Analisis pengendalian biaya bahan baku : studi kasus pada PT. Iskandar Indah Printing Textile.

(1)

ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU StudiKasusPadaPT. Iskandar Indah Printing Textile

Yasinta Septin Kusumaningtyas NIM: 112114012

UniversitasSanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui 1) Penyimpangan yang terjadi antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku, dan 2) Total biaya persediaan bahan baku yang lebih ekonomis, jumlah persediaan pengaman, dan titik pemesanan kembali bahan baku. Penelitian ini dilakukan pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.

Analisis varians digunakan untuk mengetahui penyimpangan antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku. Batas toleransi untuk penyimpangan adalah 5%. Economic Order Quantity digunakan untuk mengetahui total biaya persediaan bahan baku yang lebih ekonomis. Analisis safety stock dan reorder point digunakan untuk menghindari biaya kekuarangan bahan baku.

Kesimpulan menunjukkan bahwa terdapa tpenyimpangan antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku benang katun sebesar 3,90% dan benang rayon sebesar 4,29%. Anggaran dengan realisasi biaya bahan baku sudah terkendali karena masih dibawah toleransi 5%. Hasil dari metode EOQ terdapat perbedaan antara biaya total persediaan bahan baku untuk sekali pemesanan antara kebijakan perusahaan dengan metode EOQ yang lebih ekonomis dengan selisih sebesar Rp771.987,12untuk benang katun dan Rp896.492,57 untuk benang rayon. Perusahaan harus menyediakan persediaan pengaman sebesar 1.389,78 kg untuk benang katun dan benang rayon 1.037,68 kg. Waktu untuk melakukan pemesanan kembali adalah ketika bahan baku benang katun sebesar 63.076,58 kg dan benang rayon adalah sebesar 57.646,26 kg.

.

Kata Kunci: Analisis Varians, Economic Order Quantity, safety stock, reorder point.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF RAW MATERIAL COST CONTROL Case Study at PT. Iskandar Indah Printing Textile

Yasinta Septin Kusumaningtyas NIM: 112114012

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

This study was conducted to determine 1) Theirregularities that occur

between budgeted and actual cost of raw materials, and 2) Total cost of raw material inventories which is more economical, the amount of safety stock, and reorder point materials. This research was conducted at PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. The data collection techniques used were interviews and documentation.

Analysis of variance is used to determine deviations between budgeted and actual cost of raw materials. Limit of tolerance for deviation is 5%. Economic Order Quantity is used to determine the total cost of raw material inventories which is more economical. Analysis of safety stock and reorder point is used to avoid the drawback of the cost of raw materials.

The conclusion shows that there are deviations between budgeted and actual costs of cotton yarn raw materials by 3,90% and rayon yarn by 4,29%. Budget with the realization of the raw materials cost is under control because it is still below 5% tolerance. The results from EOQ method, there is a difference between the total cost of the raw materials inventory for all orders between the company's policy with EOQ method which is more economical with the difference of Rp771.987,12 for cotton yarn and Rp896.492,57 for rayon yarn. The company must provide a safety stock of 1.389,78 kg for cotton yarn and 1.037,68 kg for rayon yarn. Time to make the reorder is when the cotton yarn raw materials amounted to 63.076,58 kg and rayon yarns amounted to 57.646,26 kg.

Keywords: Analysis of Variance, Economic Order Quantity, safety stock, reorde point.


(3)

i

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU Studi Kasus Pada PT. Iskandar Indah Printing Textile

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Yasinta Septin Kusumaningtyas NIM: 112114012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN MOTO

Tiada yang mustahil dimata-Mu. Doa mengubah

segala sesuatu.


(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini untuk: Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria Ibuku tersayang, Chrissentia Widi Harimurti

Bapakku Stefanus Gunawan

Kakakku Brigita Santa Kusuma Wardani Adikku Bernadeta Ratna Kusumaningrum

Sahabatku Brenda, Arum, Yeti Teman - teman MPAT kelas F

Teman-teman Akuntansi FE USD Angkatan 2011

Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi dan semangat selama ini !!!


(8)

vi

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU

Studi Kasus di PT. Iskandar Indah Printing Textile

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 22 Januari 2016 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 29 Januari 2016 Yang membuat pernyataan,


(9)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama: Yasinta Septin Kusumaningtyas NIM: 112114012

Menyatakan bahwa demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyerahkan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Analisis Pengendalian Biaya Bahan Baku. Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengelola, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 29 Januari 2016 Penulis,


(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti segala proses dan kegiatan di kampus untuk berkembang secara akademik dan non akademik.

2. Dr. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA. C.A., selaku Kaprodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto, M.Si.,Ak.,QIA., selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Agus selaku staf weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile yang telah membantu memberikan data dan informasi yang diperlukan penulis sertamemberi informasi mengenai proses produksi.


(11)

ix

6. Bapakku Stefanus Gunawan dan Ibuku Chrissentia Widi Harimurti selaku orangtua penulis yang telah memberikan kasih sayang, doa, semangat, dukungan moral dan materi.

7. Kakakku Brigita Santa Kusuma Wardani dan Adikku Bernadeta Ratna Kusumaningrum yang selalu memberi semangat dalam penyelesaian penyusunan skripsi.

8. Sahabatku Agustina Brenda Kristi, Christina Arum Sari dan Margareta Silvia Yeti Prastiwi yang selalu setia memberikan dorongan dan semangat.

9. Teman – teman seperjuanganku Riska, Robby, Aldo, Galih, Vani, Grace, Feli, Lia, Retha yang selalu memberi hiburan disaat mengalami kejenuhan. 10. Teman-teman MPAT kelas F yang saling memberi bantuan dan informasi. 11. Teman-teman akuntansi 2011 yang saling memberikan semangat dan

informasi.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 29 Januari 2016


(12)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vi

KATA PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

ABSTRAK...xix

ABSTRACT ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2


(13)

xi

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

F. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

A. Pengendalian ... 6

B. Bahan Baku dan Biaya Bahan Baku ... 7

1. Biaya...7

2. Bahan Baku & Biaya Bahan Baku...7

C. Anggaran ... 8

1. Anggaran...8

2. Fungsi Anggaran...8

3. Kegunaan Anggaran...12

4. Anggaran Produksi & Anggaran Biaya Produksi...13

5. Anggaran Biaya Bahan Baku...13

D. Analisis Varians ... 15

1. Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku...16


(14)

xii

E. Metode-Metode Dalam Pengendalian Persediaan ... 17

1. Metode Statis ... 17

2. Metode Dinamis...17

F. Biaya-Biaya Dalam Persediaan ... 18

1. Biaya Pembelian... 18

2. Biaya Pengadaan ... 18

3. Biaya Penyimpanan ... 19

4. Biaya Kekurangan Persediaan...19

G. Economic Order Quantity ... 19

H. Persediaan Penyelamat dan Titik Pemesanan Kembali...20

BAB III METODE PENELITIAN ... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 21

D. Teknik Pengumpulan Data ... 22

1. Wawancara ... 22

2. Dokumentasi ... 22

E. Teknik Analisis Data ... 22

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 25


(15)

xiii

B. Lokasi Pabrik ... 27

1. Ditinjau Dari Segi Ekonomi...27

2. Ditinjau dari Segi Sosial...28

3. Ditinjau dari Segi Teknis...28

C. Visi dan Misi Perusahaan ... 28

1. Visi Perusahaan...28

2. Misi Perusahaan...28

D. Struktur Organisasi ... 29

E. Personalia ... 34

F. Produksi ... 38

1. Bahan Produksi ... 38

2. Mesin-Mesin Produksi ... 39

3. Tahap Persiapan...41

4. Tahap Penenunan...42

5. Tahap Finishing...43

G. Gudang ... 45

H. Pemasaran ... 45

1. Saluran Distribusi...45


(16)

xiv

3. Jenis Produk Dalam Pemasaran...46

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASASAN ... 47

A. Deskripsi Data ... 47

B. Analisis Data...65

C. Pembahasan...85

BAB VI PENUTUP ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Keterbatasan Penelitian ... 89

C. Saran ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 91 LAMPIRAN


(17)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja dan Pembagian Kerja Perusahaan ... 35

Tabel 5.1 Rencana Penjualan Tahun 2014 ... 48

Tabel 5.2 Perhitungan Anggaran Produksi Tahun 2014 ... 49

Tabel 5.3 Anggaran Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2014... 50

Tabel 5.4 Realisasi Kebutuhan Bahan Baku Tahun 2014 ... 51

Tabel 5.5 Anggaran Pembelian Bahan Baku Benang Katun Tahun 2014 ... 53

Tabel 5.6 Anggaran Pembelian Bahan Baku Benang Rayon Tahun 2014 .... 54

Tabel 5.7 Realisasi Pembelian Bahan Baku Benang Katun Tahun 2014 ... 55

Tabel 5.8 Realisasi Pembelian Bahan Baku Benang Rayon Tahun 2014 ... 56

Tabel 5.9 Anggaran Pemakaian Biaya Bahan Baku Benang Katun Tahun 2014 ... 57

Tabel 5.10 Anggaran Pemakaian Biaya Bahan Baku Benang Rayon Tahun 2014 ... 58

Tabel 5.11 Realisasi Pemakaian Biaya Bahan Baku Benang Katun Tahun 2014 ... 59


(18)

xvi

Tabel 5.12 Realisasi Pemakaian Biaya Bahan Baku Benang Rayon

Tahun 2014 ... 59

Tabel 5.13 Pembelian Bahan Baku Benang Tahun 2014 ... 63

Tabel 5.14 Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Bahan Baku

Tahun 2014 ... 63

Tabel 5.15 Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Benang Katun

Tahun 2014 ... 65

Tabel 5.16 Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Baku Benang Rayon

Tahun 2014 ... 67

Tabel 5.17 Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Baku Benang Katun

Tahun 2014 ... 69

Tabel 5.18 Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Baku Benang Rayon

Tahun 2014 ... 71

Tabel 5.19 Realisasi Pembelian Bahan Baku Benang Katun Tahun 2014...74

Tabel 5.20 Realisasi Pembelian Bahan Baku Benang Katun Tahun 2014...75

Tabel 5.21 Perbandingan Realisasi Perusahaan dengan Metode EOQ pada


(19)

xvii

Tabel 5.22 Perbandingan Realisasi Perusahaan dengan Metode EOQ pada


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 30


(21)

xix ABSTRAK

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA BAHAN BAKU Studi Kasus Pada PT. Iskandar Indah Printing Textile

Yasinta Septin Kusumaningtyas NIM: 11214012

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui 1) Penyimpangan yang terjadi antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku, dan 2) Total biaya persediaan bahan baku yang lebih ekonomis, jumlah persediaan pengaman dan titik pemesanan kembali bahan baku. Penelitian ini dilakukan pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.

