3. Autentikasi Anthentication Kepastian terhadap identitas setiap entitas yang terlibat dan keaslian sumber data.
4. Nirpenyangkalan Setiap entitas yang berkomunikasi tidak dapat menolak atau menyangkal atas data
yang telah dikirim atau diterima.
2.2. Jenis-Jenis Algoritma Kriptografi
Algoritma Kriptografi dibagi tiga berdasarkan kunci yang dipakai, yaitu algoritma simetri menggunakan satu kunci untuk proses enkripsi dan dekripsi, algoritma
asimetri menggunakan kunci yang berbeda untuk proses enkripsi dan dekripsi, dan fungsi hash Ariyus, 2008.
Karakteristik kriptografi dibagi dua berdasarkan tipe operasi yang dipakai untuk enkripsi dan dekripsi teknik substitusi dan teknik permutasi serta berdasarkan
tipe pengolahan pesan block cipher dan stream cipher Sadikin, 2012.
2.2.1. Algoritma Simetris
Algoritma simetris adalah algoritma yang menggunakan kunci enkripsi yang sama dengan kunci dekripsinya Wandani, 2012. Bila mengirim pesan dengan algoritma
ini, si penerima pesan harus diberitahu kunci dari pesan tersebut agar bisa mendekripsikan pesan yang dikirim. Keamanan dari pesan yang menggunakan
algoritma ini tergantung pada kunci. Jika kunci tersebut diketahui oleh orang lain maka orang tersebut dapat
melakukan enkripsi dan dekripsi pada pesan Sadikin, 2012. Yang termasuk algoritma kunci simetris adalah OTP, DES, RC2, RC4, RC5, IDEA, Twofish,
Magenta, FEAL, SAFER, LOKI, CAST, Rijndael AES, Blowfish, GOST, A5, Kasumi dan lain-lainnya. Skema kriptografi simetris dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Skema kriptografi simetris 2.2.2. Algoritma Asimetris
Algoritma asimetris disebut juga dengan kriptografi kunci publik karena algortima ini memiliki kunci yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi, dimana enkripsi
menggunakan public key dan untuk dekripsinya menggunakan private key. Public key dan private key harus saling berpasangan secara matematis. Dengan memberikan
public key, pembuat kunci berhak memberikan dan mendapatkan public key agar pesan aman dan hanya bisa dibaca oleh si pembuat kunci. Dalam kriptografi kunci
asimetri, hampir semua algoritma kriptografinya menggunakan konsep kunci publik, seperti Rivest-Shamir-Adleman RSA, El-Gamal, Rabin dan sebagainya Harahap,
2014. Kecuali algoritma Pohlig ˗Hellman karena kunci enkripsi maupun kunci
dekripsinya bersifat rahasia. Skema kriptografi asimetris dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Kriptografi asimetris Wandani, 2012 2.3. Sandi Vigenere
Sandi vigenere merupakan bagian dari kriptografi. kriptografi adalah kajian mengenai teknik matematika yang digunakan untuk keamanan informasi. Sandi vigenere
menurut Bruen Forcinito 2011 adalah sebuah sandi klasik yang memiliki konsep yang relatif sederhana dan banyak digunakan sampai sekarang. Ide dari sandi vigenere
ini adalah sandi caesar yang dimodifikasi. Jika sandi caesar menggunakan kata kunci sandi tunggal, sedangkan sandi vigenere menggunakan kata kunci yang diulang
sebanyak yang diperlukan dengan panjang pesan. Huruf yang akan disandikan di
Algorit m a Enkripsi
Algorit ma Dekripsi
Kunci Rahasia TeksAsli
Teks Asli Ciphert ext
Universitas Sumatera Utara
sesuaikan dengan angka, a = 0, b = 1, c = 2, …, z = 25. Kemudian tambahkan angka kata kunci dan angka pesan. Lalu hasilnya dimodulukan dengan 26, dan hasilnya yang
berupa angka tersebut dirubah ke dalam huruf untuk mendapatkan huruf yang tersandi. Sandi vigenere merupakan sebuah algoritma kriptografi klasik, algoritma ini
tergolong algoritma dasar karena menggunakan algoritma berbasis karakter Mushlih, 2012.
2.3.1. Cara Kerja Sandi Vigenere