penyisip yang telah disisipkan pada proses watermarking sebelumnya. Nilai pengembalian label penyisip melalui proses ekstraksi ini yang dimaksud sebagai nilai
Recovery Rate RR. Berikut perolehan hasil dari ekstraksi berupanilai RR: Bit label watermarking
“FASILKOM-TI” berjumlah = 88 bit dan bit label yang berhasil diekstraksi = 88 bit maka, perhitungan Recovery Rate dapat dihitung dengan
Recovery Rate= 8888 x 100 = 100
Setelah melakukan pengujian terhadap sistem maka diperoleh hasil pengujian. Hasil pengujian sistem terhadap proses watermarking dan ekstraksi pada 6 buah sample
video AVI dan 6 buah sample video MP4 memperoleh nilai rata-rata untuk parameter- parameter yang diuji disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata MSE, PSNR dan RR
No. AVI
MP4 MSE
PSNR RR
MSE PSNR
RR 1.
41,77 31,92
100 59,08
32,55 100
2. 38,10
32,32 100
53,89 32,95
100
3. 44,37
31,66 100
62,74 32,29
100
4. 26,44
33,91 100
37,39 34,54
100
5.
51,23 31,04
100 72,45
31,66 100
6.
46,80 31,43
100 66,19
32,06 100
Rata- rata
41,45 32,05
100 58,62
32,68 100
Nilai MSE rata-rata untuk video format AVI : 41.45
Nilai PSNR rata-rata untuk video format AVI : 32,05
Nilai Recovery Rate rata-rata video format AVI : 100
Nilai MSE rata-rata untuk video format MP4 : 58,62
Nilai PSNR rata-rata untuk video format MP4 : 32,68
Nilai Recovery Rate rata-rata video format MP4 : 100
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan studi literatur, analisis dan perancangan sistem serta melalui implementasi dan pengujian sistem, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem dapat melakukan watermarking dan ekstraksi label teks yang disisipkan
pada dua file video yang berformat AVI serta MP4 dengan baik dan tepat.
2. Pengujian sistem terhadap 6 buah sample video AVI dan 6 buah sample video
MP4 memperoleh nilai rata-rata untuk parameter-parameter yang diuji sebagai berikut:
Nilai MSE rata-rata untuk video format AVI : 41.45
Nilai PSNR rata-rata untuk video format AVI : 32,05
Nilai Recovery Rate rata-rata video format AVI : 100
Nilai MSE rata-rata untuk video format MP4 : 58,62
Nilai PSNR rata-rata untuk video format MP4 : 32,68
Nilai Recovery Rate rata-rata video format MP4 : 100
3. Dari hasil pengujian sistem dapat dilihat bahwa nilai rata-rata MSE untuk file
video MP4 lebih besar dibandingkan dengan video AVI. Nilai MSE yang besar, menyatakan bahwa penyimpangan atau selisih antara frame video hasil
penyisipan dengan frame video aslinya cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa metode Echo Data Hiding berjalan lebih baik pada video AVI
dibandingkan dengan video MP4 ditinjau dari parameter MSE.
Universitas Sumatera Utara
Sebaliknya, nilai rata-rata PSNR untuk file video MP4 lebih besar dibandingkan dengan video AVI. Nilai PSNR yang besar menunjukkan
kualitas yang lebih baik. Semakin besar nilai PSNR, semakin baik pula hasil yang diperoleh pada tampilan citra hasil. Hal ini menunjukkan bahwa metode
Echo Data Hiding berjalan lebih baik pada video MP4 dibandingkan dengan video AVI ditinjau dari parameter PSNR.
Sedangkan untuk nilai rata-rata RR untuk kedua video adalah sama dengan nilai pengembalian yang bernilai sama.
5.2 Saran
Adapun saran-saran untuk pengembangan penelitian ini di masa yang akan datang adalah:
1. Agar penelitian selanjutnya dapat mencoba menyisipkan file lain selain file
ekstensi .txt, seperti logo citra ataupun suara.
