4
BAB II PENGELOLAAN KASUS
2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi
2.1.1 Definisi Mobilisasi Fisik
Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhikebutuhan
aktivitas guna mempertahankan kesehatannya Alimul, 2009. NANDA Internasional mendefinisikan gangguan mobilisasi fisik sebagai
keterbatasan pada kemandirian, gerakan fisik pada tubuh, atau satu atau lebih ekstremitas Ackley dan Ladwign, 2006. Gangguan tingkat mobilisasi fisik klien
sering disebabkan oleh restriksi gerakan dalam bentuk tirah baring, restriksi fisik karena peralatan eksternal misalnya gips atau traksi rangka, restriksi gerakan
volunter, atau gangguan fungsi motorik dan rangka. Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang
tidak dapat bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan aktivitas, misalnya mengalami trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai
fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya Alimul, 2009. Gangguan mobilisasi adalah suatu keadaan keterbatasan
kemampuan pergerakan fisik secara mandiri yang dialami oleh seseorang. Penyebab imobilitas fisik bermacam-macam dan dapat dikategorikan
berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal.
2.1.2 Klasifikasi Mobilisasi
Menurut Mubarak, 2008, secara umum ada beberapa macam keadaan
imobilitas antara lain :
a. Imobilitas fisik
Kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan fisik yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun kondisi orang tersebut.
b. Imobilitas intelektual
Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya, misalnya pada kasus kerusakan otak.
Universitas Sumatera Utara
5 c.
Imobilitas emosional Kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan atau kehilangan
seseorang yang dicintai. d.
Imobilitas sosial Kondisi ini bisa menyebabkan perubahan interaksi sosial yang sering
terjadi akibat penyakit Mubarak, 2008.
2.1.3 Tingkatan Imobilitas
Tingkatan imobilitas bervariasi, diantaranya adalah : a.
Imobilitas komplit Imobilitas ini dilakukan pada individu yang mengalami gangguan
tingkat kesadaran. b.
Imobilitas parsial Imobilitas ini dilakukan pada klien yang mengalami fraktur, misalnya
fraktur ekstremitas bawah kaki. c.
Imobilitas karena alasan pengobatan Imobilitas ini dilakukan pada individu yang menderita gangguan
pernafasan misalkan sesak nafas atau pada penderita penyakit jantung. Pada kondisi tirah baring bedrest total, klien tidak boleh
bergerak dari tempat tidur dan tidak boleh berjalan ke kamar mandi atau duduk di kursi. Akan tetapi, pada tirah baring bukan total, klien
masih diperbolehkan untuk turun dari tempat tidur dan berjalan kekamar mandi atau duduk dikursi. Keuntungan dari tirah baring
antara lain mengurangi kebutuhan oksigen sel-sel tubuh, menyalurkan sumber energi untuk proses penyembuhan, dan dapat mengurangi
respon nyeri.
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi