Pembangunan perikanan tangkap di Kabupaten Belitung suatu analisis trade off ekonomi berbasis lokal

PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP DI
KABUPATEN BELITUNG:
SUATU ANALISIS TRADE-OFF EKONOMI
BERBASIS LOKAL

Oleh:
M. NIZAR DAHLAN
NRP: C561059134

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Disertasi Pembangunan Perikanan Tangkap Di
Kabupaten Belitung: Suatu Analisis Trade-Off Ekonomi Berbasis Lokal adalah karya saya
dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum pernah diajukan kepada Perguruan
Tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam daftar pustaka di bagian disertasi ini.

Bogor,

Januari 2011

M. NIZAR DAHLAN
NRP: C561059134

ABSTRACT

M. NIZAR DAHLAN. Development of Fisheries in Belitung Regency: Local Based
Economic Trade-off Analysis.
Supervised by Budy Wiryawan, Mulyono S. Baskoro, Akhmad Fauzi, and Bambang
Murdiyanto.
Although has about 1.06 milion ton/year of the sustainable potential of fisheries
resources has been predicted in Belitung Sea, yet it contributes insignificantly to
fisheries sector of Belitung Region. Currently, 13 fishing gears have been operated and
their possible introduction of site specific gears are also is able to implement. The

aims of this research were to determine the appropriateness fishing gear to each sub
regions in Belitung Region, also to formulate strategic policies in the development of
capture fisheries, and therefore fisheries could become Belitung Region economic
base in the future, replacing mining sector. This research was held in Sijuk, Tanjung
Pandan, Badau, and Membalong Subregions in Belitung Regency. Analyses that used
were descriptive analysis, fish resource analysis, feasibility analysis for catch fisheries
effort, Location Quotient (LQ) analysis and micro-macro link analysis which modified
with structural equation modelling (SEM) method. The results were from 13 fishing
gears usually used in Belitung Regency, only seven fishing gears that appropriate with
each sub region, there were troll lines, large stationary fish trap and bubu that suitable
if developed in Sijuk Sub-region, boat seine and drift gill net that suitable if developed
in Tanjung Pandan Sub-region, trammel net that suitable in developed in Badau Subregion, and the last was boat fishing platform that suitable if developed in Membalong
Sub-region. And Micro-Macro Link (MML) analysis show there was significant
influence between Belitung fisheries effort with fishing base area (p = 0.008), between
fiscal condition to market output growth (p = 0,002) and base area (p = 0,005),
between national policy to monetary (p = 0,002) and trade (p = 0,007), between trade
to regional economy (p = 0,003), and between regional economic to supporting sector
(p = 0,000). The conclusions were Sijuk could become basis for troll lines, large
stationary fish trap and bubu; Tanjung Pandan basis for boat seine and drift gill net;
Badau basis for trammel net; and Membalong basis for boat fishing platform. And

fisheries development strategic policies should be directed to developing catch
fisheries effort which have potential based and regional prospect, local fiheries product
market redemption, also superior fisheries effort, especially when condition of national
financial and global finance not stable, anticipation policy for unsupported condition
because of national policy that prevail in Belitung region, developing fisheries
product lines of business that could be long term or permanent, and there is guarantee
for services business that become main support to fhisheries development.
Keywords: fishing gears, fisheries, micro-macro link, Belitung Regency

RINGKASAN
M. NIZAR DAHLAN. Pembangunan Perikanan Tangkap di Kabupaten
Belitung: Suatu Analisis Trade-off Ekonomi Berbasis Lokal.
Dibimbing oleh Budy Wiryawan, Mulyono S. Baskoro, Akhmad Fauzi, dan
Bambang Murdiyanto.
Dalam era globalisasi yang bercirikan liberalisasi perdagangan dan
persaingan antarbangsa yang semakin sengit, diperlukan suatu strategi
pengembangan perikanan tangkap dengan memperhatikan kondisi kawasan yang
dapat membangun perikanan tangkap dengan melakukan pendekatan ekonomi
yang berbasis lokal. Bertolak dari hal tersebut, penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pengelolaan sumberdaya perikanan yang mengkaji

pembentukan sistem pengembangan perikanan untuk membantu pemerintah
daerah Kabupaten Belitung dalam usaha perikanan tangkap berbasis kewilayahan.
Metode untuk menganalisis kondisi keekonomian perikanan di Kabupaten
Belitung, khususnya di daerah penelitian di Kecamatan Sijuk, Kecamatan Tanjung
Pandan, Kecamatan Badau dan Kecamatan Membalong,dengan metode
wawancara, pengamatan langsung dan survey ke instansi/lembaga terkait dan
lokasi penelitian. Pemetaan penelitian yang dilakukan
terdiri dari :
mengumpulkan data seri produksi ikan tangkap oleh nelayan yang kemudian
dilakukan analisis sumberdaya ikan dilihat dari sisi standarisasi dan kondisi lestari
dengan harapan dapat memahami potensi dan kapasitas stock sumberdaya ikan;
analisis kelayakan usaha dengan menggunakan analisis pendapatan (benefit) dan
pembiayaan (cost) dengan memakai parameter Net Present Value (NPV), Net
Benefit-Cost Ratio (B/C ratio), Internal Rate of Return (IRR), Return of
Investment (ROI) dan Payback Period (PP) (Hanley dan Spash, 1993); analisis
kewilayahan yang terdiri dari analisis Location Quotient (LQ) yaitu
membandingkan pangsa sub wilayah dalam aktivitas tertentu dengan pangsa total
aktivitas wilayah, dengan asumsi bahwa kondisi geografis relatif seragam, polapola aktivitas seragam dan setiap aktivitas menghasilkan produk yang sama.
Untuk analisis ekonomi basis, dipergunakan analisis pengganda basis (K) karena
sering dijumpai permasalahan time lag yang tidak berlangsung secara tepat,

