Diagnosis hipertensi Penatalaksanaan hipertensi

2.2.4 Gejala Klinis hipertensi

Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Bila terdapat gejala biasanya bersifat tidak spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang. Apabila hipertensi tidak diketahui dan tidak dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke atau gagal ginjal. Julius, 2008.

2.2.5 Diagnosis hipertensi

Pemeriksaan pada hipertensi menurut PERKI Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2003, terdiri atas: 1. Riwayat penyakit a. Lama dan klasifikasi hipertensi b. Pola hidup c. Faktor-faktor risiko kelainan kardiovaskular Tabel 2.3 d. Riwayat penyakit kardiovaskular e. Gejala-gejala yang menyertai hipertensi f. Target organ yang rusak g. Obat-obatan yang sedang atau pernah digunakan 2. Pemeriksaan fisik a. Tekanan darah minimal 2 kali selang dua menit b. Periksa tekanan darah lengan kontra lateral c. Tinggi badan dan berat badan d. Pemeriksaan funduskopi e. Pemeriksaan leher, jantung, abdomen dan ekstemitas f. Refleks saraf Universitas Sumatera Utara 3. Pemeriksaan laboratorium a. Urinalisa b. Darah : platelet, fibrinogen c. Biokimia : potassium, sodium, creatinin, GDS, lipid profil, asam urat 4. Pemeriksaan tambahan a. Foto rontgen dada b. EKG 12 lead c. Mikroalbuminuria d. Ekokardiografi

2.2.6 Penatalaksanaan hipertensi

Kelas obat utama yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah adalah : 1. Diuretik Diuretik menurunkan tekanan darah dengan menyebabkan diuresis. Pengurangan volume plasma dan Stroke Volume SV berhubungan dengan dieresis dalam penurunan curah jantung Cardiac Output, CO dan tekanan darah pada akhirnya. a Thiazide Thiazide adalah golongan yang dipilih untuk menangani hipertensi, golongan lainnya efektif juga untuk menurunkan tekanan darah. b Diuretik Hemat Kalium Diuretik Hemat Kalium adalah anti hipertensi yang lemah jika digunakan tunggal. Diuretik hemat kalium dapat mengatasi kekurangan kalium dan natrium yang disebabkan oleh diuretik lainnya. c Antagonis Aldosteron Universitas Sumatera Utara Antagonis Aldosteron merupakan diuretik hemat kalium juga tetapi lebih berpotensi sebagai antihipertensi dengan onset aksi yang lama hingga 6 minggu dengan spironolakton. 2. Beta Blocker Atenolol, betaxolol, bisoprolol, dan metoprolol merupakan kardioselektif pada dosis rendah dan mengikat baik reseptor β 1 daripada reseptor β 2 .Hasilnya agen tersebut kurang merangsang bronkhospasmus dan vasokontruksi serta lebih aman dari non selektif β bloker pada penderita asma, penyakit obstruksi pulmonari kronis COPD, diabetes dan penyakit arterial perifer.Acebutolol, carteolol, penbutolol, dan pindolol memiliki aktivitas intrinsik simpatomimetik atau sebagian aktivitas agonis reseptor β. 3. Inhibitor Enzim Pengubah Angiotensin ACE-inhibitor Pada kenyataannya, inhibitor ACE menurunkan tekanan darah pada penderita dengan aktivitas renin plasma normal, bradikinin, dan produksi jaringan ACE yang penting dalam hipertensi.

2.3 Hubungan Angka Kejadian Sindroma Koroner Akut dan Hipertensi