21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHANSAN
4.1 Gambaran Umum Proyek
PLTU Pangkalan Susu adalah pembangkit listrik berbahan bakar batubara. Pembangunan proyek PLTU ini guna memenuhi pasokan tenaga listrik yang akan mengalami
defisit sampai beberapa tahun mendatang, serta menunjang program diversifikasi energi untuk pembangkit tenaga listrik dari bahan bakar minyak BBM ke non BBM dengan memanfaatkan
batubara berkalori rendah. Adapun data-data umum proyek Pembangunan PLTU Pangkalan Susu adalah sebagai
berikut : a.
Kontraktor : Guandong Power Engineering Corp. PT. Bagus Karya
b. Konsultan
: PLN Enjiniring Design Review Approval KSO PT. Jaya CM
– PT. Power Plant Servis – PT. Pemetar ACE Construction Supervision
c. Kapasitas
: 2 x 200 MW d.
Transmisi : 275 kV Pangkalan Susu
– Binjai ± 70 KM e.
Nilai Proyek : Rp. 3.500.000.000.000,00
f. Tahun Mulai
: 2008 g.
Perkiraan Selesai : 2010
h. Tahun Selesai
: 2013 terlambat 3 tahun
Universitas Sumatera Utara
22
4.2 Permasalahan Proyek
Proyek pembangunan PLTU Pangkalan Susu ini dikerjakan oleh Guandong Power Engineering Corp. Dan PT. Bagus Karya dengan jangka waktu pelaksanaan proyek 2 tahun.
Namun pada awal pelaksanaannya proyek tersebut mengalami keterlambatan yang disebabkan adanya proses pembebasan lahan dan beberapa kali pindah lokasi proyek karena tidak
memungkinkannya pembangunan dilakukan di tempat tersebut.
4.3 Penyebab Permasalahan
Penyebab keterlambatan Proyek Pembangunan PLTU Pangkalan Susu adalah sebagai berikut :
1. Adanya proses pembebasan lahan dan beberapa kali pindah lokasi karena tidak
memungkinkannya pembangunan dilakukan di tempat tersebut. 2.
Faktor – faktor lain yang menyebabkan keterlambatan a.
Kendala komunikasi bahasa dengan kontraktor asal RRT. b.
Salah disain. Pada disain awal, PLTU-PLTU dalam program 10.000 MW Tahap 1 didesain untuk menggunakan bahan bakar berupa batubara berkalori 4000
KcalKg. Namun setelah terbangun, spesifikasi batubara yang dibutuhkan berubah menjadi 5000 KcalKg. Padahal PLN sudah terlanjur membuka tender
besar-besaran batubara kalori 4000 KcalKg. Dimana dengan batubara yang berkalori lebih tinggi menghasilkan panas yang lebih tinggi juga sehingga bisa
menyebabkan mesin lebih cepat rusak karena panas yang berlebihan dan kadar sulfurnya juga lebih besar yang bisa menyebabkan korosi pada mesin
pembangkit. Jika dipaksakan menggunakan batubara 4000 KcalKg, maka harus dipasang alat tambahan penekan kadar sulfur batubara, yang harganya mencapai
Universitas Sumatera Utara
23
setengah harga satu unit PLTU itu sendiri, hal ini menyebabkan PLTU Tahap 1 tidak kunjung beroperasi.
c. Kontraktor RRT juga gagal mendapatkan pendanaan dari perbankan, sehingga
pembangunan tak kunjung dilaksanakan. d.
Salah satu perusahaan peserta konsorsium yang terlambat mengerjakan pembangunan sipil, sehingga alat mekanikal yang seharusnya bisa terpasang
tepat waktu menjadi tertunda.
4.4 Perhitungan Total Biaya Investasi Proyek PLTU Pangkalan Susu Unit 1 2