karena perbedaan respon dari sektor basis terhadap permintaan luar wilayah dan
respon dari sektor non basis terhadap perubahan sektor basis. Dalam hal ini yang
diharapkan adalah untuk mengetahui wilayah basis pengembangan usaha
perikanan unggulan. Untuk mengetahui korelasi dan sinergi antara kebijakan
perikanan tangkap di tingkat nasional dan daerah, dilakukan analisis Micro-Macro
Link (MML) untuk melihat kebijakan makro dan mikro perikanan tangkap tingkat
Nasional, Provinsi Bangka Belitung dan Kabupaten Belitung. Analisis MicroMacro Link ini dikembangkan dengan mempergunakan metode structural
equation modeling (SEM) dimana menurut Mueller (1996) dan Ghozali (2006)

vii

metode SEM merupakan analisis multivariate yang mempunyai kemampuan untuk
menganalisis tingkat dan sifat pengaruh interaksi (link) antar komponen pada
suatu sistem nyata dengan menggunakan data lapangan yang bersifat
multivariable dan multi-hubungan. Untuk meningkatkan keakuratan hasil analisis,
metode SEM juga mempunyai alat uji yang dikenal dengan kriteria goodness-of-fit
yang dapat digunakan secara terintegrasi.
Untuk menunjang hasil yang ingin diperoleh, penelitian juga diarahkan
pada kondisi umum dan kapasitas stok sumberdaya ikan dengan melakukan
pendataan alat tangkap yang digunakan dalam usaha penangkapan ikan di perairan

Kabupaten Belitung. Jenis sumberdaya ikan yang bisa ditangkap di lokasi cukup
banyak, baik dari jenis ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal
maupun udang dan biota laut non ikan. Alat tangkap yang dominan digunakan
diantaranya adalah pancing tonda, payang, jaring insang tetap (JIT), jaring insang
lingkar (JIL), jaring insang hanyut (JIH), sero, pukat pantai, bagan perahu, bagan
tancap, bubu, jermal, pukat udang dan trammel net. Sedangkan armada
penangkapan yang dipergunakan terdiri dari tiga kategori besar, yaitu
armada/perahu tanpa motor, armada/perahu motor tempel dan armada/perahu
motor.
Dari sisi perkembangan nelayan, secara umum dapat dibagi dalam tiga
kategori, yaitu nelayan tetap, nelayan sambilan dan nelayan sambilan tambahan.
Banyak variabel yang diperoleh dari perkembangan nelayan ini, karena fluktuasi
nya berfariasi, terutama jumlah nelayan tetap. Hasil penelitian dari alat tangkap
yang dipergunakan yang berjumlah tiga belas jenis alat tangkap, ternyata yang
dapat diandalkan ada tujuh alat tangkap yaitu pancing tonda, payang, jaring insang
hanyut (JIH), sero, pukat pantai, bubu dan trammel net. Hal tersebut dapat dilihat
dari hasil analisis Net Present Value (NPV), Net Benefit-Cost Ratio (B/C Ratio)
dan Internal Rate Return (IRR) dengan hasil analisis sebagai berikut : 1. Pancing
tonda NPV Rp. 114.276.710,- B/C Ratio 1,79. IRR 70,34 %. 2. Payang NPV
Rp.22.987.942,- B/C Ratio 1,31. IRR 18,04 %. 3. Jaring insang hanyut (JIH) NPV

Rp.95.748.768,- B/C Ratio 1,59. IRR 38,81 %. 4. Sero NPV Rp.384.913.697,B/C Ratio 2,35 IRR 76,60 %. 5. Pukat pantai NPV Rp.94.694.720,- B/C Ratio
1,09 IRR 12,60 %. 6. Bubu NPV Rp.682.810,- B/C Ratio 1,65 IRR 43,44 %. 7.
Trammel net NPV Rp.2.691.128 B/C Ratio 1,27 IRR 15,17 %.
Hasil analisis model mikro-makro link I menunjukkan kriteria Goodnessof-Fit, yaitu significance probability, CMIN/DF, RMSEA memiliki nilai yang
cukup jauh dari nilai yang dipersyaratkan. Misalnya significance probability,
mempunyai nilai 0,000 sedangkan syaratnya > 0,05, kemudian CMIN/DF
memiliki nilai 4,404 sedangkan syaratnya < 2,50, sedangkan RMSEA memiliki
nilai 0,137 sedangkan syaratnya < 0,08. Sehingga dilakukan pengembangan dari
analisis micro-macro link I menjadi analisis micro-macro link II. Hasil uji
kesesuaian model micro-macro link II ternyata hasil Chi-square sebagai salah satu
kriteria model fit menunjukkan penurunan dari 233,935 pada model micro-macro
link I menjadi 114,403 pada model micro-macro link II yang berarti lebih baik
dari sebelumnya. Selain itu, jika dilihat dari nilai kriteria goodness-of-fit lainnya,
viii

yaitu CMIN/DF = 2,600, RMSEA = 0,094, dan TLI = 0,832, maka model yang
dikembangkan dapat dikatakan sudah berada pada jalur kesesuaian (fitting).
Sedangkan bila dilihat dari nilai GFI = 0,915 dan CFI =905, maka model yang
dikembangkan sudah memenuhi kriteria goodness-of-fit yang dipersyaratkan. Oleh
karena secara umum model micro-macro link II ini sudah masuk jalur kesesuaian

