Pengaruh bimbingan orang tua terhadap kemampuan membaca al-qur’an anak di TPQ As-Sa’adah Ciputat- Tangerang Selatan

PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA TERHADAP KEMAMPUAN
MEMBACA AL-QUR’AN ANAK DI TPQ AS-SA’ADAH
CIPUTAT- TANGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh:
Hilda Risdayani
NIM: 109011000087

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014

ABSTRAK
HILDA RISDAYANI (NIM: 109011000087), “Pengaruh Bimbingan Orang Tua
Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak di TPQ As-Sa’adah CiputatTangerang Selatan”. Skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2014.
Kata kunci : bimbingan orang tua dan kemampuan membaca al-Qur’an anak.
Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan bahwa berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan dengan guru mengaji di TPQ
As-Sa’adah diperoleh kenyataan bahwa tidak sedikit dari para orang tua yang
kurang peduli dengan kemampuan membaca al-Qur’an anak. Hal ini terjadi
karena orang tua kurang maksimal dalam membimbing bacaan al-Qur’an anak,
masih banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab
bimbingan membaca al-Qur’an kepada orang lain, dan kurangnya tanggapan
orang tua dalam menindaklanjuti kegiatan anak dalam membaca al-Qur’an. Selain
itu, masalah yang ditemui yaitu orang tua kurang komunikatif dan kurang
memperhatikan perkembangan kemampuan membaca al-Qur’an anak karena
terlalu sibuk berkarir di luar rumah sehingga kebutuhan anak secara kodrati
kurang terpenuhi. Dan juga hasil wawancara terhadap orang tua bahwa orang tua
yang sibuk menyerahkan pembelajaran al-Qur’an anaknya di TPQ As-Sa’adah,
sehingga mereka kurang memberikan bimbingan secara rutin kepada anaknya.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bimbingan orang tua
terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak di TPQ As-Sa’adah CiputatTangerang Selatan. penulis menggunakan penelitian populasi yaitu seluruh siswa
TPQ As-Sa’adah yang berjumlah 60 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh bimbingan orang tua
terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak di TPQ As-Sa’adah di peroleh
berdasarkan angket yang diisi oleh orang tua siswa di TPQ As-Sa’adah Ciputat.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode
korelasi product moment diperoleh “r” hitung sebesar 0,609 berkisar antara 0,400,70 berarti korelasi positif termasuk dalam kategori sedang/cukup. Kemudian
hasil tersebut dibandingkan dengan r tabel dengan df = 58 taraf signifikan 5%
sebesar 0,254 dan 1% sebesar 0,214, berarti r hitung lebih besar dari r tabel.
Dengan demikian hipotesa nol (Ho) di tolak dan hipotesa (Ha) diterima. Maka hal
ini menunjukkan bahwa bimbingan orang tua berpengaruh terhadap kemampuan
membaca al-Qur’an anak di TPQ As-Sa’adah Ciputat-Tangerang Selatan.

HILDA RISDAYANI (PAI)

iv

ABSTRACT

Hilda Risdayani (NIM: 109011000087), “Influence Parents’ Guidance to
children’s Reciting Al Quran Ability in Islamic Beginner School As Sa’adah
Ciputat of south Tangerang”, Thesis Department of Islam Religion, Faculty of

Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University
Jakarta, 2014.
Key words: Influence Parents’ Guidance, children’s Reciting Al Quran Ability.
The research is back-grounded on the true based on values of observation
and interview wich writer and teacher’s room have done in TPQ As-Sa’adah
gotten a true that it is not little from parents who are careless to child reciting alQur’an ability. Many parents who depend their guide reciting al-Qur’an
responsibility to others on, their respect is less to follow child’s activities up in
reciting al-Qur’an. In otherwise, the problem met is the parents’ communicative
was less and not attantion enough to child’s reciting al-Qur’an ability improving,
for they are too busy work in out, so the child’s needs as natural are not enough.
They value of parents’ interview is the busy parents depend studying al-Qur’an of
their child in TPQ As-Sa’adah, so they didn’t give guide continued for their child.
The research aims to know the effect of parents to child’s reciting al-Qur’an
ability in TPQ As-Sa’adah at Ciputat of South Tangerang. The population that the
writer used are 60 students of TPQ As-Sa’adah.
The result of this research indicates that Influence Parents’ Guidance to
children’s Reciting Al Quran ability in Islamic Beginner School As Sa’adah are
gotten by based on it’s questionnaire which are given to the students’ parent in the
place. The method used in this research is quantitative correlation of product
moment and it are gotten “r” hitung 0,609 for about 0,40—0,70. It means positive

correlation includes high category, and the result compared by r table with df = 58
degrees of significance 5% is 0,254 and 1 % is 0,214, it means r hitung is bigger
than r table, so Ho is refused, but Ha is accepted. Finally, it is showing that
Parents’ Guidance influences to children’s Reciting Al Quran ability in Islamic
Beginner School As Sa’adah Ciputat of south Tangerang.
HILDA RISDAYANI (PAI)

v

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah segala puji dan syukur bagi Allah penulis panjatkan atas
segala karunia, taufiq, inayah serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Shalawat beserta
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita penghulu alam yakni Nabi
Muhammad SAW, rasul pilihan yang membawa umatnya dari zaman kegelapan
hingga zaman yang terang dengan ilmu pengetahuan. Serta untaian doa semoga
tercurahkan kepada keluarga, kerabat, sahabat, hingga kepada seluruh
pengikutnya sampai akhir zaman.

