35
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Hasil pengukuran berdasarkan penentuan awal meliputi pengukuran sabuk-V. Pengukuran dilakukan dengan variasi tegangan sabuk 150N. 180N,
200N,230N,dan 250N, dengan arah Aksial, Horizontal, dan Vertikal. Arah pengukuran dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut :
Gambar 4.1. Arah pengukuran
4.1 Gaya Yang Bekerja Akibat Tegangan Tension Sabuk-V
4.1.1 Tegangan Statik Sabuk-V
Tegangan statik yang terjadi sabuk-V A-37 pada set-up pengaturan jarak span Ls sama dengan C = 320 mm diambil dari poros elektro motor ke poros
depericarfer fan, dapat dilihat pada gambar 4.2. Pengukuran gaya defleksi nyata Pa dengan Belt Tension Gauge pada defleksi q = 8 mm lihat lampiran 1
dilakukan setelah set-up sabuk dan mesin dalam keadaan tidak beroperasi. Hasil pengukuran disajikan pada tabel 4.1.
V H
A
Universitas Sumatera Utara
36
Gambar 4.2. Pengaturan jarak span Ls serta pengukuran q dan Pa
Tabel 4.1. Data hasil penelitian pada tiap kondisi set-up No.
Setup Ls
mm q
mm Pa
N i
ampere v
volt I
320 8
150 62.4
380 II
322 7
180 63.2
380 III
325 6
200 71.1
380 IV
327 5
230 71.1
380 V
329 4
250 74.8
380 Berdasarkan data pada tabel 4.1 maka tegangan statik Tst pada sabuk
dapat dihitung dengan rumus sesuai persamaan 2.12. Untuk Tes-I dimana jarak poros C = 320 mm dan diameter masing-masing puli poros fan D dan motor d
adalah sama yaitu 100 mm, maka panjang pith sabuk-V Lp dapat dihitung dengan rumus sesuai persamaan 2.1 :
L
p
= 2C +
π
+ 2
+
−
2
4
L
p
= 2 x 320 + 3.14
100+100 2
+
100 −100
2
4 320
= 954 mm
Universitas Sumatera Utara
37
Dengan faktor modulus sabuk Ky untuk sabuk-V jenis A berdasarkan tabel 2.2 diperoleh sebesar 6, maka tegangan statik sabuk Tst dimana Pa = 150 N dan Ls =
320 mm dapat diperoleh sebesar : T
st
= 16 x 150
-
320 954
x 6 = 2397.98 N
Dengan demikian maka pada Tes-I, tegangan statik yang diberikan pada sabuk adalah sebesar 2397.98 N.
Dengan cara yang sama maka ditentukan tegangan statik yang diberikan pada tiap set-up tegangan sabuk berikutnya yaitu Tes-II sampai Tes-V, yang hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Data hasil perhitungan tegangan statik sabuk Tst No.
Setup C
mm Lp
mm Ky
Tst N
I 320
954 6
2397.98 II
322 958
6 2877.98
III 325
964 6
3197.97 IV
327 968
6 3697.97
V 329
972 6
3997.96
Secara khusus bila diperhatikan pada Tes-V dapat, dan berdasarkan perhitungan terhadap tegangan statik sabuk diperoleh nilai yaitu 3997.96 N. Hal ini
menandakan bahwa pada Tes-V sabuk yang terpasang mengalami tegangan statik yang paling tinggi dibandingkan dengan Tes-I dimana nilai tegangan statik yaitu
2397.98 N.
4.1.2 Tegangan operasi Sabuk-V
Untuk menetukan tegangan operasi sabuk-V seperti yang ditunjukan pada gambar 4.3, terlebih dahulu harus ditentukan tegangan efektif dan tegangan
operasi sabuk-V dengan menggunakan rumus sesuai persamaan 2.14.
Universitas Sumatera Utara
38
Gambar 4.3. Vektor tegangan operasi sabuk-V A-37 Tegangan efektif Te dapat dihitung berdasarkan data hasil penilitian pada tabel
4.1. kuat arus listrik i = 62.4 μA pada Tes-1 saat fan dioperasikan dengan beda
potensial elektris = 380 volt. Maka daya nyata yang di transmisikan Pr dapat dihitung pada persamaan 2.15 :
Pr =
3 62.4 �� 380 746 10
6
= 5.50 x 10
−5
hp Kecepatan sabuk-V dapat dihitung dengan rumus pada persamaan 2.9 dengan
diameter puli D = 4 inch, dan putaran poros n = 1500 rpm diperoleh kecepatan sabuk sebesar :
V =
� 60
=
3.14 4 1500 60
= 314.15 rpm Sehingga tegangan efektif Te yang terjadi pada Tes-I dapat dihitung sebagai
berikut: Te =
33000 5.50 x 10
−5
314.15 1
= 0.005 N Dengan cara yang sama tegangan efektif Te dapat dihitung dengan hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Data hasil perhitungan tegangan efektif opersaional Te
No. Setup
Pr hp
V rpm
Nb buah
Te N
I 5.50 x 10
-5
314.15 1
0.0005 II
5.57 x 10
-5
314.15 1
0.0005 III
6.27 x 10
-5
314.15 1
0.0006 IV
6.27 x 10
-5
314.15 1
0.0006 VI
6.59 x 10
-5
314.15 1
0.0006
Universitas Sumatera Utara
39
Kemudian tegangan pada tight side tension T
T
sesuai gambar 4.3 dapat dihitung dengan rumus pada persamaan 2.16. dimana g
c
= 32.2 ftsec
2
, W = 0.07 sehingga dapat diperoleh :
T
T
=
0,9
− 0,9
60 2
1 �
+
2
=
2397.98 0,9
− 0,9 0.07
314.15 60
2 1
32.2
+
0.0057 2
= 2664.37 N
Dan tegangan slack side tension Ts pada sabuk-V sesuai gambar 4.3 dapat dihitung melalui rumus sesuai persamaan 2.17 dan di peroleh :
=
−
= 2664.37 - 0.00057 = 2664.36 N
Dengan cara yang sama, masing-masing tegangan operasi sabuk-V dapat dihitung untuk tiap set-up, dengan hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Data hasil perhitungan tegangan operasi sabuk-V
W lbft
gc ftsec
2
T
s
N T
T
N
0.07 32.2
2664.36 2664.37
0.07 32.2
3197.69 3197.70
0.07 32.2
3553.23 3553.24
0.07 32.2
4086.57 4086.58
0.07 32.2
4442.11 4442.12
4.2 Karakteristik Getaran Pada Sabuk