(fitting) dan sudah mempunyai keserupaan yang tinggi dengan sistem nyatanya,
maka model relatif dapat diterima dan dapat digunakan untuk menjelaskan
interaksi (link) komponen terkait dalam pembangunan perikanan baik dalam
lingkup mikro usaha perikanan tangkap di Kabupaten Belitung maupun lingkup
makro terkait perekonomian nasional.
Kebijakan-kebijakan strategis yang dianggap perlu bagi pembangunan
perikanan tangkap terpadu sebagai trade-off ekonomi yang tepat di kawasan
adalah: (1) kebijakan teknis pengembangan perikanan berdasarkan wilayah basis,
(2) kebijakan penyelamatan pemasaran produk perikanan daerah dan usaha
perikanan unggulan terutama bila kondisi ekonomi dan keuangan global tidak
stabil, (3) kebijakan antisipasi kondisi kontroversial suatu kebijakan nasional bila
diberlakukan di kawasan, (4) kebijakan pengembangan jalur-jalur perdagangan
produk perikanan yang permanen dan jangka panjang, dimana Pemerintah Daerah
mengambil peran aktif sebagai pengawas dan penggagas kesepakatan
perdagangan dengan pasar-pasar strategis, dan (5) Kebijakan yang menjamin
terciptanya kondisi kondusif kegiatan pelayanan jasa yang mendukung
pembangunan perikanan baik jasa pelabuhan, transportasi udara, darat, dan laut,
jasa komunikasi, dan jasa pelayanan lainnya.

Kata kunci: alat tangkap, perikanan, micro-macro link, Kabupaten Belitung


ix

© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu
masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam
bentuk apapun tanpa ijin IPB.

PEMBANGUNAN PERIKANAN TANGKAP DI KABUPATEN
BELITUNG:
SUATU ANALISIS TRADE-OFF EKONOMI BERBASIS
LOKAL

M.NIZAR DAHLAN


Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Teknologi Kelautan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2011

Penguji Luar Komisi Ujian Tertutup :
1. Dr. Ir. Mustaruddin, M.Sc.
2. Dr. Ir. M. Imron, M.Sc.

Penguji Luar Komisi Ujian Terbuka :
1. Dr. Ir. Husni Mangga Barani, M.Sc.
2. Dr. Ir. Victor P.H. Nikijuluw, M.Sc.

Judul Disertasi


: Pembangunan Perikanan Tangkap Di Kabupaten Belitung: Suatu
Analisis Trade-Off Ekonomi Berbasis Lokal

Nama

: M.Nizar Dahlan

NRP

: C561059134

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc
Ketua

Prof. Dr. Ir. Bambang Murdiyanto, M.Sc
Anggota

Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc
Anggota

Prof. Dr. Ir.Akhmad Fauzi, M.Sc
Anggota

Mengetahui

Ketua Program Studi
Teknologi Kelautan

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. John Haluan M.Sc

Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS

Tanggal Ujian : 24 September 2010

Tanggal Lulus : 6 Januari 2011

PRAKATA

Mengawali prakata ini, dengan hati yang tulus serta bertawakal kepada
Allah SWT, sambil memuji dan bersyukur kehadirat-Nya atas segala nikmat dan
rahmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan naskah disertasi yang berjudul ”Pembangunan
Perikanan Tangkap di Kabupaten Belitung: Suatu Analisis Trade-Off Ekonomi
Berbasis Lokal”.
Bukanlah suatu yang mudah buat penulis untuk menyelesaikan disertasi
dengan penelitian yang harus dilaksanakan di lokasi penelitian, karena dengan
kesibukan penulis yang duduk sebagai anggota DPR RI membuat disertasi ini
menjadi agak tertunda untuk diselesaikan.
Pada kesempatan ini, Penulis ingin
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

menyampaikan penghargaan dan
kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan studi dan disertasi ini, baik secara langsung
maupun tidak langsung, terutama kepada yang terhormat :
1. Rektor IPB, Prof. Dr. Ir. H. Herry Suhardiyanto, M.Sc
2. Dekan Sekolah Pascasarjana IPB, Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS.
3. Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof.Dr.Ir. Indra Jaya,M.Sc
4. Ketua Program Studi Teknologi Kelautan Pascasarjana IPB, Prof. Dr. Ir.
John Haluan, M.Sc.
5. Sekretaris Dekan Program S3 Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Si
6. Ketua Komisi Pembimbing, Dr. Ir. Budy Wiryawan, M.Sc.
7. Anggota Komisi Pembimbing, Prof. Dr. Ir. Bambang Murdiyanto, M.Sc.,
Prof. Dr. Ir. A. Fauzi, M.Sc. dan Prof. Dr. Ir. Mulyono S. Baskoro, M.Sc.
8. Dosen-dosen yang telah membagi ilmunya dalam kuliah di Program Studi
Teknologi Kelautan Pascasarjana IPB.
9. Shinta Yuniarta, M.Si dan Ima Kusumanti, S.Pi yang telah memberikan
pelayanan administrasi di Program Studi Teknologi Kelautan Sekolah
Pascasarjana IPB, dan M. Khairudin Zakky, S.Si sebagai Asisten Anggota
DPR RI.
xix