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Bimbingan Orang Tua Terhadap
Kemampuan Membaca al-Qur’an Anak di Tpq As-Sa’adah Ciputat-Tangerang
Selatan” ini, penulis susun dalam rangka memenuhi dan melengkapi syarat-syarat
mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S1) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan
skripsi ini tidaklah semata-mata atas usaha sendiri, namun berkat bantuan,
motivasi dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menghaturkan
ucapan terimakasih kepada :
1. Nurlena Rifai, M.A, Phd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Hj. Marhamah Saleh, Lc, MA selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Elo El-Bugis, M.Ag, sebagai Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi nasehat kepada
penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.

vi


4. H. Aminuddin Yakub, M.Ag sebagai Dosen Penasehat Akademik yang
telah meluangkan waktunya untuk penulis berkonsultasi dan memberi
motivasi demi keberhasilan penulis.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN syarif
Hidayatullah Jakarta yang penuh tanggung jawab dalam mendidik penulis
selama menimba ilmu di sini.
6. Seluruh staf dan karyawan Jurusan Pendidikan Agama Islam .
7. Segenap pengelola perpustakaan, baik Perpustakaan Utama maupun
Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan fasilitas kepada penulis dalam mencari buku serta data yang
dibutuhkan.
8. Puji Laksono S.T sebagai Ketua Tpq As-Sa’adah yang telah memberikan
izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang
dipimpinnya.
9. Bapak/Ibu Guru, beserta para staf Tpq As-Sa’adah yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan data-data penelitian.
10. Ayahanda dan ibunda tercinta Bpk. Adih dan Ibu Musliha, yang menjadi
penyemangat utama penulis, yang tak pernah lelah mendoakan dan
memberikan dukungan secara moril dan materil serta selalu menyanyangi

penulis dari kecil hingga dewasa ini. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan yang tidak dapat terhitung dan kasih sayang yang tak pernah
putus yang diberikan untuk penulis.
11. Adik-adikku tersayang Haerul Yasir, Elda Marwah dan Multazam Azka
yang selalu memberikan doa dan menjadi obat pelipur laraku.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan
2009 khususnya kelas PAI C, serta sahabat tercinta Citra Humaira Firdaus
S.Pd, Vigina Vanarika S.PdI dan Aa Saprudin terimakasih atas bantuan
dan dukungannya, yang selalu setia menemani penulis selama masa
perkuliahan baik dalam keadaan susah maupun senang.
13. Kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusinya dalam skripsi
ini yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu.

vii

Akhirnya atas jasa dan bantuan dari semua pihak, baik berupa
moril maupun materil, penulis doakan semoga allah membalasnya dengan
imbalan kebaikan pula yang berlipat ganda serta karunia dan hidayahnya
yang tak terhingga. Dan mudah-mudahan juga Allah memberi petunjuk
kepada penulis untuk selalu berada dalam jalan yang lurus dan yang

diridhoi-Nya, majauhkan penulis dari ketidaktahuan, kesalahan berfikir,
kesalahan berucap. Semoga karya tulis ini bermanfaat dan mendapat
Berkah-Nya.

Jakarta, 12 September 2014

Penulis

viii

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................i
LEMBAR PENGESAHANPANITIA UJIAN ............................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ..............................................iii
ABSTRAK .....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................ix
DAFTAR TABEL .........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xiii


BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. IdentifikasiMasalah ................................................................ 5
C. PembatasanMasalah ............................................................... 5
D. PerumusanMasalah................................................................. 5
E. TujuanPenelitian..................................................................... 5
F. ManfaatPenelitian................................................................... 6

BAB II

KAJIAN TEORI ......................................................................... 7
A. Bimbingan Orang Tua ............................................................ 7
1. PengertianBimbingan Orang Tua ..................................... 7
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan ......................................... 9
3. Asas-asas Bimbingan dan BentukBimbingan
Orang Tua ........................................................................ 11
B. KemampuanMembaca al-Qur’an Anak ................................ 15
1. Pengertiandan Tujuan KemampuanMembaca ................ 15

2. Unsur-unsurKemampuanMembaca al-Qur’an ................ 18
3. Faktor-faktor yang MempengaruhiKemampuan
Membaca al-Qur’an ......................................................... 20
C. KerangkaBerpikir .................................................................. 23
ix

D. Penelitian yang Relevan ........................................................ 23
E. HipotesisPenelitian ................................................................. 24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 25
A. MetodePenelitian ................................................................... 25
B. TempatdanWaktuPenelitian .................................................. 25
C. PopulasidanSampel ............................................................... 25
D. TeknikPengumpulan Data ..................................................... 26
E. InstrumenPenelitian ............................................................... 27
F. TeknikPengolahandanAnalisis Data ..................................... 31
G. HipotesisStatistik................................................................... 36


BAB IV

HASIL PENELITIAN .............................................................. 37
A. ProfilTPQ As-Sa’adah........................................................... 37
B. PengaruhBimbingan Orang TuaTerhadapKemampuan
Membaca al-Qur’an Anak di TPQ As-Sa’adah..................... 40
1. Deskripsi data .................................................................. 40
a. Bimbingan Orang Tua ............................................... 41
b. KemampuanMembaca al-Qur’an Anak .................... 56
2. HasilUjiInstrumenPenelitian ........................................... 57
3. Analisis Data ................................................................... 60
4. Interpretasi Data .............................................................. 62
5. Pembahasan ..................................................................... 64

BAB V

PENUTUP .................................................................................. 66
A. Kesimpulan............................................................................ 66
B. Saran ..................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1

Tanda baca huruf al-Qur’an ...........................................................19

Tabel 3.1

Instrumen bimbingan orang tua .....................................................28

Tabel 3.2

Hasil uji validitas bimbingan orang tua .........................................30

Tabel 3.3

Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas Soal ........................................31

Tabel 3.4

Pengukuran secara deskriptif .........................................................33

