gores, mudah dirawat, juga terdapat nilai seni sebagai ekspresivitas yang bebas dari seorang pengrajin.
Dalam kaitan itu, maka perkembangan kriya batu onyx Cigunung Tasikmalaya penting untuk diangkat menjadi karya tulis sebagai wujud dari
kenyataan perkembangan kesenian masyarakat Tasikmalaya secara umum yang dalam kenyataan terus berkembang. Dengan demikian maka penelitian ini
dirumuskan dalam kalimat: Bagaimana kriya batu onyx dikembangkan oleh
Masyarakat Cigunung Kecamatan Parungponteng - Tasikmalaya.
Rumusan masalah ini dapat diturunkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana nilai estetik bentuk, corak, dan fungsi batu onyx yang
diproduksi kelompok masyarakat Cigunung-Tasikmalaya? 2.
Apa faktor yang mendukung kelompok masyarakat Cigunung Tasikmalaya sehingga berupaya mengembangkan kriya batu onyx?
3. Bagaimana hasil perkembangan kriya batu onyx masyarakat Cigunung
melalui proses praktek di lapangan?
C. DEFINISI OPERASIONAL
Implementasi suatu program pelatihan secara keseluruhan merupakan proses penerapan suatu program, menjadi suatu kegiatan praktek yang diantaranya akan
melibatkan peserta didik dengan instruktur perorangan atau kelompok, yang mendukung keseluruhan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Schleger, 1985: 11 dalam Rukmayadi 2005:10, mengemukakan definisi sebagai berikut yang artinya: “... pelatihan dapat didefinisikan sebagai
pengalaman, satu ilmu pengetahuan atau satu cara yang menyebabkan orang untuk memperoleh perilaku baru, yang sebelumnya telah ditetapkan.”
Dalam penelitian ini pelatihan dimasukkan ke dalam pendidikan pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan masukan pengetahuan apa yang
belum dilakukan dan mencoba membuatmenciptakan kreasi baru agar lebih menarik dan banyak diminati konsumen , yang menjadi subyek penelitian adalah
perajin batu onyx di Desa Cigunung Pendidikan bagi orang dewasa ini dalam prakteknya bermacam-macam
antara lain: “Pendidikan lanjutan continuing education, pendidikan pembaharuan,
pendidikan kader organisasi dan pendidikan populer” Trisnamansyah. 1987: 60.”
Pelatihan itu sendiri merupakan kegiatan yang melibatkan banyak orang,
banyak keahlian, sehingga suatu kajian terhadap suatu bentuk pelatihan harus dilihat kasus per kasus, sehingga konteksnya jelas, terarah dan tidak melebar pada
kajian yang sifatnya umum. Kesamaan konsep umum untuk setiap perencanaan dan penyelenggaraan program pelatihan dapat dijadikan acuan yang menjadi
landasan setiap pelatihan. Dilihat dari tanggung jawabnya ada empat jabatan pokok pada suatu program pelatihan, yaitu:
1. Administrator, yang tugasnya antara lain menentukan tujuan dan menyiapkan
berbagai kebijakan. 2.
Konsultan, tugasnya
antara lain
menganalisis masalah
dan merekomendasikan pemecahan masalah melalui pelatihan, pendidikan,
pengembangan sistim, manajemen dan pengembangan organisasi, kemudian menetapkan program dan melakukan evaluasi.
3. Designer, menyeleksi metode, media, bahan yang akan digunakan serta
melakukan evaluasi. 4.
Instruktur, tugasnya yaitu menyampaikan materi, menganalisis, merespons kebutuhan warga belajar, evaluasi dan memberikan umpan balik pada
designer Laird, D. 1985: 31.
D. BATASAN MASALAH PENELITIAN