P
1
= P
2
+ 0,2 = 0,9
Q
1
= 1 - P
1
= 0,1 P
= P
1
+ P
2
2 = 0,8 Q
= 1 - P = 0,2
√ √
Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan dalam penelitian ini dibulatkan
menjadi 62 orang.
4.3.2.2. Kriteria Inklusi
Perawat yang bekerja di RSUP Haji Adam Malik Medan Perawat yang sudah bekerja minimal 1 tahun
4.3.2.3. Kriteria Eksklusi
Perawat wanita yang sedang hamil Perawat yang pernah mengalami trauma tulang belakang
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari wawancara melalui pengisian kuesioner yang diisi oleh responden sampel.
Kuesioner dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang telah divalidasi dan diuji reliabilitasnya pada penelitian Mirsa 2014. Teknik penarikan sampel dalam
penelitian ini adalah dengan cara consecutive sampling, yaitu semua subyek yang datang berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian
sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
Universitas Sumatera Utara
4.5. Pengolahan dan Analisa Data
Data diolah dan dianalisis dengan bantuan program komputer. Data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel. Uji hipotesis yang akan digunakan
pada anlisis bivariat adalah uji Chi-square X
2
.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Haji Adam Malik, yang terletak di Jalan Bunga Lau No. 17, Kecamatan Medan Tuntungan,
Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara. RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit tipe A sesuai dengan SK Menkes No. 335MenkesSKVII1990 yang
menjadi pusat rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sehingga dapat digunakan sebagai Pusat Pendidikan Klinik calon dokter dan Pendidikan Keahlian calon dokter spesialis.
RSUP Haji Adam Malik memiliki berbagai fasilitas pelayanan, diantaranya pelayanan rawat inap. Penelitian dilakukan di rawat inap Instalasi Rindu A lantai
1, 2, dan 3 RSUP Haji Adam Malik.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden Penelitian
Dalam penelitian ini, sebanyak 73 subjek terpilih untuk menjadi sampel. Dari keseluruhan sampel, gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi
jenis kelamin, usia, dan lama kerja, manual handling, dan nyeri punggung bawah.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel Penelitian
Karakteristik Frekuensi n=73
Persentase Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
7 66
9,6 90,4
Usia ≤ 35 tahun
36-45 tahun 46-55 tahun
19 33
21 26,0
45,2 28,8
Lama Kerja 1-5 tahun
6-10 tahun 10 tahun
18 5
50 24,7
6,8 68,5
Manual Handling Tinggi
Rendah 21
52 28,8
71,2 Nyeri Punggung Bawah
Ya Tidak
23 50
31,5 68,5
Berdasarkan jenis kelamin, kelompok terbesar dari 73 sampel adalah perempuan yaitu sebanyak 66 orang 90,4. Sedangkan untuk laki-laki sebanyak
7 orang 9,6. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat dengan distribusi terbanyak
pada usia 36-45 tahun sebesar 33 orang 45,2. Rata-rata usia sampel adalah 39,92 dengan sampel termuda berusia 23 tahun dan sampel tertua berusia 54
tahun. Berdasarkan kategori lama kerja, didapati bahwa 50 orang 68,5 telah
bekerja selama 10 tahun. Sedangkan 18 orang 24,7 telah bekerja selama 1-5 tahun dan 5 orang 6,8 selama 6-10 tahun.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 5.1 didapati bahwa lebih banyak sampel yang melakukan manual handling dengan intensitas rendah yaitu sebanyak 52 orang 71,2.
Sedangkan manual handling dengan intensitas tinggi dijumpai pada 21 orang 28,8.
Ditinjau dari keluhan nyeri punggung bawah, diketahui bahwa mayoritas sampel tidak mengalami nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 50 orang 68,5.
Sampel yang mengalami nyeri punggung bawah yaitu sebanyak 23 orang 31,5.
5.1.3. Hasil Analisa Data
Dari data yang diperoleh dari sampel dilakukan analisis berupa distribusi frekuensi nyeri punggung bawah berdasarkan jenis kelamin, usia, dan lama kerja.