2. Mencoba parameter lain selain Recovery Rate RR, Mean Squared Error
MSE, dan Peak Signal to Noise Ratio PSNR yang telah digunakan pada penelitian ini. Parameter lainnya seperti, Robust VideoWatermarking dalam
pengujian ketahanan label terhadap kompresi maupun video editing.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Video Digital
Untuk memahami tentang video digital, harus dipahami dulu pengertian mengenai video itu sendiri. Video dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
gambar bergerak yang diperoleh dari hasil rekaman kamera atau hasil animasi komputer.Pada mulanya informasi video ini disimpan secara analog, sebagai
perubahan bentuk gelombang secara kontinyu yang mewakili adanya perubahan warna
dan kecerahan
brightness dari
gambar yang
direkam. Di sisi lain, komputer digital hanya dapat menyimpan dan mengolah data
yang bersifat biner. Untuk itu di kalangan industri komputer didefinisikan warna dalam besaran 24-bit yang dapat digunakan untuk menyimpan sekitar 16,7 juta
kemungkinan warna yang berbeda [8]. Dengan demikian data video dapat disimpan secara digital sebagai titik-titik
yang masing-masing memiliki warna tertentu dan titik-titik tersebut jika disusun sebagai satu kesatuan akan membentuk suatu gambar secara utuh.
Kemajuanteknologi yang
dicapai pada
saat ini
telah memungkinkan komputer pribadi Personal Computer memiliki kemampuan
untukmenampilkan informasi berupa video yang berisi gambar bergerak beserta suaranya.
Untuk menyimpan data video secara digital, telah diciptakan berbagai format penyimpanan dan metode kompresi-dekompresi. Perangkat lunak yang
digunakan untuk melakukan kompresi dan dekompresi terhadap data video digital dengan menggunakan teknik tertentu disebut juga dengan codec yang merupakan
singkatan dari compressor-decompressor. Sampai saat ini masih dilakukan berbagai penelitian untuk menemukan format yang dapat digunakan untuk
Universitas Sumatera Utara
menyimpan data video digital dengan seefisien mungkin. Di antara format video digital yang populer dan banyak digunakan pada saat ini adalah: AVI, QuickTime,
Indeo, Cinepak dan MPEG [2]. MPEG memiliki beberapa jenis ekstensi seperti MPEG-1, MPEG-2,MPEG-4 dan sebagainya, jenis-jenis tersebut semakin
berkembang seiring pesatnya teknologi multimedia saat ini.
File videodigital terdiri dari 2 bagian utama yaitu gambar visual dan suara audio, kedua aspek tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan yang disebut file
video. Pada umumnya file video sekarang ini banyak yang telah mengalami proses kompresi. Salah satu format multimedia yang dibentuk berdasarkan proses kompresi
adalah format AVI AudioVideoInterleave. Banyak file video yang dikompresi dengan ukuran yang tingkat perbedaannya sangat jauh, sehingga kualitas gambar yang
dihasilkan menjadi berbeda kualitasnya menurun dengan file aslinya. Algoritma yang tersedia untuk melakukan kompresi tersebut juga sangat beragam, penggunaan
algoritma itu biasanya lebih mengutamakan efisiensi pengecilan ukuran file, akan tetapi juga ada yang mempertahankan kualitas dari file multimedia tersebut.Pada file
AVI terdapat 3 bagian utama yang merupakan komponen penyusun audio dan visual pada file AVI yaitu AVI Header, AVI Stream dan AVI Frame.
AVI Audio Video Interleaved adalah format video yang paling populer, karena kwalitas gambar yang di berikan sangat baik. AVI sendiri diperkenalkan oleh
Microsoft pada tahun 1992 sebagai bagian dari teknologi Video for Windows miliknya. File AVI menyimpan data audio dan video pada struktur interleaved. File ini
hanya berupa kontainer - dan data audio video dapat dikompres menggunakan berbagai codec. Kualitas dan kapasitas tergantung pada codec dan secara khusus
codec yang digunakan adalah MPEG, Divx atau WMV. Video dengan format MPEG adalah format kompresi yang distandarisasi oleh Moving Picture Experts Group yang
terbentuk oleh 350 perusahaan dan organisasi dimana ukuran format MPEG lebih kecil dari ukuran format AVI.
