38,10 44,37 MPEG-1 MPEG-2 Fidelity Robustness

penyisip yang telah disisipkan pada proses watermarking sebelumnya. Nilai pengembalian label penyisip melalui proses ekstraksi ini yang dimaksud sebagai nilai Recovery Rate RR. Berikut perolehan hasil dari ekstraksi berupanilai RR: Bit label watermarking “FASILKOM-TI” berjumlah = 88 bit dan bit label yang berhasil diekstraksi = 88 bit maka, perhitungan Recovery Rate dapat dihitung dengan Recovery Rate= 8888 x 100 = 100 Setelah melakukan pengujian terhadap sistem maka diperoleh hasil pengujian. Hasil pengujian sistem terhadap proses watermarking dan ekstraksi pada 6 buah sample video AVI dan 6 buah sample video MP4 memperoleh nilai rata-rata untuk parameter- parameter yang diuji disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Nilai Rata-rata MSE, PSNR dan RR No. AVI MP4 MSE PSNR RR MSE PSNR RR 1. 41,77 31,92 100 59,08 32,55 100

2. 38,10

32,32 100 53,89 32,95 100

3. 44,37

31,66 100 62,74 32,29 100

4. 26,44

33,91 100 37,39 34,54 100 5. 51,23 31,04 100 72,45 31,66 100 6. 46,80 31,43 100 66,19 32,06 100 Rata- rata 41,45 32,05 100 58,62 32,68 100 Nilai MSE rata-rata untuk video format AVI : 41.45 Nilai PSNR rata-rata untuk video format AVI : 32,05 Nilai Recovery Rate rata-rata video format AVI : 100 Nilai MSE rata-rata untuk video format MP4 : 58,62 Nilai PSNR rata-rata untuk video format MP4 : 32,68 Nilai Recovery Rate rata-rata video format MP4 : 100 Universitas Sumatera Utara BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan studi literatur, analisis dan perancangan sistem serta melalui implementasi dan pengujian sistem, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem dapat melakukan watermarking dan ekstraksi label teks yang disisipkan pada dua file video yang berformat AVI serta MP4 dengan baik dan tepat. 2. Pengujian sistem terhadap 6 buah sample video AVI dan 6 buah sample video MP4 memperoleh nilai rata-rata untuk parameter-parameter yang diuji sebagai berikut: Nilai MSE rata-rata untuk video format AVI : 41.45 Nilai PSNR rata-rata untuk video format AVI : 32,05 Nilai Recovery Rate rata-rata video format AVI : 100 Nilai MSE rata-rata untuk video format MP4 : 58,62 Nilai PSNR rata-rata untuk video format MP4 : 32,68 Nilai Recovery Rate rata-rata video format MP4 : 100 3. Dari hasil pengujian sistem dapat dilihat bahwa nilai rata-rata MSE untuk file video MP4 lebih besar dibandingkan dengan video AVI. Nilai MSE yang besar, menyatakan bahwa penyimpangan atau selisih antara frame video hasil penyisipan dengan frame video aslinya cukup besar. Hal ini menunjukkan bahwa metode Echo Data Hiding berjalan lebih baik pada video AVI dibandingkan dengan video MP4 ditinjau dari parameter MSE. Universitas Sumatera Utara Sebaliknya, nilai rata-rata PSNR untuk file video MP4 lebih besar dibandingkan dengan video AVI. Nilai PSNR yang besar menunjukkan kualitas yang lebih baik. Semakin besar nilai PSNR, semakin baik pula hasil yang diperoleh pada tampilan citra hasil. Hal ini menunjukkan bahwa metode Echo Data Hiding berjalan lebih baik pada video MP4 dibandingkan dengan video AVI ditinjau dari parameter PSNR. Sedangkan untuk nilai rata-rata RR untuk kedua video adalah sama dengan nilai pengembalian yang bernilai sama.