Untuk Mengetahui penyimpangan antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku dilakukan analisis varians dengan batas toleransi 5% dan untuk mengetahui biaya persediaan yang ekonomis menggunakan metode Economic Order Quantity serta dilakukannya analisis safety stock dan reorder point guna menghindari biaya kekurangan bahan baku.

Kesimpulan menunjukkan bahwa terdapa tpenyimpangan antara anggaran dengan realisasi biaya bahan baku benang katun sebesar 3,90% dan benang rayon sebesar 4,29%. Anggaran dengan realisasi biaya bahan baku sudah terkendali karena masih dibawah toleransi 5%. Hasil dari metode EOQ terdapat perbedaan antara biaya total persediaan bahan baku untuk sekali pemesanan antara kebijakan perusahaan dengan metode EOQ yang lebih ekonomis dengan selisih sebesar Rp771.987,12 untuk benang katun dan Rp896.492,57 untuk benang rayon. Perusahaan harus menyediakan persediaan pengaman sebesar 1.389,78 kg untuk benang katun dan benang rayon 1.037,68 kg. Waktu untuk melakukan pemesanan kembali adalah ketika bahan baku benang katun sebesar 63.076,58 kg dan benang rayon adalah sebesar 57.646,26 kg.

Kata Kunci: Analisis Varians, Economic Order Quantity, safety stock, reorder point.


(22)

xx ABSTRACT

ANALYSIS OF RAW MATERIAL COST CONTROL Case Study at PT. Iskandar Indah Printing Textile

Yasinta Septin Kusumaningtyas NIM: 112114012

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

This study was conducted to determine 1) Theirregularities that occur between budgeted and actual cost of raw materials, and 2) Total cost of raw material inventories which is more economical, the amount of safety stock, and reorder point materials. This research was conducted at PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. The data collection techniques used were interviews and documentation.

Analysis of variance is used to determine deviations between budgeted and actual cost of raw materials. Limit of tolerance for deviation is 5%. Economic Order Quantity is used to determine the total cost of raw material inventories which is more economical. Analysis of safety stock and reorder point is used to avoid the drawback of the cost of raw materials.

The conclusion shows that there are deviations between budgeted and actual costs of cotton yarn raw materials by 3,90% and rayon yarn by 4,29%. Budget with the realization of the raw materials cost is under control because it is still below 5% tolerance. The results from EOQ method, there is a difference between the total cost of the raw materials inventory for all orders between the company's policy with EOQ method which is more economical with the difference of Rp771.987,12 for cotton yarn and Rp896.492,57 for rayon yarn. The company must provide a safety stock of 1.389,78 kg for cotton yarn and 1.037,68 kg for rayon yarn. Time to make the reorder is when the cotton yarn raw materials amounted to 63.076,58 kg and rayon yarns amounted to 57.646,26 kg.

Keywords: Analysis of Variance, Economic Order Quantity, safety stock, reorder point.


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada jaman sekarang ini terdapat banyak sekali perusahaan yang ada di Indonesia, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar sehingga akan menimbulkan persaingan antar perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mempersiapkan diri, baik dari segi perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, maupun pengendalian agar perusahaan dapat bertahan dalam persaingan di dunia usaha.

Perkembangan dunia industri kini semakin maju. Hal itu terbukti dari banyaknya industri-industri baru yang memproduksi berbagai macam produk. Dengan demikian kebutuhan akan faktor-faktor produksi menjadi bertambah banyak. Selain itu, kegiatan perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegiatan produksi. Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan sistem pengendalian bahan baku sebagai bagian yang sangat penting dalam perusahaan. Dengan demikian sistem pengendalian bahan baku ini harus diselaraskan dengan semua unsur perusahaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat bertahan dalam persaingan adalah dengan melakukan penekanan biaya produksi, yaitu perusahaan dapat melakukan pengendalian biaya bahan bahan baku.


(24)

Biaya merupakan salah satu elemen penting yang harus diperhitungkan karena dengan memperhitungkan biaya, perusahaan dapat memperhitungkan laba yang diinginkan perusahaan. Adapun alat yang digunakan perusahaan untuk mencapai laba yang diinginkan, yaitu anggaran. Anggaran biaya produksi terdiri dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik. Anggaran biaya bahan baku yang paling penting dari harga pokok produk. Oleh karena itu, biaya bahan baku harus dikendalikan dengan baik.

Menurut Utami (2003: 2), dengan anggaran biaya bahan baku dapat diketahui kuantitas dan harga pokok bahan baku yang akan dipakai dan akan dibeli pada periode yang akan datang sehingga biaya yang disediakan untuk bahan baku tidak terlalu banyak. Selain dapat untuk mengetahui kuantitas dan harga pokok bahan baku, anggaran biaya bahan baku juga dapat dipakai untuk menganalisis selisih antara biaya bahan baku yang dianggarkan dengan realisasinya sehingga akan dapat diketahui terjadi penyimpangan atau tidak.

Pengendalian biaya bahan baku bisa juga dilakukan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity yang berguna untuk mengetahui biaya persediaan bahan baku yang lebih efisien. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Pengendalian Biaya Bahan Baku Studi Kasus pada PT. Iskandar Indah Printing Textile” B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:


(25)

1. Apakah terjadi penyimpangan antara realisasi biaya bahan baku dibandingkan dengan anggaran biaya bahan bakunya?

2. Apakah ada perbedaan antara realisasi pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan dibandingkan dengan menggunakan metode

Economic Order Quantity, safety stock, reorder point? C. Batasan Masalah

Data yang diteliti hanya pada departemen weaving karena perusahaan hanya membatasi data hanya sampai departemen weaving.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah terjadi penyimpangan antara realisasi biaya bahan baku dibandingkan dengan anggaran biaya bahan bakunya.

2. Mengetahui perbedaan antara realisasi pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan dibandingkan dengan menggunakan metode

Economic 0rder Quantity, safety stock, reorder point.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengendalikan biaya bahan baku.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat menambah referensi kepustakaan dan membantu pihak-pihak yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai pengendalian biaya bahan baku.


(26)

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan sehingga menambah pengetahuan penulis. Selain itu juga diharapkan agar penulis mampu menerapkan teori-teori dalam perusahaan yang diteliti.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar dalam mengolah data yang diperoleh dari perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik

pengumpulan data, dan teknik analisis data BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah umum perusahaan, lokasi dan tata letak perusahaan, struktur organisasi.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang penyimpangan antara anggaran biaya bahan baku dan realisasi biaya bahan baku pada


(27)

dengan menggunakan metode Economic Order Quantity

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan sebagai hasil dari analisis data, keterbatasan penelitian dan saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan.


(28)

6 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengendalian

1. Pengendalian

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 6), elemen terakhir dari proses manajemen adalah pengendalian. Proses pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Hal ini untuk menjamin bahwa perusahaan dapat mencapai sasaran, tujuan, kebijakan dan standar yang telah ditetapkan secara efisien.

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 6), fungsi pengendalian meliputi empat kegiatan:

a. Menentukan standar operasi.

b. Mengukur prestasi yang telah dicapai selama ini.

c. Membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan standar prestasi. d. Melakukan perbaikan jika ada penyimpangan dari standar prestasi

yang telah ditentukan.

Pengendalian terbagi menjadi tiga jenis: a. Pengendalian Awal

Pengendalian ini dipergunakan sebelum kegiatan atau tindakan dilaksanakan untuk menjamin bahwa sumber daya manusia dan


(29)

bahan mentah telah disiapkan dan perusahaan telah siap untuk melaksanakan kegiatan.

b. Pengendalian Berjalan

Pemantauan dengan menggunakan observasi personal dan laporan-laporan terhadap aktivitas berjalan untuk menjamin bahwa tujuan dapat dicapai dan kebijakan serta prosedur telah diterapkan dengan

benar selama operasi perusahaan

.

c. Pengendalian umpan balik

Tindakan pasca operasi, yakni memfokuskan pada hasil periode sebelumnya untuk mengendalikan aktivitas di masa datang.

B. Bahan baku dan Biaya bahan baku 1. Biaya

Menurut Hansen dan Mowen (2006: 40), biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa datang bagi organisasi. Pengertian biaya menurut Munandar (2007: 23), biaya adalah suatu kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atas sesuatu yang telah diterimanya dari pihak lain, atau atas jasa-jasa yang telah diterimanya dari pihak lain.

2. Bahan baku & Biaya Bahan Baku

Menurut Nafarin (2007: 4), bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relatif


(30)

tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu. Misalnya produk kursi rotan bahan bakunya rotan. Adapun bahan pembantu dari produk kursi rotan, seperti: paku, lem kayu, dempul, dan lain-lain.