File AVI dimulai dengan header utama,header ini ditandai dengan 4 karakter kode. Header mengandung informasi utama yang terdapat pada file AVI, yaitu
kecepatan maksimal data per-detik dari file AVI, kode untuk metode penggunaan file
Universitas Sumatera Utara
AVI misal: Hasindex, Mustuseindex, Copyrighted, metode kemampuan file AVI misal: can read, canwrite, allkeyframe, nocompression, jumlah stream pada file,
sebagai contoh pada file yang mempunyai audio dan visual akan mempunyai 2 stream, ukuran buffer yang digunakan untuk menyimpan data file AVI pada memori,
tinggi dan lebar dari sekuensial file AVI, skala waktu yang digunakan pada keseluruhan file AVI, jumlah sampel dari file AVI, panjang lama waktu file AVI,
jumlah stream yang ditambahkan atau dihilangkan dari file serta deskripsi tipe file.
Sedangkan AVI stream terdiri dari 2 jenis yaitu streamvideo dan streamaudio, streamaudio tidak harus terdapat di dalam suatu file AVI. Pada bagian streamvideo ini
berisi data yaitu tipe stream yang didefinisikan dengan 4 karakter kode, handler yang menangani kompresi saat file disimpan, kode untuk metode penggunaan stream
misal: AVIstreamInfodisabled, AVIstreaminfoenabled, metode, prioritas, bahasa yang digunakan oleh stream, skala waktu yang digunakan, jumlah sampel stream,
posisi frame awal, panjang lama waktu stream, spesifikasi ukuran dari pergeseran audio dan video data pada file AVI, ukuran buffer yang digunakan untuk menyimpan
data file AVI pada memori, kualitas data video pada stream, ukuran sebuah sampel data pada stream, dimensi frame, jumlah dari proses pengeditan stream yang pernah
dilakukan, jumlah dari proses pengeditan format stream yang pernah dilakukan serta deskripsi nama stream.
Frame pada streamvideo yang terdapat pada file AVI merupakan suatu data yang berbentuk DIB Device Independent Bitmap. Bentuk DIB secara umum terdiri
dari 3 bagian utama yaitu bitmap file header yang berisi informasi tentang tipe, ukuran, dan layout dari file DIB, bitmap info yang terdiri dari 2 struktur utama yaitu
bitmap info header dan RGB-quad, serta data piksel-piksel penyusun gambar yang terdapat pada frame.
2.1.1 Format File AVI Audio Video Interleaved
Format file AVI didefinisikan oleh Microsoft Corporation. Secara umum, file AVI dapat mengandung dua jenis aliran data yangdisebut juga dengan stream, yaitu stream
audio dan stream video. Meskipun demikian, file AVI bisa juga hanya berisi stream
Universitas Sumatera Utara
video saja tanpa harus memilikistream audio[8].Semuafile AVI minimalharus memiliki dua buah chunk list. Dua chunk list inidigunakan untuk menyimpan format
dari stream dan isi data dari stream yangterdapat di dalam file. File AVI juga dapat memiliki chunk index. Chunk index iniberisi informasi mengenai lokasi dari chunk-
chunk data yang ada di dalam file. Data yangterdapat di dalam file AVI merupakan data
audio dan
data video
yang disimpan
untuk dimainkan secara berselingan antara audio dengan video-nya sehingga gambar video yang dijalankan akan tampak secara bersamaan dengan suara dari
audio-nya.
File AVI memiliki beberapa karakteristik yang penting untuk diperhatikan. Karakteristik yang penting ini meliputi:
a. Ukuran lebar dan tinggi dari gambar video dalam satuan pixel. Semakin besar
ukuran gambar yang digunakan, akan semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan oleh media penyimpannya. Ukuran yang digunakan umumnya
memiliki perbandingan lebar dibanding tinggi sebesar 4 : 3, misalnya: 160 x 120, 240 x 180, dan 320 x 240.
b. Laju frame frame rate dari stream video dalam satuan frame per detik fps.
Semakin tinggi laju frame yang digunakan, semakin halus dan semakin alami gambar yang dihasilkan, namun semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan
oleh media penyimpannya. Laju frame yangumum digunakan adalah 10, 12, 15, 24, 25, dan 30 fps.
c. Resolusi warna dari stream video dalam satuan bit per pixel bpp. Semakin
tinggi resolusi warna, semakin bagus gambar yang dihasilkan, namun semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan oleh media penyimpannya. Resolusi yang
umum digunakan adalah 4 bpp, 8 bpp, 16 bpp, dan 24 bpp. d.
