disajikan dalam análisis Diskriftif dalam bentuk naratif”. Alwasilah, 2002; 27.
Pengumpulan informasi menggunakan Metode Analisis Deskrritif, yaitu
pemgumpulan infomasi dilakukan secara langsung survey ke responden, baik ke pengrajin, narasumber, informan, konsumen, kolektor maupun dari tokoh-tokoh
Masyarakat setempat. Dari pengamatan dan wawancara secara langsung peneliti melakukan penelitian secara meluruhkan diri kedalam permasalahan yang sedang
dikaji. Diperoleh informasi data tentang: Artefak kriya batu onyx, bentuk, fungsi dan bahan baku batu.
”Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”.
Moleong, 2005: 4 Pelaporan dinarasikan sedemikian rupa secara keseluruhan wacananya yang
memcerminkan kecocokan, yang saling mendukung, baik wawancara dengan perajin, tokoh masyarakat, maupun konsumenkolektor . Dikemas sesuai dengan
bentuk retorik, keunikan sajian dan struktur studi kasus. Memberikan suatu argumen yang dapat menggerakannya berbuat sesuatu sebagai tindak lanjut.
Menampilkan dalam laporannya berbagai catatan rinci dari konteks serta temuan- temuan penelitian dipaparkan dan disajikan secara mendetil dan terperinci.
J. TAHAPAN PENELITIAN
1. Studi Pustaka
Langkah awal dari penelitian ini berupa studi pustaka dengan tujuan menemukan teori-teori, kebijakan, peraturan serta menemukan hasil penelitian
terdahulu yaitu dengan mencari data tentang hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian batu onyx melalui buku, jurnal, artikel, majalah, bulletin, skripsi, tesis ensiklopedi, kamus, browsing dan data dari Internet.
2. Observasi Partisipasi
Untuk menganalisa kriya batu onyx di desa Cigunung, kecamatan Parungponteng, kabupaten Tasikmalaya, peneliti menadakan observasi ke lokasi
pengrajin di daerah itu baik usaha besar maupun usaha kecil. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan pengamatan langsung di lapangan
dan ikut berperan serta mengikuti kegiatan proses. Peneliti juga melakukan pengamatan mulai dari tahapan perencanaan, persiapan, pelaksanaan, sampai
kepada pemasaran. a.
Pada tahap perencanaan, peneliti mengamati bagaimana perkembangan bentuk, wujud, teknik, bahan baku serta nilai estetikanya. Langkah pertama
yang dilakukan peneliti adalah memberi pelatihan teknik pembuatan batu onyx seperti yang dilakukan oleh perajin di Tulung Agung Jawa tengah
sampai sekarang. b.
Pada tahap persiapan, peneliti mengamati unsur-unsur pendukung terjadinya perkembangan kriya batu onyx di Desa Cigunung.
c. Pada tahapan pelaksanaan peneliti mengamati bagaimana upaya masyarakat
Desa Cigunung untuk mengembangkan usaha kriya batu onyx mengingat bahan baku batu onyx makin sedikit dan tidak bisa diperbaharui, mengamati
upaya masyarakat untuk memanfaatkan peralatan yang sudah ada. 3.
Wawancara Tidak Berstruktur Untuk memperoleh data yang lengkap guna kepentingan analisa yang
dilakukan secara naturalis, holistik, kualitatif, dinamis dan unik, dilakukan
wawancara tidak berstruktur. Wawancara ini bersifat luwes disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi alam sekitar.
“Wawancara tidak berstruktur sering juga disebut wawancara mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif, wawancara terbuka” Mulyana,
2001:180. Wawancara dilakukan juga secara terarah maupun tidak terarah.
“Wawancara tidak terarah adalah wawancara yang berifat santai, bebas dan memberikan kesempatan, yang ditanyakan sesuai dengan pengalaman yang
dimiliki’. Nasution, 1992:20. Untuk kepentingan di atas peneliti melakukan wawancara dengan pihak-
pihak yang terkait, diantaranya Pemerimtah setempat, kepala desa, tokoh masyarakat dan beberapa orang penduduk yang mengoleksi produk kriya batu
onyx disekitar wilayah desa tersebut.
4. Dokumentasi
Untuk memperjelas, mempermudah, gambaran secara konkrit, penelitian kriya batu onyx menggunakan media foto, catatan dokumen yang diperlukan
sehingga baik wujud, bentuk, tekstur, maupun desainnya terlihat jelas. Agar memperoleh keakuratan, validitas, realibilitas, data yang mendukung
pembahasan, maka analisis yang dikembangkan akan ditempuh dengan mengidentifikasi dan mengklarifikasi berbagai informasi tertulis, lisan dan visual.
Kemudian dilanjutkan dengan menganalisa data menggunakan analisis tekstual dan kontekstual.
Secara garis besar penelitian ini dibedakan dalam tiga tahapan, yaitu 1 persiapan penelitian, 2 Pelaksanaan laporan, 3 Penyusunan laporan.
Pada tahap persiapan dan pengumpulan data tertulis dilakukan melalui studi sumber kepustakaan secara terus menerus dilakukan sampai memasuki tahap
penulisan laporan, pada tahap penelitian dilakukan dengan pengamatan langsung pada objek dan mendeskripsikannya secara legnkap. Selain itu observasi
dilakukan terhadap gambar atau foto yang terdapat dalam buku dan media cetak lainnya. Langkah berikutnya laporan hasil penelitian disusun sesuai dengan
pedoman penulisan karya tulis.
K. KERANGKA PENELITIAN