5.2 Saran

Adapun saran-saran untuk pengembangan penelitian ini di masa yang akan datang adalah: 1. Agar penelitian selanjutnya dapat mencoba menyisipkan file lain selain file ekstensi .txt, seperti logo citra ataupun suara. 2. Mencoba parameter lain selain Recovery Rate RR, Mean Squared Error MSE, dan Peak Signal to Noise Ratio PSNR yang telah digunakan pada penelitian ini. Parameter lainnya seperti, Robust VideoWatermarking dalam pengujian ketahanan label terhadap kompresi maupun video editing. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Video Digital

Untuk memahami tentang video digital, harus dipahami dulu pengertian mengenai video itu sendiri. Video dapat didefinisikan sebagai sekumpulan gambar bergerak yang diperoleh dari hasil rekaman kamera atau hasil animasi komputer.Pada mulanya informasi video ini disimpan secara analog, sebagai perubahan bentuk gelombang secara kontinyu yang mewakili adanya perubahan warna dan kecerahan brightness dari gambar yang direkam. Di sisi lain, komputer digital hanya dapat menyimpan dan mengolah data yang bersifat biner. Untuk itu di kalangan industri komputer didefinisikan warna dalam besaran 24-bit yang dapat digunakan untuk menyimpan sekitar 16,7 juta kemungkinan warna yang berbeda [8]. Dengan demikian data video dapat disimpan secara digital sebagai titik-titik yang masing-masing memiliki warna tertentu dan titik-titik tersebut jika disusun sebagai satu kesatuan akan membentuk suatu gambar secara utuh. Kemajuanteknologi yang dicapai pada saat ini telah memungkinkan komputer pribadi Personal Computer memiliki kemampuan untukmenampilkan informasi berupa video yang berisi gambar bergerak beserta suaranya. Untuk menyimpan data video secara digital, telah diciptakan berbagai format penyimpanan dan metode kompresi-dekompresi. Perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan kompresi dan dekompresi terhadap data video digital dengan menggunakan teknik tertentu disebut juga dengan codec yang merupakan singkatan dari compressor-decompressor. Sampai saat ini masih dilakukan berbagai penelitian untuk menemukan format yang dapat digunakan untuk Universitas Sumatera Utara menyimpan data video digital dengan seefisien mungkin. Di antara format video digital yang populer dan banyak digunakan pada saat ini adalah: AVI, QuickTime, Indeo, Cinepak dan MPEG [2]. MPEG memiliki beberapa jenis ekstensi seperti MPEG-1, MPEG-2,MPEG-4 dan sebagainya, jenis-jenis tersebut semakin berkembang seiring pesatnya teknologi multimedia saat ini. File videodigital terdiri dari 2 bagian utama yaitu gambar visual dan suara audio, kedua aspek tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan yang disebut file video. Pada umumnya file video sekarang ini banyak yang telah mengalami proses kompresi. Salah satu format multimedia yang dibentuk berdasarkan proses kompresi adalah format AVI AudioVideoInterleave. Banyak file video yang dikompresi dengan ukuran yang tingkat perbedaannya sangat jauh, sehingga kualitas gambar yang dihasilkan menjadi berbeda kualitasnya menurun dengan file aslinya. Algoritma yang tersedia untuk melakukan kompresi tersebut juga sangat beragam, penggunaan algoritma itu biasanya lebih mengutamakan efisiensi pengecilan ukuran file, akan tetapi juga ada yang mempertahankan kualitas dari file multimedia tersebut.Pada file AVI terdapat 3 bagian utama yang merupakan komponen penyusun audio dan visual pada file AVI yaitu AVI Header, AVI Stream dan AVI Frame. AVI Audio Video Interleaved adalah format video yang paling populer, karena kwalitas gambar yang di berikan sangat baik. AVI sendiri diperkenalkan oleh Microsoft pada tahun 1992 sebagai bagian dari teknologi Video for Windows miliknya. File AVI menyimpan data audio dan video pada struktur interleaved. File ini hanya berupa kontainer - dan data audio video dapat dikompres menggunakan berbagai codec. Kualitas dan kapasitas tergantung pada codec dan secara khusus codec yang digunakan adalah MPEG, Divx atau WMV. Video dengan format MPEG adalah format kompresi yang distandarisasi oleh Moving Picture Experts Group yang terbentuk oleh 350 perusahaan dan organisasi dimana ukuran format MPEG lebih kecil dari ukuran format AVI. File AVI dimulai dengan header utama,header ini ditandai dengan 4 karakter kode. Header mengandung informasi utama yang terdapat pada file AVI, yaitu kecepatan maksimal data per-detik dari file AVI, kode untuk metode penggunaan file Universitas Sumatera Utara AVI misal: Hasindex, Mustuseindex, Copyrighted, metode kemampuan file AVI misal: can read, canwrite, allkeyframe, nocompression, jumlah stream pada file, sebagai contoh pada file yang mempunyai audio dan visual akan mempunyai 2 stream, ukuran buffer yang digunakan untuk menyimpan data file AVI pada memori, tinggi dan lebar dari sekuensial file AVI, skala waktu yang digunakan pada keseluruhan file AVI, jumlah sampel dari file AVI, panjang lama waktu file AVI, jumlah stream yang ditambahkan atau dihilangkan dari file serta deskripsi tipe file. Sedangkan AVI stream terdiri dari 2 jenis yaitu streamvideo dan streamaudio, streamaudio tidak harus terdapat di dalam suatu file AVI. Pada bagian streamvideo ini berisi data yaitu tipe stream yang didefinisikan dengan 4 karakter kode, handler yang menangani kompresi saat file disimpan, kode untuk metode penggunaan stream misal: AVIstreamInfodisabled, AVIstreaminfoenabled, metode, prioritas, bahasa yang digunakan oleh stream, skala waktu yang digunakan, jumlah sampel stream, posisi frame awal, panjang lama waktu stream, spesifikasi ukuran dari pergeseran audio dan video data pada file AVI, ukuran buffer yang digunakan untuk menyimpan data file AVI pada memori, kualitas data video pada stream, ukuran sebuah sampel data pada stream, dimensi frame, jumlah dari proses pengeditan stream yang pernah dilakukan, jumlah dari proses pengeditan format stream yang pernah dilakukan serta deskripsi nama stream. Frame pada streamvideo yang terdapat pada file AVI merupakan suatu data yang berbentuk DIB Device Independent Bitmap. Bentuk DIB secara umum terdiri dari 3 bagian utama yaitu bitmap file header yang berisi informasi tentang tipe, ukuran, dan layout dari file DIB, bitmap info yang terdiri dari 2 struktur utama yaitu bitmap info header dan RGB-quad, serta data piksel-piksel penyusun gambar yang terdapat pada frame.