Tabel 3.5

Penilaian analisis mean angket bimbingan orang tua dan
kemampuan membaca al-qur’an anak ...........................................34

Tabel 3.6

Interpretasi data ..............................................................................35

Tabel 4.1

Data pendidik dan tenaga kependidikan ........................................38

Tabel 4.2

Orang tua memotivasi anak untuk belajar......................................41

Tabel 4.3

Orang tua mengingatkan anak untuk belajar..................................42

Tabel 4.4

Orang tua mengajarkan cara belajar yang baik kepada anak .........42

Tabel 4.5

Orang tua membimbing anak apabila anak belum
lancar membaca .............................................................................43

Tabel 4.6

Orang tua memberi pujian kepada anak atas prestasi yang telah
diraihnya ....................................................................................... 43

Tabel 4.7

Orang tua menasehati apabila anak malas belajar ......................... 44

Tabel 4.8

Orang tua mencarikan pendidikan tambahan untuk
Menambah pemahaman anak terhadap pelajaran ..........................44

Tabel 4.9

Orang tua memberikan fasilitas atau sarana untuk belajar ............45

Tabel 4.10 Orang tua membelikan buku latihan membaca untuk anak ...........45
Tabel 4.11 Orang tua mengawasi anak dalam belajar......................................46
Tabel 4.12 Orang tua mengajarkan cara membaca huruf hijaiyah...................46
Tabel 4.13 Orang tua mengontrol cara membaca al-qur’an anak ....................47
Tabel 4.14 Orang tua ada waktu khusus untuk membimbing anak belajar
membaca al-Quran ........................................................................ 47
Tabel 4.15 Orang tua membimbing anak membaca al-qur’an pada malam
hari ..................................................................................................48
Tabel 4.16 Orang tua menegur anak apabila tidak mau belajar membaca

al-qur’an .........................................................................................48
Tabel 4.17 Orang tua selalu mengajak anak untuk membaca al-qur’an
bersama..........................................................................................49
Tabel 4.18 Orang tua menanyakan prestasi anak kepada guru ........................49
Tabel 4.19 Orang tua berkoordinasi dengan guru untuk melakukan komunikasi
yang efektif terkait pelajaran-pelajaran yang sukar diikuti oleh
anak ...............................................................................................50
Tabel 4.20 Orang tua mengetahui tingkat pemahaman/kemampuan anak
dalam membaca al-qur’an ..............................................................50
Tabel 4.21 Orang tua membantu mengatasi kesulitan anak dalam belajar ......51
Tabel 4.22 Orang tua memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan
oleh anak ketika belajar .................................................................51
Tabel 4.23 Orang tua meminta bantuan orang lain (guru privat) yang mampu
memberikan bimbingan belajar kepada anak untuk mengatasi
kesulitan dalam belajar ..................................................................52
Tabel 4.24 Orang tua menyuruh anak untuk mengulangi pelajaran ................52
Tabel 4.25 Orang tua menjawab pertanyaan anak bila anak bertanya
tentang makhroj huruf .................................................................. 53
Tabel 4.26 Orang tua membetulkan apabila mengetahui anak salah membaca53
Tabel 4.27 Distribusi frekuensi tentang pengaruh bimbingan orang tua
dari 30 responden .......................................................................... 54
Tabel 4.28 Penilaian analisis mean angket bimbingan orang tua .................... 55
Tabel 4.29 Nilai raport semester II siswa TPQ As-Sa’adah Ciputat................ 56
Tabel 4.30 Uji validitas instrumen bimbingan orang tua ................................. 58
Tabel 4.31 Reliability statistics ........................................................................ 59
Tabel 4.32 Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara
variabel X dan variabel Y ............................................................. 60
Tabel 4.33 Interpretasi data .............................................................................. 62

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Instrumen Angket

Lampiran 2

Angket Bimbingan Orang Tua

Lampiran 3

Hasil Uji Reliabilitas Angket Bimbingan Orang Tua

Lampiran 4

Tabel Nilai r

Lampiran 5

Pedoman Wawancara

Lampiran 6

Berita Wawancara

Lampiran 7

Pedoman Observasi

Lampiran 8

Lembar Hasil Observasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha membimbing, mengarahkan, serta membina
jasmani dan rohani anak agar menjadi manusia yang memiliki kecerdasan
intelektual maupun spiritual keagamaan sesuai dengan ajaran Islam yang
bersumber pada al-Qur’an dan hadits.
Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah r.a:

Artinya: Dari Abi Hurairah r.a berkata Rasulullah SAW bersabda: “Anak itu
dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang dapat
menjadikannya yahudi, nasrani ataupun majusi”. (H.R. Muslim)1
Berpijak dari hadits di atas, anak adalah anugerah dari Allah dan amanah
bagi orang tua. Sebagai amanah, anak harus dijaga, dibimbing, dan diarahkan
selaras dengan apa yang diamanatkan.2 Sebagaimana teori tabularasa yang
dikemukakan oleh John Lock yaitu anak bagaikan kertas putih yang siap dibentuk
sesuai dengan keinginan orang tuanya dimana dalam dirinya berpeluang untuk
dapat menerima sesuatu yang baik dan buruk.3
Baik atau buruknya anak tergantung dari cara asuh orang tua dalam
memberikan bimbingan yang baik, dengan menerapkan nilai-nilai pendidikan
agama pada anak dalam lingkungan keluarga. Karena dari lingkungan keluarga,

1

Sayyid Ahmad, Mukhtar Al- Hadits An-Nabawiyah, (Daarul Kitab Al- Islami, 1999),
Cet. I, h. 141.
2
Muhammad „Ali Quthb, Sang Anak Dalam Naungan Pendidika Islam, (Bandung: CV.
Diponegoro, 1993), Cet.II, h.11.
3
Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), Cet.IX, h.111.