Menurut Rudianto (2006: 17), mendefinisikan biaya bahan baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku yang telah digunakan untuk menghasilkan suatu produk jadi tertentu dalam volume tertentu. Menurut Nafarin (2007: 497), biaya bahan baku adalah bahan langsung atau bahan utama yang dipakai untuk membuat produk tertentu.

C. Anggaran 1. Anggaran

Menurut Nafarin (2007: 11), anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi juga dapat dinyatakan dalam satuan barang atau jasa.

2. Fungsi Anggaran

Menurut Rudianto (2009: 5), dalam upayanya untuk mencapai tujuan didirikannya perusahaan. Organisasi perusahaan memiliki berbagai fungsi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan tersebut. Secara umum seluruh fungsi di dalam suatu organisasi dapat dikelompokan ke dalam empat fungsi pokok, yaitu fungsi:


(31)

a. Planning (Perencanaan)

Di dalam fungsi ini ditetapkan tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek, sasaran yang ingin dicapai, strategi yang digunakan dan

sebagainya. Di dalam fungsi ini berkaitan dengan segala sesuatu yang diinginkan dihasilkan dan dicapai perusahaan di masa mendatang. Termasuk di dalamnya menetapkan produk yang akan dihasilkan, bagaimana menghasilkannya, sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut, bagaimana memasarkan produk tersebut dan sebagainya.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Setelah segala sesuatu yang diinginkan dihasilkan dan dicapai perusahaan di masa depan telah ditetapkan, maka perusahaan harus mencari sumber daya yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana yang telah ditetapkan tersebut. Dimulai dari upaya memperoleh bahan baku, mencari mesin yang dibutuhkan untuk mengelola bahan tersebut, bangunan yang dibutuhkan untuk mengelola produk tersebut, mencari tenaga kerja beserta dengan kualifikasi yang dibutuhkan, mencari modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang direncanakan dan sebagainya.

c. Actuating

Setelah sumber daya yang dibutuhkan diperoleh, maka tugas manajemen sebelumnya adalah mengarahkan dan mengelola setiap sumber daya yang telah dimiliki perusahaan tersebut agar dapat


(32)

digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Setiap sumber daya yang ada harus diarahkan, dikooordinasikan satu dengan lainnya agar dapat bekerja optimal untuk mencapai tujuan perusahaan.

d. Controlling (Pengendalian)

Setelah sumber daya yang dibutuhkan perusahaan diperoleh dan diarahkan untuk bekerja sesuai dengan fungsi masing-masing, maka langkah berikutnya adalah memastikan bahwa setiap sumber daya tersebut telah bekerja sesuai dengan rencana yang telah dibuat perusahaan untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan secara umum dapat dicapai. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya untuk menjamin bahwa setiap sumber daya organisasi telah bekerja dengan efisien dan efektif.

Menurut Rudianto (2009: 6), berkaitan dengan keempat fungsi utama manajemen tersebut, anggaran memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai:

a. Alat perencanaan

Sebagai bagian dari fungsi perencanaan (planning), anggaran merupakan rencana kerja yang menjadi pedoman bagi anggota organisasi dalam bertindak. Anggaran merupakan rencana yang diupayakan untuk direalisasikan. Anggaran memberikan sasaran, dan arah yang harus dicapai oleh setiap bagian organisasi di dalam suatu periode waktu tertentu. Tanpa


(33)

memiliki anggaran perusahaan tidak memiliki arah dan sasaran yang harus dicapai dalam suatu kurun waktu tertentu.

Karena itu dalam fungsi perencanaan, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait satu dengan lainnya, yaitu: 1) Memberikan pendekatan yang terarah dan terintegrasi kepada

seluruh anggota organisasi.

2) Menciptakan suasana organisasi yang mengarah kepada tujuan umum, yaitu pencapaian laba usaha.

3) Mendorong seluruh anggota organisasi untuk memiliki komitmen mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

4) Mengarahkan penggunaan seluruh sumber daya pada kegiatan yang paling menguntungkan.

5) Mendorong pencapaian standar prestasi yang tinggi bagi seluruh anggota organisasi.

b. Alat pengendalian

Sebagai bagian dari fungsi pengendalian (controlling), anggaran berguna sebagai alat penilai apakah aktifitas setiap bagian organisasi telah sesuai dengan rencana atau tidak. Dalam hal ini anggaran berfungsi sebagai standar/tolak ukur manajemen. Sebagai suatu standar, anggaran digunakan untuk menilai kegiatan yang dilaksanakan setiap bagian manajemen telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau tidak. Jika realisasi pelaksanaan setiap bagian manejemen lebih baik dari


(34)

anggaran, maka dapat dinilai bahwa bagian tersebut telah berhasil mencapai rencana yang telah ditetapkan.

Karena itu dalam fungsi pengendalian, anggaran memiliki beberapa manfaat yang saling terkait satu dengan yang lainnya, yaitu:

1) Berperan sebagai tolak ukur atau standar bagi kegiatan organisasi.

2) Memberikan kesempatan untuk menilai dan mengevaluasi secara sistematis setiap segi atau setiap aspek organisasi. 3) Mendorong pihak manajemen secara dini mengadakan

penelaahan terhadap masalah yang dihadapi.

Karena itu, sebagai alat perencanaan dan pengendalian, anggaran memiliki fungsi dan manfaat yang saling terkait dan terintegrasi satu dengan lainnya. Satu manfaat dengan manfaat lainnya saling melengkapi.

3. Kegunaan Anggaran

Menurut Darsono dan Purwanti (2008: 9), kegunaan anggaran ialah untuk perencanaan dan pengendalian, evaluasi kinerja dan untuk mengarahkan perilaku manajer dan karyawan. Dalam perencanaan, perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) berdasar prediksi masa mendatang yang terbaik mengenai tingkat aktifitas. Pada umumnya tingkat aktifitas yang dianggarkan tidak sama dengan tingkat aktifitas


(35)

yang sesungguhnya, maka timbul penyimpangan-penyimpangan. Untuk memahami penyimpangan harus disusun anggaran fleksibel.

4. Anggaran Produksi & Anggaran Biaya Produksi

Menurut Sirait (2006: 80), dalam arti luas, anggaran produksi berupa penjabaran dari rencana penjualan menjadi rencana produksi. Dengan demikian rencana produksi meliputi perencanaan jumlah produksi, kebutuhan persediaan, kebutuhan bahan mentah, kebutuhan tenaga kerja, dan kapasitas produksi. Volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume penjualan yang telah direncanakan. Anggaran biaya produksi menurut Rudianto (2006: 205), anggaran biaya produksi dari suatu perusahaan manufaktur merupakan gabungan dari anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya overhead.

5. Anggaran biaya bahan baku

Menurut Rudianto (2006: 195), penetapan anggaran biaya bahan baku ditentukan oleh kebutuhan bahan baku dari setiap unit produk yang dihasilkan perusahaan dikalikan dengan volume produksi, sehingga ditemukan volume total bahan baku untuk periode tersebut.

a. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 185), anggaran ini merencanakan secara terperinci tentang jumlah unit bahan baku dan suku cadang yang dibutuhkan untuk berproduksi selama periode yang akan datang.


(36)

Untuk menyusun anggaran kebutuhan bahan baku digunakan formula berikut:

Kebutuhan Bahan Baku = Unit produksi x SUR (Standar

pemakaian bahan mentah per unit)

b. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 186), anggaran pembelian bahan mentah menentukan jumlah yang direncanakan untuk bahan mentah yang dibeli, biaya yang diperkirakan dan tanggal waktu pengiriman. Anggaran ini dapat diartikan sebagai rencana tentang kuantitas (jumlah) bahan mentah yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode mendatang.

Dalam anggaran pembelian terdapat (1) jumlah setiap bahan yang akan dibeli, (2) penentuan waktu pembelian, dan (3) perkiraan besarnya biaya bahan mentah yang dibeli (tiap pembelian dalam unit dan nilainya).

Untuk menyusun anggaran pembelian bahan mentah dibutuhkan formula sebagai berikut:

Kebutuhan Bahan Mentah xxx

Persediaan Akhir Bahan Mentah xxx + Jumlah Kebutuhan Sementara xxx Persediaan Awal Bahan Mentah xxx - Unit Bahan Mentah yang Dibeli xxx


(37)

Pembelian Bahan Baku = Unit Beli Bahan Baku x Harga Beli Per Unit

c. Anggaran Pemakaian Bahan Baku

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 197), anggaran ini menentukan biaya yang direncanakan untuk bahan baku yang akan dipakai dalam proses produksi. Jika dalam anggaran kebutuhan bahan baku merencanakan jumlah kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi, maka dalam anggaran biaya bahan baku merencanakan jumlah biaya bahan baku yang diperlukan untuk produksi. Anggaran ini dapat diartikan sebagai rencana tentang besarnya biaya bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi dimasa yang akan datang.