2.1.1 Format File AVI Audio Video Interleaved

Format file AVI didefinisikan oleh Microsoft Corporation. Secara umum, file AVI dapat mengandung dua jenis aliran data yangdisebut juga dengan stream, yaitu stream audio dan stream video. Meskipun demikian, file AVI bisa juga hanya berisi stream Universitas Sumatera Utara video saja tanpa harus memilikistream audio[8].Semuafile AVI minimalharus memiliki dua buah chunk list. Dua chunk list inidigunakan untuk menyimpan format dari stream dan isi data dari stream yangterdapat di dalam file. File AVI juga dapat memiliki chunk index. Chunk index iniberisi informasi mengenai lokasi dari chunk- chunk data yang ada di dalam file. Data yangterdapat di dalam file AVI merupakan data audio dan data video yang disimpan untuk dimainkan secara berselingan antara audio dengan video-nya sehingga gambar video yang dijalankan akan tampak secara bersamaan dengan suara dari audio-nya. File AVI memiliki beberapa karakteristik yang penting untuk diperhatikan. Karakteristik yang penting ini meliputi: a. Ukuran lebar dan tinggi dari gambar video dalam satuan pixel. Semakin besar ukuran gambar yang digunakan, akan semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan oleh media penyimpannya. Ukuran yang digunakan umumnya memiliki perbandingan lebar dibanding tinggi sebesar 4 : 3, misalnya: 160 x 120, 240 x 180, dan 320 x 240. b. Laju frame frame rate dari stream video dalam satuan frame per detik fps. Semakin tinggi laju frame yang digunakan, semakin halus dan semakin alami gambar yang dihasilkan, namun semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan oleh media penyimpannya. Laju frame yangumum digunakan adalah 10, 12, 15, 24, 25, dan 30 fps. c. Resolusi warna dari stream video dalam satuan bit per pixel bpp. Semakin tinggi resolusi warna, semakin bagus gambar yang dihasilkan, namun semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan oleh media penyimpannya. Resolusi yang umum digunakan adalah 4 bpp, 8 bpp, 16 bpp, dan 24 bpp. d. Ukuran sampel dari stream audio dalam satuan bit. Ukuran sampel yang umum digunakan adalah 8-bit dan 16-bit. Semakin tinggi ukuran sampel, semakin tinggi pula kualitas suara yang dihasilkan, namun semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan oleh media penyimpannya. Universitas Sumatera Utara e. Laju sampel sample rate dari stream audio dalam satuan Hz. Laju sampel yang umum digunakan adalah 11025 Hz, 22050 Hz, dan 44100 Hz. Semakin tinggi laju sampel, semakin bagus kualitas suara yang dihasilkan, namun semakin besar pula kapasitas yang dibutuhkan oleh media penyimpannya. f. Jumlah kanal dari stream audio. Untuk audio mono menggunakan 1 kanal, sedangkan untuk stereo menggunakan 2 kanal.

