Kondisi Sosial Ekonomi dan Daya Tahan Usahatani Petani di Masa Krisis Ekonomi (Kasus di Kampung Carangpulang, Desa Ciltarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).

W A N KADIR. Kondisi Sosial Ekonomi d a n Daya Tallan Usahatani Petani di
Masa Krisis Ekonomi (Kasus di Kampung Carangpulang, Desa Ciltarawang,
Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Di bawah
bimbingan BAMBANG S. UTOMO.
Penelitian ini mengkaji tentang Kondisi Sosial Ekonomi Petani dan Peran

Social Capital dalam Kegiatan Usahatani di Masa Krisis Ekonomi (Kasus di
Kampung Carangpulang, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menelaah kondisi ekonomi
dan hubungan kerja antarpetani pada masa krisis ekonomi, (2) Menelaah tindakantindakan yang dilakukan individu maupun antarpetani dalam menanggulangi
pengaruh krisis ekonomi dan (3) Mengidentifikasi faktor apa saja serta peran faktor
tersebuT yang selama ini membuat petani mampu bertahan berusahatani dalam
kondisi krisis ekonomi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survai deskriptif dengan
sampel sebanyak 25 orang yang terdiri atas pemilik dan penggarap lahan dan dipilih
secara sengaja.

Data diperoleh dengan mewawancarai responden

dengan alat kuesioner, dan pengamatan.


Sedangkan untuk mempertajam dalam

melihat fenomena sosial yang ada secara lebih cermat, digunakan metode studi kasus
dengan mewawancarai 6 orang subjek penelitian secara mendalam yang dipilih secara
sengaja. Data yang bersifat kuantitatif kemudian dibuat tabulasi silang untuk melihat
kecenderungan yang terjadi dan interpretasinya dikuatkan dengan data kualitatif
Selanjutnya hasil penelitian ditampilkan dalam bentuk deskripsi.
Dari hasil penelitian yang diperoleh, tergambar pengaruh krisis ekonomi
terhadap usahatani yang dilakukan oIeh petani Kampung Carangpulang.

Harga

pupuk mengalami kenaikan lebih dari 100%. Meskipun begitu petani tetap
menggunakan pupuk dengan dosis yang biasa digunakan.

Mereka tidak mau

menguranginya karena khawatir dapat menurunkan produksi. Sarana produksi
pertanian yang juga mengalami kenaikan adalah benih padi hibrida. Tapi oleh karena
petani jarang membeli benih hibrida, mereka tidak merasakan pengaruh kenaikan


harga tersebut. Kenaikan harga yang lain adalah biaya upah buruh dan sewa alat
pertanian.
Dalam hubungan kerja, kecenderungannya adalah hubungan tersebut dijalin
dalam kerangka hubungan kekerabatan.

Pilihan siapa yang menggarap lahan

misalnya, petani di Kampung Carangpulang lebih banyak memberikan kesempatan
pertama pada kerabatnya untuk menggarapnya. Demikian pula halnya ketika terjadi
kasus berkurangnya tenaga bumh upahan - karena alasan kenaikan upah buruh tidak
seimbang dengan kenaikan harga kebutuhan hidup yang lain dan memaksa para buruh
bekerja di sektor lain - tenaga kerja keluarga kemudian diandalkan untuk
menggantikannya.
Hubungan pemilik dan penggarap yang masih memiliki ikatan kekerabatan
juga ditandai dengan adanya pemberian keringanan jika tejadi gagal panen karena
hubungan kerja mereka tidak hanya didasari oleh kepentingan ekonomi saja. Tetapi
untuk hubungan pemilik dan penggarap dengan dasar kepercayaan melakukannya
secara kontraktual, artinya jika tejadi kegagalan resikonya tetap ditanggung oleh
masing-masing pihak.

Dari keseluruhan responden yang ditanyakan mengenai pengaruh krisis
ekonomi terhadap usahatani rnereka rnenyatakan ha1 pang paling terpengaruh adalah
semakin mahalnya biaya usahatani.

Namun demikian

dengan masih tingginya

tingkat komunalitas mereka yang terlihat dari perilaku ekonomi tradisionalnya seperti
pengusahaan produksi padi yang hanya terbatas pada pemenuhan subsisten, tidak
selalu memakai benih yang baru serta kebiasaan saling menukar benih menyebabkan
usahatani mereka tidak terlalu terpengaruh ketika krisis ekonomi berlangsung.
Selain itu adanya kebiasaan saling pinjam-meminjam sarana produksi
pertanian dalam bentuk barang seperti bibit atau benih dan pupuk menyebabkan
petani dapat tetap melaksanakan usahatani mereka. Kebiasaan ini merupakan capital

social (asuransi sosial) yang berperan memberi ketahanan usahatani di masa krisis
ekonomi.

Keseluruhan hasil penelitian yang telah diperoleh menunjukan fungsi institusi

lokal dalam bentuk pranata-pranata sosial yang dapat menjadi penyangga

(br4fel;l

dalam kornunitas petani. Peran ini bisa memberi jawaban cara-cara suatu komunitas
ketika menghadapi kondisi krisis ekonomi.