Penggunaan Gairaigo padaWago PENGGUNAAN GAIRAIGO DALAM WAGO DAN KANGO

12

BAB III PENGGUNAAN GAIRAIGO DALAM WAGO DAN KANGO

3.1 Penggunaan Gairaigo padaWago

Berbeda dengan kosakata gairaigo,Wago adalah kata-kata bahasa Jepang asli yang sudah ada sebelum kango dan gaikokugo masuk ke Jepang, semua Joshi dan jodoushi, dan sebagian besar adjektiva, konjungsi, dan interjeksi Tanimitsu dalam Sudjianto dan Dahidi, 2004:99 . Menurut Tamamura dalam http:www.pendididkanbahasajepang-unnes.com201204 wago adalah kosakata yang berasal dari bahasa Jepang asli. Sering juga disebut koyuunihongo ‘bahasa Jepang asli’ dan Yamato kotoba ‘bahasa Yamato’. Kosakata ini banyak sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari orang Jepang. kata-kata seperti, 書く, 頭 , dan話 adalah kata-kata yang termasuk wago. Wago dalam bahasa Jepang, selain hiragana juga ditulis dengan menggunakan huruf katakana dan kanji. Kosakata yang ditulis dengan huruf katakana biasanya hanya gion’go kata yang menirukan bunyigitaigo ‘mimesis’, dan kandoushi ‘kata seru’.Wago yang ditulis dengan huruf kanji lebih banyak daripada yang ditulis dengan katakana tetapi hanya terbatas pada kanji yang dibaca secara kunyomi. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa di antara kata-kata yang dianggap wago tidak sedikit juga merupakan bahasa asing yang masuk ke Jepang 13 pada zaman dulu seperti kata uma, saga, zeniyang berasal dari Cina. Tera, kasa, kawara, dan lain-lain merupakan kosakata yang berasal dari bahasa India klasik Sudjianto dan Dahidi, 2004:99 . Seperti hal nya jenis goi yang lainnya,wago juga memiliki karakteristik sebagai berikut Ishida dalam Sudjianto dan Dahidi, 2004 : 100 a. Banyak kata yang terdiri dari satu atau dua mora b. Terjadi perubahan bunyi pada kata-kata yang di gabungkan ,seperti : - Ame + kasa → amegasa payung hujan - Sake + mori →sakamori minuman yang memabukkan - Ki + dachi → kodachi belukar hutan kecil c.Tidak ada kata yang memiliki silabel dakuon dan ragyoo’on bunyi silabel ra,ri,ru,re,ro pada awal kata. d. Banyak kata-kata yang secara simbolik mengambil tiruan bunyi terutama gitaigoseperti, ussura, honnori, daraari, dan sebagainya. e. Tersebar pada semua kelas kata, terutama kelas kata verba sebagian besarwago. f. Banyak kata-kata yang menyatakan benda konkrit, sedangkan kata-kata abstrak sedikit. g.Banyak kata-kata yang menyatakan hujan, tumbuhan, binatang, serangga, dan sebagainya. h.Wago merupakan kata-kata yang dipakai sehari-hari. 14 i.Tidak mempunyai kekuatan untuk menyatakan sesuatu secara tepat.Oleh karena itu, ada kata-kata yang memiliki carabaca yang sama tetapi mempunyai bentuk kanji yang berbeda seperti kata みる →見る, 観る, 看る,dan ネ見る. Ternyata seiring perkembangan zaman dan berkembangnya bahasa,goi jenis gairaigo meluas penggunaannya. Gairaigo dapat dipadukan dalam goi jenis lain seperti goi jenis wago ini. Perpaduan ini termasuk pada golongankonshugo yaitu; penggabungan lebih dari satu goijenis kosakata .Bermunculan koskata-kosakata baru ini, membuat perpaduan bahasa Jepang semakin indah,dan tentu saja tujuan lainnya adalah dapat mempermudah warga negara asing dalam berbahasa Jepang tanpa harus memahami bahasa Jepang sepenuhnya. Kosakata yang merupakan gabungan antara gairaigo dengan wago tersebut sampai sekarang masih dipakai dan digunakan baik dalam tata bahasa maupun percakapan bahasa Jepang bahkan telah masuk di dalam kamus besar bahasa Jepang. Contoh kosakata penggunaan gairaigo dalam wago : - tsukiroketto つきロケット → roket keberuntungan tsukiつき → wago, dan rokettoロケット→ gairaigo - supootsugutsu スポーツ靴 → sepatu olahraga supootsuスポーツ →gairaigo, dan gutsu berasal dari kata “kutsu” mengalami perubahan bunyi 靴 → gairaigo -janbo takarakuji ジャンボ宝くじ → undian jumbo janbo ジャンボ → gairaigo, dan takarakuji 宝くじ → wago 15 -uchigeba 内ゲバ → perselisihan internal uchi 内 →wago, dan geba ゲバ → gairaigo - beniyaita ベニヤ板 → kayu lapis beniya ベニヤ → gairaigo, dan ta 板 → wago - oogata purojekuto 大型プロジェクト → proyek besar oogata 大型 → wago, dan purojekuto プロジェクト → gairaigo - sutoyaburi スト破り → keropeng suto スト → gairaigo, dan yaburi 破り → wago

3.2 Penggunaan Gairaigo pada Kango