2.1.2 Format Video MPEG

Video format MPEG merupakan file video yang sudah mengalami kompresi. Teknologi kompresi dapat dilakukan pada audio atau video dengan memiliki standar kompresi tertentu. MPEG salah satu standar kompresi video yang mengembangkan standar pengkodean citra bergerak. MPEG memiliki beberapa jenis seperti MPEG-1, MPEG-2,MPEG-4 dan sebgainya, jenis-jenis tersebut semakin berkembang seiring pesatnya teknologi multimedia saat ini [5].

1. MPEG-1

Seperti halnya kompresi MPEG-2, kompresi MPEG-1 merupakan metode kompresi yang diperuntukkan bagi distribusi video dan merupakan standar MPEG versi pertama. Kompresi ini memiliki ukuran frame size 352x240 pixel. Kompresi ini masih dipakai sebagai acuan standar untuk VCD, CD-ROM dan web video.

2. MPEG-2

MPEG merupakan singkatan dari Motion Pictures Expert Group, sebuah organisasi para professional dalam bidang film dan video yang menentukan peraturan standar industri dalam bidang ini, sedangkan angka 2 menyatakan versi dari standar ini versi 2. MPEG-2 dapat menyajikan video dengan kualitas yang tinggi, mendukung kecepatan transfer lebih dari 8 Mbps. MPEG-2 ideal untuk DVD yang memiliki data rate sebesar 9,8 Mbps. Kompresi MPEG-2 ditujukan untuk distribusi video bukan untuk konsumsi editing video. Jadi dalam proses editing video kita menggunakan kompresi DV25, untuk kemudian dikompresi menggunakan MPEG-2 untuk menghasilkan media DVD. Universitas Sumatera Utara

3. MPEG-4

MPEG-4 merupakan standar untuk kompresi video. Transport dan object oriented framework yang di desain untuk mendukung aplikasi video digital konvensional maupun interaktif yang memiliki bit rate berkisar dari 5 Kbps hingga 4 Mbps. MPEG-4 memiliki fungsi-fungsi digunakan untuk streaming, CD distribution, videophone dan broadcast television dan mendukung digital rights management. MPEG-4 menggabungkan dua set algoritma inti, yaitu VLBV core Very Low Bit rate Video yang di desain untuk bit rate 4,8 hingga 64 Kbps dan HBV core Higher Bit rate Video yang didesain untuk bit rate 64 Kbps hingga 4 Mbps. [2]

