Air Sumber Kehidupan TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Sumber Kehidupan

Dalam kehidupan sehari – hari, air merupakan sesuatu yang sangat penting dan berharga. Banyak aktivitas yang kita lakukan sehari – hari bergantung pada air. Air kita gunakan untuk membersihkan badan kita dari kotoran dan kuman, mencuci pakaian dan piring, juga memasak. Hal yang paling penting, tubuh kita sendiri sangat memerlukan air karena tubuh kita tersusun atas 65 air atau sekitar 47 liter air per orang dewasa. Setiap hari 2,50 liter dari jumlah air tersebut harus diganti dengan air yang baru. Diperkirakan dari sejumlah air yang harus diganti tersebut, 1,5 liter berasal dari air minum dan sekitar 1 liter berasal dari bahan makanan yang dikonsumsi. Menurut WHO, jumlah air minum yang harus dipenuhi sebagai syarat kesehatan adalah 86,4 liter per kapita per hari. Adapaun di Indonesia, jumlah air minum yang harus dipenuhi ditentukan sebesar 60 liter per hari. Jika kekurangan air, tubuh kita akan lemas dan tidak bertenaga, kondisi ini sering disebut dehidrasi kekurangan cairan. Dehidrasi yang berat dapat menimbulkan kematian. Bukan hanya kegiatan pribadi kita memerlukan air untuk mengairi sawahnya. Air pun dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik yang dikenal dengan sebutan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA. Tidak hanya manusia, tumbuhan dan hewan pun sangat membutuhkan air. Tumbuhan menggunakan air bersama dengan karbon dioksida untuk membentuk makanan glukosa. Tanpa air tumbuhan tidak dapat tumbuh dan berkembang bahkan dapat mati jika tidak mendapat suplai air yang cukup. Hewan juga membutuhkan air Universitas Sumatera Utara untuk bertahan hidup. Hewan – hewan air seperti ikan, belut, udang, dan paus, menjadikan air sebagai tempat hidupnya. Adapun hewan darat yang membutuhkan air sama halnya dengan manusia. Rahayu, I 2007. Di Indonesia, penduduk yang masih bergantung pada air alam banyak tersebar di seluruh pelosok. Bahkan, di antara mereka juga menggunakan air yang tidak berkualitas. Hal ini terpaksa mereka lakukan karena keterbatasan pengetahuan dan sarana penunjang penyediaan air bersih. Keterbatasan penyediaan air bersih yang memenuhi syarat itu memacu perlu adanya teknologi tepat guna untuk mengolah air yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Usaha ini sebaiknya dilakukan oleh para penggerak pembangunan desa melalui penyuluhan kesehatan dan teknologi tepat guna pengolahan air bersih. Kusnaedi 2010 . Selain merupakan kebutuhan dasar manusia, juga sebagai barang publik yang tidak memiliki oleh siapapun, melainkan dalam bentuk kepemilikan bersama global commons atau sebagai common resources, sumber daya alam yang dikelola secara kolektif, bukan untuk dijual atau diperdagangkan guna memperoleh keuntungan. Dengan adanya UU No.7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dan Konvenan Internasional. Sanim 2011.

2.2. Standar Kualitas Air