10. Ibunda tercinta, Ibu Hj. Rasyidah Musa yang selalu membimbing dan
mendoakan agar Penulis selalu dalam lindungan Allah dan kepada
Almarhum Ayahanda tercinta H. Dahlan Salim, semoga amal ibadah
beliau diterima-Nya.
11. Istri Dra. Hj. Noorjannah Shomad, M.Si beserta anak-anak Qorie Aina
Nizar, SE., Hafizh Luthfi Nizar, Hilal Nadjmi Nizar, Riezky Ka’bah Nizar
dan Puti Syafira Rasyidah Nizar yang menjadi pendamping dalam suka
dan duka kehidupan, sehingga Penulis selalu mendapat semangat untuk
menyelesaikan studi dan disertasi ini.
12. Ketua Komisi IV DPR RI Drs.H.A.Muqowam
13. Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung, terutama Kepada Bupati Ir. H.
Darmansyah Husein yang kebetulan juga sebagai teman penulis dan sudah
banyak membantu untuk kelancaran penelitian di Belitung, dan kepada
pihak-pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa ”tiada gading yang tak retak” dan
bahwa kesempurnaan adalah milik Allah SWT semata, demikian juga dengan
hasil penelitian ini masih banyak kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu, saya
sangat berbahagia apabila para pembaca dapat menyampaikan saran dan kritik
membangun untuk penyempurnaan hasil penelitian ini. Diharapkan hasil
penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintahan Daerah Kabupaten
Belitung dalam mengembangkan perikanan tangkap di wilayahnya, disamping
sebagai terobosan sumbang pemikiran bagi dunia pendidikan dan perekonomian
yang berkaitan dengan teknologi kelautan di Indonesia.
Akhirnya, saya berdoa semoga hasil penelitian ini bermanfaat, tidak saja
untuk kalangan para ilmuwan dan calon ilmuwan (peneliti, pendidik dan
mahasiswa) di bidang ini. Dengan demikian, kita dapat meningkatkan
pendayagunaan perikanan tangkap secara optimal dan lestari bagi kemakmuran
dan kemajuan bangsa Indonesia.
Jakarta, Januari 2011
Penulis,
M. Nizar Dahlan
xx

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 24 Februari 1953 sebagai
anak ketiga dari pasangan (Alm) H. Dahlan Salim dan Hj. Rasyidah Musa.
Pendidikan sarjana muda ditempuh pada Akademi Geologi dan Pertambangan
Bandung, suatu akademi kedinasan milik Departemen Pertambangan lulus tahun
1977. Kemudian melanjutkan pendidikan sarjana tugas belajar ke Universitas
Padjadjaran Bandung di Fakultas MIPA jurusan Teknik Geologi, lulus tahun
1992. Pada tahun 2000, penulis melanjutkan Sekolah Pascasarjana Ilmu
Administrasi Jurusan Kekhususan Otonomi Daerah Universitas Muhammadiyah
Jakarta, lulus tahun 2003, dan pada tahun 2005 mendapat kesempatan untuk
melanjutkan ke program doktor ke Sekolah Pascasarjana Program Studi
Teknologi Kelautan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan IPB.
Pada tahun 2004 sampai 2009 penulis menjadi Anggota DPR RI Komisi 7
dan sekarang bergerak di bidang bisnis pertambangan dan ekspedisi, sebagai
Komisaris Utama PT.Alam Tanjung Raya. Selama menjadi mahasiswa
Pascasarjana IPB, pernah menerbitkan buku dengan teman-teman sesama
mahasiswa pascasarjana dan dosen pascasarjana dengan judul : ” Sistem Alternatif
Manajemen Sumber daya Kelautan dan Perikanan” , dan tulisan dengan judul
”Model Micro-Macro Link Pengembangan Kebijakan Perikanan Tangkap di
Kabupaten Belitung” pada Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, Vol. 1,
No.1, Bulan November. Tahun 2010 (ISSN 2087-4871) dan ” Analisis Kesesuaian
Alat Tangkap dengan Kewilayahan dalam Menunjang Pembangunan Perikanan
Tangkap di Kabupaten Belitung” pada Marine Fisheries Jurnal Teknologi dan
Manajemen Perikanan Laut Volume 2, No. 1, edisi Mei 2011.

xxi

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xxvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxxi
DAFTAR ISTILAH ........................................................................................... xxxv
1 PENDAHULUAN............................................................................................
1.1 Latar Belakang ....................................................................................
1.2 Perumusan Masalah ...........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................
1.6 Kerangka Pemikiran ...........................................................................
1.7 Hipotesis .............................................................................................

1
1
8
9
10
10
11
14

2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................
2.1 Pengelolaan Sumber Daya Perikanan ................................................
2.1.1 Pengelolaan perikanan menurut ketentuan hukum
Indonesia...................................................................... ………..
2.1.2 Pengelolaan perikanan Indonesia menurut Wilayah
Pengelolaan Perairan (WPP) .....................................................
2.1.3 Pengelolaan perikanan di Kabupaten Belitung ..........................
2.2 Pembentukan Sistem Pengembangan Perikanan.................................
2.2.1 Subsistem kegiatan usaha perikanan .........................................
2.2.2 Subsistem pelabuhan perikanan, fungsionalitas dan
aksesibilitas................................................................................
2.2.3 Subsistem peraturan dan kelembagaan perikanan .....................
2.3 Usaha Perikanan Tangkap ..................................................................
2.4 Pengembangan Perikanan Tangkap ...................................................
2.5 Trade-off Ekonomi ..............................................................................
2.6 Kebijakan Perikanan ...........................................................................
2.6.1 Ruang lingkup kebijakan...........................................................
2.6.2 Kebijakan pengembangan perikanan ........................................
2.7 Matriks Penelitian Terdahulu di Kabupaten Belitung ........................

15
15

26
29
31
32
35
37
37
38
42

3 METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................
3.2 Tahap Penelitian Lapangan ................................................................
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................
3.4 Analisis Deskriptif ..............................................................................
3.5 Analisis Sumber Daya Ikan.................................................................
3.6 Analisis Kesesuaian Usaha Perikanan Tangkap .................................
3.7 Analisis Location Quotient (LQ) ........................................................
3.8 Analisis Micro-Macro Link (MML) ..................................................

47
47
48
48
49
50
51
55
56

xxiii

16
19
21
23
25

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN..........
4.1 Kondisi Alat Tangkap dan Armada Penangkapan..............................
4.1.1 Kondisi alat tangkap di Kabupaten Belitung ............................
4.1.2 Kondisi armada dan daerah penangkapan ikan
di Kabupaten Belitung ............................................................
4.2 Perkembangan Nelayan ......................................................................
4.3 Kondisi Produksi Ikan ........................................................................
4.4 Stok Sumber daya Ikan.......................................................................
4.4.1 Stok sumber daya ikan pelagis besar ........................................
4.4.2 Stok sumber daya ikan pelagis kecil ........................................
4.4.3 Stok sumber daya ikan demersal ..............................................
4.5 Stok Sumber daya Udang dan Biota Laut Non Ikan ..........................