1

2

pendidikan bagi anak dimulai oleh orang tua untuk menjadikan anak itu shaleh
atau shalehah.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ar-Ruum ayat 30, yang
berbunyi:

              

          

Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang
lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.4
Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama bagi anak.
Tempat ia mengaktualisasikan diri sebagai makhluk sosial dan belajar
menanamkan

nilai-nilai

pendidikan

yang

baik,

dalam

mengembangkan

potensinya agar menjadi manusia yang berkepribadian, berguna bagi masyarakat,
serta dapat memiliki kemampuan dalam menghadapi persaingan hidup seiring
dengan perkembangan serta perubahan zaman tanpa meninggalkan syariat Islam.
Orang tua memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan yang layak,
mengarahkan anak kepada masa depan yang baik dengan memberikan bekal
pendidikan dan pengetahuan yang cukup. Kegiatan pendidikan keagamaan yang
baik dan ideal hendaknya mencakup bidang bimbingan dan bidang pengajaran
yang mengarah pada peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan.
Peran orang tua dalam membina anak di lingkungan keluarga juga
dimotivasi oleh kekuatan spiritual agama dalam hal ini agama Islam sesuai
dengan hadits Nabi yang berbunyi:

Departemen Agama RI,Al- Qur’an dan Terjemah, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro,
2007), Cet. X, h. 407.
4

3

Artinya: “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga perkara: Mencintai para Nabi,
mencintai keluarganya, dan membaca al-Qur’an. Karena orang yang
membawa al-Qur’an akan berada dalam naungan Allah pada saat tidak
ada naungan kecuali naungan-Nya beserta para utusan-Nya dan para
kekasih-Nya.”5

Berpijak dari hadits di atas, maka orang tua mempunyai kewajiban
mendidik dan memberikan bimbingan kepada anak tidak hanya sebatas
pengetahuan umum ataupun exact saja, orang tua juga harus sadar dengan
kehidupan setelah di dunia akan ada akhirat. Maka dari itu para orang tua harus
menyiapkan bekal di akhirat dengan cara memberikan bimbingan dan pendidikan
keagamaan salah satunya dengan cara mengajarkan anak untuk mengaji ataupun
membaca al-Kitab (al-Qur’an), karena al-Qur’an merupakan pedoman bagi
manusia dan di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan yang tidak dapat diragukan
lagi kebenarannya.
Dari fenomena yang terjadi seperti sekarang ini, berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan dengan guru mengaji di TPQ
As-Sa’adah diperoleh kenyataan bahwa tidak sedikit dari para orang tua yang
kurang peduli dengan kemampuan membaca al-Qur’an anak. Hal ini terjadi
karena orang tua kurang maksimal dalam membimbing bacaan al-Qur’an anak,
masih banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab
bimbingan membaca al-Qur’an kepada orang lain, dan kurangnya tanggapan
orang tua dalam menindaklanjuti kegiatan anak dalam membaca al-Qur’an. Selain
itu, masalah yang ditemui yaitu orang tua kurang komunikatif dan kurang
5

Sayyid Ahmad, Mukhtar Al- Hadits An- Nabawiyah, (Daarul Kitab Al- Islami, 1999),
Cet. I, h. 9.

4

memperhatikan perkembangan kemampuan membaca al-Qur’an anak karena
terlalu sibuk berkarir di luar rumah sehingga kebutuhan anak secara kodrati
kurang terpenuhi. Dan juga hasil wawancara terhadap orang tua bahwa orang tua
yang sibuk menyerahkan pembelajaran al-Qur’an anaknya di TPQ As-Sa’adah,
sehingga mereka kurang memberikan bimbingan secara rutin kepada anaknya.
Kemampuan anak dalam membaca al-Qur’an sangat dipengaruhi oleh latar
belakang keluarga yang berbeda-beda. Hal ini diduga bahwa salah satu faktor
penyebabnya adalah faktor kedua orang tua yang dalam membimbing anaknya di
rumah terutama pada usia pra sekolah tidak ditangani dengan baik.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 7 ayat (1) disebutkan bahwa “orang tua
berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh
informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. Disebutkan lagi
pada ayat (2) bahwa: orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban
memberikan pendidikan dasar kepada anaknya”.6
Orang tua memiliki tugas untuk menuntun, mengarahkan, mengawasi,
serta memberikan dorongan (motivasi) yang kuat kepada anak agar anak memiliki
keinginan untuk bergerak mencapai suatu tujuan yang ingin dicapainya. Oleh
karena itu pendidikan akan lebih efektif bila didorong dengan adanya motivasi
yang kuat dan bimbingan dari orang tua.
Motivasi berperan penting sebagai daya penggerak atau pendorong bagi
anak untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga anak dapat memperoleh hasil
yang maksimal dalam mencapai tujuannya. Tanpa adanya motivasi dari orang tua,
seorang anak tidak akan melakukan suatu kegiatan ataupun pekerjaannya secara
maksimal karena tidak adanya dorongan dari orang tua.
Dengan melihat uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas
masalah

dengan

judul

“PENGARUH

BIMBINGAN

ORANG

TUA

TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN ANAK DI TPQ ASSA’ADAH CIPUTAT - TANGERANG SELATAN”.

6

Undang Undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 tahun 2003), (Jakarta: Sinar Grafika,
2009), Cet. II, h. 9.

5

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat diidentifikasi
dalam penelitian adalah:
1. Bimbingan orang tua dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an
kurang maksimal.
2. Masih banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab
bimbingan membaca al-Qur’an kepada orang lain.
3. Kurangnya tanggapan orang tua dalam menindaklanjuti kegiatan anak dalam
membaca al-Qur’an.

