DEFINISI OPERASIONAL t seni 0809676 chapter1

gores, mudah dirawat, juga terdapat nilai seni sebagai ekspresivitas yang bebas dari seorang pengrajin. Dalam kaitan itu, maka perkembangan kriya batu onyx Cigunung Tasikmalaya penting untuk diangkat menjadi karya tulis sebagai wujud dari kenyataan perkembangan kesenian masyarakat Tasikmalaya secara umum yang dalam kenyataan terus berkembang. Dengan demikian maka penelitian ini dirumuskan dalam kalimat: Bagaimana kriya batu onyx dikembangkan oleh Masyarakat Cigunung Kecamatan Parungponteng - Tasikmalaya. Rumusan masalah ini dapat diturunkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana nilai estetik bentuk, corak, dan fungsi batu onyx yang diproduksi kelompok masyarakat Cigunung-Tasikmalaya? 2. Apa faktor yang mendukung kelompok masyarakat Cigunung Tasikmalaya sehingga berupaya mengembangkan kriya batu onyx? 3. Bagaimana hasil perkembangan kriya batu onyx masyarakat Cigunung melalui proses praktek di lapangan?

C. DEFINISI OPERASIONAL

Implementasi suatu program pelatihan secara keseluruhan merupakan proses penerapan suatu program, menjadi suatu kegiatan praktek yang diantaranya akan melibatkan peserta didik dengan instruktur perorangan atau kelompok, yang mendukung keseluruhan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Schleger, 1985: 11 dalam Rukmayadi 2005:10, mengemukakan definisi sebagai berikut yang artinya: “... pelatihan dapat didefinisikan sebagai pengalaman, satu ilmu pengetahuan atau satu cara yang menyebabkan orang untuk memperoleh perilaku baru, yang sebelumnya telah ditetapkan.” Dalam penelitian ini pelatihan dimasukkan ke dalam pendidikan pembelajaran dilakukan dengan cara memberikan masukan pengetahuan apa yang belum dilakukan dan mencoba membuatmenciptakan kreasi baru agar lebih menarik dan banyak diminati konsumen , yang menjadi subyek penelitian adalah perajin batu onyx di Desa Cigunung Pendidikan bagi orang dewasa ini dalam prakteknya bermacam-macam antara lain: “Pendidikan lanjutan continuing education, pendidikan pembaharuan, pendidikan kader organisasi dan pendidikan populer” Trisnamansyah. 1987: 60.” Pelatihan itu sendiri merupakan kegiatan yang melibatkan banyak orang, banyak keahlian, sehingga suatu kajian terhadap suatu bentuk pelatihan harus dilihat kasus per kasus, sehingga konteksnya jelas, terarah dan tidak melebar pada kajian yang sifatnya umum. Kesamaan konsep umum untuk setiap perencanaan dan penyelenggaraan program pelatihan dapat dijadikan acuan yang menjadi landasan setiap pelatihan. Dilihat dari tanggung jawabnya ada empat jabatan pokok pada suatu program pelatihan, yaitu: 1. Administrator, yang tugasnya antara lain menentukan tujuan dan menyiapkan berbagai kebijakan. 2. Konsultan, tugasnya antara lain menganalisis masalah dan merekomendasikan pemecahan masalah melalui pelatihan, pendidikan, pengembangan sistim, manajemen dan pengembangan organisasi, kemudian menetapkan program dan melakukan evaluasi. 3. Designer, menyeleksi metode, media, bahan yang akan digunakan serta melakukan evaluasi. 4. Instruktur, tugasnya yaitu menyampaikan materi, menganalisis, merespons kebutuhan warga belajar, evaluasi dan memberikan umpan balik pada designer Laird, D. 1985: 31.

D. BATASAN MASALAH PENELITIAN