DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Kategori Hasil Belajar Menurut Gagne 1992
13 Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah
20 Tabel 3.1 Ketuntasan Belajar dan Konversi Kompetensi Pengetahuan,
Keterampilan, dan Sikap 41
Tabel 3.2 Pedoman untuk Melihat Hasil Observasi Aktivitas Guru 42
Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Awal 44
Tabel 4.2 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 45
Tabel 4.3 Deskripsi Analisis Data Tes Hasil Belajar Siklus I 47
Tabel 4.4 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 48
Tabel 4.5 Deskripsi Perbandingan Hasil Tes Awal Dan Hasil Belajar Siswa Siklus 1
49
Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran 53 Tabel 4.7 Deskripsi Analisis Data Tes Hasil Belajar Siklus II
55 Tabel 4.8 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Siklus II 56
Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Siswa pada Tes Awal, THB I dan THB II
59 Tabel 4.10 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tes Awal, Siklus I dan
Hasil Belajar Siswa Siklus II 59
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 ProsedurPenelitianTindakanKelas
34 Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat KemampuanHasilBelajarSiswaSiklus I
48 Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat KemampuanHasilBelajarSiswaSiklus I1
56 Gambar 4.3 KetuntasanHasilBelajarSiswaSecaraKlasikal
60
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Silabus mata pelajaran Matematika
65 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Siklus I
72 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Siklus II
81 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Siklus III
93 Lampiran 5
Lembar Kerja Siswa LKS I 105
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa LKS II
108 Lampiran 7
Lembar Kerja Siswa LKS III 113
Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Awal
118 Lampiran 9
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 119
Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 120
Lampiran 11 Lembar Validasi Tes Awal 121
Lampiran 12 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 124
Lampiran 13 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 127
Lampiran 14 Tes Awal 130
Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 131
Lampiran 16 Tes Hasil Belajar I 134
Lampiran 17 Tes Hasil Belajar II 135
Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 136
Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 139
Lampiran 20 Pedoman penskoran Tes Awal 143
Lampiran 21 Pedoman penskoran Tes Hasil Belajar I 144
Lampiran 22 Pedoman penskoran Tes Hasil Belajar II 145
Lampiran 23 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran I 146
Lampiran 24 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran II 148
Lampiran 25 Hasil Tes Awal 150
Lampiran 26 Hasil Tes Hasil Belajar Siklus I 152
Lampiran 27 Hasil Tes Hasil Belajar Siklus II 154
Lampiran 28 Dokumentasi Penelitian 156
Lampiran 29 Surat 161
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK memengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk dapat menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui peningkatan mutu pelajaran di sekolah. Pendidikan tidak
hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja, tetapi menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri
sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup life skill dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari, terutama di sekolah-sekolah formal. Mengingat begitu pentingnya peran
matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Terlepas dari itu,
matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu pelajaran yang merupakan pelajaran
dasar dan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya. Pendidikan matematika di sekolah
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang dapat menggunakan matematika secara fungsional untuk memecahkan masalah, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun menghadapi ilmu pengetahuan lain. Masalah matematika yang dihadapi terstruktur, sistematis dan logis sehingga dapat diimplementasikan siswa.
Cockroft dalam Abdurrahman, 2009 mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika : 1 selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, 2
semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, 4 dapat digunakan
untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan 6 memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.
Guru sangatlah berperan penting terhadap hasil belajar siswa, oleh sebab itu, guru harus mampu membuat siswa berhasil dalam belajar. Sagala 2009
menyatakan bahwa peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu antara lain seperti dikemukakan berikut ini : 1 kemampuan berfikir yang
tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis, dan objektif; 2 menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran; 3 bakat
dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai potensinya; 4 menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran
disekolah yang menjadi lanjutannya; 5 menguasai salah satu bahasa asing, terutama Bahasa Inggris bagi siswa yang telah memenuhi syarat untuk itu;
6 stabilitas psikis tidak mengalami masalah penyesuain diri dan seksual; 7 kesehatan jasmani ; 8 lingkungan yang tenang; 9 kehidupan ekonomi yang
memadai; 10 menguasai teknik belajar di sekolah dan di luar sekolah. Hasil belajar tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, Salah satu faktor
yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah siswa menganggap matematika pelajaran yang sangat sulit sebagaimana yang
diungkapkan Abdurrahman 2009 : “Bahwa dari berbagai bidang studi yang
diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih
– lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar
”. Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai
pengetahuan yang telah ditentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan
apa yang dikatakan o leh Abdurrahman 2009 bahwa: ”Para guru umumnya
memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebaga
i siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya Kauffman dalam Abdurrahman 2009 mengatakan bahwa
: “Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup
pemahaman dan penggunaan bahasa, tulisan dan gangguan itu berupa membaca, menulis, dan berhitung”. Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat