN ROKOK PUTIH
(Stndi Kasus pada PT. BAT Indonesia, C i b o n )

Oleh
LIENA TRISNAWATI
A 27.0454

SICRDPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Pakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUD1 AGRIBISNZS
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PfiUnnTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTXNUN BOGOR

1995

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANTAT$
F i T A S PERTANIAN

INSTlTUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh :

Nama Mahasiswa : LIENA TRISNAWATI
Nomor Pokok

: A 27.0454

Program Studi

: Agribisnis

Judul Skripsi


: Anal& Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada Pem-

sahaan Rokok Put& (Studi Kasus pada PT. BAT Indonesia)
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan Sarjana Pertanian pada Institut Pertanian

Menyetujui
Dosen Pembimbing,
/

Prof.Dr.Ir. A. Soeharjo, MSc.
NIP. 130 429 231

Ketua Jurusan
osial Ekonomi Pertanian,

Tanggal Kelulusan : 4 Januari 1995

-

PERNYATAAN


DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI IN1 BENARBENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI, YANG BELUM
PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILhIIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN

3
LIENA TRISNAWATI

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Januari 1972 di Jakarta sebagai anak
pertama dari empat bersaudara dari Bapak Sunarno dan Ibu Sri Widati.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Harapan Jakarta pada tahun
1984, pendidikan menengah di SMPN 183 Jakarta pada tahun 1987, dan SMAN 1
Jakarta pada tahun 1990.
Pada tahun 1990, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Setelah satu tahun di
Tingkat Persiapan Bersama (TPB), pada tahun 1991 penulis memilih Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian dengan Program Studi Agribisnis.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAkI BAKU
PADA PERUSAHAAN ROKOK PUTIH
(Studi Kasus pada PT. BAT Indonesia, Cirebon)

Oleh
LIENA TRlSNAWATl
A 27.0454

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1995

LIENA TRISNAWATI.

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan

Baku Pada Perusahaan Rokok Putih (Studi Kasus PT. BAT
Indonesia, Cirebon) .

(Di bawah bimbingan

A.

SOEHARJO) .

Sumbangan industri rokok terhadap perekonomian nasional dan penyerapan tenaga kerja sangat besar, sehingga
budidaya dan perkembangan industri rokok tidak dihalangi.
Industri rokok terdiri dari rokok kretek dan rokok putih.
Konsumsi dan produksi rokok putih dewasa ini semakin
meningkat.

Pada tahun 1991 konsumsi rokok putih meningkat

sebesar 20,3% dan produksinya meningkat sebesar 18,6%.
PT. BAT Indonesia merupakan produsen rokok putih
terbesar di Indonesia. Perusahaan ini nenggunakan tembakau sebagai bahan baku langsung yang berasal dari dalam
dan luar negeri.

Tembakau impor selalu tersedia di pasar

dan harganya lebih mahal jika dibandingkan dengan tembakau
domestik.
Masalah yang timbul dalam pengadaan tembakau impor
adalah waktu tunggu dan tingkat pemakaian yang berfluktuasi, sehingga perlu dilakukan penyimpanan.

Jumlah tembakau

yang disimpan tidak boleh terlalu banyak atau terlalu
sedikit, sehingga perlu dilakukan analisis persediaan
bahan baku.
Penelitian ini bertujuan (1) menpelajari sistem
pengadaan bahan baku yang dilakukan perusahaan,

(2)

menga-

nalisis persediaan bahan baku yang optimum, sehingga biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan dapat minimum, (3) menghi-

tung persediaan pengaman yang diperlukan perusahaan untuk
menjaga kemungkinan terjadinyya kekurangan bahan baku .
Penelitian dilakukan di PT. BAT indonesia yang berlokasi di Cirebon.

Pemilihan perusahaan ini disebabkan

PT. BAT Indonesia merupakan perusahaan rokok putih terbesar, melakukan penyimpanan bahan baku, kemudahan memperoleh data, dan kelengkapan data.

Data yang dikumpulkan

meliputi data primer dan data sekunder, yang dianalisis
secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif

dilakukan untuk mempelajari sistem pengadaan bahan baku,
sedangkan analisis kuantitatif untuk menentukan persediaan
yang optimum.
Tembakau impor yang dianalisis adalah BLCIF, YAB, dan
CPCL.

Pemilihan ketiga tembakau ini berdasarkan tingkat

pemakaian dan kesinambungan pemakaiannya.
Pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan ini
dilakukan dengan cara memantau persediaan bahan baku
setiap bulan.

Pembelian tembakau yang dilakukan perusa-

haan, baik jumlah setiap pemesanan maupun frekuensinya,
tidak tetap setiap tahun.

Jumlah tembakau yang dibeli

ditentukan berdasarkan peramalan pemakaian tembakau selama
3 bulan.