Tabel 5.2 Distirbusi Frekuensi Nyeri Punggung Bawah
Karakteristik Frekuensi n=23
Persentase Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
1 22
4,3 95,7
Usia ≤ 35 tahun
36-45 tahun 45 tahun
5 9
9 21,7
39,1 39,1
Lama Kerja 1-5 tahun
6-10 tahun 10 tahun
3 1
19 13,0
4,3 82,6
Dari tabel di atas terlihat bahwa keluhan nyeri punggung bawah lebih banyak pada perempuan yaitu sebesar 95,7 dibandingkan pada laki-laki yaitu
sebesar 4,3. Dari tabel di atas keluhan nyeri punggung bawah tertinggi terdapat pada 2
kelompok usia yaitu 36-45 tahun dan 45 tahun, dengan persentase masing-
Universitas Sumatera Utara
masing yaitu sebesar 39,1. Keluhan nyeri punggung bawah terendah pada kelompok usia
≤ 35 tahun yaitu sebesar 21,7. Dari tabel di atas keluhan nyeri punggung bawah tertinggi pada kelompok
yang telah bekerja 10 tahun yaitu sebesar 82,6 dan terendah pada kelompok yang telah bekerja selama 6-10 tahun yaitu sebesar 4,3.
Tabel 5.3 Hubungan antara Aktivitas Kerja Manual Handling dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Manual Handling Nyeri Punggung Bawah
Total p
Ya Tidak
Tinggi 10 13,7
11 15,1 21 28,8
0,06 Rendah
13 17,8 39 53,4
52 71,2 Total
23 31,5 50 68,5
73 100
Uji Chi Square
Dari distribusi silang manual handling dengan keluhan nyeri punggung bawah, ditemukan bahwa pada sampel dengan aktivitas manual handling tinggi
dan memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 10 orang 13,7. Sampel dengan aktivitas manual handling rendah dan memiliki keluhan nyeri punggung
bawah sebanyak 13 orang 17,8. Data pada tabel 5.3 diuji dengan uji Chi Square yang kemudian diperoleh
nilai p sebesar 0,06. Dari hasil yang tertera, dengan nilai p 0,05 berarti H0 diterima, yakni tidak terdapat hubungan antara aktivitas manual handling dengan
keluhan nyeri punggung bawah.
5.2. Pembahasan 5.2.1. Analisis Karakter Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 73 sampel dan didapati jumlah sampel yang mengeluhkan nyeri punggung bawah sebanyak 23 orang 31,5. Dari hasil
analisis data didapatkan bahwa perempuan lebih banyak mengeluhkan nyeri punggung bawah daripada laki-laki yaitu sebanyak 22 orang 95,7. Kondisi ini
juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Sikiru dan Hanifa
Universitas Sumatera Utara
2010 di Nigeria. Dari 300 sampel yang mengalami nyeri punggung bawah, didapati perawat perempuan sebanyak 204 orang 68. Hal serupa juga
ditemukan pada penelitian Dewi 2015 bahwa nyeri punggung bawah lebih banyak dijumpai pada perawat perempuan yaitu sebesar 75. Penelitian oleh Lela
Frantz 2012 juga menemukan keluhan nyeri punggung bawah dijumpai lebih banyak pada perawat perempuan yaitu sebesar 84. Hal ini mungkin disebabkan
karena jumlah perawat perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Seperti pada penelitian ini, dimana jumlah perawat perempuan sebanyak 66 orang
sementara perawat laki-laki hanya 7 orang. Berdasarkan usia dapat dilihat kelompok usia terbanyak yang mengalami
nyeri punggung bawah adalah kelompok usia 36-45 tahun dan 45 tahun yaitu masing-masing sebanyak 9 orang dan persentase 39,1. Dalam penelitian Sikiru
dan Hanifa 2010 juga didapati peningkatan nyeri punggung bawah seiring dengan bertambahnya usia. Sampel yang mengalami nyeri punggung bawah yaitu
sebanyak 81 orang 27 pada kelompok usia 36-45 tahun dan sebanyak 200 orang 66,7 pada kelompok usia 46 tahun. Umami dkk 2014 dalam
penelitiannya, mendapati keluhan nyeri punggung bawah pada sebagian besar responden berusia 30 tahun yaitu sebanyak 29 responden dari total 36 reponden.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Deyo dan Weinstein 2001 dalam jurnal Low Back Pain, bahwa nyeri punggung bawah lebih sering muncul antara
usia 30 sampai 50 tahun dan pada usia di bawah 45 tahun lebih sering disebabkan faktor pekerjaan.
