Persetujuan Pemindahtanganan BMN Prosedur Penghapusan Dengan Tindak Lanjut Penjualan atas BMN

selain tanah dan bangunan tidak memerlukan ijin prinsip dari pengelola. Dalam hal tukar menukar, setelah terjadi serah terima barang yang dipertukarkan antara Kuasa Pengguna BarangPengguna Barang dengan mitra tukar menukar, selanjutnya diterbitkan SK Penghapusan oleh pengguna barang. Demikian dengan prosedur Hibah, setelah mendapatkan persetujuan hibah dari pengelola barang, pengguna barang akan memproses naskah hibah dengan calon penerima hibah. Setelah naskah hibah selesai diproses, Kuasa Pengguna Barang satuan kerja Penguna Barang melakukan serah terima BMN dengan penerima hibah.Selanjutnya Pengguna Barang menerbitkan SK Penghapusan BMN yang dihibahkan.

2.1 Persetujuan Pemindahtanganan BMN

Pada hakikatnya pemindahtanganan BMN berupa tanah danatau bangunan harus mendapatkan persetujuan DPR kecuali : 1. Sudah dihapuskan sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota; 2. Harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah disediakan dalam dokumen anggaran; 3. Diperuntukan untuk pegawai negeri; 4. Diperuntukan bagi kepentingan umum; 5. Dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap danatau berdasarkan ketentuan perundang- undangan yang jika status kepemilikan dipertahankan tidak layak secara ekonomi. Pemindahtanganan BMN Tanah danatau Bangunan yang dikecualkan tersebut diatas jika nilainya sampai dengan Rp.10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah sampai dengan Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah harus mendapatkan persetujuan Presiden. Selanjutnya menurut PMK 96PMK.062007 pengertian nilai BMN selain tanah dan bangunan adalah nilai perolehan. Sesuai dengan UU 1 Tahun 2004 pasal 48 ayat 1, pejualan BMNBMD dilakukan dengan cara lelang, kecuali dalam hal-hal tertentu. Ketentuan sebagaimana dimaksud diatas diatur dengan peraturan pemerintah PP Nomor 6 Tahun 2006 dan PP 38 Taun 2008.