2.2 Watermarking

Watermarking merupakan sebuah proses penambahan kode secara permanen ke dalam citra digital. Penyisipan kode ini harus memiliki ketahanan robustness yang cukup baik dari berbagai manipulasi, seperti pengubahan, transformasi, kompresi, maupun enkripsi. Kode yang disisipkan juga tidak merusak citra digital sehingga citra digital terlihat seperti aslinya. Watermarking dapat juga merupakan cara untuk menyisipkan watermark kedalam media yang ingin dilindungi hak ciptanya. Watermarking merupakan proses penanaman watermark. Digital Watermarking merupakan cara yang digunakan untuk menyisipkan informasi atau watermark pada suatu dokumen digital. Dari defenisi-definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa watermarking merupakan cara untuk menyisipkan watermark atau proses penambahan kode secara permanen ke dalam citra digital yang ingin dilindungi hak ciptanya dengan tidak merusak citra aslinya dan tahan terhadap serangan. Watermark merupakan sebuah pola atau kode atau data tertentu yang membawa informasi tertentu sesuai dengan tujuannya dan sengaja ditanamkan secara permanen kedalam data media induknya. Watermark dalam citra digital tersebut tidak dapat diketahui keberadaannya oleh pihak lain yang tidak mengetahui rahasia skema penyisipan watermark. Watermark tersebut juga tidak dapat diidentifikasi dan dihilangkan. Penggunaan watermarking sangat diperlukan untuk melindungi karya intelektual digital seperti gambar, teks, musik, video, dan termasuk perangkat lunak. Universitas Sumatera Utara Penggandaan atas produk digital yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab semakin merajalela tanpa ada ikatan hukum yang pasti sehingga merugikan pemegang hak cipta akan produk digital tersebut. Oleh karena itu, penyisipan watermark memiliki peran yang cukup signifikan untuk mencegah terjadinya penggandaan terhadap produk digital. Label watermark adalah sesuatu data atau informasi yang akan dimasukkan kedalam data digital yang ingin dilakukan proses watermarking. Ada 2 jenis label watermarkyang dapat digunakan: 1. Teks biasa Label watermark dari teks biasanya menggunakan nilai-nilai ASCII dari masing- masing karakter dalam teks yang kemudian dipecahkan atas bit per bit. Kelemahan dari label ini adalah kesalahan pada satu bit saja akan menghasilkan hasil yang berbeda dari teks sebenarnya. 2. Logo atau citra atau suara Berbeda dengan teks, kesalahan pada beberapa bit masih dapat memberikan persepsi yang sama dengan aslinya, baik oleh pendengaran maupun penglihatan kita. Oleh karena itu, penyisipan logo sebagai label watermark dirasakan lebih efektif dibandingkan teks, citra, ataupun suara karena selain tidak sensitif terhadap kesalahan bit, ukuran file juga tidak terlalu besar. Logo yang dipakai berupa logo biner atau hitam putih karena komputasi yang dibutuhkan tidak terlalu rumit namun tetap menjamin visualisasi yang cukup baik.

2.2.1 Digital Watermarking

Teknikwatermarkingvideo digital pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan watermarking pada media lainnya. Secara umum, watermarking terdiri dari dua tahapan, yaitu penyisipan watermark dan ekstraksiverifikasi atau pendeteksian watermark[3].Pengekstraksian dan pendeteksian sebuah watermark sebenarnya tergantung pada algoritma yang digunakan untuk watermarking. Pada beberapa Universitas Sumatera Utara algoritma watermarking,watermark dapat diekstraksi dalam bentuk yang eksak, sedangkan pada algoritma yang lain, hanya dapat dilakukan pendeteksian watermarkpada media digitalnya. Secara umum proses watermarking pada file video ditunjukkan pada Gambar 2.1 dimana file video disisipi dengan watermark menggunakan kunci sebagai sarana kepemilikan untuk dapat membuka watermark yang disisipkan melalui encoder yang berisi algoritma penyisipan watermark kedalam video digital. Key K Original Watermarked Video I Video I w Watermark sequence W Gambar2.1 Penyisipan watermark[5] Video ber-watermark yang dihasilkan dari proses watermarking tidak berbeda jauh secara visual dengan aslinya. Hal ini disebabkan karena pengubahan dari video digital asli ke video ber-watermark hanya berpengaruh sedikit terhadap perubahan warna dan suara.Proses watermarking perlu didukung dengan proses ekstraksi watermark. Proses ekstraksiverifikasi ini bertujuan untuk mendapatkan kembali video digital asli dan watermark yang disisipkan dalam video digital tersebut. Umumnya proses ekstraksiverifikasi melibatkan proses pembandingan video asli dengan video ber-watermark untuk mendapatkan watermark yang disisipkan, seperti yang digambarkan pada Gambar2.2. Embedding E mb Universitas Sumatera Utara Gambar2.2 Ekstraksi Watermark [5] Pengkategorian watermarking berdasarkan proses ekstraksiverifikasi watermark terbagi 2 jenis, yaitu [2]: a. Blind Watermarkingyaituverifikasi watermark tanpa membutuhkan citra yang asli. b. Non-Blind Watermarkingyaitu verifikasi watermark dengan membutuhkan citra asli. Sebuah teknik watermarking yang bagus harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Fidelity

Penyisipan suatu watermark pada media seharusnya tidak mempengaruhi nilai media tersebut. Watermark pada media idealnya tidak dapat dipersepsi oleh indera dan tidak dapat dibedakan dengan media yang asli.

2. Robustness

Watermark dalam media digital harus memiliki ketahanan yang cukup terhadap pemrosesan digital yang umum. 3. Security Watermarking memiliki daya tahan terhadap usaha sengaja untuk memindahkan watermark dari suatu media ke media yang lain. 4. Imperceptibility Keberadaan watermark tidak dapat dipersepsi secara langsung oleh penglihatan manusia. Key K TestExtracted Video I I Watermark W e Original VIDEO Extraction D tc Detection Original Watermark W Universitas Sumatera Utara 5. Key Uniqueness Kunci yang digunakan pada proses dan penyisipan dan ekstraksi adalah sama dan tidak ada kunci lain yang bisa digunakan untuk membukanya. Perbedaan kunci seharusnya menghasilkan watermark yang berbeda pula. 6. Non-Invertibility Proses untuk mendeteksi apakah media tersebut ber-watermark atau tidak akan sangat sulit jika hanya diketahui media ber-watermark saja. 7. Image Dependency Watermark yang berada pada suatu media bergantung pada isi dari media tersebut.

2.2.2 Aplikasi Watermark

Watermark telah diterapkan secara luas untuk mengatasi berbagai tindak kejahatan yang berkaitan dengan dokumen digital. Fungsi penggunaan watermark tersebut antara lain adalah sebagai: 1. Identifikasi kepemilikan Sebagai identitas dari pemilik dokumen digital, identitas ini disisipkan dalam dokumen digital dalam bentuk watermark. Biasanya identitas kepemilikan seperti ini diterapkan melalui visible watermarking. Contohnya url halaman web tempat suatu gambar di-download. 2. Bukti kepemilikan Watermark merupakan suatu bukti yang sah yang dapat dipergunakan di pengadilan. Banyak kasus pemalsuan foto yang akhirnya terungkap karena penggunaan watermark ini. 3. Memeriksa keaslian isi karya digital Watermark juga dapat digunakan sebagai teknik untuk mendeteksi keaslian dari suatu karya. Suatu image yang telah disisipi watermark dapat dideteksi perubahan yang dilakukan terhadapnya dengan memeriksa apakah watermark yang disisipkan dalam image tersebut rusak atau tidak. 4. User authentication atau fingerprinting Seperti halnya bukti kepemilikan, watermark juga dapat digunakan sebagai pemeriksaan hak akses atau penanda sidik jari dari suatu image. Universitas Sumatera Utara 5. Transaction tracking Fungsi transaction tracking ini dapat dilakukan pada image yang mengandung watermark. Pengimplementasiannya dilakukan dengan memberikan watermark yang berbeda pada sejumlah domainkelompok pengguna. Sehingga bila image tersebar diluar domain tersebut, dapat di ketahui domain mana yang menyebarkannya. 6. Piracy protectioncopy Untuk dapat melakukan ini, perancang watermark harus bekerjasama tidak hanya pada masalah software, tetapi juga dengan vendor yang membuat hardware. Sehingga sebelum dilakukan peng-copy-an, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan apakah image tersebut boleh di-copy atau tidak. 7. Broadcast monitoring Dalam dunia broadcastingtelevision news channel, watermark biasanya disisipkan sebagai logo dari perusahaan broadcasting yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk menandai berita yang mereka siarkan. Sehingga bila pihak lain merekam berita tersebut, maka watermark-nya akan otomatis terbawa.

2.2.3 Klasifikasi Watermarking

Klasifikasi terhadap watermarking dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama berdasarkan kenampakan dari watermark [5].

1. Visible Watermarking