PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP KATOLIK TRISAKTI II MEDAN T.A 2014/2015.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASILBELAJAR MATEMATIKA

SISWAPADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMPKATOLIK TRISAKTI II MEDANT.A. 2014/2015

Oleh:

Novi Tari Simbolon 4102111022

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2015


(2)

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang senantiasa dianugrahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sesuai waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015” ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada Bapak Drs. W. L. Sihombing, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran - saran kepada penulis sejak awal penyusunan proposal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edi Surya, M.Si, Ibu Dra. N. Manurung, dan Bapak Drs. H. Banjarnahor, M.Pd, yang telah memberikan masukan dan saran dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. B. Sinaga, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Akademik, kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan FMIPA UNIMED, dan Bapak Dr. Edi Surya, M.Si, selaku Ketua Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

Terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. G. Sinaga, selaku Kepala Sekolah dan Ibu P. Sihombing, S.Pd selaku guru mata pelajaran di SMP Katolik Trisakti II Medan yang telah membantu selama penelitian. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada yang terkasih Ayahanda Alm.Lassen Simbolon dan Ibunda Rukiah Dahlia Malau yang setia berdoa dan memberikan dukungan material serta spiritual yang tak ternilai harganya hingga penulis bisa


(4)

v

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika. Kepada yang terkasih abang Maron Simbolon, Midon Simbolon, Thomson Simbolon, Johan Simbolon, dan Dedi Simbolon, kakak Lasma Simbolon dan Nova Simbolon terima kasih atas jasa, doa, dan semangat yang kalian selalu berikan, saya bersyukur memiliki saudara sehebat kalian. Kepada yang terkasih Eka Kartika Silalahi, Lusi Sitinjak, Gustiawan, yang selalu memberi semangat dan menjadi teman berbagi suka dan duka selama ini khususnya dalam pengerjaan skripsi ini.

Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Anita, Asri Sihotang, Astika Hutagaol, Bethesda Butar-butar, Efra Sinaga, Elisabeth Gultom, Ernika Samosir, Sefta A.P Hutauruk dan semua rekan seperjuangan di Kelas Matematika Reguler A 2010 yang telah memberikan semangat dan motivasi selama kuliah hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari banyak kelemahan, baik isi maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat ilmu pendidikan.

Medan, 2015

Penulis,


(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP KATOLIK TRISAKTI II MEDAN T.A. 2014/2015

Novi Tari Simbolon (4102111022) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan meningkat dengan model pembelajaran berbasis masalah di kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah 28 siswa kelas VII-A SMP Katolik Trisakti II Medan dan objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan dengan model pembelajaran berbasis masalah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah observasi dan tes.

Pada pemberian tindakan siklus I diperoleh bahwa kategori proses pembelajaran berbasis masalah pada materi perbandingan termasuk rendah. Hal ini dilihat dari rata-rata hasil pengamatan sebesar 2,61 dan pada siklus II diperoleh rata-rata hasil pengamatan sebesar 3,12.

Dari tindakan I, melalui pemberian tes hasil belajar I diperoleh 17 siswa (60,71%) dari 28 siswa telah mencapai ketuntasan belajar (kriteria nilai  2,66 atau tingkat kemampuan minimal B-) sedangkan 11 siswa (39,29%) belum tuntas. Setelah tindakan II, melalui pemberian tes hasil belajar II diperoleh 24 siswa (85,71%) dari 28 siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (kriteria nilai  2,66 atau tingkat kemampuan minimal B-) sedangkan 4 siswa (14,29%) belum tuntas. Terjadi peningkatan persentase ketuntasan klasikal sebesar 25%. Berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal (85%) maka persentase ketuntasan ini sudah memenuhi.