2.2 Prosedur Penghapusan Dengan Tindak Lanjut Penjualan atas BMN

Selain Tanah dan Bangunan Barang Milik Negara setelah memenuhi persyaratan tertentu dapat dilakukan penjualan.Tulisan ini mendeskripsikan Prosedur Penjualan BMN Selain Tanah dan Bangunan yang telah memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis untuk dihapuskan. Untuk lingkup Kementerian Keuangan diatur dengan surat edaran Nomor SE-2MK.12012 tentang Pedoman Penghapusan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Keuangan. Kuasa Pengguna Barang membentuk tim internal penghapusan Barang Milik Negara. Dalam hal ini diperlukan Tim Internal dapat melibatkan Penilaian atau instansi yang berkompeten untuk melakukan penilaian Barang Milik Negara. Tim Internal penghapusan Barang Milik Negara melakukan penelitian Barang Milik Negara yang akan dihapuskan, meliputi antara lain penelitian data adminitratif, kondisi fisik, dan aspek yuridis. Tim juga melakukan persiapan hal- hal yang bersifat teknis.Hasil penelitian Tim Internal dituangkan dalam Berita Acara Penelitian dan Pemeriksaan. Selanjutnya tim menyampaikan laporan kepada Kuasa Pengguna Barang dilampiri denganBerita Acara Penelitian dan Pemeriksaan. Berdasarkan laporan dari Tim Internal yang dilampirkan Berita Acara Penelitian dan Pemeriksaan tersebut. Kuasa Pengguna Barang mengusulkan penghapusan BMN kepada Pengguna Barang secara berjenjang melalui Pembantu Pengguna Barang Eselon I disertai dengan : 1. Penjelasan dan pertimbangan penjualan; 2. Data administratif teknis, keputusan penetapan status penggunaan, bukti kepemilikan, nilai perolehan, dan nilai limit terendah penjualan. 3. Kondisi fisik Barang Milik Negara; 4. Kajian yuridis; 5. Dokumen pendukung; Dokumen pendukung tersebut adalah : a. Daftar Lampiran Barang Milik Negara yang diusulkan untuk dihapus; b. Fotocopy salinan keputusan pembentukan Tim Internal Penghapusan; c. Berita Acara Penelitian dan Pemeriksaan Barang Milik Negara ; d. Surat Keterangan Penghentian Penggunaan Barang Milik Negara dari Kuasa Pengguna Barang; e. Foto berwarna Barang Milik Negara yang akan dihapuskan; f. Fotocopy dokumen kepemilikan; g. Kartul Identitas Barang KIB untuk BMN berupa kendaraan bermotor, alat besar darat, alat persenjataan. h. Laporan kondisi barang; i. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Nilai Limit; j. Keterangan penelitianPemeriksaan Teknis dari Dinas terkait Dinas Perhubungan untuk kendaraan bermotor, dan Dinas Pekerjaan Umum untuk Tanah danatau Bangunan; k. Laporan Barang Kuasa Pengguna Intrakomptabel dan Ekstrakomptabel; l. Fotocopy salinan keputusan penetapan status penggunaan. Pengguna Barang melakukan kajian lebihn lanjut atas usulan yang disampaikan oleh Pembantu Pengguna Barang Eseion I. Dalam hal ini usulan dimaksud dapat disetujui, Pengguna Barang menyampaikan usul penghapusan Barang Milik Negara dengan tindak lanjut Penjualan kepada Pengelola Barang dengan disertai : Penjelasan dan pertimbangan penjualan, data administratif antara lain mengenai tahun perolehan, spesifikasiidentitas teknis, keputusan penetapan status penggunaan, bukti kepemilikan, nilai peroleh, dan nilai limit terendah penjualan, dan dokumen pendukung yang diterima dari Kuasa Pengguna Barang sebagaimana sudah dijelaskan pada bagian diatas. Apabila sudah diterima persetujuan penghapusan dan Pengelola Barang, selanjutnya Pengguna Barang menerbitkan keputusan penghapusan Barang Milik Negara untuk menghapus Barang Milik Negara dari Daftar Barang Pengguna danatau Daftar Barang Kuasa Pengguna paling lambat 1satu bulan sejak tanggal persetujuan penghapusan dari Pengelola Barang. Setelah ini Kuasa Pengguna Barang menghapus Barang Milik Negara dari Daftar Barang Kuasa Pengguna dan melaksanakan penjualan Barang Milik Negara secara lelang melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang setempat.Penjualan dan pelaksanaan lelang ini dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Barang. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan penghapusan Barang Milik Negara tersebut kepada Pengguna Barang dan Pengelola Barang dengan melampirkan Berita Acara Serah Terima Barang dan Risalah Lelang. Dalam praktek kadang kala rentang waktu antara terbitnya SK Penghapusan dengan terjualnya BMN yang dihapuskan bervariasi.Dalam satu situasi penjualan dapat dilakukan segera setelah terbitnya Surat Keputusan Penghapusan. Pada situasi lain rentang waktu terbitnya SK Penghapusan dengan realisasi penjualan BMN tersebut panjang, sehingga timbul persoalan kapan BMN tersebut harus dikeluarkan dari daftar barangpembukuan. Jika BMN sudah dikeluarkan dari daftar barang segera setelah menerima SK Penghapusan tapi BMN tersebut belum terjual, maka BMN tersebut sudah tidak tercatat dalam daftar tetapi fisik barangnya masih ada. Dengan sudah tidak tercatat dalam pembukuan maka BMN tersebut sudah tidak akan tersaji di laporan keuangan padahal fisik BMN tersebut masih ada. Penulis berpendapat bahwa penghapusan dari daftar barang lebih tepat jika dilakukan setelah BMN tersebut berhasil dijual.

2.3 Tukar Menukar