Dalam menyusun anggaran biaya bahan baku yang habis dipakai untuk produksi digunakan rumus:

Biaya Bahan Mentah = Unit Kebutuhan Bahan Mentah x Harga Bahan Mentah/unit

D. Analisis Varians

Menurut Mulyadi (2005: 395), penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya yang dianggarkan disebut dengan selisih. Selisih biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan dianalisis, dan dari analisis ini diselidiki penyebab terjadinya, untuk kemudian dicari jalan untuk mengatasi terjadinya selisih yang merugikan. Selisih biaya produksi terdiri dari selisih biaya bahan baku


(38)

langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Menurut Adisaputro dan Anggarini (2011: 200), analisis varians terbagi menjadi dua, yaitu:

Dengan analisis varians sebagai berikut:

1. Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Mentah Dengan analisis varians sebagai berikut:

a. Varians karena jumlah pembelian

= (Jumlah rencana – jumlah riil) x Harga rencana b. Varians karena harga bahan mentah

= (Harga rencana – Harga riil) x jumlah riil c. Total varians

= Varians karena jumlah + Varians karena harga 2. Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Mentah

Dengan analisis varians sebagai berikut: a. Varians Efisiensi

= (Jumlah rencana – jumlah riil) x Harga rencana b. Varians Harga

= (Harga rencana – Harga riil) x jumlah riil c. Total varians


(39)

E. Metode-Metode Dalam Pengendalian Persediaan

Menurut Meilani dan Saputra (2013: 327), metode-metode dalam pengendalian persediaan adalah sebagai berikut:

1. Metode statis, terdiri dari:

a. Metode Economic Order Quantity

Metode EOQ bertujuan untuk meminimasi biaya persediaan total. Metode ini merupakan model persediaan klasik mengasumsikan situasi yang ideal.

b. Metode Economic Production Quantity

Metode EPQ akan lebih tetap diterapkan pada perusahaan yang pengadaan bahan baku atau komponennya dibuat sendiri oleh perusahaan.

2. Metode Dinamis, terdiri dari: a. Metode Silver Meal

Metode Silver Meal ini dipakai untuk masalah dimana variasi permintaan dari satu periode waktu ke periode waktu berikutnya cukup tinggi.

b. Least Unit Cost (LUC)

Least Unit Cost (LUC) adalah metode dengan pendekatan try and error, penentuan jumlah pesanan dengan pertimbangan apakah pesanan dibuat sama dengan kebutuhan bersih periode pertama atau dengan menambah untuk menutupi kebutuhan periode selanjutnya dan lain sebagainya.


(40)

c. Periode Order Quantity (POQ)

Metode POQ menggunakan EOI dalam menentukan kuantitas pesanan bahan baku, dimana EOQ sebagai dasar dalam menentukan EOI (Economic Order Interval). Pada teknik ini, ukuran lot ditetapkan sama dengan kebutuhan aktual dalam jumlah periode tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

F. Biaya-Biaya Dalam Persediaan

Menurut Ishak (2010: 168), biaya dalam sistem persediaan secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Biaya Pembelian (purchasing cost = c)

Harga pembelian setiap unit item jika item tersebut berasal dari sumber-sumber eksternal, atau biaya produksi per unit bila item tersebut berasal dari internal perusahaan atau diproduksi sendiri oleh perusahaan. Biaya pembelian ini bisa bervariasi untuk berbagai ukuran pemesanan bila pemasok menawarkan potongan harga untuk ukuran pemesanan yang lebih besar.

2. Biaya Pengadaan (procurement cost)

Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis sesuai asal-usul barang, yaitu biaya pemesanan (ordering cost) bila barang yang diperlukan diperoleh dari pihak luar (supplier) dan biaya pembuatan (set up cost) bila barang diperoleh dengan memproduksi sendiri.


(41)

3. Biaya Penyimpanan (holding cost = h)

Merupakan biaya yang timbul akibat disimpannya suatu item. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi.

4. Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Cost = p)

Bila perusahaan kehabisan barang pada saat ada permintaan, maka akan terjadi keadaan kekurangan persediaan. Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan adalah yang paling sulit diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi permintaan produk atau kebutuhan bahan.

G. Economic Order Quantity

Menurut Sirait (2006: 107), hal yang perlu diperhatikan perusahaan, selain besarnya kebutuhan adalah jumlah bahan mentah setiap kali dilakukan pembelian, yang menimbulkan biaya paling rendah tetapi tidak mengakibatkan perusahaan kekurangan bahan mentah. Jumlah pembelian yang paling ekonomis ini disebut economic order quantity (EOQ).

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 212), karena EOQ adalah kuantitas yang meminimalkan , rumus untuk menghitung ini dapat diturunkan dengan mudah


(42)

Dimana:

P= Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan (atau biaya persiapan pelaksanaan produksi

D= jumlah permintaan tahunan yang diketahui

C= biaya penyimpanan satu unit persediaan selama setahun

H. Persediaan Penyelamat (Safety Stock) dan Titik Pemesanan Kembali (Reorder Point)

Menurut Hansen dan Mowen (2009: 214), persediaan pengaman (safety stock) adalah persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuasi permintaan. Persediaan pengaman dihitung melalui pekalian waktu tunggu dengan selisih antara tingkat penggunaan maksimal dan tingkat rata-rata penggunaan. Dengan keberadaan persediaan pengaman, titik pemesanan kembali dihitung sebagai berikut:

ROP = (Tingkat rata-rata penggunaan x waktu tunggu) + Persediaan pengaman


(43)

21 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta, yaitu penelitian terhadap objek tertentu dengan mengumpulkan data dari berbagai elemen, kemudian data diolah dan dievaluasi lalu ditarik kesimpulan. Kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada objek yang diteliti. Teknik yang digunakan adalah teknik wawancara dan dokumentasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Iskandar Indah Printing Textile dengan alamat Jalan Pakel no 11, Kerten, Surakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2015. C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian a. Bagian produksi b. Bagian anggaran c. Bagian penjualan d. Bagian akuntansi


(44)

2. Objek Penelitian

Bagian produksi, khususnya biaya bahan baku pada PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung pada subjek penelitian. Data yang dikumpulkan yaitu tentang gambaran umum perusahaan meliputi sejarah perusahaan, lokasi pabrik, produk yang dihasilkan, dan proses produksi.

2. Dokumentasi

Melihat catatan yang ada di perusahaan guna memperoleh informasi tentang anggaran dan realisasinya serta data yang lain yang mendukung penelitian. Data yang dikumpulkan tentang struktur organisasi, jumlah penjualan, jumlah produksi, anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran biaya bahan baku, volume produksi, persediaan barang jadi awal tahun 2013.

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis yang pertama akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mendiskripsikan anggaran biaya bahan baku yang digunakan oleh


(45)

b. Mendiskripsikan realisasi biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh perusahaan.

c. Melakukan analisis jika terjadi penyimpangan antara anggaran biaya bahan baku dengan realisasinya. Untuk mengetahui penyebab selisih yang timbul, cara yang dipakai adalah dengan melakukan analisis varians.

Secara matematis analisis varians tersebut dirumuskan sebagai berikut:

1) Laporan Pelaksanaan Pembelian Bahan Mentah a) Varians karena jumlah pembelian

= (Jumlah rencana – jumlah riil) x Harga rencana b) Varians karena harga bahan mentah

=(Harga rencana – Harga riil) x jumlah riil c) Total varians

= Varians karena jumlah + Varians karena harga 2) Laporan Pelaksanaan Pemakaian Bahan Mentah

a) Varians Efisiensi

= (Jumlah rencana – jumlah riil) x Harga rencana b) Varians Harga

= (Harga rencana – Harga riil) x jumlah riil c) Total varians


(46)

Apabila penyimpangan dibawah 5% maka dapat dikatakan biaya bahan baku pada perusahaan terkendali. Kebijakan ini ditetapkan oleh perusahaan.

2. Analisis yang kedua akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mendiskripsikan pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan. b. Menentukan jumlah pembelian yang ekonomis dengan meggunakan

rumus Economic Order Quantity.

c. Membandingkan pencatatan biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan perusahaan dengan pencatatan biaya persediaan bahan baku yang menggunakan metode Economic Order Quantity.

d. Melakukan analisis dengan menggunakan safety stock dan reorder point guna mengendalikan kelebihan dan kekurangan bahan baku.


(47)

25 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Umum Perusahaan

PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan tekstil di Indonesia yang mengolah bahan baku benang menjadi kain grey yang kemudian diolah menjadi kain batik printing untuk meningkatkan jenis produksi perusahaan dan meningkatkan nilai jual dari kain tersebut. Pada mulanya adalah perusahaan keluarga yang dirintis oleh keluarga Wahyu Iskandar. Produk yang dihasilkan adalah kain batik cap dan lokasi usahanya masih berada di daerah Laweyan. Karena usaha tersebut terus menerus mengalami kemajuan maka keluarga Wahyu Iskandar sepakat untuk mendirikan badan usaha yang berbentuk CV (Commanditer Vennonschap) pada tanggal 23 Mei 1975 dengan bentuk usaha dengan nama CV. Iskandartex berdasarkan akta perusahaan No. 98 tanggal 23 Mei 1975. Perusahaan memulai produksinya satu tahun setelah tahun berdirinya yaitu pada tahun 1976.

Pada awal mula berdirinya perusahaan waktu itu mempunyai 25 unit mesin tenun, dan mulai mengalami perkembangan yang begitu pesat hingga tahun 1977 perusahaan telah memiliki 77 unit mesin tenun. Produksi perusahaan juga terus mengalami peningkatan dengan dibuktikan pada tahun 1980, perusahaan mendatangkan mesin kanji dari Taiwan yang memiliki fungsi mengeringkan kain secara otomatis. Pada tahun


(48)

yang sama pula, perusahaan memperluas bangunan dan menambah lagi mesin tenun hingga mencapai jumlah 300 unit.

Semakin hari permintaan terus meningkat maka perusahaan menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin tenun, hingga pada akhir tahun 1993 jumlah mesin tenun yang dimiliki oleh CV. Iskandartex mencapai 614 unit. Dan saat ini jumlah seluruh mesin tenun yang dimiliki oleh perusahaan ada sebanyak 625 unit.

Mesin-mesin tersebut terdiri dari: a. Mesin palet 50 unit

b. Mesin warping 3 unit c. Mesin kanji 2 unit d. Mesin diesel 1 unit

Melihat perkembangan yang begitu pesat dari perusahaan ini, maka pemimpin perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk mengubah bentuk perusahaan dari CV atau persekutuan komanditer menjadi bentuk PT atau perseroan terbatas. Dengan bentuk PT ini perusahaan lebih mempunyai peluang untuk mengembangkan usahanya. Perusahaan ini resmi menjadi PT. Iskandartex pada tanggal 2 Januari 1991 dengan nomor ijin usaha 199/II.16/PB/VIII/1991/PT. Pergantian nama terjadi sejak bulan Februari 1996 menjadi PT. Iskandar Indah Printing Textile.