5 KELAYAKAN USAHA PERIKANAN TANGKAP ..................................
5.1 Kondisi Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap .................................
5.1.1 Kondisi pendapatan usaha perikanan pelagis ...........................
5.1.2 Kondisi pendapatan usaha perikanan demersal, udang dan
biota laut non Ikan....................................................................
5.2 Kondisi Pembiayaan Usaha Perikanan Tangkap ................................
5.2.1 Kondisi pembiayaan usaha perikanan pelagis ........................
5.2.2 Kondisi pembiayaan usaha perikanan demersal, udang dan
biota laut non ikan ...................................................................
5.3 Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap ................................................
5.3.1 Kelayakan usaha berdasarkan Net Present Value, BenefitCost Ratio, dan Internal Rate Return .......................................
5.3.2 Kelayakan usaha berdasarkan Return of Investment dan
Payback Period ........................................................................
5.3.3 Status kelayakan usaha perikanan tangkap..............................

6 PENGEMBANGAN USAHA PERIKANAN TANGKAP BERBASIS
KEWILAYAHAN ..........................................................................................
6.1 Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan
Tangkap di Kabupaten Belitung .........................................................
6.2 Location Quotients (LQ) bagi Usaha Perikanan Tangkap Unggulan .
6.2.1 Location Quotients (LQ) bagi usaha perikanan pelagis .........
6.2.2 Location Quotients (LQ) bagi usaha perikanan demersal,
udang, dan biota laut non ikan ...............................................
6.3 Pertumbuhan Tenaga Kerja di Wilayah Basis ....................................
6.3.1 Pengganda basis .....................................................................
6.3.2 Pertumbuhan tenaga kerja di wilayah basis ……............ …

xxiv

65
65
65
67
71
74
77
77
81
83
86

91
91
91
94
96
96
99
102
102
105
107

109
109
110
114
115
116
116
118

7 PENGEMBANGAN KEBIJAKAN STRATEGIS DENGAN KONSEP
MICRO-MACRO LINK.................................................................................
7.1 Model Micro-Macro Link Pembangunan Perikanan Tangkap ...........
7.1.1 Model Micro-Macro Link I ....................................................
7.1.2 Model Micro-Macro Link II ...................................................
7.2 Pengembangan Kebijakan Strategis Pembangunan Perikanan
Tangkap ..............................................................................................
7.2.1 Pengembangan kebijakan teknis berbasis kewilayahan .........
7.2.2 Pengembangan kebijakan terkait moneter dan fiskal .............
7.2.3 Pengembangan kebijakan yang mendukung kebijakan
nasional yang sudah ada ........................................................
7.2.4 Pengembangan kebijakan terkait trade produk ......................
7.2.5 Pengembangan kebijakan terkait ekonomi regional ..............
7.3 Rumusan Kebijakan Strategis Pembangunan Perikanan Tangkap.......

139
143
147
150

8 KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................
8.1 Kesimpulan .......................................................................................
8.2 Saran..................................................................................................

155
155
156

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................................

157
165

xxv

123
123
124
129
132
132
136

DAFTAR TABEL

Halaman
1

Potensi perikanan tangkap dan budidaya di Kabupaten Belitung (tahun 2007) .. 23

2

Mapping research ................................................................................................. 49

3

Jumlah nelayan yang bekerja penuh, sambilan, dan sambilan tambahan periode
tahun 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung......................................................... 73

4

Jumlah produksi ikan selama periode tahun 2000 – 2009 di Kabupaten
Belitung .............................................................................................................. 75

5

Hasil analisis NPV, B/C ratio, dan IRR usaha perikanan tangkap....................... 102

6

Hasil analisis ROI dan PP usaha perikanan tangkap…………………………... 105

7

Status kelayakan usaha perikanan tangkap.......................................................... 107

8

Hasil analisis LQ usaha perikanan tangkap unggulan......................................... 111

9

Nilai pengganda basis (K) setiap sektor basis..................................................... 116

10 Pertumbuhan tenaga kerja (Delta N) di wilayah basis......................................... 119
11 Hasil uji kesesuaian model micro-macro link I terhadap kriteria goodness-of
fit………………………………………………………………………………. 126
12 Nilai modification index (MI) kovarian dari model micro-macro link I............. 127
13 Nilai modification index (MI) regresi dari model micro-macro link I................ 128
14 Hasil uji kesesuaian model micro macro link II terhadap kriteria goodness-offit......................................................................................................................... 131
15 Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total
dalam interaksi (link) usaha perikanan Belitung .............................................. 133
16 Probabilitas pengaruh interaksi (link) usaha perikanan Belitung ...................... 135
17 Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total
dalam interaksi (link) kondisi fiskal .................................................................. 137
18 Probabilitas pengaruh interaksi (link) kondisi fiskal........................................... 138
19 Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total
dalam interaksi (link) kebijakan nasional ........................................................... 141
20 Probabilitas pengaruh interaksi (link) kebijakan nasional................................... 142
21 Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total
dalam interaksi (link) trade produk .................................................................... 144
22 Probabilitas pengaruh interaksi (link) trade produk ........................................... 145
xxvii

23 Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total dalam
interaksi (link) ekonomi regional Bangka Belitung ........................................... 147
24 Probabilitas pengaruh interaksi (link) ekonomi regional ................................... 148

xxviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1

Kerangka pemikiran penelitian .......................................................................... 13