Berdasarkan uraian-uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa meningkat dengan model pembelajaran berbasis masalah pada materi perbandingan di kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ` ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8

2.1 Kajian Teoritis 8

2.1.1 Pengertian Belajar 8

2.1.2 Pembelajaran Matematika 9

2.1.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Belajar 10

2.1.4 Hasil Belajar 11

2.1.5 Model Pembelajaran 14

2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran 14

2.1.5.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran 15

2.1.5.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah 16

2.1.6 Materi Pelajaran 26

2.1.6.1 Perbandingan 26


(7)

vii

2.1.6.3 Perbandingan Berbalik Nilai 28

2.2 Penelitian yang Relevan 29

2.3 Kerangka Konseptual 30

2.4 Hipotesis Tindakan 31

BAB III METODE PENELITIAN 32

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 32

3.2 Subjek dan Objek Penelitian 32

3.2.1 Subjek Penelitian 32

3.2.2 Objek Penelitian 32

3.3 Jenis Penelitian 32

3.4 Prosedur Penelitian 33

3.5 Instrumen Penelitian 38

3.5.1 Tes 38

3.5.2 Lembar observasi 38

3.6 Teknik Pengumpulan Data 39

3.6.1 Tes 39

3.6.2 Observasi 39

3.7 Teknik Analisis Data 39

3.7.1 Ketuntasan Belajar Siswa 40

3.7.2 Nilai Rata - rata 41

3.7.3 Analisis Hasil Observasi 42

3.8 Indikator Keberhasilan 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 44

4.1 Hasil Penelitian 44

4.1.1 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus I 44 4.1.2 Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pada Siklus II 51

4.1.3 Pembahasan Hasil Penelitian 58


(8)

viii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 62

5.1 Kesimpulan 62

5.2 Saran 62


(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Kategori Hasil Belajar Menurut Gagne (1992) 13 Tabel 2.2. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah 20 Tabel 3.1 Ketuntasan Belajar dan Konversi Kompetensi Pengetahuan,

Keterampilan, dan Sikap 41

Tabel 3.2 Pedoman untuk Melihat Hasil Observasi Aktivitas Guru 42

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes Awal 44

Tabel 4.2 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal 45 Tabel 4.3 Deskripsi Analisis Data Tes Hasil Belajar Siklus I 47 Tabel 4.4 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I 48 Tabel 4.5 Deskripsi Perbandingan Hasil Tes Awal Dan Hasil

Belajar Siswa Siklus 1 49

Tabel 4.6 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melaksanakan Pembelajaran 53 Tabel 4.7 Deskripsi Analisis Data Tes Hasil Belajar Siklus II 55 Tabel 4.8 Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Siklus II 56

Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Ketuntasan Siswa pada Tes Awal, THB I

dan THB II 59

Tabel 4.10 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tes Awal, Siklus I dan


(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 ProsedurPenelitianTindakanKelas 34

Gambar 4.1 Deskripsi Tingkat KemampuanHasilBelajarSiswaSiklus I 48 Gambar 4.2 Deskripsi Tingkat KemampuanHasilBelajarSiswaSiklus I1 56 Gambar 4.3 KetuntasanHasilBelajarSiswaSecaraKlasikal 60


(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Silabus mata pelajaran Matematika 65 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I 72 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II 81 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III 93

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) I 105

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) II 108

Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) III 113

Lampiran 8 Kisi-kisi Tes Awal 118

Lampiran 9 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar I 119

Lampiran 10 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 120

Lampiran 11 Lembar Validasi Tes Awal 121

Lampiran 12 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 124 Lampiran 13 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 127

Lampiran 14 Tes Awal 130

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 131

Lampiran 16 Tes Hasil Belajar I 134

Lampiran 17 Tes Hasil Belajar II 135

Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar I 136 Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian Tes Hasil Belajar II 139

Lampiran 20 Pedoman penskoran Tes Awal 143

Lampiran 21 Pedoman penskoran Tes Hasil Belajar I 144 Lampiran 22 Pedoman penskoran Tes Hasil Belajar II 145 Lampiran 23 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran I 146 Lampiran 24 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran II 148

Lampiran 25 Hasil Tes Awal 150

Lampiran 26 Hasil Tes Hasil Belajar Siklus I 152

Lampiran 27 Hasil Tes Hasil Belajar Siklus II 154

Lampiran 28 Dokumentasi Penelitian 156


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui peningkatan mutu pelajaran di sekolah. Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja, tetapi menekankan bagaimana mengajak siswa untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga siswa dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari, terutama di sekolah-sekolah formal. Mengingat begitu pentingnya peran matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Terlepas dari itu, matematika banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran di sekolah, matematika merupakan salah satu pelajaran yang merupakan pelajaran dasar dan sarana berpikir ilmiah yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mengembangkan kemampuan logisnya. Pendidikan matematika di sekolah bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik yang dapat menggunakan matematika secara fungsional untuk memecahkan masalah, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun menghadapi ilmu pengetahuan lain. Masalah matematika yang dihadapi terstruktur, sistematis dan logis sehingga dapat diimplementasikan siswa. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika : (1) selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.


