BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Struktur modal
Struktur modal merupakan pertimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Menurut martono 2005, struktur modal
merupakan perbandingan atau imbalan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh perbandingan struktur aktiva jangka
panjang terhadap struktur modal sendiri. Menurut Baker Powell 2005, manajemen keuangan selalu berhubungan dengan proses
pengambilan keputusan dalam tujuannya untuk mendapatkan, mendanai, dan mengelola perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis
suatu usaha. Oleh karena itu, keputusan pendanaan atau struktur modal dalam
suatu perusahaan menjadi faktor yang paling utama agar perusahaan dapat bertahan hidup dan bersaing dengan perusahaan yang lainnya.
Terkait dengan keputusan struktur modal perusahaan, ada teori-teori yang dianggap relevan untuk mendukung penentuan keputusan struktur
modal. Teori-teori tersebut adalah:
2. Teori Struktur Modal.
a. Trade Off Theory
Dalam kenyataan ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunkan hutang sebanyak-banyaknya. Satu hal yang
terpenting adalah dengan semakin tingginya hutang, akan semakin tinggi kemungkinan probabilitas kebangkrutan. Sebagai contoh,
semakain tinggi hutang, semakin besar bunga yang harus dibayarkan. Kemungkinan tidak membayar bunga yang tinggi akan
semakin besar. Pemberi pinjaman bisa membangkrutkan perusahaan jika perusahaan tidak bisa membayar hutang.
Biaya kebangkrutan tersebut bisa cukup signifikan. Penelitian diluar negeri menunjukkan biaya kebangkrutan bisa
mencapai sekitar 20 dari nilai perusahaan. Biaya tersebut mencakup dua hal :
1. Biaya langsung : biaya yang dikelurkan untuk membayar biaya administrasi, biaya pengacara, biaya akuntan, dan biaya lainnya
yang sejenis. 2. Biaya tidak langsung : biaya yang terjadi karena dalam kondisi
kebangrutan, perusahaan lain atau pihak lain tidak mau berhubungan dengan perusahaan secara normal. Misal, supplier
barangkali tidak akan mau memasok barang karena mengkawatirkan kemungkinan tidak terbayar.