38 47
47 jasa produk, misalnya unit cucian, administrasi dan lain
sebagainya. Kemudian pada masing – masing unit penunjang maupun unit produksi diadakan identifikasi biaya langsung maupun
tidak langsung dan sekaligus dilakukan penghitungan biayanya. Setelah masing – masing unit teridentifikasi kemudian dilakukan
distribusi biaya dan unit penunjang ke unit produksi. Setelah dilakukan distribusi biaya, biaya langsung maupun
tidak langsung yang ada di unit produksi dilakukan penjumlahan yang disebut biaya total selanjutnya dibagi dengan hasil produksi
menjadi unit cost.
E. Tarif Pelayanan Kesehatan
1. Pengertian Pengertian tarif tidak sama dengan harga, sekalipun keduanya
menunjuk pada besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen. Pengertian tarif lebih terkait pada besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk memperoleh jasa pelayanan, sedangkan pengertian harga lebih terkait pada pengertian biaya yang harus dikeluarkan untuk
memperoleh barang.
6
Krisis moneter yang melanda Indonesia pada saat ini jelas mempunyai dampak luas di berbagai sisi kehidupan, termasuk juga pada
pelayanan kesehatan misalnya Rumah Sakit. Hal ini mengakibatkan pembiayaan kesehatan menjadi meningkat karena mahalnya harga obat
– obatan dan alat – alat kesehatan yang diperlukan di Rumah Sakit. Sementara disisi lain krisis moneter juga menyebabkan turunnya daya
beli sebagian masyarakat.
7
38 48
48 2. Kebijakan Tarif Pelayanan
Pemberlakuan tarif bagi pasien institusi pelayanan kesehatan berarti masyarakat juga ikut menanggung biaya produksi pelayanan
kesehatan, namun sebetulnya pendapatan dari diberlakukannya tarif pelayanan kesehatan tersebut juga untuk digunakan atau dikembalikan
kepada masyarakat berupa :
8
a. Peningakatan mutu pelayanan kesehatan
b. Pengembangan dan perluasan pelayanan kesehatan
c. Terjadinya kesinambungan pelayanan kesehatan
Kebijakan penetapan tarif pelayanan kesehatan hendaknya realistis dan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya.
Keterbatasan sumber daya memerlukan 2 kebijakan, sebagai berikut :
9
a. Alternatif terbaik untuk memobilisir sumber daya tambahan
b. Berbagai alternative dalam mengalokasikan sumber daya
Penentuan tariff pelayanan kesehatan sangatlah komplek. Hal ini disebabkan banyaknya variable atau factor yang perlu dipertimbangkan.
Menurut Gani, ada 8 delapan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan tarif sebagai berikut :
10
a. Jenis produk pelayanan kesehatan yang diberikan. Produk
pelayanan kesehatan yang diberikan demi oleh institusi pelayanan kesehatan sangat bervariasi jenisnya. Masalah pokok adalah
berbedanya biaya satuan untuk masing – masing jenis pelayanan. b.
Motivasi social dan motivasi ekonomi. Dalam hal ini diharapkan pelayanan kesehatan yang diberikan tetap memberikan fungsi social
tetapi mendapatkan biaya produksi sehingga tidak merugi. Salah satu strategi yang dipakai dengan melakukan subsidi silang yaitu
38 49
49 memperoleh “Profit” dari pelayanan kelas VIP dan kelas I serta
memberikan subsidi kepada pasien kelas III c.
Biaya satuan unit cost masing – masing jenis pelayanan d.
Tingkat utilisasi, misalnya untuk rawat inap, apabila BOR memang rendah, kenaikan tarif akan memperburuk tingkat penggunaan
tempat tidur di Rumah Sakit bersangkutan. Sebaliknya kenaikan tarif pada BOR yang tinggi tidak berpengaruh pada utilisiasi, sejauh
kenaikan tersebut masih dalam batas “ kemauan dan kemampuan “ pasien.
e. ATP Ability To Pay dan WTP Willingness To Pay serta ada
tidaknya “consumer surplus”. Kalau tariff yang berlaku dibawah ATP dan WTP berarti adanya “consumer surplus”, sehingga kenaikan
tariff masih bias diterima masyarakat. f.
Kebijakan dan kemampuan memberikan subsidi. Kalau subsidi terbatas, pemerintah bias memberlakukan tariff tinggi untuk
pelayanan Kelas VIP, Kelas I dan membatasi pemberian subsidi untuk pelayanan kelas III.
g. Besarnya surplus penerimaan yang direncanakan profit
h. Tarif dan mutu pelayanan pesaing. Kenaikan tarif pada suatu fasilitas
bias menyebabkan pindahnya pasien ke fasilitas lain, kalau mutunya sama.
38 50
50
F. Kerangka Teori