HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Masalah Nyata I 4 Gambar 1.2 Masalah Nyata II 5 Gambar 2.1 Kebun Bunga 25 Gambar 2.2a Persegi Panjang 27 Gambar 2.2b Persegi 27 Gambar 2.3 Model Persegi Panjang 27 Gambar 2.4 Ilustrasi Sifat Persegi Panjang 27 Gambar 2.5 Ilustrasi Persegi Panjang 28 Gambar 2.6 Kue 29 Gambar 2.7 Ilustrasi Kue 30 Gambar 2.8 Bangun Jajargenjang 31 Gambar 2.9 Peta Perjalanan Pedagang 32 Gambar 2.10 Belahketupat ABCD, segitiga BDA, dan segitiga BDC 34 Gambar 2.11 Layang – layang ABCD 35 Gambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas 47 Gambar 4.1 Siswa belum mampu mengerjakan soal dalam bentuk aljabar 55 Gambar 4.2 Siswa masih belum mampu menginterpretasikan bentuk soal cerita 56 kontekstual ke dalam model matematika DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Perhitungan Perkembangan Skor Individu 19 Tabel 2.2 Perhitungan Perkembangan Skor Kelompok 20 Tabel 3.1 Tingkat penguasaan setiap indikator 50 Tabel 3.2 Kelas Interval 51 Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Awal 54 Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Observasi Guru pada Siklus I 57 Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I 58 Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada lembar aktivitas pada Siklus I 60 Tabel 4.5 Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan siklus I 62 Tabel 4.6. Catatan Observasi dan Tindakan Pemecahan Masalah 63 Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 66 Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa pada Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II 67 Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Kemampuan Kelompok pada lembar aktivitas pada Siklus II 68 Tabel 4.10 Perubahan Sebelum dan Sesudah Tindakan 69 Tabel 4.11 Deskripsi Hasil Rata-Rata Hasil Belajar Tes 70 Tabel 4.12 Deskripsi Hasil Rata-Rata Lembar Aktifitas Siswa LAS Tiap Siklus 71 Tabel 4.13 Perbandingan Hasil Penelitian 73 Tabel 4.14 Hasil Penelitian dan Kriteria Keberhasilan siklus II 76 DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Hasil Kerja Kelompok Lembar Aktivitas I dan II siklus I 60 Grafik 4.2 Tingkat Hasil Belajar Siswa Matematika Kelompok pada Lembar Aktivitas Siswa siklus II 69 Grafik 4.3 Hasil Rata-Rata Hasil Belajar Matematika Siswa 70 Grafik 4.4 Hasil Belajar matematika siswa siklus I dan II 73 Grafik 4.5 Tingkat hasil belajar siswa pada LAS siklus I dan II Grafik 4.6 Tingkat kemampuan guru mengelola pembelajaran pada siklus I dan II 74 Grafik 4.7 Jumlah siswa tuntas belajar pada siklus I dan II 75 Grafik 4.8 Jumlah kelompok tuntas belajar pada LAS siklus I dan II 75 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II siklus I Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III siklus II Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV siklus II Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa 1 Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa 2 Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa 3 Lampiran 8 Lembar Aktivitas Siswa 4 Lampiran 9 Kisi – kisi Tes Awal Lampiran 10 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I Lampiran 11 Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar II Lampiran 12 Lembar Validasi Soal Tes Awal Lampiran 13 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar I Lampiran 14 Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar II Lampiran 15 Tes Awal Lampiran 16 Tes Hasil Belajar I Lampiran 17 Tes Hasil Belajar II Lampiran 18 Alternatif Jawaban Tes Awal Lampiran 19 Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar I Lampiran 20 Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar II Lampiran 21 Tabulasi Nilai Tes Awal Lampiran 22 Tabulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I Lampiran 23 Tabulasi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II Lampiran 24 Tabulasi Nilai Lembar Aktifitas Siswa Siklus I Lampiran 25 Tabulasi Nilai Lembar Aktifitas Siswa Siklus II Lampiran 26 Pedoman Penskoran Tes Awal Lampiran 27 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar Lampiran 28 Dokumentasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan sains dan teknologi yang begitu pesat dewasa ini tidak lepas dari peranan matematika. Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa pada setiap jenjang pendidikan dari Sekolah Dasar SD sampai dengan Sekolah Menengah Atas SMA, dan bahkan juga di Perguruan Tinggi. Hal ini memperlihatkan bahwa bidang studi matematika penting dalam pendidikan, dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan. banyak alasan yang menjadikan mata pelajaran matematika perlu dipelajari oleh siswa. Menurut Cornelius dalam Abdurrahman 2012 : 204 mengemukakan: “Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan 1 sarana berpikir yang jelas dan logis, 2 sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3 sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4 sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan 5 sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.” Lebih lanjut Cockroft dalam Abdurrahman 2012 : 204 mengemukakan bahwa: “Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; 4 dapat digunkan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.” Dari pemaparan di atas dapat disimpulakan bahwa matematika sangat penting peranannya. Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Kenyataan yang ada menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang menggembirakan. Berdasarkan hasil wawancara kepada siswa ke Pemerintah, khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya pendidikan matematika, baik melalui peningkatan kualitas guru matematika melalui penataran-penataran, maupun peningkatan prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal nilai 1 Ujian Nasional untuk kelulusan pada mata pelajaran matematika. Namun ternyata prestasi belajar matematika siswa masih jauh dari harapan. Dari hasil TIMSS Trend in International Mathematics and Science Study http:litbang.kemdikbud.go.id, Survei Internasional tentang prestasi matematika dan sains siswa SMP Kelas VII, yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memperlihatkan bahwa skor yang diraih Indonesia masi dibawah skor rata-rata internasional. Hasil studi TIMSS 2003, Indonesia berada di peringkat ke-35 dari 46 negara peserta dengan skor rata-rata 411, sedangkan skor rata-rata internasional 467. Hasil studi TIMSS 2007, Indonesia berada di peringkat ke-36 dari 49 negara peserta dengan skor rata-rata 397, sedangkan skor rata-rata internasional 500. Dan hasil terbaru, yaitu hasil studi 2011, indonesia berada di peringkat ke-38 dari 42 negara peserta dengan skor rata-rata 386, sedangkan skor rata-rata internasional 500. Jika dibandingkan dengan negara ASEAN misal Singapura dan Malaysia, Posisi Indonesia masih dibawah negara- negara tersebut. Hasil studi TIMSS 2003, Singapura dan Malaysia berada di peringkat 1 dan 10 dengan skor rata-rata 605 dan 508. Hasil studi 2007, singapura dan Malaysia berada si peringkat 3 dan 20 dengan skor rata-rata 593 dan 474. Hasil studi TIMSS 2011, Singapura dan Malaysia berada di peringkat 2 dan 26 dengan skor rata-rata 611 dan 440. Tanpa disadari matematika begitu penting dalam kehidupan, karena dengan belajar matematika, seseorang dapat memiliki keterampilan yang tinggi dalam hal abstraksi, analisis permasalahan, dan penalaran logika sehingga mampu menciptakan teknologi untuk kesejahteraan manusia. Akan tetapi, pada umumnya di sekolah sering dijumpai siswa-siswa yang mengalami kendala dalam belajar matematika. Kendala- kendala yang dihadapi seperti dalam hal pemahaman, ketelitian, visualisasi, dan ketepatan dalam menghitung. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lerner dalam Abdurrahman 2009:259: “Ada beberapa karakteristik anak berkesulitan belajar matematika, yaitu 1 adanya gangguan dalam hubungan keruangan, 2 abnormalitas persepsi visual, 3 asosiasi visual-motor, 4 perseverasi, 5 kesulitan mengenal dan memahami simbol, 6 gangguan penghayatan tubuh, 7 kesulitan dalam bahasa dan membaca, 8 performance IQ jauh lebih rendah daripada sekor verbal IQ”.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA POKOKBAHASAN SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 4 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 15

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA VCD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA VCD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (PTK Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Ku

0 2 15

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF LEARNING TIPE STAD PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 25

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Bangun Datar Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Tanggungsari Ketanggungan Brebes.

0 0 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Materi Himpunan Pada Siswa Kelas VII 4 SMP Negeri 13 Tahun 2016

0 0 6

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR DI KELAS IV SD NEGERI KARANGTAWANG

0 0 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG DI KELAS VA SD NEGERI KALISARI

0 0 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 4 KARANGTENGAH - repository perpustakaan

0 0 17