Adapun faktor-faktor yang mendorong pendirian PT. Iskandar Indah Printing Textile, antara lain:


(49)

a. Adanya keinginan untuk mengembangkan jenis usaha keluarga menjadi jenis usaha yang lebih maju.

b. Adanya keyakinan bahwa permintaan akan tekstil di pasar masih sangat terbatas.

c. Adanya keinginan untuk memperoleh laba yang lebih dari sebelumnya untuk meningkatkan taraf hidup.

d. Adanya dorongan dari pihak pemerintah agar pihak swasta turut serta menciptakan lapangan pekerjaan dan turut aktif menciptakan iklim kerja usaha yang baik, khususnya di bidang tekstil.

e. Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan tekstil dalam negeri B. Lokasi Pabrik

CV. Iskandartex yang sekarang sudah menjadi PT. Iskandar Indah Printing Textile didirikan di lokasi yang tepatnya berada di Jalan Pakel No. 11 RT 003 RW VIII Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan di kota Surakarta.

PT. Iskandar Indah Printing Textile berdiri diatas tanah yang luasnya kurang lebih sekitar 4 hektar. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan yang tentunya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, antara lain:

1. Ditinjau dari segi ekonomi

Memberi kemudahaan kepada perusahaan dalam pendistribusian barang, dari bahan baku sampai bahan hasil produksi sehingga diperoleh biaya transportasi yang efisien.


(50)

a. Tersediannya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. b. Memberi kemudahaan dalam aspek pemasaran produk karena lokasi

berdekatan dengan jalan raya atau jalan kota. 2. Ditinjau dari segi sosial

a. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk yang tinggal di sekitar perusahaan.

b. Membantu pemerintah dalam mensukseskan gerakan pemakaian produk dalam negri.

3. Ditinjau dari segi teknis

a. Lahan disekitar perusahaan masih cukup luas sehingga mendukung perusahaan untuk mengembangkan usahanya.

b. Memberi kemudahan dalam hal pengadaan alat, mesin, sparepart dan memperoleh ahli mesin.

C. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:

a. Menjalankan usaha dibidang sandang yang merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

b. Menjadikan salah satu perusahaan textile yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam berbagai kualitas produksi.

2. Misi PT Iskandar Indah Printing Textile adalah:

a. Memperoleh keuntungan bagi perusahaan, karyawan, dan konsumen agar tetap terjaga kelangsungan hidupnya.


(51)

b. Membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah pengangguran dengan membuka lapangan pekerjaan.

c. Membantu dalam pengadaan sandang untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok manusia.

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada perusahaan tekstil PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah struktur organisasi yang berbentuk garis atau lini, dengan kekuasaan tertinggi berada ditangan komisaris. Adapun struktur organisasi yang ada pada perusahaan dapat dilihat pada gambar berikut ini


(52)

30 DIREKTUR Kepala bagian umum Kepala bagian keuangan Kepala bagian pemasaran Kepala bagian produksi weaving Kepala bagian produksi printing Kepala seksi

proses Quality control Kepala seksi

teknik Kepala seksi

finishing Kasir

Kepala tata usaha keuangan Kepala seksi rumah tangga Kepala seksi keamanan Kepala seksi kendaraan Kepala seksi sekretariat Kepala seksi personalia Kepala seksi gudang Kepala seksi administrasi

Kas Pembukuan Pembelian Gudang

K A R Y A W A N

Gambar 4.1


(53)

1. Dewan komisaris

a. Menjamin keadaan perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kepentingan pemegang saham.

b. Menandatangi laporan tahunan.

c. Memberhentikan pengurus dari jabatannya.

d. Mengawasi pekerjaan direksi baik secara preventif maupun representif.

e. Menunjuk akuntan publik untuk melaksanakan pemeriksaan tahunan terhadap laporan keuangan perusahaan

2. Direktur utama

a. Bertanggung jawab atas pengembangan perusahaan secara keseluruhan.

b. Mengkoordinir dan memimpin rapat departemen mengenai rencana penjualan, pembelian, produksi, keuangan, dan manajemen.

c. Mempelajari situasi dan perkembangan bisnis pertekstilan secara keseluruhan.

d. Menjaga dan mengembangkan hubungan dengan supplier, channel

pemasaran, badan-badan usaha, asosiasi, perbankan, investasi, dan lain-lain.

3. Sekretaris

a. Menyiapkan surat-surat, laporan dan formulir untuk pemerintah. b. Melanjutkan transaksi penjualan dan pembelian dengan pengarahan


(54)

c. Menampung, memproses, dan mematangkan semua urusan dari dalam dan luar perusahaan sebelum diteruskan kepada direktur. 4. Manajer Produksi

a. Bertanggung jawab atas kelancaran produksi yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian dalam mencapai produksi yang tepat.

b. Bertanggung jawab dalam mengatur tenaga kerja, mesin, dan material dalam kegiatan produksi

c. Berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi sesuai dengan perkembangan teknologi dan kemajuan jaman.

Manajer produksi membawahi tiga kepala bagian, yaitu: a. Kepala Bagian Printing

b. Kepala Bagian Produksi Weaving

d. Kepala bagian Quality Control

5. Manajer Pemasaran

a. Melakukan pekerjaan administrasi penjualan. b. Mengatur dan menetapkan penjualan produk. c. Membuat permintaan produksi.

d. Mengatur promosi dan menetepkan pencapaian target penjualan dan tugas ini didelegasikan bersama dengan karyawan yang bekerja pada bagian dibawahnya.


(55)

6. Manajer keuangan

a. Menyetujui dan menandatangani permintaan biaya belanja sehari-hari.

b. Menyusun anggaran sesuai dengan rencana produksi. c. Menyusun cash flow tahunan.

d. Menerima dan mencocokan rekening koran. e. Menyusun neraca dan laporan laba/rugi periode.

f. Menyetujui penjualan tunai atas barang-barang bekas atau rusak. Manajer keuangan membawahi empat kepala bagian, yaitu:

a. Kepala Bagian Kas

b. Kepala Bagian Pembukuan c. Kepala bagian Pembelian d. Kepala Bagian Gudang 7. Manajer Personalia

a. Menangani administrasi pegawai.

b. Mengarahkan, mengkoordinir dan mendelegasikan tugas kepada bawahan.

c. Menyelesaikan persoalan yang berhubunga dengan tenaga kerja. 8. Manajer umum

a. Mengatur pelaksanaan pelayanan kesehatan dan PPPK. b. Mengatur pekerjaan koperasi.

c. Mengatur dan mengawasi kebersihan bangunan, kendaraan dan peralatan


(56)

d. Mengatur pelaksanaan dana sosial. e. Melakukan absensi karyawan setiap hari.

f. Melakukan koordinasi dengan semua kepala bagian tentang kebutuhan pelayanan umum.

Manajer umum membawahi tiga kepala bagian, yaitu: a. Kepala Sie Kendaraa

b. Kepala Sie Keamanan c. Kepala sie Rumah Tangga E. Personalia

Karyawan pada PT Iskandar Indah Printing Textile, sistem ketenagakerjaanya dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:

1. Bagian Produksi

Karyawan yang bekerja di departemen unit weaving dan departemen unit

printing serta bagian finishing. 2. Bagian non produksi

Karyawan yang bekerja di bagian kantor dan gudang.

Saat ini jumlah seluruh tenaga kerja di PT. Iskandar Indah Printing Textile


(57)

Tabel 4.1

Tenaga Kerja dan Pembagian Kerja Perusahaan

Shift dan Bagian Jumlah Karyawan

a. Day shift 70 Orang

b. Shift

1. Operator RRT 52 2. Operator Picanol 3. Operator Toyoda 4. Pengisi Palet 5. Palet

6. Warping

7. Penkanjian 8. Cucuk

9. Pengawas Monitor 10.Pengawas Umum 11.Bengkel

12.Listrik 13.Inspecting

14.Rool kain 15.Finishing 16.Keamanan 17.Transportasi 18.Umum 210 orang 135 orang 220 orang 60 orang 105 orang 60 orang 90 orang 80 orang 45 orang 20 orang 45 orang 15 orang 45 orang 10 orang 30 orang 20 orang 20 orang 10 orang

Jumlah 1.295ang

Mesin-mesin produksi dijalankan selama 24 jam, kecuali pada waktu istirahat selama 1 jam mesin dimatikan secara total.

Sistem kerja karyawan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Day Shift: masuk terus mulai dari pagi.

2. Shift: masuk pagi, siang, malam.

Sistem kerja shift dibagi menjadi tiga group, yaitu: 1. Shift I atau disebut sebagai Group A masuk pagi. 2. Shift II atau disebut sebagai Group B masuk siang. 3. Shift III atau disebut sebagai Group C masuk malam.


(58)

Tiap-tiap shift dikepalai oleh kepala shift, pengawas, dan staf masing-masing bagian dan mendapatkan jam istirahat selama 1 jam yang diatur sedemikian serupa sehingga tidak terdapat waktu luang dan tidak menganggu proses produksi.

