2.9 Teori Besi Fe
Besi merupakan salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat dibumi pada semua lapisan geologis dan pada semua badan air. Pada umumnya besi bersifat:
a. Terlarut sebagai Fe2+ Fero atau Fe 3+ Feri
b. Tersuspensi sebagai butiran koloidal
diameter 1μm atau lebih besar seperti Fe2O3, FeO, FeOOH, FeOH3 dan sebagainya.
c. Tergantung dalam zat organik atau zat padat inorganik seperti tanah liat.
Besi termasuk unsur yang essensial bagi makhluk hidup. Pada tumbuhan, termasuk algae, besi berperan sebagai penyusun sitokrom dan klorofil. Kadar besi yang berlebihan selain dapat
mengakibatkan timbulnya warna merah juga dapat mengakibatkan karat pada peralatan yang terbuat dari logam, serta dapat memudarkan warna celupan dyes dan textile. Pada tumbuhan,
besi berperan dalam sistem enzim dan transfer elektron pada proses fotosintesis. Besi, Fe Ar. 55,85. Besi yang murni adalah logam berwarna putih perak, yang kukuh dan liat. Ia melebur
pada 1535 C. Jarang terdapat besi komersial yang murni biasanya besi mengandung sejumlah
kecil karbida, silisida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit. Rahmayani, F. 2009
2.10 Kekeruhan Air
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan
– bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut misalnya
lumpur dan pasir halus, maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain.
Universitas Sumatera Utara
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas, yang setara dengan 1 mgL SiO
2
. Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau kekeruhan adalah Jackson Candler
Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan silika. Kemudian, Jackson Candler Turbidimeter dijadikan sebagai alat baku atau standar bagi pengukuran kekeruhan. Satu unit
turbiditas Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dalam satuan 1 JTU. Pengukuran kekeruhan dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter bersifat visual, yaitu membandingkan air
sampel dengan standar. Selain dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter, kekeruhan sering diukur dengan
metode Nephelometric. Pada metode ini, sumber cahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas cahaya yang dipantulkan oleh bahan
– bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan suspensi polimer formazin sebagai larutan standar. Satuan kekeruhan yang diukur dengan
menggunakan metode Nephelometric adalah NTU Nephelometric Turbidity Unit. Satuan JTU dan NTU sebenarnya tidak dapat mengkonversi, akan tetapi Sawyer dan MC Carty 1978
mengemukakan bahwa 40 NTU setara dengan 40 JTU. Ansori A.K. 2008 Kekeruhan dipengaruhi oleh :
1. Benda
– benda halus yang disuspensikan, seperti lumpur dan sebagainya 2.
Adanya jasad – jasad renik plankton dan
3. Warna air
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan unsur utama bagi makhluk hidup di bumi ini. Manusia mampu bertahan hidup tanpa makan dalam beberapa minggu, namun tanpa air akan mati beberapa hari saja. Dalam
bidang kehidupan ekonomi modern, air berfungsi penting untuk budidaya pertanian, industry pembangkit tenaga listrik, dan transportasi. Semua orang berharap bahwa seharusnnya air
diperlukan sebagai elemen yang sangat bernilai, dimanfaatkan secara bijak, dan dijaga terhadap pencemaran. Hampir setengah penduduk dunia, yang hampir seluruhnya tinggal di Negara
– Negara sedang berkembang, menderita berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan air,
atau oleh air yang tercemar. Sanim, B. 2001 . Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang
memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, dan biologi. Air yang dapat digunakan untuk keperluan sehari
– hari harus memenuhi standar baku air untuk rumah tangga. Kusnaedi 2010
Menurut World Health Organisation Ediyanto 2009, 2 dua miliar penduduk dunia saat ini menyandang resiko menderita penyakit diare yang disebabkan oleh air dan makanan.
Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian lebih dari 5 lima juta anak – anak setiap
tahun. Sumber – sumber air semakin dicemari oleh limbah industri yang tidak diolah ketika
dibuang ke alam atau tercemar karena penggunaannya yang melebihi kapasitasnya untuk dapat diperbaharui. Pada jangka pendek, kualitas air yang tidak baik dapat mengakibatkan muntaber,
diare, kolera, tipus atau disentri. Hal ini dapat terjadi pada keadaan lingkungan yang kurang baik. Bila air tanah dan air permukaan tercemari oleh kotoran, secara otomatis kuman
– kuman
Universitas Sumatera Utara