2

Lokasi Penelitian ............................................................................................... 47

3

Latar Belakang Studi ......................................................................................... 57

4

Logical framework MML .................................................................................. 61

5

Diagram alir tahapan penelitian ....................................................................... 63

6

Pemakaian alat tangkap selama periode tahun 2000 – 2009
di Kabupaten Belitung ........................................................................................ 66

7

Peta daerah penangkapan ikan di Kabupaten Belitung .................................... 67

8

Jumlah armada penangkapan yang dioperasikan selama periode tahun
2000 - 2009 di Kabupaten Belitung ................................................................. 69

9

Jumlah armada/perahu tanpa motor dari jenis jukung dan perahu papan kecil
selama periode tahun 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung ................................ 70

10

Jumlah armada/perahu motor dari ukuran < 5 GT, 5-10 GT, 10-20 GT,
dan 20-30 GT selama periode tahun 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung......... 71

11

Trend upaya penangkapan gabungan (effort-gabungan) selama
periode tahun 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung ............................................ 76

12

Hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan F Optimum
untuk ikan pelagis besar di perairan Kabupaten Belitung .................................. 78

13

Perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap ikan pelagis
besar di Kabupaten Belitung ......................................................... .................... 79

14

Hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan pelagis besar di perairan
Kabupaten Belitung ............................................................................................ 80

15

Hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan F Optimum untuk
ikan pelagis kecil di perairan Kabupaten Belitung ............................................. 81

16

Hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan pelagis kecil di perairan
Kabupaten kecil di Kabupaten Belitung ............................................................. 82

17

Perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap ikan
pelagis kecil di Kabupaten Belitung .................................................................. 82

18

Hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan F Optimum untuk
ikan demersal di perairan Kabupaten Belitung .................................................. 84

19

Perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap ikan
demersal di Kabupaten Belitung ........................................................................ 85
xxix

20

Hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan demersal di perairan
Kabupaten Belitung ........................................................................................... 85

21

Hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan F Optimum
untuk udang dan biota laut non ikan di perairan Kabupaten Belitung .............. 86

22

Perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap udang
dan biota laut non ikan Kabupaten Belitung...................................................... 87

23

Hubungan upaya penangkapan dengan CPUE udang dan biota laut
non ikan di perairan Kabupaten Belitung .......................................................... 88

24

Perilaku pendapatan usaha perikanan pancing tonda, payang, JIT,
dan JIL selama tahun operasi ............................................................................. 92

25

Perilaku pendapatan usaha perikanan JIH, sero, pukat pantai,
bagan perahu, dan bagan tancap selama tahun operasi...................................... 93

26

Perilaku pendapatan usaha perikanan bubu dan jermal selama tahun operasi .. 95

27

Perilaku pendapatan usaha perikanan pukat udang dan trammel net
selama tahun operasi .......................................................................................... 95

28

Perilaku pembiayaan usaha perikanan pancing tonda, payang, JIT,
dan JIL selama tahun operasi ............................................................................. 97

29

Perilaku pendapatan usaha perikanan JIH, sero, pukat pantai, bagan perahu,
dan bagan tancap selama tahun operasi ............................................................. 98

30

Perilaku pembiayaan usaha perikanan bubu dan jermal selama tahun operasi . 100

31

Perilaku pembiayaan usaha perikanan pukat udang dan trammel net
selama tahun operasi .......................................................................................... 101

32

Model micro-macro link I pembangunan perikanan tangkap............................ 125

33

Model micro-macro link II pembangunan perikanan tangkap .......................... 130

xxx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1

Nilai CPUE untuk menentukan alat tangkap standar ikan pelagis besar ........... 167

2

Nilai FPI alat tangkap ikan pelagis besar .......................................................... 168

3

Effort standar alat tangkap ikan pelagis besar ................................................... 169

4

Penangkapan, CPUE dan MSY sumber daya ikan pelagis besar ...................... 170

5

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis besar
menggunakan pancing tonda ............................................................................ 171

6

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis besar
menggunakan payang ........................................................................................ 171

7

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis besar
menggunakan jaring insang tetap (JIT) ............................................................. 172

8

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis besar menggunakan
jaring insang lingkar (JIL) .................................................................................. 172

9

Nilai CPUE untuk menentukan alat tangkap standar ikan pelagis kecil ........... 173

10

FPI alat tangkap ikan pelagis kecil .................................................................... 174

11

Effort standar alat tangkap ikan pelagis kecil ................................................... 175

12

Produksi, upaya penangkapan, CPUE dan MSY sumber daya
ikan pelagis kecil ......................................................... ...................................... 176

13

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis kecil menggunakan
jaring insang lingkar (JIL) .................................................................................. 177

14

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis kecil menggunakan sero 177

15

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis kecil menggunakan
jaring insang hanyut (JIH) .................................................................................. 178

16

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis kecil menggunakan
pukat pantai ....................................................................................................... 178

17

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis kecil menggunakan
bagan perahu ...................................................................................................... 179

18

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan pelagis kecil menggunakan
bagan tancap ....................................................................................................... 179

19

Nilai CPUE untuk menentukan alat tangkap standar ikan demersal ................. 180

20

FPI alat tangkap ikan demersal .......................................................................... 181

21

Effort standar alat tangkap ikan demersal ......................................................... 182

22

Produksi, upaya penangkapan, CPUE dan MSY sumber daya ikan demersal .. 183
xxxi

23

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan demersal menggunakan bubu .. 184

24

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan demersal menggunakan sero..... 184

25

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan demersal menggunakan pancing
tonda .................................................................................................................. 185

26

Trend produksi dan upaya penangkapan ikan demersal menggunakan jermal . 185

27

Nilai CPUE untuk menentukan alat tangkap standar udang dan
biota laut non ikan ............................................................................................. 186