Pembagian kerja pada PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah sebagai berikut:

1. Group A: pukul 07.00 – 15.00 WIB dengan waktu istirahat mulai pukul 11.30 – 12.30 WIB.

2. Group B: pukul 15.00 – 23.00 WIB dengan waktu istirahat mulai pukul 18.45 – 19.45 WIB.

3. Group C: pukul 23.00 – 07.00 WIB dengan waktu istirahat mulai pukul 02.00 – 03.00 WIB.

Sistem pembagian kerja karyawan diatas hanya berlaku untuk karyawan bagian produksi dan teknik, sedangkan untuk karyawan bagian non produksi jam kerjanya 40 jam per minggu dengan sistem pembagian jam kerja mulai hari Senin sampai Jumat, mulai pukul 07.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 11.45 – 12.45 WIB dan untuk hari Sabtu masuk setengah hari mulai pukul 07.00 – 12.00 WIB. Pergantian masuk kerja tiap bagian produksi setiap seminggu sekali dan dimulai setiap hari Senin.

Sistem penggajian kepada karyawan yang diterapkan PT Iskandar Indah


(59)

1. Sistem Upah Bulanan

Sistem ini diberlakukan untuk karyawan yang bekerja di bagian staf, kepala bagian atau mandor dengan menerima upah pada akhir bulan. 2. Sistem Upah Mingguan

Sistem ini diberlakukan untuk karyawan yang bekerja sebagai operator mesin produksi pada unit waeving, printing, dan finishing dengan menerima upah pada akhir minggu.

3. Sistem Upah Borongan

Sistem upah ini diberikan sesuai dengan jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan, misalnya untuk bagian pengepakan dan pembungkusan. Selain itu perusahaan juga memberikan sistem upah lembur yaitu upah yang diberikan di luar jam kerja.

Perusahaan memberikan beberapa fasilitas untuk menunjang kesejahteraan karyawan dan memberikan beberapa hak yang perlu diterima, antara lain: 1. Tunjangan Hari Raya (THR)

Tunjangan kesejahteraan yang diberikan setiap menjelang akhir tahun atau libur hari raya.

2. Mengikutsertakan karyawan dalam Asuransi Sosial Tenaga Kerja

3. Tunjangan kesejahteraan berupa pembayaran asuransi yang dibayarkan perusahaan kepada jasa asuransi.


(60)

5. Cuti Hamil

Tunjangan kesejahteraan berupa upah sebesar 50 persen dari upah yang diberikan pada masa cuti hamil.

6. Fasilitas transportasi

7. Memberikan pakaian seragam atau dinas 8. Kegiatan berlibur yang diadakan setahun sekali 9. Fasilitas Mushola

F. Produksi

Perusahaan memproduksi kain secara massa yaitu secara terus menerus. Dalam proses produksi PT. Iskandar Indah Printing Textile, meliputi:

1. Bahan Produksi

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi adalah sebagai berikut:

a. Bahan baku yang digunakan terdiri dari dua jenis benang:

1) Benang katun, yaitu benang yang berasal dari serat alami berupa kapas.

2) Benang rayon, yaitu benang yang berasal dari serat buatan. b. Bahan penolong atau bahan obat yang digunakan terdiri dari:

1) PVA (seperti film untuk melapisi bulu-bulu benang).

2) Tepung jagung (cornstat) yang berfungsi untuk melenturkan benang.


(61)

4) Akrelic, yang berfungsi untuk melenturkan benang tetapi kelenturannya lebih kuat daripada tepung jagung.

2. Mesin-Mesin Produksi

Mesin-mesin yang dipergunakan dalam mesin produksi adalah a. Mesin Warping

Mesin yang digunakan untuk memproses bahan baku benang dari

cones ke beam. b. Mesin Kelos

Mesin yang digunakan untuk memproses kembali benang yang putus dari mesin warping sehingga benang dapat dipakai kembali.

c. Mesin Sizing

Mesin yang digunakan untuk memproses bahan baku benang, dengan cara melapisi benang hasil dari mesin warping menggunakan bahan penolong atau bahan obat berupa campuran dari bermacam-macam bahan kimia.

d. Mesin Cucuk

Mesin yang digunakan untuk memproses benang lusi yang dimasukan ke mata jarum agar bisa dipilah-pilah untuk memudahkan proses tenun.

e. Mesin Winding

Mesin yang dipergunakan untuk memproses bahan baku benang menjadi benang pakan.


(62)

f. Loom

Untuk memproses benang lusi dan benang pakan menjadi kain grey. g. Mesin Folding

Mesin untuk melipat kain tenun setelah dilakukan pemeriksaan. h. Mesin Inspecting

Mesin untuk pemeriksaan kualitas kain dari mesin tenun i. Mesin Printing

Mesin yang dipergunakan dalam proses printing kain yaitu proses memberikan corak pada kain putih

j. Mesin Diesel

Mesin yang dipergunakan sebagai sumber tenaga untuk menggerakan mesin-mesin produksi.

k. Ketel Uap

Dipergunakan sebagai alat pemanas.

Bahan baku diperoleh dari Solo dan sekitarnya. Sistem pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan adalah via telepon, yaitu pemesanan bahan baku dilakukan dengan menghubungi pemasok bahan baku yang sudah menjadi langganan kemudian pemasok akan mengirim bahan baku ke perusahaan.

Proses produksi pada perusahaan ini dilakukan oleh departemen

weaving. Departemen weaving adalah departemen yang menangani proses produksi dari bahan baku yang berupa benang menjadi kain jadi berupa kain


(63)

grey. Pada departemen weaving pada PT Iskandar Indah Printing Textile, tiap proses produksi terbagi menjadi beberapa tahap:

1. Tahap Persiapan

a. Pembuatan benang lusi

Benang lusi adalah benang yang diarahkan membujur atau memanjang dalam proses penenunan. Benang ini digulung ke dalam alat yang disebut beam, kemudian dilakukan penarikan benang untuk penyusunan benang yang disesuaikan dengan banyaknya benang pada lebar kain.

b. Penghanian (warping)

Awal dari pembuatan benang lusi melalui proses penghanian dalam mesin warping yang melakukan proses penggulungan benang, sekaligus menentukan jumlah dan panjang benang yang diperlukan. Semakin lebar dan semakin halus suatu jenis kain yang akan diproduksi, maka akan membutuhkan jumlah benang yang semakin banyak karena dengan kain yang semakin lebar tentu semakin lebar pula gulungan kain tersebut. Demikian juga untuk produksi kain yang halus, akan membutuhkan anyaman benang yang lebih rapat.

c. Pengkanjian (sizing)

Merupakan proses memberi bahan penolong (bahan obat) berupa kanji pada benang lusi yang sudah terbentuk melalui proses pengeringan. Tujuan dari proses ini adalah untuk meratakan bulu-bulu yan terdapat


(64)

pada benang, menghilangkan kotoran agar benang tidak kaku sehingga tidak mudah putus atau dengan kata lain untuk memperkuat benang.

d. Proses cucuk (racing)

Benang dimasukan ke dalam mesin cucuk dengan melewati mata jarum menuju ke sisir atau disebut dengan gun dengan jumlah mata sisir tergantung dari jumlah benang yang tersedia dari proses penganjian tadi. Proses ini bertujuan untuk memisahkan benang lusi sehingga jumlah dan kerapatan benang pada lembar kain yang akan diproduksi dapat diatur dalam proses penenunan.

e. Pembuatan Benang Pakan

Benang pakan adalah benang yang arahnya menyilang dalam proses penenunan. Benang ini dimasukan ke dalam mesin kelos kemudian diteruskan ke mesin palet yang akan menggulung benang ke dalam kayu klinting. Kemudian klinting yang telah berisi benang dipindahkan ke bagian penenunan bersama dengan benang lusi.

2. Tahap Penenunan

Tahap penenunan dilakukan dalam mesin tenun yang melakukan proses penyilangan benang lusi dan benang pakan sehingga terbentuk sebuah kain. Benang lusi yang berbeda pada mesin tenun secara otomatis akan ditenun oleh benang pakan yang arahnya melintang. Dalam proses ini harus ada seorang operator yang menjalankan mesin tenun. Operator ini bertugas mengawasi jalannya mesin dan menyambung benang jika ada


(65)

yang putus dan secara otomatis mesin akan berhenti serta memasukan teropong benang pakan apabila benang pakan telah habis.

3. Tahap Finishing

a. Inspecting

Kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi dan memeriksa hasil kain grey bila terdapat kerusakan atau cacat kain yang perlu diperbaiki. b. Repairing

Kegiatan memperbaiki anyaman grey yang rusak atau ada yang ganda pakan atau ganda lusi.

c. Smashing

Kegiatan pembersihan kain grey dari sisa-sisa benang, serat atau bulu-bulu

d. Folding

Kegiatan terakhir yang dilakukan dengan melipat sekaligus menghitung panjang kain.


(66)

BENANG

BENANG LUSI

PENGHANIAN

PENGANJIAN

BENANG PAKAN

CUCUK

PENENUNAN (LOOMING)

INSPECTING/ FOLDING KAIN GREY/ ROLL

KAIN GREY BAIK

FINISHING/ PEMUTIHAN

KAIN PUTIH

PALET

RRT TOYODA PICANOL

Gambar 4.2


(67)

G. Gudang

Jenis bahan baku yang disimpan dalam gudang adalah benang dan bahan penolong seperti: tepung dan kanji. Bahan penolong berfungsi untuk menghindari gesekan pada saat benang di proses di dalam mesin agar tidak mudah putus. Pada saat pemindahan bahan baku dari gudang menuju tempat proses produksi tidak menggunakan alat khusus karena gudang dan tempat produksi berada dalam lingkungan yang sama.

H. Pemasaran

1. Saluran Distribusi

Pada perusahan ini saluran barang industri yang dipergunakan adalah: a. Produsen-distributor industri-pemakai industri

b. Produsen-agen-distributor-industri-pemakai industri 2. Daerah Pemasaran

Pada awal usaha ini dirintis dalam bentuk perusahaan perseorangan, pemasaran hasil produksinya masih di sekitar daerah Surakarta, kemudian dengan semakin maju dan berkembangnya usaha maka pemasaran hasil produksi turut berkembang hampir di seluruh kota-kota besar yang ada di Indonesia, antara lain: Surabaya, Bali, Jakarta, Medan, Semarang, Yogyakarta, Makasar, Pekalongan, Purwokerto, dan Surakarta sendiri. Sedangkan untuk daerah pemasaran ekspor adalah Singapura, Timur Tengah, Brunei Darusalam, dan negara Amerika Latin.