C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis
membatasi masalah sebagai berikut: Bimbingan orang tua dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur’an anak di TPQ As-Sa’adah yang berlokasi di Jl.
Dewantoro RT. 003/ 05, Ciputat - Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah yang diteliti yaitu:
1. Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan yang diberikan orang tua dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur’an terhadap anaknya di rumah?
2. Bagaimanakah kemampuan membaca al-Qur’an di TPQ As-Sa’adah?
3. Adakah pengaruh bimbingan orang tua di rumah terhadap peningkatan
kemampuan membaca al-Qur’an bagi anak di TPQ As-Sa’adah ?

E. Tujuan Penelitian
Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin
diperoleh penulis adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an anak di TPQ As-Sa’adah.

6

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh bimbingan orang tua terhadap
kemampuan membaca al-Qur’an anak.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan dan pengalaman penulis secara langsung di lapangan
melalui penelitian ini.
2. Diharapkan mampu menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis guna
memberikan manfaat kepada pihak- pihak yang memerlukan.
3. Diharapkan dapat memberikan informasi dan evaluasi bagi orang tua dalam
memilih lembaga pendidikan yang sesuai dengan keinginan anak.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Bimbingan Orang Tua
1. Pengertian Bimbingan Orang Tua
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance dalam
bahasa Inggris, berasal dari kata guide yang artinya menunjukkan jalan
(showing

the

memberikan

way);

memimpin

(leading);

menuntun

(conducting);

petunjuk

(giving

instruction);

mengatur

(regulating);

mengarahkan (governing), dan memberikan nasihat (giving advice).1Sesuai
dengan istilahnya maka secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai
suatu bantuan atau tuntunan.2
Adapun pengertian bimbingan menurut para ahli, antara lain:
a. Stoops dan Walquist
“Guidance is continous process of helping the individual develop to
the maximium of this capacity in the direction most beneficial to
himself and society”.
Bimbingan adalah proses yang dilakukan secara terus menerus dalam
membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya
secara maksimum dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya
baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat.3
b. Rochman Natawidjaja
“Bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya
dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan

1

W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Jakarta: Grasindo,
1997), h. 65.
2
Hallen A, Bimbingan dan konseling Dalam Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), Cet. I, h.
3.
3
Ibid, h. 4.

7

8

lingkungan sekolah, keluarga serta masyarakat, dan kehidupan pada
umumnya.”4
Dengan demikian individu akan dapat menikmati kebahagiaan
hidupnya, dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada
kehidupan masyarakat pada umumnya. Bimbingan membantu individu
mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk sosial.
c. Prayitno
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang
(individu) atau sekelompok orang agar mereka dapat berkembang
menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.” Kemandirian ini mencakup
lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri
yaitu:
1) Mengenal diri sendiri dan lingkungannya.
2) Menerima diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan
dinamis.
3) Mengambil keputusan.
4) Mengarahkan diri.
5) Mewujudkan diri.5
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, maka
dapat disimpulkan bahwa bimbingan yaitu suatu proses yang diberikan
oleh pembimbing kepada individu agar menjadi pribadi yang mandiri serta
dapat mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang dialaminya.
Sedangkan yang dimaksud bimbingan orang tua dalam penelitian
ini adalah proses pemberian bantuan yang terencana oleh orang tua kepada
anak dalam kegiatan belajarnya untuk meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur’an yang dilakukan dengan kesabaran dan secara terus
menerus untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
4

Syamsu Yusuf, Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. V, h.6.
5
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet.II, h. 37.

9

Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam membimbing anak
dalam belajar, yaitu:
a. Kesabaran
Orang tua hendaknya tidak menyamakan jalan pikirannya dengan
jalan pikiran anak. Di samping itu, perlu disadari bahwa kecerdasan setiap
anak tidaklah sama, walaupun usianya sama. Dan juga sebaiknya orang tua
tidak sekali-kali membentak-bentak anak pada saat anak melakukan
kesalahan atau belum mengerti tentang apa yang ditanyakan.
b. Bijaksana
Orang tua perlu bersikap bijaksana untuk mengerti kemampuan
yang dimiliki anak dimana kemampuan tersebut masih sangat terbatas.
Sikap kasar justru tidak akan membantu, sebab anak menjadi bertambah
gelisah dan takut, sehingga apa yang diperoleh dari bimbingan itu hanya
akan menjadi tekanan jiwa dalam dirinya. 6

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan
Tujuan diadakan bimbingan adalah agar setiap individu yang
mengalami kesulitan mampu menghindari dari segala gangguan atau
hambatan serta mampu mengatasinya dengan mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya.
Adapun tujuan pemberian layanan bimbingan, yaitu:
a. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta
kehidupan dimasa yang akan datang.
b. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya
seoptimal mungkin.
c. Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan
masyarakat serta lingkungan kerjanya.

6

h. 90.

Kartini Kartono, “Peranan Keluarga Memandu Anak”(Jakarta: Rajawali, 1992), Cet. II,

10

d. Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi,
penyesuaian dengan lingkunganpendidikan, masyarakat, maupun
lingkungan kerja.7
Berdasarkan tujuan bimbingan tersebut, maka bimbingan memiliki
peran dalam membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan
perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar(akademik), dan
karir.
Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan tersebut, bimbingan memiliki
beberapa fungsi, diantaranya:
a. Fungsi Pemahaman
Membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman
terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan,
dan norma agama).
b. Fungsi Preventif
Upaya untuk mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin
terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh
peserta didik.
c. Fungsi Pengembangan
Fungsi ini membantu untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa.
d. Fungsi Perbaikan (Penyembuhan)
Fungsi ini sebagai usaha pemberian bantuan kepada siswa yang
telah mengalami masalah. Jadi fungsi perbaikan merupakan usaha
penyembuhan yang dilakukan oleh pembimbing kepada individu untuk
membantu memperbaiki masalah yang dialaminya.
e. Fungsi Penyaluran
Fungsi ini membantu individu (siswa) memilih kegiatan seperti
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi yang sesuai dengan minat,
bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dengan demikian akan
tercapai perkembangan kepribadian secara optimal.
7

Yusuf, Nurihsan, op.cit, h. 13.

