diperusahaan. Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang berani menanggung risiko mengalami kesulitan keuangan ketika porsi
hutang relatif tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi dipakai manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang handal.
Investor akan menilai perusahaan yang lebih tinggi porsi hutangnya dengan harga yang lebih mahal dibandingkan perusahaan
yang rendah porsi hutangnya. Meskipun teori ini masuk akal namun belum dapat menjelaskan dengan baik tentang pola struktur modal
selama ini. Sesuai dengan teori struktur modal, pemilihan struktur modal dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor tersebut diantaranya
:
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam
mennghasilkan laba
profitabilitas pada tingkat penjualan, aktiva, dan modal. Ada tiga rasio yang dapat digunakan dalam rasio profitabilitas, yaitu
rasio profit margin, return on assets ROA dan return on equity ROE. Profit margin mengukur sejauh mana perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjulan tertentu. Return On Asset ROA mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset
yang tertentu. Return On Equity ROE mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan modal
tertentu. Angka yang tinggi untuk ROE menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi.
4. Pertumbuhan asset
Weston dan Brigham 1986; 475 mengatakan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih
banyak mengandalkan pada modal eksternal. Pertumbuhan aset dihitung sebagai presentase perubahan aset pada tahun tertentu
dengan tahun sebelumnya. Semakin besar aset yang dimiliki perusahaan maka semakin berhasil tingkat operasional
perusahaannya. Maka tingginya pertumbuhan aset yang dimiliki
perusahaan maka semakin meningkatnya tingkat kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan tersebut. Meningkatnya
kepercayaan dari pihak luar kreditor terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin besar dibandingkan modal
sendiri atau struktur modal meningkatbertambah Ang,1997. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang
tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya.
5. Ukuran perusahaan size
Menurut mas’ud 2008, semakin besar ukuran perusahaan yang diindikator oleh total asset, maka perusahaan
akan menggunakan hutang dalam jumlah yang besar pula. Semakin besar ukuran perusahaan menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki jumlah aktiva yang tinggi pula. Perusahaan yang ukurannya relatif besar pun akan cenderung
menggunakan dana eksternal yang semakin besar. Hal ini disebabkan kebutuhan dana juga semakin meningkat seiring
pertumbuhan perusahaan. Selain pendanaan internal, alternative selanjutnya adalah pendanaan eksternal. Hal ini sejalan dengan
pecking order theory yang menyatakan bahwa, jika penggunaan dana internal tidak mencukupi maka digunakan alternatif kedua
yaitu hutang.
6. Struktur aktiva
Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar hal ini
disebabkan karena dari skalanya perusahaan akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan perusahaan
kecil. Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan
atau kolateral
hutang perusahaan.
Memang penggunaaan hutang dalam jumlah besar akan mengakibatkan
financial risk meningkat sementara aset tetap dalam jumlah