(68)

3. Jenis Produk dalam Pemasaran

Produk kain yang diekspor sudah dalam bentuk barang jadi yang berupa kain batik, sedangkan produk yang dijual di dalam negeri, dijual dalam bentuk kain grey dan kain batik.


(69)

47 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

PT. Iskandar Indah Printing Textile adalah perusahaan tekstil yang mengolah bahan baku benang menjadi kain grey. Dalam penelitian skripsi ini penulis tertarik untuk menganalisis penyimpangan biaya bahan baku yang terjadi pada perusahaan dan biaya persediaan bahan baku yang ekonomis dengan menggunakan metode Economic Order Quantity serta perencanaan persediaan bahan bahan baku dengan menggunakan safety stock dan reorder point.

Langkah pertama yang perlu dilakukan sebelum melakukan analisis penyimpangan biaya bahan baku adalah mengumpulkan data yang berkaitan dengan anggaran biaya bahan baku dan realisasi biaya bahan bahan bakunya. Dalam menentukan anggaran biaya bahan baku, diperlukan anggaran produksi. Dalam menentukan anggaran produksi, diperlukan suatu rencana penjualan bulanan. Untuk itu diperlukan rencana penjualan tahun 2014. Rincian rencana penjualan bulanan PT. Iskandar Indah Printing Textile tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.1


(70)

Tabel 5.1

Rencana Penjualan PT. Iskandar Indah Printing Textile Tahun 2014

Bulan Rencana Penjualan (dalam meter)

Januari 788.122,00

Februari 779.215,00

Maret 770.324,00

April 818.721,00

Mei 843.298,00

Juni 870.631,00

Juli 810.341,00

Agustus 807.456,00

September 783.356,00

Oktober 819.895,00

November 842.479,00

Desember 869.687,00

Jumlah 9.803.525,00

Dalam menentukan anggaran biaya produksi perusahaan mempertimbangkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi, diantaranya persediaan barang yang ada dalam gudang. Data persediaan awal untuk satu tahun periode yang akan datang dapat diperoleh dari data persediaan akhir tahun ini (tahun yang sedang berjalan), karena data persediaan awal tahun anggaran (untuk satu tahun periode yang akan datang) adalah sama dengan data persediaan akhir tahun ini (tahun yang sedang berjalan). Data persediaan akhir tahun anggaran ini ditentukan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan. Manajemen perusahaan menentukan persediaan barang jadi pada akhir tahun adalah 20% dari total barang yang dijual. Perhitungan anggaran produksi dari rencana penjualan PT. Iskandar Indah Printing Textile untuk tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.2


(71)

Tabel 5.2

Perhitungan Anggaran Produksi

PT. Iskandar Indah Printing Textile Tahun 2014

Bulan Volume Penjualan (meter) Persediaan Akhir (meter) Tersedia (meter) Persediaan Awal (meter) Produksi (meter)

Januari 788.122,00 157.624,40 945.746,40 157.541,40 788.205,00

Februari 779.215,00 155.843,00 935.058,00 157.624,40 777.433,60

Maret 770.324,00 154.064,80 924.388,80 155.843,00 768.545,80

April 818.721,00 163.744,20 982.465,20 154.064,80 828.400,40

Mei 843.298,00 168.659,60 1.011.957,60 163.744,20 848.213,40

Juni 870.631,00 174.126,20 1.044.757,20 168.659,60 876.097,60

Juli 810.341,00 162.068,20 972.409,20 174.126,20 798.283,00

Agustus 807.456,00 161.491,20 968.947,20 162.068,20 806.879,00

September 783.356,00 156.671,20 940.027,20 161.491,20 778.536,00

Oktober 819.895,00 163.979,00 983.874,00 156.671,20 827.202,80

November 842.479,00 168.495,80 1.010.974,80 163.979,00 846.995,80

Desember 869.687,00 173.937,40 1.043.624,40 168.495,80 875.128,60

Jumlah 9.803.525,00 1.960.705,00 11.764.230,00 1.944.309,00 9.819.921,00 Sumber: PT. Iskandar Indah Printing Textile

Persediaan akhir = 20% x kebutuhan produksi Persediaan awal bulan Januari data dari perusahaan

Setelah menyusun rencana produksi, untuk langkah berikutnya membuat anggaran biaya bahan baku.

1. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

Bahan baku yang dipergunakan untuk produksi kain grey adalah benang katun dan benang rayon. Dalam membuat kebutuhan anggaran bahan baku PT. Iskandar Indah Printing Textile menetapkan terlebih dahulu standar pemakaian bahan baku. Untuk 1 ball benang yang beratnya 118,4 kg dapat memproduksi 550,25 meter kain grey yang membutuhkan benang katun sebanyak 0,13 kg per meternya dan benang rayon sebanyak 0,11 kg per


(72)

meternya. Anggaran kebutuhan bahan baku dapat di lihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3

Anggaran Kebutuhan Bahan Baku

PT. Iskandar Indah Printing Textile Tahun 2014

Bulan Produksi

(meter)

Bahan Baku Benang Katun

Bahan Baku Benang Rayon Pemakaian

(kg/m) Jumlah (kg)

Pemakaian

(kg/m) Jumlah (kg)

Januari 788.205,00 0,13 98.919,73 0,11 83.155,63

Februari 777.433,60 0,13 97.567,92 0,11 82.019,24

Maret 768.545,80 0,13 96.452,50 0,11 81.081,58

April 828.400,40 0,13 103.964,25 0,11 87.396,24

Mei 848.213,40 0,13 106.450,78 0,11 89.486,51

Juni 876.097,60 0,13 109.950,25 0,11 92.428,30

Juli 798.283,00 0,13 100.184,52 0,11 84.218,86

Agustus 806.879,00 0,13 101.263,31 0,11 85.125,73

September 778.536,00 0,13 97.706,27 0,11 82.135,55

Oktober 827.202,80 0,13 103.813,95 0,11 87.269,90

November 846.995,80 0,13 106.297,97 0,11 89.358,06

Desember 875.128,60 0,13 109.828,64 0,11 92.326,07

Jumlah 9.819.921,00 1.232.400,09 1.036.001,67

Sumber: PT. Iskandar Indah Printing Textile

Sedangkan realisasi kebutuhan bahan baku pada PT. Iskandar Indah Printing Textile tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 5.4


(73)

2. Anggaran Pembelian Bahan Baku

Di dalam melakukan pembelian bahan baku benang katun dan benang rayon, PT. Iskandar Indah Printing Textile melakukan pembelian setiap bulan dua kali. Banyaknya pembelian bahan baku benang katun dan rayon merupakan jumlah yang dibutuhkan setiap kali produksi. Harga beli bahan baku benang katun dan rayon tahun 2014 perusahaan memperkirakan sebesar Rp61.700/kg sedangkan harga beli bahan baku benang katun sebesar Rp43.400/kg.

Tabel 5.4

Realisasi Kebutuhan Bahan Baku

PT. Iskandar Indah Printing Textile Tahun 2014

Bulan Produksi

(meter)

Bahan Baku Benang Katun Bahan Baku Benang Rayon Pemakaian

(kg/m) Jumlah (kg)

Pemakaian

(kg/m) Jumlah (kg)

Januari 786.857,50 0,12 92.352,00 0,10 76.960,00

Februari 776.953,00 0,12 91.168,00 0,10 76.012,80

Maret 767.598,75 0,12 90.102,40 0,10 75.065,60

April 825.375,00 0,12 96.851,20 0,10 80.748,80

Mei 845.184,00 0,12 99.219,20 0,10 82.643,20

Juni 873.797,00 0,12 102.534,40 0,10 85.484,80

Juli 796.211,75 0,12 93.417,60 0,10 77.907,20

Agustus 805.566,00 0,12 94.601,60 0,10 78.736,00

September 776.953,00 0,12 91.168,00 0,10 76.012,80

Oktober 825.375,00 0,12 96.851,20 0,10 80.748,80

November 845.184,00 0,12 99.219,20 0,10 82.643,20

Desember 873.797,00 0,12 102.534,40 0,10 85.484,80

Jumlah 9.798.852,00 0,12 1.150.019,20 0,10 958.448,00


(74)

Contoh perhitungan pembelian bahan baku yang dilakukan oleh PT. Iskandar Indah Printing Textile untuk bulan Januari adalah sebagai berikut:

a. Bahan Baku Katun

Kebutuhan Bahan Baku 98.919,73 kg Persediaan akhir bahan baku 19.783,95 + Jumlah kebutuhan bahan baku 118.703,67 Persediaan awal bahan baku 22.342,35 - Pembelian bahan baku 96.361,32 kg b. Benang Rayon

Kebutuhan Bahan Baku 83.155,63 kg Persediaan akhir bahan baku 16.631,13 + Jumlah kebutuhan bahan baku 99.786,75 Persediaan awal bahan baku 18.434,24 - Pembelian bahan baku 81.352,51 kg

Demikianlah perhitungan tersebut berlaku untuk bulan berikutnya sampai dengan bulan Desember 2014. Anggaran pembelian bahan baku untuk tahun 2014 disajikan pada tabel 5.5 dan 5.6 sedangkan untuk realisasinya disajikan pada tabel 5.7 dan 5.8


(75)

53 Tabel 5.5

Anggaran Pembelian Bahan Baku Benang Katun PT. Iskandar Indah Printing Textile Tahun 2014

