perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
B. Latar Belakang Masalah
Otonomi Daerah adalah wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah yang melekat pada Negara kesatuan maupun Negara federasi
Winarna, 2010. Adapun tujuan otonomi daerah adalah berorientasi kepada pembangunan, yaitu pembangunan dalam arti luas yang meliputi semua segi
kehidupan dan penghidupan. Pemerintah daerah otonom dalam melaksanakan kegiatan menggunakan
dana yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintah
Daerah dalam pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa sumber-sumber Pendapatan Daerah meliputi:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah
Dalam rangka menunjang pelaksanaan otonomi daerah, suatu daerah dituntut kemandiriannya dalam menggali dan mengelola potensi pendapatan asli
daerah. Pendapatan Asli Daerah merupakan satu-satunya sumber yang benar- benar murni dikelola oleh Pemerintah Daerah, oleh karena itu keberhasilan
daerah dalam menghadapi otonomi daerah dapat dilihat dari penerimaan dana dari sektor ini. Salah satu sumber pendapatan daerah yang penting dari sekian
banyak sumber pendapatan asli daerah tersebut adalah retribusi daerah, karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
setiap tahunnya retribusi daerah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar bagi penerimaan daerah.
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi dengan badan. Beberapa faktor yang menyebabkan sektor retribusi daerah lebih potensial sebagai sumber
keuangan daripada sumber-sumber yang lainya, antara lain: 1.
Retribusi Daerah dipungut atas balas jasa sehingga pembayaran dapat dilakukan berulang kali. Siapa yang menikmati jasa yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dapat dikenakan retribusi. Faktor perbedaan antara pungutan retribusi dengan sumber-sumber pendapatan yang lain adalah ada
tidaknya jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah. 2.
Pelaksanaan pemungutan retribusi dapat dilakukan di luar waktu yang telah ditentukan oleh petugas perundang-undangan selama pemerintah daerah dapat
menyediakan jasa dengan persetujuan pemerintah pusat. 3.
Sektor retribusi terkait erat oleh tingkat aktivitas sosial ekonomi masyarakat di suatu daerah. Artinya, semakin maju dan berkembang tingkat sosial
ekonomi masyarakat, maka semakin besar potensi retribusi yang bisa dipungut.
Undang-Undang tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diperbarui menjadi Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
dan Peraturan Pemerintah nomor 66 tahun 2001 tentang Retibusi Daerah,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 31
menyatakan bahwa Retribusi Daerah dapat dikelompokkan menjadi 3 tiga bagian, yaitu:
1. Retibusi Jasa Umum
2. Retribusi Jasa Usaha
3. Retibusi Perizinan Tertentu
Pada masing-masing kelompok Retribusi Daerah, terdiri atas berbagai macam retribusi yang sangat banyak dan beragam. Pada kesempatan kali ini
penulis akan memfokuskan pada satu jenis retribusi, yaitu Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga yang masuk dalam bagian Retribusi Jasa Usaha, hal ini
dilakukan mengingat di Kabupaten Boyolali terdapat banyak sekali obyek tempat rekreasi dan olah raga yang dikenakan retribusi tempat rekreasi dan olah raga,
dan merupakan sumber yang potensial untuk pendapatan asli daerah di Kabupaten Boyolali.
Mengingat sumber penerimaan dari retribusi tempat rekreasi dan olah raga cukup signifikan dan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap penerimaan daerah dibandingkan dengan retribusi yang lainnya, maka evaluasi terhadap penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga perlu
dilakukan untuk mengetahui apakah dalam penentuan target penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga untuk tahun yang telah dianggarkan dapat tercapai
dan mengetahui jumlah realisasi yang diperoleh. Serta mengetahui perkembanngan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga dan
kontribusinya dalam mendukung penerimaan pendapatan asli daerah di Kabupaten Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
Peningkatan retribusi tempat rekreasi dan olah raga diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan pembangunan di
Kabupaten Boyolali yang pada akhirnya mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah sejalan dengan hal tersebut maka penulis tertarik mengambil judul
“EVALUASI PENERIMAAN RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI
KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2008-2010”. C.
Perumusan Masalah
Berdasarkan gambaran obyek penelitian diatas dan dengan memahami arti pentingnya penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga sebagai komponen
dalam mendukung Pendapatan Asli Daerah, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga
di Kabupaten Boyolali tahun anggaran 2008-2010? 2.
Bagaimana tingkat efektivitas penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga di Kabupaten Boyolali tahun anggaran 2008-2010?
3. Seberapa besarkah kontribusi retribusi tempat rekreasi dan olah raga terhadap
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Boyolali tahun anggaran 2008-2010? 4.
Faktor-faktor apa saja yang menghambat penerimanan retribusi tempat rekreasi dan olah raga, dan upaya apa saja yang dilakukan Dinas Pariwisata
dan Kebudayaan dalam meningkatkan penerimaan retribusi tempat rekreasi dan olah raga?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
D. Tujuan Penelitian