11

f. Fungsi Adaptasi
Fungsi ini membantu para pelaksana pendidikan khususnya
konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan program pendidikan
terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan
individu (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai
mengenai individu.
g. Fungsi Penyesuaian
Fungsi ini membantu individu (siswa) agar dapat menyesuaikan
diri secara dinamis dan konstruktif terhadap program pendidikan,
peraturan sekolah, atau norma agama.8
Dengan demikian, bimbingan yang dilakukan orang tua dalam
mengajarkan dan melatih anak dalam meningkatkan kemampuan membaca alQur’an secara perlahan-lahan akan terserap kedalam pikirannya, tertanam
dalam jiwanya, dan terbiasa dalam perilakunya sehingga individu tersebut
dapat menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab, berguna bagi dirinya
sendiri serta lingkungan masyarakat.
Dilihat dari fungsi bimbingan tersebut, sasaran dari bimbingan adalah
mengembangkan potensi yang ada pada setiap individu secara optimal. Agar
sasaran tersebut dapat terlaksana dengan baik, ada beberapa asas yang perlu
diperhatikan. Asas-asas ini merupakan rambu-rambu dalam pelaksanaan
bimbingan.

3. Asas-asas Bimbingan
Asas adalah segala hal yang harus dipenuhi dalam melaksanakan suatu
kegiatan, agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik serta
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi, asas-asas bimbingan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:

8

Ibid, h. 16-17.

12

a. Asas Kerahasiaan
Yaitu asas untuk menjaga kepercayaan dari klien karena seorang
pembimbing harus merahasiakan masalah-masalah dari orang-orang
yang tidak berkepentingan dalam hal ini.
b. Asas Kesukarelaan
Dengan asas kerahasiaan tadi lalu tumbuh kepercayaan pada diri klien
untuk menyampaikan masalah-masalahnya dengan penuh sukarela
kepada seorang pembimbing.
c. Asas Keterbukaan
Klien diharapkan dapat bicara sejujur mungkin sehingga pembimbing
dengan mudah memberikan saran-saran/nasehatnya. Jadi keterbukaan
ini dilakukan oleh pembimbing maupun klien agar bimbingan dapat
tercapai dengan efektif dan efisien.
d. Asas Kekinian
Masalah-masalah yang ditanggulangi oleh pembimbing ialah masalah
yang dirahasiakan kini(sekarang).
e. Asas Kemandirian
Pembimbing berusaha merealisasikan tujuan dari pembimbing tersebut
yaitu menghidupkan kemandirian pada klien.
f. Asas Kegiatan
Upaya dari bimbingan menimbulkan suatu kegiatan dari klien agar
tercapai kehendaknya.
g. Asas Kedinamisan
Tidak terjadi pada klien perubahan yang monoton melainkan
perubahan yang selalu menuju ke suatu pembaharuan, sesuatu yang
lebih maju.
h. Asas Kenormatifan
Bimbingan tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang
berlaku.

13

i. Asas Alih Tangan
Apabila pembimbing tidak mampu setelah mengerahkan segala daya
dan upaya dalam bimbingan, maka hendaknya mengalihkan kepada
badan lain yang lebih ahli.
j. Asas Tut Wuri Handayani
Setelah klien mendapatkan layanan, hendaknya klien merasakan
bahwa layanan tersebut tidak hanya pada saat klien mengemukakan
persoalannya.

Maka

hendaknya

konselor

dan

klien

selalu

melaksanakan hubungan yang baik, agar sewaktu-waktu jika klien
mendapatkan masalah atau benturan-benturan lagi, konselor siap
membantunya. 9

4. Bentuk Bimbingan Orang Tua
Upaya mencapai perkembangan sesuai dengan apa yang diinginkan,
perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor
psikologis maupun faktor biologis. Perkembangan seseorang serta berhasil
tidaknya seorang anak dalam belajar tergantung tiga unsur yaitu keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena keluarga merupakan
elemen penting pertama bagi anak karena di dalam keluarga mempunyai
pengaruh yang paling kuat dalam mencapai keberhasilan anak. Begitu juga
dalam keberhasilan anak dalam belajar, peran orang tua terutama ayah dan ibu
sangat menentukan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Ada beberapa macam kegiatan bimbingan belajar orang tua, di
antaranya adalah:
a. Memotivasi anak untuk belajar
Motivasi merupakan hal yang penting dalam belajar, dengan
motivasi yang kuat maka anak akan merasa senang dan semangat untuk
belajar.10 Motivasi ini bisa berupa pujian yang diberikan oleh orang tua
9

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet. I,

h.75-79.
10

Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001), Cet.IX, h. 73.

14

kepada anak atas prestasi yang telah diraihnya, kemudian memperlihatkan
cara belajar yang baik kepada anaknya serta mencarikan pendidikan
tambahan untuk menambah pemahaman anak terhadap pelajaran.
b. Menyediakan fasilitas atau sarana untuk belajar
Untuk belajar setiap anak membutuhkan fasilitas seperti alat tulis,
buku tulis, buku-buku pelajaran dan tempat untuk belajar. Orang tua yang
memenuhi fasilitas tersebut dapat mendorong anak untuk lebih giat
belajar, sehingga anak dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Sebab
dengan ketidaklengkapan sarana yang diperlukan anak, akan menjadi
penghalang baginya dalam belajar serta dapat juga membawa kepada
tingkat kesukaran.
c. Mengawasi anak dalam belajar di rumah
Orang tua perlu mengawasi belajar anaknya di rumah. Sebab
dengan mengawasinya orang tua mengetahui apakah anaknya belajar
dengan sebaik-baiknya. Pengawasan di sini dimaksudkan sebagai penguat
disiplin supaya kegiatan belajar anak tidak terbengkalai. Seperti
memberikan saran atau menemaninya ketika belajar.
d. Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah
Orang tua perlu mengawasi penggunaan waktu belajar anakanaknya di rumah, karena dengan mengawasi penggunaan waktu belajar
anaknya di rumah, orang tua dapat mengetahui apakah anaknya
menggunakan waktu belajar dengan teratur dan dengan sebaik- baiknya.
e. Mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar
Dalam mengenal kesulitan-kesulitan anak dalam belajar dapat
membantu usaha anak mengatasi kesulitannya dalam belajar. Untuk
mengenali kesulitan-kesulitan tersebut orang tua dapat melakukannya
dengan cara menanyakan kepada anaknya apakah ada pelajaran yang sukar
untuk diikutinya atau rnenanyakan kepada guru mengenai pelajaranpelajaran yang sukar diikuti oleh anaknya.

15

f. Membantu mengatasi kesulitan anak dalam belajar
Jika orang tua berusaha mengatasi kesulitan anak dalam belajar,
berarti orang tua berusaha menolong anak agar berhasil dalam proses
belajarnya. Untuk rnengatasi kesulitan tersebut bisa dilakukan dengan cara
memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan oleh anaknya atau
orang tua meminta bantuan orang lain yang mampu memberikan
bimbingan belajar kepada anaknya untuk mengatasi kesulitan dalam
belajar.11
Di samping kegiatan-kegiatan bimbingan belajar di atas, orang tua
perlu bekerjasama dengan pihak sekolah. Selain memberikan keterangan
kepada guru tentang anaknya, orang tua juga perlu mendapatkan keterangan
dari guru tentang anaknya di sekolahsecara kontinuitas agar mengetahui
perkembangan kemampuan anak. Dengan demikian komunikasi antara orang
tua dengan guruharus terus dilakukan sebagai usaha untuk mengetahui tingkat
perkembangan kemampuan serta potensi yang dimiliki anak secara maksimal.

B. Kemampuan Membaca al-Qur’an Anak
1. Pengertian dan Tujuan Kemampuan Membaca
Kemampuan

dalam

Kamus

kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan.

Besar

Bahasa

Indonesia

adalah

12

Sedangkan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta
digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.13
Penelitian A.S. Broto yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman
mengemukakan bahwa “membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan
atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi

11

Karrtono, op.cit.,h.91- 92.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Cet.I, h. 707.
13
Khundharu Saddhono, St. Y. Slamet, Meningkatkan keterampilan Berbahasa Indonesia
(Teori dan Aplikasi), (Bandung: CV. Karya Putra Darwati, 2012), Cet. I, h. 64.
12

16

bahasa tulisan”. Dengan demikian, membaca pada hakikatnya merupakan
suatu bentuk komunikasi.14
Membaca mempunyai dua fase yang perlu diperhatikan apabila
seorang guru membimbing pertumbuhan/perkembangan anak-anak dalam
membaca, yaitu: a). Membaca adalah kegiatan “decoding print into sound”
atau aktivitas menguraikan kode-kode cetakan (tulisan) kedalam bunyi;
dengan kata lain membunyikan kode-kode cetakan/tulisan.b).Membaca
merupakan “decoding a graphic representative of languange into meaning”
atau aktivitas menguraikan kode-kode grafis yang mewakili bahasa kedalam
arti tertentu.15
Jadi kemampuan membaca adalah kecakapan dalam mengucapkan
bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa dan menanggapi serta memahami
isi bahasa tulisan untuk mengetahui serta memperoleh suatu ilmu pengetahuan
yang luas dari proses membaca tersebut. Kemampuan membaca dalam hal ini
yaitu belajar membaca al-Qur’an yang dimaksudkan agar anak memiliki
kemampuan mengetahui bahasa tulisan atau mengingat simbol-simbol bahasa
al-Qur’an yang harus dimiliki anak untuk memulai salah satu perintah Allah
untuk membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Allah telah menyampaikan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad
yaitu perintah membaca yang merupakan pedoman serta sumber petunjuk bagi
umat manusia,karena melalui membaca Allah mengajarkan manusia suatu
pengetahuan yang tidak diketahuinya.
Dalam al-Qur’an disebutkan perintah membaca yaitu dalam surat alAlaq ayat 1-5:




14

Mulyono Abdurrahman, Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Cet.I, h. 158.
15
Novi Resmini, Nenden Sundari, Yayah Churiyah, Membaca Dan Menulis di Sekolah
Dasar Teori dan Pengajarannya, (Bandung: UPI Press, 2006), Cet. I, h. 2.

17

Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia
telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu
lah Yang Maha Mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. Al-Alaq: 1-5).16
Perintah iqra’ (membaca) mendorong agar umat manusia berpikir
dengan mempergunakan potensi akalnya, Dari ayat tersebut apabila bacaan
dan materi al-Qur’an diberikan kepada generasi muda dengan benar, akan
lahir generasi yang qur’ani, bersahaja, dan progresif. Dan sebaliknya apabila
suatu generasi dijauhkan dari al-Qur’an maka akan muncul generasi yang
hanya memikirkan kehidupan dunia tanpa memedulikan kehidupan akhirat
kelak.
Seiring dengan adanya era globalisasi,maka umat Islam harus memiliki
kecakapan dalam membaca al-Qur’an dan lebih meningkatkan kualitas
keimanannya salah satunya dengan membaca al-Qur’an sebagai usaha
peningkatan kemampuan membaca al-Qur’an bagi umat Islam dalam rangka
meningkatkan penghayatan serta pengamalan al-Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari sehingga tercipta generasi-genarasi muda yang qur’ani, agar akidah
dan akhlaknya tidak rusak. Karena pada dasarnya al-Qur’an adalah sumber
pengetahuan tentang Islam.17
Menurut Farida Rahim, komponen dasar dari proses membaca meliputi
recording, decoding, dan meaning. Proses recording dan decoding biasanya
berlangsung pada kelas-kelas awal yaitu SD kelas I, II, dan III yang dikenal
dengan istilah membaca permulaan. Sementara proses meaning lebih
ditekankan di kelas-kelas tinggi SD.18
Membaca di dalam penelitian ini termasuk pada tahap permulaan.
Yang dimaksud membaca permulaan yaitu belajar mengenal satuan huruf
16

Abudin Nata, Tafsir Ayat- Ayat Pendidikan(Tafsir Ayat- ayat Al- Tarbawiy), (Jakarta:
Rajawali Pers, 2010), Cet. IV, h. 41-42.
17
Abdullah Abbas Nadwi, Belajar Mudah Bahasa Al-Qur’an, (Bandung: Mizan), Cet. I,
h.11.
18
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
Cet. 4, h.2.

18

hijaiyah seperti alif, ba’, ta’, dan seterusnya. Selanjutnya anak dikenalkanpada
huruf-huruf yang diberi tanda baca dan cara membunyikannya, dalam bentuk
suku kata dan kalimat dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
Adapun tujuan dari membaca permulaan menurut GBPP Indonesia
mencakup beberapa aspek penting, yaitu:
a. Siswa memahami bahasa dari segi bentuk, makna dan fungsi serta
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam tujuan,
keperluan dan keadaan.
b. Siswa

memiliki

kemampuan

menggunakan

bahasa

untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan, emosional, dan
kematangan sosial.
c. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa.
Berdasarkan rumusan-rumusan diatas, maka ada 3(tiga) “pengajaran
membaca permulaan” yang harus dibina dan dikembangkan, yaitu:
a. Mengenalkan lambang/tanda bunyi bahasa.
b. Melafalkan lambang/tanda bunyi bahasa.
c. Memaknai lambang/tanda bunyi bahasa.19
Tujuan membaca permulaan seperti yang dikemukakan diatas, sejalan
dengan tujuan membaca al-Qur’an pada tingkat permulaan, yaitu mengenalkan
huruf-huruf al-Qur’an dan tanda bacanya supaya menjadi modal utama bagi
anak dalam mengenal huruf-huruf bacaan ketika membaca al-Qur’an dengan
baik dan benar.

2. Unsur-unsur Kemampuan Membaca al-Qur’an
Menurut Farida Rahim, tahap membaca permulaan ditekankan pada
proses perseptual, yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan
bunyi-bunyi bahasa.20
Unsur- unsur dalam mengajarkan al-Qur’an menurut Mahmud Yunus
yaitu:
19
20

Resmini, Sundari, op.cit., Cet. I, h. 29.
Rahim,loc.cit.

19

a. Anak lebih dahulu diajarkan huruf Qur’an baris-barisnya, tanda mati,
tanda panjang, tasydid, baris dua, macam-macam alif lam dsb., yaitu
dengan membacanya di papan tulis.
b. Setelah anak-anak pandai membaca huruf al-Qur’an, tuliskanlah surat
yang pendek di papan tulis dengan tulisan nasakh yang terang.
Kemudian guru membacanya dengan suara yang terang dan diikuti oleh
murid.
c. Guru menyuruh murid untuk membacanya secara bergantian agar
mereka pandai membacanya serta terjaga cara membaca panjang
pendeknya, dengung-dengungnya, wakafnya, dan betul mengeluarkan
makhraj hurufnya.21
Adapun unsur-unsur kemampuan membaca permulaan adalah sebagai
berikut:
a. Siswa mengenal nama dan bentuk huruf.
b. Siswa mengenal gabungan-gabungan huruf menjadi suku kata.
c. Dapat membaca suku kata menjadi kata.
d. Dapat membaca rangkaian kata sehingga menjadi kalimat.
Kemampuan membaca al-Qur’an tahap permulaan yang dimaksud
dalam penelitian ini ditekankan agar siswa mampu membaca al-Qur’an
dengan benar sesuai makhroj dan tajwid.Tahap permulaan yang dibahas atau
dipelajari dalam membaca al-Qur’an tersebut ialah:
a. Mengenal huruf-huruf hijaiyah, yaitu:

‫ھ‬
b. Tanda baca huruf al-Qur’an.22
Tabel 2.1
Tanda Baca Huruf al-Qur’an

21

No

Nama

1

Fathah

Tanda Baca

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: P.T. Hidaya Karya
Agung Jakarta, 1983), Cet. XI, h. 62.
22
Nadwi, op.cit., h.21.

20

2

Kasrah

3

Dhomah

4

Tanwin

5

Sukun

6

Tasydid

c. Merangkai huruf
Yang dimaksud dengan merangkai huruf dalam pembelajaran Baca
Tulis al-Qur’an adalah merangkai huruf hijaiyah yang diberi harakat
menjadi sebuah susunan kata atau kalimat. Contoh:

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca al-Qur’an
Kemampuan anak dalam membaca al-Qur’an dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
a. Faktor Fisiologis
Faktor

fisiologis

mencakup

kesehatan

fisik,

pertimbangan

neurolo