Ukuran sampel dari stream audio dalam satuan bit. Ukuran sampel yang umum digunakan adalah 8-bit dan 16-bit. Semakin tinggi ukuran sampel, semakin
tinggi pula kualitas suara yang dihasilkan, namun semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan oleh media penyimpannya.
Universitas Sumatera Utara
e. Laju sampel sample rate dari stream audio dalam satuan Hz. Laju sampel yang
umum digunakan adalah 11025 Hz, 22050 Hz, dan 44100 Hz. Semakin tinggi laju sampel, semakin bagus kualitas suara yang dihasilkan, namun semakin
besar pula kapasitas yang dibutuhkan oleh media penyimpannya. f.
Jumlah kanal dari stream audio. Untuk audio mono menggunakan 1 kanal, sedangkan untuk stereo menggunakan 2 kanal.
2.1.2 Format Video MPEG
Video format MPEG merupakan file video yang sudah mengalami kompresi. Teknologi kompresi dapat dilakukan pada audio atau video dengan memiliki standar
kompresi tertentu. MPEG salah satu standar kompresi video yang mengembangkan standar pengkodean citra bergerak. MPEG memiliki beberapa jenis seperti MPEG-1,
MPEG-2,MPEG-4 dan sebgainya, jenis-jenis tersebut semakin berkembang seiring pesatnya teknologi multimedia saat ini [5].
1. MPEG-1
Seperti halnya kompresi MPEG-2, kompresi MPEG-1 merupakan metode kompresi yang diperuntukkan bagi distribusi video dan merupakan standar MPEG
versi pertama. Kompresi ini memiliki ukuran frame size 352x240 pixel. Kompresi ini masih dipakai sebagai acuan standar untuk VCD, CD-ROM dan web video.
2. MPEG-2
MPEG merupakan singkatan dari Motion Pictures Expert Group, sebuah organisasi para professional dalam bidang film dan video yang menentukan
peraturan standar industri dalam bidang ini, sedangkan angka 2 menyatakan versi dari standar ini versi 2. MPEG-2 dapat menyajikan video dengan kualitas yang
tinggi, mendukung kecepatan transfer lebih dari 8 Mbps. MPEG-2 ideal untuk DVD yang memiliki data rate sebesar 9,8 Mbps. Kompresi MPEG-2 ditujukan
untuk distribusi video bukan untuk konsumsi editing video. Jadi dalam proses editing video kita menggunakan kompresi DV25, untuk kemudian dikompresi
menggunakan MPEG-2 untuk menghasilkan media DVD.
Universitas Sumatera Utara
3. MPEG-4
MPEG-4 merupakan standar untuk kompresi video. Transport dan object oriented framework yang di desain untuk mendukung aplikasi video digital konvensional
maupun interaktif yang memiliki bit rate berkisar dari 5 Kbps hingga 4 Mbps. MPEG-4 memiliki fungsi-fungsi digunakan untuk streaming, CD distribution,
videophone dan broadcast television dan mendukung digital rights management. MPEG-4 menggabungkan dua set algoritma inti, yaitu VLBV core Very Low Bit
rate Video yang di desain untuk bit rate 4,8 hingga 64 Kbps dan HBV core Higher Bit rate Video yang didesain untuk bit rate 64 Kbps hingga 4 Mbps. [2]
2.2 Watermarking
Watermarking merupakan sebuah proses penambahan kode secara permanen ke dalam citra digital. Penyisipan kode ini harus memiliki ketahanan robustness yang cukup
baik dari berbagai manipulasi, seperti pengubahan, transformasi, kompresi, maupun enkripsi. Kode yang disisipkan juga tidak merusak citra digital sehingga citra digital
terlihat seperti aslinya. Watermarking dapat juga merupakan cara untuk menyisipkan watermark kedalam media yang ingin dilindungi hak ciptanya. Watermarking
merupakan proses penanaman watermark. Digital Watermarking merupakan cara yang digunakan untuk menyisipkan informasi atau watermark pada suatu dokumen
digital. Dari defenisi-definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa watermarking merupakan cara untuk menyisipkan watermark atau proses penambahan kode secara
permanen ke dalam citra digital yang ingin dilindungi hak ciptanya dengan tidak merusak citra aslinya dan tahan terhadap serangan.
