commit to user
6
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kontekstual,Pembelajaran Konvensional ,
Kompetensi , dan Kecerdasan Emosi.
Kata kunci dari penelitian penulis yang berjudul ”Pengaruh model pembelajaran kontekstual dan Pembelajaran Konvensional terhadap Kompetensi
Kimia Ditinjau Dari Kecerdasan Emosional Siswa.” adalah 1 Pembelajaran Kontekstual 2 Pembelajaran Konvensional 3 Kompetensi 4 Kecerdasan
Emosi. Pembelajaran Kontekstual. Pembelajaran kontekstual menurut Trianto
2010:107 adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan enam komponen utama
pembelajaran kontekstual yakni : 1 kontruktivisme, constructivisme, 2bertanyaquestioning, 3inkuiri inquiry,4 masyarakat belajar learning
community, 5 pemodelan modeling, dan 6 penilaian autentik authentic assessment.
Nurhadi 2003 yang ditulis oleh Sugiyanto2007:1 Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan
antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sendiri-sendiri. Masih menurut sugiyanto untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran kontekstual maka pembelajarannya harus
meliputi tujuh komponen berikut : 1 membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, 2 Melakukan pekerjaan yang berarti, 3 melakukan pembelajaran
yang diatur sendiri, 4 melakukan kerja sama, 5 membantu individu untuk
commit to user
7
tumbuh dan berkembang, 6 berfikir kritis dan kreatif untuk mencapai standar yang tinggi, dan 7 menggunakan penilaian autentik.
Direktorat Pembinaan SMK 2008: 32 mengatakan Pembelajaran kontekstual Contextual Teaching and Learning disingkat CTL merupakan suatu
proses belajar yang holistik yang bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi pembelajaran yang dipelajari dengan mengaitkan materi
tersebut dengan konteks kehidupan peserta didik sehari-hari konteks pribadi, sosial dan kultural. Komponen CTL menurut Direktorat Pembinaan SMK ada
tujuh : 1 merumuskan masalah inquiry, 2 bertanya questioning, 3 konstruktivisme, 4 masyarakat belajar learning community, 5 penialian yang
sebenarnyaauthentic assessment, 6 pemodelan modeling, 7 refleksi reflection.
Menurt Akhmad Sudrajat http:akhmadsudrajat. wordpress. Com 20080129 pembelajaran-kontekstual , Pembelajaran Kontekstual adalah
Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan
materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari konteks pribadi, sosial dan kultural sehingga siswa memiliki pengetahuan keterampilan yang
secara fleksibel dapat diterapkan ditransfer dari satu permasalahan konteks ke permasalahan konteks lainnya. Masih menurut Akhmad Sudrajat Pembelajaran
kontekstual juga dapat diartikan Suatu konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya
dengan situasi dunia nyata dan mendorong pebelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Mengenai pembelajaran kontekstual Arif Rohman 2009:184
berpendapat bahwa Pembelajaran kontekstual. contextual teaching and learning merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa
untuk memahami materi pembelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari konteks pribadi,
sosial dan kultural,sehingga siswa memiliki pengetahuanketerampilan yang
commit to user
8
secara fleksibel dapat diterapkan dari suatu permasalahan konteks ke permaslahan konteks lainya. Masih menurut Arif Rohman Komponen dalam
pembelajaran kontekstual meliputi : 1 Membuat hubungan yang bermakna making meaning ful connections, 2 Melakukan pekerjaan yang signifikan
doing significant work,3 Pembelajaran mandiri selft-regulated learning,3 Bekerja sama collaborating,4 Berfikir kritis dan kreatif critical and creative
thinking,4 Pendewasaan individu nurturing individual, 5 Pencapain standar yang tinggi reaching high standards, dan 6 Menggunaka penilaian autentik
using authentic assessment. Sementara Johnson B.Elaine 2007: 58 mengatakan Contextual Teaching
and Learning adalah sistem pengajaran yang merangsang otak untuk menyusun pola yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik
dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran kontekstual dalam penelitian penulis adalah proses belajar
yang bersifat holistik untuk membantu peserta didik dalam memahami makna materi dengan cara mengaitkan antara materi pengetahuan yang telah dimiliki
maupun pengetahuan yang sedang dipelajari dengan kehidupan nyata yang ada disekitar atau dialami oleh peserta didik, dengan melibatkan komponen-komponen
seperti : 1 konstruktivisme, 2 inkuiri, 3 masyarakat belajar, 4 bertanya, 5 pemodelan, dan 6 penilaian autentik.
Pembelajaran Konvensional. Menurut Rooijakkers yang ditulis
Dwijastuti 2001:60 menjelaskan bahwa pembelajaran konvensional merupakan pendekatan pembelajaran satu arah yang berpusat pada guru.Dalam prakteknya
guru sebagai sumber informasi utama yang mengambil peranan sentral dalam pembelajaran. Oleh sebab itu pembelajaran konvensional banyak dilaksanakan
dengan metode ceramah, pembelajaran berjalan dengan satu arah, pemanfaatan sumber-sumber belajar yang ada di sekitar kita kurang apalagi pemanfaatan
tehnologi sebagai pengajaran.Menurut Neil yang ditulis Dwijastuti 2001: 58 menyebut pembelajaran konvensional sebagai pendekatan pembelajaran yang
menekankan hubungan
stimulus respons
teramati.Kondisi ini
kurang memanfaatkan sumber-sumber belajar yang ada.dengan demikian kerja guru
commit to user
9
sebagai seorang ilmuwan ditinggalkan. Peserta didik dianggap sebagai botol kosong yang harus diisi oleh guru dengan informasi sebanyak –banyaknya.