Koesyanto 2013 menyatakan bahwa keluhan pertama biasanya dirasakan pada umur 35 tahun dan tingkat keluhan akan terus meningkat sejalan
bertambahnya umur, dikarenakan kekuatan dan ketahanan otot mulai menurun, sehingga risiko terjadinya keluhan muskuloskeletal meningkat. Menurut Snell
2012, daya pegas yang dimiliki discus intervertebralis yang berperan sebagai peredam benturan bila beban pada columna vertebralis mendadak bertambah,
akan berangsur-angsur menghilang dengan bertambahnya usia. Selain itu, kandungan air di dalam nucleus pulposus berkurang dan digantikan oleh
fibrocartilago, serta serabut-serabut collagen berdegenerasi, dan sebagai
Universitas Sumatera Utara
akibatnya, anulus tidak selalu dapat menahan tekanan pada nucleus pulposus. Pada usia lanjut, discus ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat lagi dibedakan
antara nucleus dan anulus. Berdasarkan lama kerja, keluhan nyeri punggung bawah terbanyak dijumpai
pada kelompok yang telah bekerja 10 tahun yaitu sebesar 82,6. Hal serupa dalam penelitian Koesyanto 2013 ditemukan keluhan nyeri punggung bawah
pada 20 responden dengan masa kerja berisiko yaitu ≥4 tahun. Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka
waktu yang panjang. Apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan gangguan pada tubuh Dewi, 2015
5.2.2. Hubungan antara Aktivitas Manual Handling dengan Nyeri Punggung Bawah
Pada penelitian ini, perawat dengan aktivitas manual handling tinggi dan memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 10 orang 13,7, dan yang
tidak memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 11 orang 15,1. Perawat dengan aktivitas manual handling rendah dan memiliki keluhan nyeri
punggung bawah sebanyak 13 orang 16,4, dan yang tidak memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 39 orang 53,4.
Setelah dilakukan uji statistik Chi Square dari tabel 5.5, hasilnya menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas manual
handling dengan keluhan nyeri punggung bawah dengan nilai p 0,05 p=0,06. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Mirsa 2014 di Bandung yang
menemukan bahwa tidak ada hubungan antara cara mengangkat, mendorong dan memindahkan manual handling dengan keluhan nyeri punggung bawah pada
perawat dengan nilai p 0,05 p=0,331. Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Asruhi 2013 di Bogor, yang menemukan bahwa
cara kerja angkut manual handling memiliki hubungan dengan keluhan nyeri punggung bawah pada paramedis dengan nilai p 0,05 p=0,014.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 21 sampel dengan aktivitas manual handling tinggi, hanya 10 sampel yang mengeluhkan nyeri punggung
Universitas Sumatera Utara
bawah, sedangkan 11 sampel lainnya tidak. Kondisi ini mungkin dikarenakan aktivitas manual handling dikerjakan dengan cara yang benar, sehingga tidak
menimbulkan efek nyeri punggung bawah. Nyeri yang terjadi karena beban kerja melebihi kapasitas bekerja maupun
posisi kerja yang tidak ergonomis dalam menangani pasien terutama pada saat angkat, angkut dan pemindahan pasien selama bekerja Yogisutanti, 2010. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Yogisutanti 2010 kepada perawat, menunjukkan adanya perbedaan persepsi usaha sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan
penanganan pasien p=0,000, sehingga pelatihan penanganan pasien dapat digunakan untuk mengurangi sprain dan strain, persepsi usaha fisik dan
mencegah gangguan muskuloskeletal pada perawat. Hal tersebut juga didukung oleh European Agency for Safety and Health at
Work 2007 yang menyatakan bahwa pelaksanaan metode pengangkatan dan reposisi yang tepat dapat mencapai kesuksesan dalam mengurangi cedera yang
berkaitan dengan kerja serta biaya kompensasi pekerja. Sebagai tambahan, hal itu dapat menimbulkan keuntungan yang banyak, seperti mengurangi pergantian
pekerja, biaya pelatihan dan administrasi, mengurangi ketidakhadiran pekerja, meningkatkan produktivitas dan memperbaiki moral pekerja.
5.3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Peneliti berharap keterbatasan dalam penelitian ini dapat diatasi pada penelitian di masa yang akan datang.
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner yang bersifat subjektif.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh, adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan jenis kelamin, keluhan nyeri punggung bawah lebih banyak
pada perempuan yaitu 22 orang 95,7. 2.
Berdasarkan usia, keluhan nyeri punggung bawah terbanyak dapat dijumpai pada 2 kelompok usia yaitu 36-45 tahun dan 45 tahun, dengan
persentase masing-masing yaitu sebesar 39,1. 3.
Berdasarkan lama kerja, keluhan nyeri punggung bawah lebih banyak pada kelompok yang telah bekerja 10 tahun yaitu sebanyak 19 orang 82,6.
4. Terdapat sebanyak 52 orang 71,2 dengan aktivitas kerja manual
handling intensitas rendah dan 21 orang 28,8 dengan aktivitas kerja manual handling intensitas tinggi.
5. Terdapat sebanyak 23 orang 31,5 dengan keluhan nyeri punggung
bawah. 6.
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas kerja manual handling dengan keluhan nyeri punggung bawah pada perawat di RSUP
Haji Adam Malik Medan, dengan nilai p=0,06.
6.2. Saran