(13)

2

Guru sangatlah berperan penting terhadap hasil belajar siswa, oleh sebab itu, guru harus mampu membuat siswa berhasil dalam belajar. Sagala (2009) menyatakan bahwa peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu antara lain seperti dikemukakan berikut ini : (1) kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis, dan objektif; (2) menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran; (3) bakat

dan minat yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai potensinya; (4) menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran

disekolah yang menjadi lanjutannya; (5) menguasai salah satu bahasa asing,

terutama Bahasa Inggris bagi siswa yang telah memenuhi syarat untuk itu; (6) stabilitas psikis (tidak mengalami masalah penyesuain diri dan seksual); (7) kesehatan jasmani ; (8) lingkungan yang tenang; (9) kehidupan ekonomi yang

memadai; (10) menguasai teknik belajar di sekolah dan di luar sekolah.

Hasil belajar tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor, Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar matematika adalah siswa menganggap matematika pelajaran yang sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan Abdurrahman (2009): “Bahwa dari berbagai bidang studi yang diajarkan disekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang berkesulitan belajar dan lebih – lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Kesulitan belajar merupakan ketidakmampuan siswa dalam menguasai pengetahuan yang telah ditentukan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar jika selalu memperoleh hasil yang rendah dalam belajar. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Abdurrahman (2009) bahwa: ”Para guru umumnya memandang semua siswa yang memperoleh hasil belajar yang rendah disebut sebagai siswa yang berkesulitan belajar”. Selanjutnya Kauffman dalam Abdurrahman (2009) mengatakan bahwa: “Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, tulisan dan gangguan itu berupa membaca, menulis, dan berhitung”. Berarti kesulitan belajar adalah gangguan yang bersifat


(14)

3

psikologi dasar yang dimiliki anak seperti dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.

Faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah adalah model pembelajaran. Penerapan metode dan model pembelajaran yang tepat diperlukan demi berhasilnya proses pendidikan dan usaha pembelajaran di sekolah. Seperti yang diungkapakan oleh Slameto (2010): “Bahwa metode mengajar guru yang kurang baik diakibatkan karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya, akibatnya siswa malas untuk belajar dan mencatat materi pelajaran yang sedang dipelajari”.

Berdasarkan hasil observasi di SMP Katolik Trisakti II Medan menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian matematika siswa di sekolah tersebut masih rendah untuk pelajaran matematika khususnya pada materi perbandingan. Setelah dilakukan tes pendahuluan kepada siswa sebelumnya, diperoleh hasil yang sangat rendah dengan perolehan nilai rata – rata sebesar 2,16 (Lampiran 20). Siswa hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru, sehingga partisipasi aktif dalam pembelajaran kurang terlihat. Hal tersebutlah yang mengakibatkan pembelajaran hanya terfokus pada kegiatan menghafal konsep, sehingga penguasaan konsep siswa rendah khususnya kemampuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hasil belajar siswa. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi perbandingan. Hal ini disebabkan siswa kurang mampu membuat hal yang diketahui dan hal yang ditanya pada soal cerita. Siswa tidak memiliki percaya diri dalam memecahkan masalah dan selalu mengharapkan pekerjaan orang lain yang mengakibatkan pekerjaannya selesai tanpa dipikirkan dengan baik. Untuk membuat hal-hal yang diketahui dalam soal siswa enggan menuliskannya. Siswa tidak mengetahui harus memulai darimana. Tetapi jika dibimbing oleh guru untuk memahami suatu masalah dan membantu membuat model matematikanya kemudian menyuruh siswa melanjutkan tanpa bimbingan guru, siswa bisa melanjutkan dan menyelesaikan masalah tersebut, yang artinya siswa hanya bisa


(15)

4

mengerjakan soal-soal rutin. Jika dihadapkan dengan soal tidak rutin yang mengandung suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari dan dikemas dalam bentuk soal cerita, siswa mengalami kesulitan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa tidak dapat memahami soal apalagi membuat ke dalam bentuk model matematikanya.

