Simpang Bersinyal signalized intersection

Fase 1 Fase 4 Fase 3 Fase 2 2. Panjang Antrian Panjang antrian queue length adalah panjang antrian kendaraan pada suatu pendekat meter. 3. Antrian Antrian queue adalah jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat kendaraan;smp. 4. Fase Fase phase stage adalah bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakan lalulintas. Berikut contoh Suatu perempatan dengan 4 fase : Gambar 2.3 Simpang Empat dengan 4 fase Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia MKJI, 1997 5. Waktu Siklus Waktu siklus cycle time adalah waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal detik. 6. Waktu hijau Waktu hijau green time adalah waktu nyala lampu hijau dalam suatu pendekat detik. 7. Rasio Hijau Rasio hijau green ratio adalah perbandingan waktu hijau dengan waktu siklus dalam suatu pendekat. 8. Waktu Merah Waktu merah semua all red adalah waktu sinyal merah menyala secara bersamaan pada semua pendekat yang dilayani oleh dua fase sinyal yang berurutan detik. 9. Waktu Antar Hijau Waktu antar hijau inter green time adalah jumlah antara periode kuning dengan waktu merah semua antara dua fase sinyal yang berurutan detik. 10. Waktu Hilang Waktu hilang lost time adalah jumlah semua periode antar hijau dalam siklus yang lengkap atau beda antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau dalam semua fase yang berurutan detik. 11. Derajat Kejenuhan Derajat kejenuhan degree of saturation adalah rasio dari arus lalulintas terhadap kapasitas untuk suatu pendekat. 12. Arus Jenuh Arus jenuh saturation flow adalah besarnya keberangkatan antrian didalam suatu pendekat selama kondisi yang ditentukan smpjam hijau. 13. Oversaturated Oversaturated adalah suatu kondisi dimana volume kondaraan yang melewati suatu pendekat melebihi kapasitasnya.

E. Kapasitas

Syarat dasar bagi sistem transportasi adalah kemampuan untuk memenuhi volume kebutuhan. Sebuah sistem kapasitas lalulintas diukur dengan jumlah dari muatan atau jumlah penumpang yang dapat dipindahkan per jam atau per hari diantara dua titik oleh kombinasi yang diberikan dari bangunan tertentu dan peralatan. Kapasitas lalulintas adalah sebuah fungsi dari kapasitas kendaraan, kecepatan dan jumlah kendaraan yang dapat berada pada jalan raya pada suatu waktu. Kapasitas sebagai jumlah kendaraan maksimum yang dapat melewati bagian dari sebuah jalur atau jalan raya pada satu atau kedua arah selama periode waktu yang diberikan dibawah kondisi jalan dan lalulintas yang berlalu. Nilai arus jenuh dianggap tetap selama waktu hijau. Meskipun demikian dalam kenyataan arus berangkat mulai dari 0 pada awal hijau dan mencapai nilai puncak setelah 10-15 detik. Nilai ini akan menurun sedikit sampai akhir waktu hijau. Arus berangkat juga terus berlangsung selama waktu kuning dan merah semua sehingga turun menjadi 0, yang biasanya terjadi setelah awal sinyal merah. Permulaan arus berangkat menyebabkan kehilangan awal dari waktu hijau efektif, arus berangkat setelah akhir waktu hijau menyebabkan tambahan akhir dari waktu hijau efektif. Jadi besarnya waktu hijau efektif, yaitu lamanya waktu hijau dimana arus berangkat terjadi dengan besaran tetap sebesar arus jenuh, dapat dihitung sebagai tampilan waktu hijau dikurangi kehilangan awal dan ditambah tambahan akhir. Arus jenuh dapat dinyatakan sebagai hasil perkalian dari arus jenuh dasar dengan faktor penyesuaian untuk penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi ideal yang telah ditetapkan sebelumnya MKJI, 1997.

F. Karakteristik Jalan

Adapun karakteristik jalan yang akan mempengaruhi kapasitas dan kinerja jalan jika dibebani lalulintas menurut MKJI 1997 antara lain : a. Geometri 1. Tipe jalan Berbagai tipe jalan akan menunjukan kinerja berbeda pada pembebanan lalulintas terttentu, misalnya jalan terbagi dan tak terbagi, jalan satu arah. 2. Lebar jalur lalulintas Kecepatan arus bebas dan kapasitas meningkat dengan pertambahan jalur lalulintas.

Dokumen yang terkait

EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL RINGROAD UTARA – AFFANDI – ANGGA JAYA SLEMAN, YOGYAKARTA.

0 3 20

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT PENDOWO PURWOREJO ANALISIS SIMPANG BERSINYAL PADA SIMPANG EMPAT PENDOWO PURWOREJO (JALAN RAYA PURWOREJO KM 9).

0 4 13

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL Jalan Ahmad Yani Kartasuro, Surakarta ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL Jalan Ahmad Yani Kartasuro, Surakarta.

0 3 22

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL Analisis Karakteristik Dan Kinerja Simpang Empat Bersinyal (Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo).

0 2 18

PENDAHULUAN Analisis Karakteristik Dan Kinerja Simpang Empat Bersinyal (Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo).

0 2 4

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL Analisis Karakteristik Dan Kinerja Simpang Empat Bersinyal (Studi Kasus Simpang Empat Telukan Grogol Sukoharjo).

0 1 15

EVALUASI KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL KEBAKKRAMAT.

0 0 5

Kinerja Simpang Bersinyal dan Tak Bersinyal (Studi Kasus Simpang Bersinyal Gendengan dan Simpang Tak Bersinyal Jalan Dokter Moewardi – Jalan Kalitan, Surakarta)

1 10 8

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT BERSINYAL (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT TAMAN DAYU KABUPATEN PASURUAN)

0 1 9

ANALISIS KINERJA SIMPANG EMPAT TAK BERSINYAL PADA SIMPANG SONGHIN MERAWANG Tugas Akhir - Analisis kinerja simpang empat tak bersinyal pada Simpang Songhin Merawang - Repository Universitas Bangka Belitung

0 2 17