Watermark merupakan sebuah pola atau kode atau data tertentu yang membawa informasi tertentu sesuai dengan tujuannya dan sengaja ditanamkan secara
permanen kedalam data media induknya. Watermark dalam citra digital tersebut tidak dapat diketahui keberadaannya oleh pihak lain yang tidak mengetahui rahasia skema
penyisipan watermark. Watermark tersebut juga tidak dapat diidentifikasi dan dihilangkan. Penggunaan watermarking sangat diperlukan untuk melindungi karya
intelektual digital seperti gambar, teks, musik, video, dan termasuk perangkat lunak.
Universitas Sumatera Utara
Penggandaan atas produk digital yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab semakin merajalela tanpa ada ikatan hukum yang pasti sehingga
merugikan pemegang hak cipta akan produk digital tersebut. Oleh karena itu, penyisipan watermark memiliki peran yang cukup signifikan untuk mencegah
terjadinya penggandaan terhadap produk digital.
Label watermark adalah sesuatu data atau informasi yang akan dimasukkan kedalam data digital yang ingin dilakukan proses watermarking. Ada 2 jenis label
watermarkyang dapat digunakan: 1.
Teks biasa Label watermark dari teks biasanya menggunakan nilai-nilai ASCII dari masing-
masing karakter dalam teks yang kemudian dipecahkan atas bit per bit. Kelemahan dari label ini adalah kesalahan pada satu bit saja akan menghasilkan hasil yang
berbeda dari teks sebenarnya. 2.
Logo atau citra atau suara Berbeda dengan teks, kesalahan pada beberapa bit masih dapat memberikan
persepsi yang sama dengan aslinya, baik oleh pendengaran maupun penglihatan kita.
Oleh karena itu, penyisipan logo sebagai label watermark dirasakan lebih efektif dibandingkan teks, citra, ataupun suara karena selain tidak sensitif terhadap
kesalahan bit, ukuran file juga tidak terlalu besar. Logo yang dipakai berupa logo biner atau hitam putih karena komputasi yang dibutuhkan tidak terlalu rumit namun
tetap menjamin visualisasi yang cukup baik.
2.2.1 Digital Watermarking
Teknikwatermarkingvideo digital pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan watermarking pada media lainnya. Secara umum, watermarking terdiri dari dua
tahapan, yaitu penyisipan watermark dan ekstraksiverifikasi atau pendeteksian watermark[3].Pengekstraksian dan pendeteksian sebuah watermark sebenarnya
tergantung pada algoritma yang digunakan untuk watermarking. Pada beberapa
Universitas Sumatera Utara
algoritma watermarking,watermark dapat diekstraksi dalam bentuk yang eksak, sedangkan pada algoritma yang lain, hanya dapat dilakukan pendeteksian
watermarkpada media digitalnya.
Secara umum proses watermarking pada file video ditunjukkan pada Gambar 2.1 dimana file video disisipi dengan watermark menggunakan kunci sebagai sarana
kepemilikan untuk dapat membuka watermark yang disisipkan melalui encoder yang berisi algoritma penyisipan watermark kedalam video digital.
Key K
Original Watermarked Video I Video I
w
Watermark sequence W
Gambar2.1 Penyisipan watermark[5]
Video ber-watermark yang dihasilkan dari proses watermarking tidak berbeda jauh secara visual dengan aslinya. Hal ini disebabkan karena pengubahan dari video
digital asli ke video ber-watermark hanya berpengaruh sedikit terhadap perubahan warna dan suara.Proses watermarking perlu didukung dengan proses ekstraksi
watermark. Proses ekstraksiverifikasi ini bertujuan untuk mendapatkan kembali video digital asli dan watermark yang disisipkan dalam video digital tersebut. Umumnya
proses ekstraksiverifikasi melibatkan proses pembandingan video asli dengan video ber-watermark untuk mendapatkan watermark yang disisipkan, seperti yang
digambarkan pada Gambar2.2.
Embedding E
mb
Universitas Sumatera Utara
Gambar2.2 Ekstraksi Watermark [5] Pengkategorian
watermarking berdasarkan
proses ekstraksiverifikasi
watermark terbagi 2 jenis, yaitu [2]: a.
Blind Watermarkingyaituverifikasi watermark tanpa membutuhkan citra yang asli.
b. Non-Blind Watermarkingyaitu verifikasi watermark dengan membutuhkan citra
asli.
Sebuah teknik watermarking yang bagus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Fidelity
Penyisipan suatu watermark pada media seharusnya tidak mempengaruhi nilai media tersebut. Watermark pada media idealnya tidak dapat dipersepsi oleh indera
dan tidak dapat dibedakan dengan media yang asli.
2. Robustness
Watermark dalam media digital harus memiliki ketahanan yang cukup terhadap pemrosesan digital yang umum.
3.
Security
Watermarking memiliki daya tahan terhadap usaha sengaja untuk memindahkan watermark dari suatu media ke media yang lain.
4.
Imperceptibility
Keberadaan watermark tidak dapat dipersepsi secara langsung oleh penglihatan manusia.
Key K
TestExtracted Video I
I
Watermark W
e
Original
VIDEO
Extraction D
tc
Detection
Original Watermark W
Universitas Sumatera Utara
5.
Key Uniqueness
Kunci yang digunakan pada proses dan penyisipan dan ekstraksi adalah sama dan tidak ada kunci lain yang bisa digunakan untuk membukanya. Perbedaan kunci
seharusnya menghasilkan watermark yang berbeda pula. 6.
Non-Invertibility
Proses untuk mendeteksi apakah media tersebut ber-watermark atau tidak akan sangat sulit jika hanya diketahui media ber-watermark saja.
7.
Image Dependency
Watermark yang berada pada suatu media bergantung pada isi dari media tersebut.
2.2.2 Aplikasi Watermark
Watermark telah diterapkan secara luas untuk mengatasi berbagai tindak kejahatan yang berkaitan dengan dokumen digital. Fungsi penggunaan watermark tersebut
antara lain adalah sebagai: 1.
Identifikasi kepemilikan Sebagai identitas dari pemilik dokumen digital, identitas ini disisipkan dalam
dokumen digital dalam bentuk watermark. Biasanya identitas kepemilikan seperti ini diterapkan melalui visible watermarking. Contohnya url halaman web tempat
suatu gambar di-download. 2.
Bukti kepemilikan Watermark merupakan suatu bukti yang sah yang dapat dipergunakan di
pengadilan. Banyak kasus pemalsuan foto yang akhirnya terungkap karena penggunaan watermark ini.
3. Memeriksa keaslian isi karya digital
Watermark juga dapat digunakan sebagai teknik untuk mendeteksi keaslian dari suatu karya. Suatu image yang telah disisipi watermark dapat dideteksi perubahan
yang dilakukan terhadapnya dengan memeriksa apakah watermark yang disisipkan dalam image tersebut rusak atau tidak.
4. User authentication atau fingerprinting
Seperti halnya bukti kepemilikan, watermark juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan hak akses atau penanda sidik jari dari suatu image.
Universitas Sumatera Utara
5. Transaction tracking
Fungsi transaction tracking ini dapat dilakukan pada image yang mengandung watermark. Pengimplementasiannya dilakukan dengan memberikan watermark
yang berbeda pada sejumlah domainkelompok pengguna. Sehingga bila image tersebar diluar domain tersebut, dapat di ketahui domain mana yang
menyebarkannya. 6.
Piracy protectioncopy Untuk dapat melakukan ini, perancang watermark harus bekerjasama tidak hanya
pada masalah software, tetapi juga dengan vendor yang membuat hardware. Sehingga sebelum dilakukan peng-copy-an, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
apakah image tersebut boleh di-copy atau tidak. 7.
Broadcast monitoring Dalam dunia broadcastingtelevision news channel, watermark biasanya disisipkan
sebagai logo dari perusahaan broadcasting yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk menandai berita yang mereka siarkan. Sehingga bila pihak lain merekam
berita tersebut, maka watermark-nya akan otomatis terbawa.
2.2.3 Klasifikasi Watermarking
Klasifikasi terhadap watermarking dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama berdasarkan kenampakan dari watermark [5].
1. Visible Watermarking