Sampai sekarang dalam dunia pendidikan khususnya dalam pendidikan matematika masih lebih menekankan anak untuk menghapal tanpa mengetahui konsep dasarnya. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama metode pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh kemampuan guru yang masih sulit mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Observasi selanjutnya adalah pemberian tes awal kepada 28 orang siswa kelas VII-A SMP Katolik Trisakti II Medan. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal. Siswa kurang mengerti dalam menuliskan hal yang diketahui dan ditanya pada soal yang diberikan oleh guru. Terlihat dari soal yang dikerjakan oleh siswa, bahwa siswa belum memahami konsep, sehingga tidak mampu mengerjakan soal dengan baik.

Peneliti juga melakukan observasi saat guru mengajar di kelas. Adapun kegiatannya dalam proses belajar mengajar adalah mengerjakan soal. Guru mengerjakan soal bersama-sama dengan siswa. Selama proses pengerjaan soal tersebut, siswa di suruh mengerjakan soal – soal di papan tulis dan ketika selesai dikerjakan, guru memeriksa pekerjaan siswa dan ketika pekerjaan siswa itu salah guru hanya mengatakan pekerjaan siswa salah tanpa menjelaskan pada siswa letak kesalahannya. Hal ini akan berakibat siswa berulang kali melakukan kesalahan yang sama. Untuk itu diperlukan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar sehingga pembelajaran dapat berlangsung sesuai yang diharapkan.

Berdasarkan fenomena di atas dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran diperlukan suatu metode, strategi, ataupun model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa, melibatkan aktivitas siswa secara optimal, dan membuat pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Guru dituntut dapat memilih model


(16)

5

pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.

Menurut Moffit (Rusman, 2012:241) pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran yang autentik yang berpusat pada siswa. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama di antara siswa. Guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan. Kemudian guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, maka diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat menemukan sendiri penyelesaian masalah dari soal-soal pemecahan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015”.


(17)

6

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas pembelajaran matematika di kelas yang disebabkan karena siswa sebagian besar tidak menyukai pelajaran matematika.

2. Untuk keberhasilan kegiatan pembelajaran perlu juga memperhatikan model-model pembelajaran. Namun belum banyak guru yang menggunakan model-model pembelajaran secara variatif, seperti model pembelajaran berbasis masalah. 3. Pembelajaran masih kurang melibatkan peran aktif siswa .

4. Materi perbandingan merupakan materi yang sulit bagi siswa kelas VIII SMP Katolik Trisakti II Medan.

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan?”.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015.


(18)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa

Sebagai bahan informasi bagi siswa untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam mempelajari materi matematika.

2. Bagi calon guru / guru matematika

Sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model pembelajaran pada materi yang akan disampaikan.

3. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.


(19)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII-A SMP Katolik Trisakti II Medan, dimana peningkatan diperoleh setelah dilaksanakannya siklus I dan siklus II.

 Pada tes awal, diperoleh rata-rata skor hasil belajar 2,16 dalam kategori rendah dan hanya 4 siswa atau 14,29 % dari 28 siswa yang mencapai ketuntasan belajar.

 Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh rata-rata skor hasil belajar 2,61 dalam kategori rendah dengan 17 siswa atau 60,71% dari 28 siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

 setelah dilakukan tindakan pada siklus II diperoleh rata-rata skor hasil belajar 3,12 dalam kategori sedang dengan 24 siswa atau 85,71% dari 28 siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

5.2 Saran

Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa, khususnya pada materi perbandingan dan perlu diuji coba untuk materi yang lain.

2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas VII-A SMP Katolik Trisakti II Medan Tahun Ajaran 2014/2015.


(20)

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arends, R. I, (2007), Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

(2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan. Jufri, W, (2013), Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Bandung. Kemdikbud, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, http://hukor.kemdikbud.go.id/-asbodoku/media/peruu/permen_tahun2013_nomor81.pdf (diakses pada tanggal 22 Februari 2014)

Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Ritonga, N, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada

Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier dan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 1 NA IX-X T.A 2009/2010, Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan, Medan.

Rusman, (2012), Model - Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja Grafindo Persada, Bandung.