Mutu tembakau mempengaruhi ketersediaan tembakau,
sehingga diawasi dengan ketat melalui uji fisik dan uji
laboratorium.

Untuk menjaga mutu tembakau yang disimpan

di gudang dilakukan pemeliharaan berupa fumigasi dan
pengasapan serta pembalikan tumpukan tembakau.

Hasil analisis dengan metode EOQ menunjukkan bahwa
pada tahun 1992 jumlah setiap pemesanan sebesar 3.551 kg
untuk BLClF, 2.793 untuk YAB, dan 3.093 untuk CPCL.

Pada

tahun 1993 jumlah setiap pemesanan untuk BLCIF, YAB, dan
CPCL berturut-turut sebesar 4.236 kg, 3.049 kg, dan 3 -679
kg.

Frekuensi pemesanannya pada tahun 1992 sebanyak 13

kali, 15 kali, dan 11 kali pesan untuk BLClF, YAB, dan
CPCL.

Pada tahun 1993 dilakukan 14 kali pesan untuk

BLClF, 13 kali pesan untuk YAB, dan 9 kali pesan untuk
CPCL .
Biaya pengadaan bahan baku dapat dihemat jika rnenggunakan metode EOQ.

Besarnya penghematan tersebut, pada

tahun 1992 masing-masing untuk BLClF, YAB, dan CPCL adalah
1,5 juta rupiah, 1,8 juta rupiah, dan 3,9 juta rupiah.

Pada tahun 1993 dapat dihemat 2.3 juta rupiah untuk BLClF,
0,l juta rupiah untuk YAB, dan 2,8 juta rupiah untuk CPCL.
Penghematan pada tahun 1993 untuk YAB sangat kecil, karena
pada tahun tersebut jumlah setiap kali pesan diperkecil
dan frekuensi pemesanannya diperbesar.
Dari hasil analisis diperoleh juga besarnya persediaan penyelamat untuk BLClF sebesar 8.028 kg, untuk YAB
sebanyak 5.679 kg, dan untuk CPCL sebanyak 4.717 kg.
Besarnya persediaan penyelamat ini sejumlah 2 bulan pemakaian untuk BLCIP, dan masing-masing 1,7 bulan pemakaian

untuk YAB dan CPCL.

Persediaan penyelamat menurut perusa-

haan sebesar 2,5 bulan pemakaian untuk semua jenis tembakau. Oleh sebab itu, biaya akibat persediaan penyelamat
yang dilakukan perusahaan sangat besar. Diperoleh juga
titik pemesanan kembali untuk BLClF sebesar 24.268 kg,
untuk YAB sebesar 17.943 kg, dan untuk CPCL sebesar 15.547
kg.
Kesirnpulan yang diperoleh dari hasil analisis adalah

:

(1) Sistem pengadaan bahan baku yang dilakukan perusahaan
kurang memperhitungkan biaya pengadaan bahan baku, (2)
Pengadaan bahan baku di PT. BAT Indonesia belum optimum.
(3) Persediaan pengaman untuk semua jenis tembakau impor
terlalu banyak.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

PADA PERUSAHAAN ROKOK PUTIH
(Stndi Kasus pada PT. BAT Indonesia, C i b o n )

Oleh
LIENA TRISNAWATI
A 27.0454

SICRDPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Pakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUD1 AGRIBISNZS
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PfiUnnTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTXNUN BOGOR
1995

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANTAT$
F i T A S PERTANIAN

INSTlTUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang ditulis oleh :

Nama Mahasiswa : LIENA TRISNAWATI
Nomor Pokok

: A 27.0454

Program Studi

: Agribisnis

Judul Skripsi

: Anal& Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada Pem-

sahaan Rokok Put& (Studi Kasus pada PT. BAT Indonesia)
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan Sarjana Pertanian pada Institut Pertanian

Menyetujui
Dosen Pembimbing,
/

Prof.Dr.Ir. A. Soeharjo, MSc.
NIP. 130 429 231

Ketua Jurusan
osial Ekonomi Pertanian,

Tanggal Kelulusan : 4 Januari 1995

-

PERNYATAAN

DENGAN IN1 SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI IN1 BENARBENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI, YANG BELUM
PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILhIIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANA PUN

3
LIENA TRISNAWATI

Penulis dilahirkan pada tanggal 28 Januari 1972 di Jakarta sebagai anak
pertama dari empat bersaudara dari Bapak Sunarno dan Ibu Sri Widati.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Harapan Jakarta pada tahun
1984, pendidikan menengah di SMPN 183 Jakarta pada tahun 1987, dan SMAN 1
Jakarta pada tahun 1990.
Pada tahun 1990, penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Setelah satu tahun di
Tingkat Persiapan Bersama (TPB), pada tahun 1991 penulis memilih Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian dengan Program Studi Agribisnis.