28

FPI alat tangkap udang dan biota laut non ikan ................................................ 187

29

Effort standar alat tangkap udang dan biota laut non ikan ............................... 188

30

Produksi, upaya penangkapan, CPUE dan MSY sumber daya udang dan
biota laut non ikan ............................................................................................ 189

31

Trend produksi dan upaya penangkapan udang dan biota laut non ikan
menggunakan pukat udang ............................................................................... 190

32

Trend produksi dan upaya penangkapan udang dan biota laut non ikan
menggunakan trammel net ................................................................................ 190

33

Trend produksi ikan total selama periode 2000 – 2009 di Kabupaten Belitung 191

34

Upaya Penangkapan (Effort) selama periode 2000 – 2009
di Kabupaten Belitung ...................................................................................... 191

35

Upaya penangkapan standar (standard effort) gabungan dan setiap
alat tangkap ikan pelagis besar di Kabupaten Belitung .................................... 192

36

Upaya penangkapan standar (standard effort) gabungan dan setiap
alat tangkap ikan pelagis kecil di Kabupaten Belitung ...................................... 192

37

Upaya penangkapan standar (standard effort) gabungan dan setiap
alat tangkap ikan demersal di Kabupaten Belitung .......................................... 193

38

Upaya penangkapan standar (standard effort) gabungan dan setiap
alat tangkap udang dan biota laut non ikan di Kabupaten Belitung .................. 193

39

Hasil analisis kelayakan usaha perikanan pancing tonda ................................. 194

40

Hasil analisis kelayakan usaha perikanan payang ............................................ 194

41

Hasil analisis kelayakan usaha perikanan jaring insang tetap (JIT) ................. 195

42

Hasil analisis kelayakan usaha perikanan jaring insang lingkar (JIL) ............. 195

43

Hasil analisis kelayakan usaha perikanan jaring insang hanyut (JIH) .............. 196

44

Hasil analisis kelayakan usaha perikanan sero .................................................. 196

45

Hasil analisis kelayakan usaha perikanan pukat pantai ..................................... 197

46 Hasil analisis kelayakan usaha perikanan bagan perahu ................................... 197
47

Hasil analisis kelayakan usaha perikanan bagan tancap ................................... 198
xxxii

48 Hasil analisis kelayakan usaha perikanan bubu ................................................. 198
49 Hasil analisis kelayakan usaha perikanan jermal ............................................... 199
50 Hasil analisis kelayakan usaha perikanan pukat udang ...................................... 199
51 Hasil analisis kelayakan usaha perikanan trammel net ...................................... 200
52 Sebaran tenaga kerja nelayan di Kabupaten Belitung ........................................ 201
53 Hasil analisis model micro-macro link I (sebagian) .......................................... 202
54 Hasil analisis model micro-macro link II ........................................................... 208
55 Dokumentasi kegiatan penelitian lapang ........................................................... 236

xxxiii

DAFTAR ISTILAH

Berkelanjutan

: Pemanfaatan sumber daya secara lestari, yaitu laju
pemanfaatan harus lebih kecil atau sama dengan laju
pemulihan sumber daya tersebut

By-catch

: Hasil tangkapan sampingan, merupakan bagian dari hasil
tangkapan yang didapatkan pada saat operasi penangkapan
sebagai tambahan dari tujuan utama penangkapan (target
spesies)

CCRF

: Code of Conduct Responsible Fisheries, merupakan tata
laksana perikanan yang bertanggung jawab.

Chi-square

: menyatakan jumlah simpangan pada model

CMIN/DF

: Chi-square/Degree of Freedom adalah pembandingan chisquare dengan derajat bebas

Catch and Effort

: Hasil tangkapan dan upaya penangkapan

CPUE

: Catch per Unit Effort adalah hasil tangkapan per upaya

Effort

: Upaya penangkapan ikan

et al

: dan kawan-kawan

FAO

: Food Agriculture Organization, merupakan Badan Pangan
Dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa

GDP

: Gross Domestic Product = Produk Domestik Bruto

GFI

: Goodness of Fit Index menyatakan perbandingan varian
(perbedaan angka-angka komponen sejenis) pada model
dengan sistem nyata

HTSU

: Hasil Tangkapan Setiap Unit

IPTEK

: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

IRR

: Internal Rate of Return, yaitu batas untung rugi dalam
berinvestasi dan tingkat keuntungan dalam investasi

IUU

: Illegal, Unregulated and Unreported

Location Quotient (LQ)

: Suatu indeks untuk membandingkan pangsa sub wilayah
dalam aktivitas tertentu dengan pangsa total aktivitas
tersebut dalam total aktivitas wilayah

MEY

: Maximum Economic Yield (hasil tangkapan maksimum
ekonomi lestari)

MI

: Modification Index

Micro-Macro Link
(MML)

: Teori untuk memudahkan penyusunan konsep kebijakan
strategis dengan menghimpun informasi atau data yang
saling berkaitan antara kondisi mikro dengan kondisi makro
suatu wilayah tertentu

MSY

: Maximum Sustainable Yield (hasil tangkapan maksimum
lestari)

Nelayan

: Orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi
penangkapan ikan atau binatang air lainnya atau tanaman air

Net B/C

: Net Benefit Cost, merupakan perbandingan antara total
penerimaan bersih dan total biaya produksi

NPV

: Net Present Value, merupakan selisih antara nilai sekarang
dari penerimaan dengan nilai sekarang dari pengeluaran pada
tingkat bunga tertentu.

PDRB

: Product Domestic Regional Bruto

Pengembangan

: Usaha perbaikan dari suatu nilai yang kurang kepada sesuatu
yang lebih baik, proses yang menuju pada suatu kemajuan.

Perikanan Tangkap

: Kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak
dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun,
termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat,
mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan/atau mengawetkannya.

PP

: Payback Period adalah untuk mengukur lamanya
pengembalian investasi dari pendapatan

PPI

: Pangkalan Pendaratan Ikan

PPN

: Pelabuhan Perikanan Nusantara

Probability

: menyatakan tingkat kemiripan model dengan sistem nyata

Renewable Resources

: Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

RFMO

: Regional Fisheries Management Organization

xxxvi

RMSEA

: The Root Mean Square Error Approximation menyatakan
kedekatan angka-angka model dengan angka sistem
nyatanya

RPOA

: Regional Plan of Action

ROI

: Return of Investment adalah tingkat pengembalian investasi
dari pendapatan yang diterima

SEM

: Structural Equation Modeling merupakan metode analisis
dengan menggunakan sistem multivariate yang mempunyai
kemampuan untuk menganalisis tingkat dan sifat pengaruh
interaksi (link) antar komponen pada suatu sistem nyata
dengan menggunakan data lapang yang bersifat
multivariable dan multi hubungan.

TAC

: Total Allowable Catch, yaitu jumlah maksimal yang
diperbolehkan untuk jumlah tangkapan

TLI

: Tucker Lewis Index adalah indeks untuk melihat
perbandingan secara parsial

Trade off

: Menukar sesuatu untuk atau dengan sesuatu yang lainnya

Unit Penangkapan

: Suatu kesatuan teknis dalam suatu operasi penangkapan ikan
yang terdiri dari kapal perikanan, alat tangkap dan nelayan.

WPP-RI

: Wilayah Pengelolaan Perairan Republik Indonesia

xxxvii

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Era globalisasi yang bercirikan liberalisasi perdagangan dan persaingan
antarbangsa

semakin

intensif,

segenap

sektor

ekonomi

harus

mampu

menghasilkan barang dan jasa (goods and services) berdaya saing tinggi, termasuk
sektor perikanan. Mengingat potensi perikanan Indonesia yang sangat besar,
sementara permintaan pasar terus meningkat seiring dengan bertambahnya
penduduk dunia, menjadikan perikanan di Indonesia sebagai salah satu potensi
yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sekarang, hingga saat yang akan
datang. Ekonomi kelautan diyakini dapat menjadi keunggulan kompetitif dan
memecahkan persoalan bangsa Indonesia. Sebagai negara bahari dan kepulauan
terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi pembangunan ekonomi kelautan
yang besar dan beragam. Sedikitnya terdapat 10 sektor yang dapat dikembangkan
untuk memajukan dan memakmurkan Indonesia, yang berkaitan dengan teknologi
kelautan yaitu: (1) perikanan tangkap; (2) perikanan budidaya; (3) industri
pengolahan hasil perikanan; (4) industri bioteknologi kelautan; (5) pertambangan
dan energi; (6) pariwisata bahari; (7) transportasi laut; (8) industri dan jasa
maritim; (9) pulau-pulau kecil; dan (10) sumberdaya non-konvensional (Dahuri,
2003).
Indonesia dengan luas lautannya mencakup 75% dari total luas wilayah
Indonesia, termasuk Lautan Teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif, merupakan
kekayaan negara yang mempunyai hak berdaulat dalam memanfaatkan sumber
daya hayati dan nonhayati berdasarkan ketentuan UNCLOS 1982. Hal ini
diharapkan dapat mendorong pembangunan nasional ke arah lautan bersamaan
dengan pembangunan di daratan. Dalam menata ruang lautan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari usaha untuk menciptakan ocean governance,
dan agar terhindar dari konflik dalam penggunaan ruang lautan untuk berbagai
usaha eksploitasi di satu pihak dan konservasi di pihak lain, maka perlu suatu
peraturan atau kebijakan yang lebih tepat dan menyeluruh, menyangkut semua

aspek-aspek yang memiliki potensi konflik antar stakeholders, baik di tingkat
pusat, daerah maupun masyarakat.
Pada awal berdirinya negara ini, Indonesia mengadopsi produk hukum
peninggalan Belanda, yaitu Ordonansi No. 525 Tahun 1939 yang membagi
wilayah laut Indonesia menjadi Laut Teritorial dan Laut Pedalaman. Laut
Teritorial dinyatakan sebagai wilayah perairan yang membentang ke arah laut
sampai jarak 3 mil laut dari garis surut pulau-pulau atau bagian-bagian pulau,
termasuk karang-karang, batu-batu karang dan gosong-gosong yang ada di atas
permukaan laut pada waktu air surut. Laut Pedalaman adalah perairan pedalaman
yang terdiri dari semua perairan yang terletak pada bagian danau dan rawa-rawa,
sedangkan wilayah di luar perairan tersebut merupakan laut bebas, yang terdapat
di antara pulau-pulau nusantara.
Pembagian perairan seperti itu sangat tidak mendukung bagi persatuan dan
kesatuan negara Republik Indonesia, karena dapat mendatangkan kerawanan di
bidang ekonomi, keamanan bahkan politik. Seiring dengan perkembangan zaman,
dengan mempertimbangkan bentuk geografi Indonesia sebagai negara kepulauan
yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang mempunyai sifat dan corak tersendiri,
serta untuk keutuhan daerah teritorial yang mempunyai kelayakan sumberdaya
alam berupa kepulauan serta laut yang terletak diantaranya, maka harus dianggap
sebagai satu kesatuan yang bulat. Selain itu batas penentuan laut teritorial seperti
yang terdapat dalam ”Teritoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie 1939”
Stbl. 1939 No. 442 artikel 1 ayat 1 tidak sesuai dengan pertimbanganpertimbangan tersebut di atas, karena membagi wilayah daratan Indonesia dalam
bagian-bagian terpisah dengan daerah teritorialnya sendiri.
Pemerintah Indonesia pada tanggal 13 Agustus 1957 dalam