Orientasi guru dalam pembelajaran konvensional ini terletak pada tercapainya tujuan belajar bukan pada proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi
pasif. Pembelajaran Konvensional oleh Winkel 1991:178 disebut dengan
pembelajaran dengan prosedur didaktik. Kegiatan guru dikelompokkan dalam tiga pola yaitu pola narasi, pola perundingan bersama dan pola pemberian tugas.
Narasi merupakan pemaparan materi pembelajaran oleh guru yang dilakukan secara ceramah, materi yang disajikan berupa konsep, hukum atau dalil,
perundingan bersama dilaksanakan hanya sesekali serta diakhiri dengan pemberian tugas –tugas , begitu pola pembelajaran secara konvensional yang
dilakukan secara mekanitis, sehingga membuat peserta didik cepat mengalami kejenuhan dalam pembelajaran.
Woolfok Nicolich1984:240 berpendapat bahwa: The conventional approach is appropriate for teaching the concepts,certain
problem arise. Pendekatan konvensional sesuai untuk mengajarkan konsep,masalah yang timbul.
Menurut Muhibbun Syah 1995:203 Ceramah adalah sebuah metode mengajar yang paling klasik,tetapi masih dipakai orang dimana-mana hingga
sekarang. Metode ceramah ialah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah sebuah cara melaksanakan pengajaran yang dilakukan guru secara monolog dan hubungan satua arah.
Aktivitas siswa menyimak sesekali mencatat. metode ceramah mempunyai ciri khas sebagai berikut : 1 Sifat materi Informative,factual,2 Tujuan untuk
pemahaman dan pengetahuan,3 Keunggulannya lebih banyak materi yang tersaji,4 Kelemahannya siswa pasif. Menurut Hassibuan 2004:13metode
ceramah adalah cara penyampaian materi bahan pelajaran dengan komunikasi lisan. Masih menurut Hasibuan ,langkah-langkah dalam metode ceramah adalah
1 Rumuskan tujuan pembelajaran 2 Susun bahan ceramah. 3 Penyampaian
commit to user
10
bahan. 4 Adakan rencana penilaian.Metode ceramah menjadi pilihan dalam pengajaran jika 1 Untuk menyampaikan informasi. 2Bila bahan ceramah
langka.3 Kalau organisasi sajian harus disesuaikan dengan sifat penerima.4 Bila perlu membangkitkan minat.5 Kalau bahan cukup diingat sebentar.6
Untuk memberi pengantar atau petunjuk bagi format lain. Pembelajaran konvensional dalam penelitian penulis adalah pembelajaran
dengan paradigma lama dimana guru menyampaikan informasi dengan metode ceramah, memberikan contoh ,dan diakhiri dengan pemberikan soal atau tugas.
Kompetensi. Menurut McAshan dan Mulyasa 2004:38 kompetensi
merupakan pengetahuan,keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dirinya sehingga ia dapat melakukan
perilaku-perilaku kognitif,afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Depdiknas 2003:13 mengatakan kompetensi adalah kemampuan yang
dapat dilakukan peserta didik yang mencakup pengetahuan,keterampilan,dan perilaku.
Menurut Surat Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor 045 U2002 tentang kurikulum inti perguruan tinggi, mengatakan kompetensi adalah
seperangkat tindakan cerdas,penuh tanggung jawab,yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan
tugas-tugas dibidang tertentu pasal 1. Sementara Association K.U. leven mendefinisikan kompetensi yang ditulis
dalam : http:my.opera.comwinsolublogpengertian-kompetensi , mengatakan bahwa kompetensi adalah pengintegrasian dari pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang memungkinkan untuk melaksanakan satu cara efektif. Definisi kompetensi oleh RobertA.Roe 2001 yang ditulis dalam :
http:my.opera.comwinsolublogpengertian-kompetensi, mengatakan bahwa: “Competence is defined as the ability to adequately perform a task, duty or role.
Competence integrates knowledge, skills, personal values and attitudes. Competence builds on knowledge and skills and is acquired through work
experience
and learning
by doing”.
Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menampilkan performans suatu pekerjaan, tugas atau peran secara wajar. Kompetensi merupakan perpaduan
commit to user
11
antara pengetahuan ,keterampilan, nilai kepribadian dan sikap.Kompetensi dibentuk berdasarkan pengetahuan dan keterampilan dan dibentuk melalui
pengalaman kerja dan belajar dengan tindakan.
Depdiknas,Pembinaan SMK 2008: iv kompetensi adalah kemampuan bersikap,berfikir, dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari
pengetahuan,sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Arif Rohman 2009:151 mengatakan kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan,keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki ,dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Pengertian kompetensi dalam penelitian penulis adalah seperangkat tindakan cerdas,penuh tanggung jawab yang meliputi perilaku kognitif,afektif dan
psikomotor dan telah menjadi bagian dari dirinya sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam bidangnya.
B. Metodologi Penelitian yang digunakan.