Bulan Kebutuhan (kg)

Persediaan

akhir (kg) Jumlah

Persediaan awal (kg)

Pembelian (kg)

Harga/kg

(Rp) Jumlah Pembelian Januari 98.919,73 19.783,95 118.703,67 22.342,35 96.361,32 61.700,00 5.945.493.629,10 Februari 97.567,92 19.513,58 117.081,50 19.783,95 97.297,55 61.700,00 6.003.259.122,52 Maret 96.452,50 19.290,50 115.743,00 19.513,58 96.229,41 61.700,00 5.937.354.848,74 April 103.964,25 20.792,85 124.757,10 19.290,50 105.466,60 61.700,00 6.507.289.259,49 Mei 106.450,78 21.290,16 127.740,94 20.792,85 106.948,09 61.700,00 6.598.697.032,07 Juni 109.950,25 21.990,05 131.940,30 21.290,16 110.650,14 61.700,00 6.827.113.777,44 Juli 100.184,52 20.036,90 120.221,42 21.990,09 98.231,33 61.700,00 6.060.872.752,50 Agustus 101.263,31 20.252,66 121.515,98 20.036,90 101.479,07 61.700,00 6.261.258.871,97 September 97.706,27 19.541,25 117.247,52 20.252,66 96.994,86 61.700,00 5.984.582.781,79 Oktober 103.813,95 20.762,79 124.576,74 19.541,25 105.035,49 61.700,00 6.480.689.614,54 November 106.297,97 21.259,59 127.557,57 20.762,79 106.794,78 61.700,00 6.589.237.752,01 Desember 109.828,64 21.965,73 131.794,37 21.259,59 110.534,77 61.700,00 6.819.995.466,95 Jumlah 1.232.400,09 246.480,02 1.478.880,10 246.856,68 1.232.023,42 76.015.844.909,11 Sumber: PT. Iskandar Indah Printing Textile

Persediaan akhir = 20% x kebutuhan produksi Persediaan awal bulan Januari data dari perusahaan


(76)

Tabel 5.6

Anggaran Pembelian Bahan Baku Benang Rayon PT. Iskandar Indah Printing Textile Tahun 2014

Bulan Kebutuhan (kg)

Persediaan

akhir (kg) Jumlah

Persediaan awal (kg)

Pembelian (kg)

Harga/kg (Rp)

Jumlah Pembelian (Rp) Januari 83.155,63 16.631,13 99.786,75 18.434,24 81.352,51 43.400,00 3.530.699.064,20 Februari 82.019,24 16.403,85 98.423,09 16.631,13 81.791,97 43.400,00 3.549.771.422,48 Maret 81.081,58 16.216,32 97.297,90 16.403,85 80.894,05 43.400,00 3.510.801.738,75 April 87.396,24 17.479,25 104.875,49 16.216,32 88.659,17 43.400,00 3.847.808.162,02 Mei 89.486,51 17.897,30 107.383,82 17.479,25 89.904,57 43.400,00 3.901.858.252,94 Juni 92.428,30 18.485,66 110.913,96 17.897,30 93.016,65 43.400,00 4.036.922.760,16 Juli 84.218,86 16.843,77 101.062,63 18.485,66 82.576,97 43.400,00 3.583.840.428,56 Agustus 85.125,73 17.025,15 102.150,88 16.843,77 85.307,11 43.400,00 3.702.328.578,34 September 82.135,55 16.427,11 98.562,66 17.025,15 81.537,51 43.400,00 3.538.727.964,38 Oktober 87.269,90 17.453,98 104.723,87 16.427,11 88.296,76 43.400,00 3.832.079.595,79 November 89.358,06 17.871,61 107.229,67 17.453,98 89.775,69 43.400,00 3.896.264.910,41 Desember 92.326,07 18.465,21 110.791,28 17.871,61 92.919,67 43.400,00 4.032.713.650,22 Jumlah 1.036.001,67 207.200,33 1.243.202,00 207.169,36 1.036.032,64 44.963.816.528,26 Sumber: PT. Iskandar Indah Printing Textile

Persediaan akhir = 20% x kebutuhan produsi Persediaan awal bulan Januari data dari Perusahaan


(1)

88 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Hasil analisis selisih menunjukkan biaya bahan baku yang dikeluarkan

oleh PT. Iskandar Indah Printing Textile ada penyimpangan yang bersifat

menguntungkan. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan analisis

varians yang bersifat menguntungkan sebesar Rp2.964.723.354,20 untuk

benang katun dan benang rayon sebesar Rp1.927.533.252,40. Hal ini

menunjukan bahwa antara anggaran dan realisasi biaya bahan baku sudah

terkendali karena penyimpangan untuk benang katun sebesar 3,90% dan

benang rayon 4,29% sudah berada dibawah batas toleransi yaitu 5%.

2. Kuantitas pembelian bahan baku yang optimal menurut metode Economic Order Quantity (EOQ) lebih besar dari kebijakan perusahaan dengan frekuensi pemesanan yang lebih kecil dari kebijakan perusahaan. Dengan

metode Economic Order Quantity (EOQ), pembelian bahan baku benang katun sebesar 174.119,00 kg dengan frekuensi pemesanan 6 kali

sedangkan menurut kebijakan perusahaan 95.681,98 dengan frekuensi

pemesanan 12 kali dan untuk benang rayon sebesar 158.972,34 kg dengan

frekuensi pemesanan 6 kali sedangkan menurut kebijakan perusahaan

sebesar 79.759,23 kg dengan frekuensi pemesanan 12 kali. Total biaya

persediaan bahan baku benang katun menurut kebijakan perusahaan

sebesar Rp4.952.662,07 setiap kali pesan dan Rp59.431.944,84 per


(2)

pesan dan 25.084.049,70 per tahunnya dan untuk benang rayon menurut

kebijakan perusahaan sebesar Rp4.713.489,39 setiap kali pesan dan

Rp56.561.872,68 per tahun sedangkan menurut metode EOQ

Rp3.816.996,82 setiap kali pesan dan Rp22.901.980,92 per tahun. Dengan

demikian, total biaya persediaan bahan baku yang menggunakan metode

Economic Order Quantity lebih kecil dari kebijakan perusahaan dengan selisih Rp771.987,12 per pesan dan Rp34.347.895,14 per tahun untuk

benang katun dan Rp896.492,57 per pesan dan Rp33.659.891,76 per

tahun untuk benang rayon sehingga didapat keuntungan dengan

menggunakan metode Economic Order Quantity yang menghasilkan biaya total persediaan yang lebih murah dibandingkan dengan yang

dikeluarkan perusahaan.

3. Persediaan tambahan yang harus disediakan perusahaan untuk benang

katun dan harus disimpan adalah sebesar 1,389,78 kg dan untuk benang

rayon sebesar Rp 1.037,68 kg sedangkan waktu untuk melakukan

pemesanan kembali bahan baku katun adalah ketika bahan baku sebesar

63.076,58 kg sedangkan untuk benang rayon adalah sebesar 57.646,26 kg.

B. Keterbatasan Penelitian

Realisasi biaya bahan baku dan pembelian bahan baku, diperoleh dari

perhitungan produksi kain dikalikan dengan SURnya.

C. Saran

1. Realisasi biaya bahan baku dan pembelian bahan baku perusahaan sudah


(3)

bahan bakunya mengalami keuntungan dan selisihnya sudah terkendali

sehingga perusahaan perlu mempertahankannya.

2. Perusahaan perlu mempertimbangkan untuk menggunakan metode EOQ

yang telah terbukti menghasilkan pembelian dan biaya persediaan yang

lebih ekonomis dengan selisih yaitu Rp771.987,12 untuk sekali pesan dan

Rp34.347.895,14 per tahunnya untuk benang katun, sedangkan benang

rayon Rp896.492,57 per pesan dan Rp33.659.891,76 per tahun untuk

benang rayon. Perusahaan lebih baik menyediakan persediaan pengaman

untuk mengantisipasi kekurangan bahan baku benang agar proses produksi

tidak terganggu dan menetapkan titik pemesanan kembali untuk

menghindari keterlambatan pemesanan bahan baku.

3. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya dapat menggunakan realisasi biaya

bahan baku dan pembelian bahan baku yang sesungguhnya dikeluarkan


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Yunita Anggarini. 2011. Anggaran Bisnis: Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian Laba. Edisi Pertama. UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Darsono dan Ari Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan. Edisi Pertama. Mitra Wacana Media, Jakarta.

Hansen, R Don. dan M. Mowen. 2006. Management Acoounting. (Terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary). Edisi Ketujuh. Salemba Empat, Singapore: Thomson Learning.

Hansen, Don R., Mowen, Maryanne M. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi kedelapan. Jilid dua. Salemba Empat, Jakarta.

Ishak, Aulia. 2010. Manajemen Operasi. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Meilani, Difana., Ryan Eka Saputra. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Vulkanisir Ban Studi Kasus pada PT. Gunung Pulo Sari. Jurnal. Universitas Andalas, Padang.

Mulyadi.2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Jilid tujuh. AMP YKPN, Yogyakarta.

Munandar. 2007. Budgeting: Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi ketiga. Salemba Empat, Jakarta.

Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Grasindo, Jakarta.

Rudianto. 2009. Penganggaran. Erlangga, Jakarta.

Saragi, Gema Lestari., Retno Setyorini. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Daging dan Ayam dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada Restoran Steak Ranjang Bandung. Jurnal. Universitas Telkom, Bandung.

Sirait, Justine T. 2006. Anggaran Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen.

Grasindo, Jakarta.

Utami, Maria. 2005. “Evaluasi Perencanaan dan Pengendalian Biaya Bahan

Baku studi kasus pada PT Nyonya Meneer Semarang”. Skripsi tidak dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.


(5)

(6)