Sagala, S, (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. CV Alfabeta, Bandung. Sonya, (2012) Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Pecahan di Kelas VII SMP Negeri 1 Salapian T.A 2012/2013, Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.


(21)

64

Sudjana, N, (2011), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tatag, Y E S dan Netti Lastiningsih, (2007), Matematika SMP dan MTs untuk kelas VIII, Esis, Jakarta.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.


(1)

5

pembelajaran yang dapat memacu semangat setiap siswa untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya.

Menurut Moffit (Rusman, 2012:241) pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model pembelajaran yang autentik yang berpusat pada siswa. Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama di antara siswa. Guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan, guru memberi contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan. Kemudian guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi. Dengan model pembelajaran berbasis masalah, maka diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dan siswa dapat menemukan sendiri penyelesaian masalah dari soal-soal pemecahan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015”.


(2)

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Rendahnya kualitas pembelajaran matematika di kelas yang disebabkan karena siswa sebagian besar tidak menyukai pelajaran matematika.

2. Untuk keberhasilan kegiatan pembelajaran perlu juga memperhatikan model-model pembelajaran. Namun belum banyak guru yang menggunakan model-model pembelajaran secara variatif, seperti model pembelajaran berbasis masalah. 3. Pembelajaran masih kurang melibatkan peran aktif siswa .

4. Materi perbandingan merupakan materi yang sulit bagi siswa kelas VIII SMP Katolik Trisakti II Medan.

1.3. Batasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi maka perlu adanya pembatasan masalah agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah. Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan?”.

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VII SMP Katolik Trisakti II Medan T.A 2014/2015.


(3)

7

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa

Sebagai bahan informasi bagi siswa untuk menentukan cara belajar yang sesuai dalam mempelajari materi matematika.

2. Bagi calon guru / guru matematika

Sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model pembelajaran pada materi yang akan disampaikan.

3. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.


(4)

62

Berdasarkan analisis data penelitian, diperoleh gambaran bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi perbandingan di kelas VII-A SMP Katolik Trisakti II Medan, dimana peningkatan diperoleh setelah dilaksanakannya siklus I dan siklus II.

 Pada tes awal, diperoleh rata-rata skor hasil belajar 2,16 dalam kategori rendah dan hanya 4 siswa atau 14,29 % dari 28 siswa yang mencapai ketuntasan belajar.

 Setelah dilakukan tindakan pada siklus I diperoleh rata-rata skor hasil belajar 2,61 dalam kategori rendah dengan 17 siswa atau 60,71% dari 28 siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

 setelah dilakukan tindakan pada siklus II diperoleh rata-rata skor hasil belajar 3,12 dalam kategori sedang dengan 24 siswa atau 85,71% dari 28 siswa telah mencapai ketuntasan belajar.

5.2 Saran

Dengan melihat hasil penelitian ini penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada guru, khususnya guru matematika bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dapat menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa, khususnya pada materi perbandingan dan perlu diuji coba untuk materi yang lain.

2. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas VII-A SMP Katolik Trisakti II Medan Tahun Ajaran 2014/2015.


(5)

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Arends, R. I, (2007), Learning To Teach: Belajar untuk Mengajar, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

(2012), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,

(2012), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan. Jufri, W, (2013), Belajar dan Pembelajaran Sains, Pustaka Reka Cipta, Bandung. Kemdikbud, (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 81A Tahun 2013, http://hukor.kemdikbud.go.id/-asbodoku/media/peruu/permen_tahun2013_nomor81.pdf (diakses pada tanggal 22 Februari 2014)

Kunandar, (2008), Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Ritonga, N, (2010), Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier dan Kuadrat di Kelas X SMA Negeri 1 NA IX-X T.A 2009/2010, Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan, Medan.

Rusman, (2012), Model - Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Raja Grafindo Persada, Bandung.

Sagala, S, (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. CV Alfabeta, Bandung. Sonya, (2012) Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada Pokok Bahasan Pecahan di Kelas VII SMP Negeri 1 Salapian T.A 2012/2013, Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Medan, Medan.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta.


(6)

Sudjana, N, (2011), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Tatag, Y E S dan Netti Lastiningsih, (2007), Matematika SMP dan MTs untuk kelas VIII, Esis, Jakarta.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.