akan menangkap sebanyak-banyaknya sebelum musim penangkapan berlangsung. Hal ini sesuai dengan Sutono 2003, bahwa dua dampak negatif yang mungkin
timbul dari kebijakan ini yaitu 1 penutupan musim penangkapan ikan akan mengurangi pasokan ikan ke pasar yang berakibat pada kenaikan harga ikan dan
merugikan konsumen, dan 2 kebijakan penutupan musim yang diumumkan sebelumnya akan mendorong nelayan untuk meningkatkan upaya penangkapan
selama kegiatan diperbolehkan.
b. Penutupan Daerah Penangkapan
Dengan berlangsungnya penutupan musim penangkapan, maka daerah penangkapan juga akan ditutup karena musim penangkapan dan daerah
penangkapan erat kaitannya. Hal ini sesuai dengan Sutono 2003, bahwa pendekatan penutupan daerah penangkapan ikan berarti menghentikan kegiatan
penangkapan ikan di suatu perairan pada musim tertentu secara permanen. Pendekatan ini dilakukan seiring dengan penutupan musim penangkapan.
c. Selektivitas Alat Tangkap
Selektifitas alat tangkap dibuat agar ikan yang masih muda dapat berkembang agar penangkapan dapat dilakukan secara terus menerus. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Sutono 2003 bahwa kebijakan atau pendekatan selektifitas alat tangkap dalam manajemen sumberdaya perikanan adalah metoda
penangkapan ikan yang bertujuan untuk mencapai atau mempertahankan struktur umur yang paling produktif dari stok ikan. Kebijakan ini menjadi tujuan
penangkapan dengan cara memberi kesempatan pada ikan yang masih muda untuk berkembang, serta penangkapan ikan dapat dilakukan secara terus menerus.
Universitas Sumatera Utara
Selain untuk melindungi ikan yang masih muda di Kabupaten Serdang Bedagai masih banyak nelayan kecil, selektivitas alat tangkap juga bermanfaat
untuk melindungi nelayan kecil yang alat tangkapnya masih sederhana untuk tetap bisa melaut. Lawson, 1984 diacu oleh Supardan 2006, bahwa kebijakan ini pada
dasarnya ditujukan untuk melindungi sumberdaya ikan dari penggunaan alat tangkap yang bersifat merusak atau destruktif. Disamping itu, kebijakan ini juga
dapat dilakukan dengan alasan sosial politik untuk melindungi nelayan yang menggunakan alat tangkap yang kurang atau tidak efisien.
Alat tangkap ikan demersal di perairan Selat Malaka Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari beberapa alat tangkap. Dan untuk menangkap ikan sebelah
digunakan jaring insang hanyut, jaring insang tetap, dan pukat tarik ikan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Badrudin, dkk., 1991 bahwa perikanan demersal
merupakan tipe perikanan multi spesies yang dieksploitasi menggunakan berbagai jenis alat tangkap multi gears. Hasil tangkapan ikan demersal terdiri dari
berbagai jenis yang tidak terlalu besar. Apabila penangkapan telah melampaui effort optimum maka ada baiknya
jika metode penangkapan dirubah, baik dengan penetapan ukuran mata jaring, sehingga perikanan dapat berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutono
2003 bahwa pendekatan ini dilaksanakan melalui penggunaan alat penangkapan ikan yang tinggi selektivitasnya. Beberapa contoh pendekataan ini adalah
pembatasan minimum terhadap ukuran mata jaring mesh size, pembatasan minimum ukuran mata pancing, serta pembatasan ukuran mulut perangkap pada
kondisi terbuka. Penetapan mata jaring yang minimum, ikan yang tertangkap
Universitas Sumatera Utara
hanya ikan yang berukuran besar, sedangkan ikan yang ukurannya lebih kecil dari mata jaring akan lolos dan dapat berkembang.
d. Pelarangan Alat Tangkap