Daerah Keramba Jaring Apung Daerah Non Keramba Jaring Apung

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di perairan laut Belawan, Kota Medan mulai bulan Mei – Juli 2013. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu penelitian di lapangan yang meliputi pengambilan sampel dan pengukuran parameter fisika- kimia yang secara insitu. Analisis parameter kualitas air dilaksanakan di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit BTKLPP Kelas 1 Medan di Jalan K.H.Wahid Hasyim No 15 Medan lampiran 1. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah : Eckman Grab untuk pengambilan benthos, pH meter, DO meter, botol sampel 500 ml dan perlengkapan titrasi. Bahan yang dipakai dalam penelitian adalah reagent untuk analisis kualitas air, bahan preservasi sampel benthos yakni lugol dan formalin kadar 4 dan alkohol 70 Lampiran 2. Deskripsi Stasiun Pengamatan Penelitian ini dilakukan di perairan Belawan yang ditempatkan pada dua tempat yaitu daerah keramba jaring apung dan daerah yang tidak memiliki keramba jaring apung dengan pengulangan tiga kali ulangan pada setiap bulanya.

a. Daerah Keramba Jaring Apung

Universitas Sumatera Utara Pada daerah ini masyarakat memanfaatkan air laut untuk kebutuhan hidup mereka salah satunya air laut dimanfaatkan sebagai pembudidayaan keramba yang berisi ikan-ikan kerambah seperti ikan kerapu, nila dll. Dimana pada daerah ini masyarakat membatasi air laut agar air laut masuk ke keramba jarin apung tersebut sehinga tempat ini sangat berdekatan dengan rumah masyarakat sekitar Gambar 2. Gambar 2. Lokasi Keramba Jaring Apung

b. Daerah Non Keramba Jaring Apung

Pada daerah ini tempatnya berdekatan dengan pusat transportasi laut dan daerah pemukiman penduduk Gambar 3. Gambar 3. Lokasi yang tidak Memiliki Keramba Jaring Apung Metode Pengambilan Sampel Universitas Sumatera Utara Pengambilan sampel kualitas air dan benthos dilakukan pada 3 titik di lokasi perairan keramba jaring apung dan lokasi tidak ada keramba jaring apung secara bersamaan setiap bulan selama 3 bulan. Sampel benthos diambil dengan peralatan Eckman Grab. Sampel yang diambil disortir dengan menggunakan Hand Sortir Method kemudian dibersihkan dengan air dan direndam dengan formalin 4 selama 1 hari, kemudian dicuci dengan menggunakan akuades dan dikering anginkan, selanjutnya dimasukkan ke dalam botol koleksi yang berisi alcohol 70 sebagai pengawet lalu diberi label. Sedangkan sampel air laut menggunakan botol sampel 500 ml dan botol gelap. Parameter yang Diukur Dalam penelitian ini, parameter yang diukur adalah : 1 Parameter fisika air : suhu, kedalaman dan kecepatan arus 2 Paramter kimia air : pH, DO, TOM, dan salinitas 3 Indeks Nilai Penting INP Indeks Diversitas Diversity IndexDI Benthos. Indeks Nilai Penting dihitung dengan menggunakan rumus Odum, 1995 sebagai berikut : N ni INP = , dimana : ni : jumlah setiap jenis benthos ke-i N : jumlah keseluruhan benthos Indeks Diversitas DI dihitung dengan menggunakan rumus : Universitas Sumatera Utara ∑ − = s N ni N ni DI 1 ln Kriteria : DI 1, komunitas tidak stabil dampak negatif berat 1 DI 2, komunitas moderat dampak negatif ringan DI 2, komunita baik tidak ada dampak negatif Analisis Data Untuk mengetahui apakah keragaman komunitas benthos di lokasi keramba jarring apung dan lokasi yang tidak ada keramba jarring apung berbeda atau tidak, maka digunakan uji t pada taraf nyata 0,05 dan 0,01. Bila varian kedua data INP di kedua lokasi perairan berbeda, maka rumus uji t yang digunakan Steel and Torrie, 2003 adalah : t = Derajat bebas dF degrre of freedom dihitung dengan rumus sebagai berikut : df = Untuk menentukan apakah varian sama atau beda, maka digunakan rumus sebagai berikut : F = Universitas Sumatera Utara df a = n a – 1 dan df b = n b - 1 Bila nilai P α, maka varian sama, namun bila nilai P ≤ α, berarti variannya berbeda. Bila variannya ternyata sama, maka uji t yang digunakan sebagai berikut: t = ; df = n a + n b – 2 Dimana Sp : Ketrangan : X a = Rata-rata INP di lokasi KJA X b = Rata-rata INP di lokasi bukan KJA S p = Standar Deviasi Gabungan S a = Standar Deviasi data INP di lokasi KJA S b = Standar Deviasi data INP di lokasi bukan KJA n a = banyaknya jenis benthos di lokasi KJA n b = banyaknya jenis benthos di lokasi bukan KJA Untuk mengetahui korelasi antara paramter kulitas air : suhu X 1 , DO X 2 , TOM X 3 dan salinitas X 4 dengan Indeks Diversitas benthos, maka dilakukan análisis regressi linier berganda dengan model : j = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + ε j Untuk mengetahui koefisien korelasi parsial antar peubah dan signifikan- sinya serta koefisien determinasi akan digunakan program SPSS Versi 19. Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil A. Identifikasi Makrozoobentos Hasil penelitian yang dilakukan pada dua daerah yaitu daerah keramba jarring apung dan daerah yang tidak memiliki keramba jarring apung di lokasi penelitian selama 3 kali pengambilan sampel teridentifikasi. a. Daerah Keramba Jaring Apung Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, jenis makrozoobenthos di lokasi Keramba Jaring Apung KJA ditemukan 5 spesies dengan kepadatan populasi tertinggi pada jenis Vexillum ebonus yakni 3.000 individum 2 dan kepadatan terendah pada jenis Ilyanossa obsolete yakni 5 individum 2 Tabel 1. Tabel 1. Jenis dan Kepadatan Rata-rata Makrozoobenthos di Lokasi Keramba Jaring Apung Spesies Individum² Chantharus asimilis 50 Ilyanossa obsolete 5 Monodonta Penctulata 15 Vexillum ebonus 3000 weakly cut nerite 8 Ciri-ciri morfologi dari Makrozoobenthos di lokasi keramba jaring apung dapat di lihat pada gambar di bawah ini. Sedangkan pada fisiologi dan anatomi bentuk makrozobenthos dapat dilihat pada lampiran 4. Universitas Sumatera Utara Chantharus Asimilis Ilyanosa Obsolute Monodonta Penetulata Vexillum Ebonus Weakly Cutnarite Gambar 4. Jenis-jenis Makrozoobenthos di Lokasi Keramba Jaring Apung.

b. Daerah Non Keramba Jaring Apung