Mikroskop Optik Optical Microscope

1150 °C dengan penambahan komposisi Fe 2 O 3 0,25 wt adalah 75 BaFe 12 O 19 dan 25 Fe 2 O 3.

4.2.2 Mikroskop Optik Optical Microscope

Pengamatan mikrostruktur dilakukan dengan mengamati foto morfologi permukaan magnet dan penentuan ukuran partikel dengan menggunakan software pada Optical Mikroscope OM. Hasil pengamatan dengan OM ditunjukkan pada gambar 4.7 dan 4.8 a-c. Pengamatan OM dilakukan pada enam sampel dengan variasi temperatur sintering 1150 °C, 1200°C, dan 1250 °C dan variasi komposisi 0, 0.25 dan 0.5 wt Fe 2 O 3 . a b c Gambar 4.7 Foto Morfologi Permukaan Magnet Sinter Barium Heksaferit Dengan Perlakuan Variasi Temperatur a 1150 °C b 1200 °C dan c 1250 °C Pada Pembesaran 40x Sedangkan ukuran partikel yang diperoleh untuk masing-masing temperatur sintering adalah dapat disajikan pada tabel 4.3 dibawah ini : Tabel 4.3 Hasil penentuan ukuran partikel pada mikroskop optik Temperatur °C Partikel Size µm 1150 14,1 1200 14,6 1250 18,3 Berdasarkan gambar 4.7 menunjukkan struktur mikro masing-masing spesimen terhadap variasikomposisi Fe 2 O 3 . Ukuran butir terkecil diperoleh pada sampel dengan komposisi 0 Fe 2 O 3 yaitu 14,1 µm, sedangkan ukuran butir terbesar diperoleh pada komposisi 0,5 Fe 2 O 3 yaitu 18,3 µm. Berdasarkan tabel 4.3 menujukkan bahwa ukuran butir akan semakin besar seiring dengan bertambahnya variasi komposisi Fe 2 O 3. a b c Gambar 4.8Foto Morfologi Permukaan Magnet Sinter Barium Heksaferit Pada Suhu Sintering 1250 °C dengan Variasi komposisi a 0 wt Fe 2 O 3 b 0,25 wt Fe 2 O 3 dan c 0,5wt Fe 2 O 3 Pada Pembesaran 40x Sedangkan ukuran partikel yang diperoleh untuk masing-masing komposisi adalah dapat disajikan pada tabel 4.4 dibawah ini : Tabel 4.4 Hasil penentuan ukuran partikel pada mikroskop optik Komposisi Partikel Size µm 17,9 0,25 18,3 0,5 18,7 Berdasarkan gambar 4.8 menunjukkan struktur mikro masing-masing spesimen terhadap variasi temperatur sintering. Ukuran butir terkecil diperoleh pada sampel dengan temperatur sintering 1150 °C yaitu 14,1 µm, sedangkan ukuran butir terbesar diperoleh pada temperatur sintering 1250 °C yaitu 18,3 µm. Berdasarkan tabel 4.4 menujukkan bahwa ukuran butir akan semakin besar seiring dengan naiknya temperatur pemanasan Wang, 2004 Pada temperatur sintering 1150 °C ukuran butir hanya bertumbuh mengikuti butir yang sudah terbentuk pada magnet sebelum perlakuan, seiring naiknya temperatur maka butiran yang tadinya berukuran kecil akan menyatu dengan butiran yang berukuran besar, sehingga butiran yang tadinya berukuran besar akan menjadi lebih besar. Pada temperatur sintering 1250 °C butiran warna terang menunjukkan butiran yang dominan, hal ini disebabkan butiran yang kecil menyatu dengan butiran yang besar semakin banyak dibandingkan pada temperatur sintering yang lebih rendah 1150 °C dan 1200 °C. Temperatur mempunyai fungsi sangat penting terhadap bertambahnya ukuran butir Satapathy, 2006

4.4 Sifat Magnet