Latar Belakang Penelitian s pgsd penjas 1003863 chapter1

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa khususnya bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun kualitas negaranya. Hal tersebut dapat diupayakan melalui lembaga formal di sekolah. Jika dilihat dari pengertiannya, pendidikan menurut Hamalik 2001: 79 adalah “suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya”. Maka dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses perubahan dalam diri siswa untuk menghasilkan, mencipta ke arah yang lebih baik dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran harus terus diupayakan, khususnya pada pembelajaran penjas, baik oleh guru maupun semua pihak yang terkait langsung dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani lebih diarahkan kepada tujuan yang ingin dicapai, karena pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang telah direncanakan secara sistematik, dan juga dapat diartikan sebagai proses pendidikan untuk keselarasan antara tumbuhnya badan dan berkembangnya jiwa. Pada hakikatnya, pendidikan jasmani erat kaitannya dengan gerak manusia, Bergerak dengan berbagai variasi seperti berjalan, berlari, melompat dan melempar. Kegiatan tersebut akan semakin berubah seiring berjalannya waktu, entah menjadi sempurna atau tak beraturan. Keterampilan motorik kasar yang lebih maju dari sekadar refleks merupakan prasyarat untuk berolahraga, menari, dan aktivitas-aktivitas lain pada masa usia sekolah dasar dan tahap perkembangan selanjutnya. Adapun tujuan umum Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak 2 dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. Ruang lingkup program pengajaran Pendidikan Jasmani yang di ajarkan di Sekolah Dasar, mulai dari kelas I sampai kelas VI pada setiap semester ditekankan pada kegiatan fisik yang melibatkan seluruh gerak tubuh. Untuk itu pengalamannya harus menyenangkan, kreatif, inovatif, keterampilan gerak, kesegaran jasmani, membiasakan hidup sehat, pengetahuan dan pemahaman terhadap sesama manusia. Dalam pendidikan jasmani, gerakan- gerakan berjalan, berlari, melompat dan melempar itu terdapat dalam nomor- nomor cabang olahraga atletik. Cabang olahraga atletik merupakan ibu dari semua cabang olahraga, para ahli menyebutnya mother of sport. Salah satu cabang dari olahraga atletik ialah lari jarak pendek sprint . Lari sprint adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik, menurut Muhtar 2010:12, “lari jarak pendek sprint adalah suatu cara lari dimana si atlet harus menempuh seluruh jarak dengan kecepatan semaksimal mungkin.” Dengan kata lain, bahwa lari sprint menuntut pelarinya untuk lari secepat-cepatnya namun dengan gerakan yang tepat. Agar pembelajaran menjadi menarik dan mampu meningkatkan motivasi siswa, maka upaya yang bisa dilakukan guru ialah dengan menciptakan pembelajaran yang variatif, diantaranya melalui penggunaan media. Karena media dianggap sangat penting untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Dan juga, saat ini seorang guru dituntut untuk menggunakan media pembelajaran disetiap kegiatan belajar mengajarnya. Pada dasarnya proses pembelajaran ialah adanya komunikasi antara dua pihak yaitu guru dengan siswa, artinya di dalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seseorang kepada seseorang atau kelompok. Dari pernyataan tersebut jelas tergambar bahwa media merupakan bagian dari proses komunikasi. Penggunaan media dalam pembelajaran sangat membantu guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan, dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera seperti konsep yang terlalu luas yang dapat divisualisasikan dalam bentuk film, 3 gambar, dan lain-lain. Jika dilihat dari manfaatnya, bahwa manfaat dari media pembelajaran yang diberikan mampu memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan mampu memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mampumeningkatkan antusias belajarnya. Materi yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa pun dapat tersampaikan lebih jelas dengan bantuan media pembelajaran yang digunakan. Kemudian, jika penggunaan media pendidikan dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, maka dapat mengatasi sikap siswa yang pasif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini penggunaan media dapat menimbulkan kegairahan dalam belajar serta memungkinkan siswa untuk berinteraksi secara langsung. Namun, pada kenyataannya dalam melaksanakan pembelajaran atletik khususnya lari cepat di sekolah dasar, masih banyak guru penjas yang belum memberikan suatu bentuk pelajaran atletik yang sesuai dengan perkembangan siswa dan menyenangkan. Padahal, siswa perlu diberikan materi pelajaran jasmani yang tersusun dengan baik dan menarik. Berdasarkan pernyataan tersebut, sebagian siswa menganggap olahraga atletik ini kurang menuntut keterampilan yang tinggi, malah melelahkan, unsur kegembiraan pun kurang mereka dapatkan ketika proses pembelajaran. Melihat kegiatan yang dilakukan di sekolah dasar saat ini, dirasa kurang mampu mengembangkan kemampuan motorik anak, kegiatan terbilang monoton dan tidak variatif. Seperti yang terjadi pada hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Nagrak 1 Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang, berdasarkan hasil observasi kepada guru mata pelajaran olahraga, hasil belajar siswa mengenai gerak dasar lari sprint ternyata belum sesuai seperti yang diharapkan, guru dalam proses pembelajaran terlihat tidak menerapkan media dan metode pembelajaran yang dilakukan, dan hasil belajar siswa masih dibawah nilai rata-rata KKM 75 yang telah ditentukan guru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini. 4 Tabel 1.1 Data Awal Siswa Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dengan nilai KKM SD Negeri Nagrak I yaitu 75, maka secara umum kemampuan gerak dasar lari sprint siswa masih rendah, karena siswa yang tuntas hanya terdapat empat siswa atau ketuntasan klasikalnya hanya sebesar 23,5 dari 17 jumlah siswa. Maka siswa yang belum tuntas berjumlah 13 siswa atau 76,4. Dengan demikian, berdasarkan data awal siswa kelas V SDN Nagrak I pada kemampuan gerak dasar lari sprint, rata-rata nilai hasil belajarnya sebesar 63,1 kemudian ketuntasan belajar adalah sebesar 23,5, dan daya serap siswa adalah sebesar 76,4. Maka dari itulah diperlukan suatu variasi yang menarik bagaimana kegiatan olahraga itu mampu membuat siswa tertarik mengikuti pembelajaran lari sprint , dan mampu meningkatkan hasil belajar dan kemampuan gerak dasar lari sprint siswa kelas V SD Negeri Nagrak 1 Kecamatan Buahdua, Sumedang. Hal yang dapat dilakukan salah satunya dengan penggunaan media pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, karena media pembelajaran merupakan sarana bagi guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan suasana yang berbeda. No Nama Aspek Yang Dinilai Skor Nilai Ket. Start Lari Finish T BT 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1. Teten H √ √ √ 6 67 √ 2. M Fahrizal √ √ √ 7 78 √ 3. Yuliana A √ √ √ 8 89 √ 4. Febby A √ √ √ 5 56 √ 5. Dhevia N √ √ √ 4 45 √ 6. Anisya Nur √ √ √ 4 45 √ 7. Yoga P √ √ √ 5 56 √ 8. Saefuloh N √ √ √ 5 56 √ 9. Iin S √ √ √ 4 45 √ 10. Reza G √ √ √ 7 78 √ 11. Ismi Mala √ √ √ 7 78 √ 12. Ray Mei D √ √ √ 6 67 √ 13. Ai Sherly S √ √ √ 5 56 √ 14 Aziz Azmi √ √ √ 6 67 √ 15 Nita A √ √ √ 6 67 √ 16. Rita Sri M √ √ √ 5 56 √ 17. Dede Agus √ √ √ 6 67 √ Jumlah 2 12 3 3 12 2 7 10 - 96 1073 4 13 Rata-rata 5,6 63,1 Presentase 1 1 ,7 7 ,5 1 7 ,6 1 7 ,6 7 ,5 1 1 ,7 4 1 ,1 5 8 ,8 6 2 ,7 6 3 ,1 2 3 ,5 7 6 ,4 5 Salah satu media yang dapat digunakan ialah penggunaan media puzzle yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lari sprint siswa. Media puzzle itu sendiri termasuk ke dalam media gambar, dimana siswa harus menyusun potongan-potongan gambar tersebut menjadi gambar yang utuh dan benar. Kelebihan pembelajaran menggunakan media ini agar siswa merasa senang dan bersemangat mengikuti pembelajaran olahraga khususnya atletik. Dari uraian di atas, maka untuk melakukan tindak lanjut atas penggunaan media puzzle tersebut, makan dilakukan penelitian dengan ju dul “Penggunaan Media Puzzle Untuk Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Lari Sprint 60 Meter Pada Siswa Kelas V SDN Nagrak 1 Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian