dibandingkan terapi trombolitik yang 7,2 dan resiko stroke. Hasil memuaskan telah dicoba dengan PCI bersama stenting dan terapi GPIIbIIIa-I.
PCI sendiri sebenarnya dapat menyebabkan disrupsi plak koroner, namun telah dicoba dengan GPIIbIIIa-I dapat menurunkan risiko tersebut. PCI harus
dipertimbangkan pada pasien STEMI usia lanjut 75 tahun, sebab resiko kematian cukup tinggi dengan trombolitik.
2.1.7 Komplikasi Sindroma Koroner Akut
1. Hipotensi
Syok Kardiogenik 2.
Aritmia malignant Kematian mendadak
3. Disfungsi ventrikel
Gagal jantung 4.
Mechanical rupture, VSD 5.
Gangguan hantaran 6.
Perikarditis
2.2 Hipertensi 2.2.1 Definisi hipertensi
Hipertensi atau penyakit darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh
darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.Hipertensi sering kali disebut sebagai pembunuh gelap Silent Killer, karena termasuk penyakit
yang mematikan tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya Lanny Sustrani, dkk, 2004.
2.2.2 Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut JNC Joint National Committe on Prevention, Detection, Evaluatin, and Treatment of High Blood Pressure
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 : Klasifikasi Hipertensi
2.2.3 Etiologi hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: hipertensi esensial atau hipertensi primer dan hipertensi sekunder atau hipertensi
renal. 1 Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik.Terdapat sekitar 95 kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan
Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. Hipertensi primer biasanya timbul pada umur
30 – 50 tahun Schrier, 2000. 2 Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5 kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, dan lain – lain Schrier, 2000.
Kategori Tekanan Darah menurut JNC
7 Tekanan Darah
Sistol mmHg dan
atau Tekanan Darah
Diastol mmHg
Normal 120
dan 80
Pra-Hipertensi 120-139
atau 80-89
Hipertensi: Tahap 1
140-159 atau
90-99
Tahap 2
≥ 160 atau
≥ 100
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Gejala Klinis hipertensi
Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masa laten ini menyelubungi
perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya bersifat tidak spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang.
Apabila hipertensi tidak diketahui dan tidak dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke atau gagal ginjal.
Julius, 2008.
2.2.5 Diagnosis hipertensi