Pengaruh Arus Kas terhadap Likuiditas PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

(1)

PENGARUH PERKEBU U ARUS KA UNAN NU FI PROGRAM FAK UNIVERSI SKRIP AS TERHA USANTARA OLEH ITRI ANDI 0905220

M STUDI S KULTS EK ITAS SUM MEDA 2011 PSI ADAP LIKU A IV (PERS

H : IKA SARI 046 S1 AKUNT KONOMI MATERA U AN 1 UIDITAS P SERO) ME TANSI UTARA PADA PT EDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul :

“ Pengaruh Arus Kas terhadap Likuiditas pada PT Perkebunan

Nusantara IV (Persero) Medan”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Studi S-1 Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Nama : Fitri Andika Sari NIM : 090522046


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik yang berjudul “Pengaruh Arus Kas terhadap Likuiditas PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan”.

Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Program Studi Strata 1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama poses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak memperoleh bimbingan, dorongan, semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak. selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak. selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. H. Syahrul Rambe, M.M, Ak. selaku Dosen Pembimbing atas bimbingan dan arahan Bapak dalam proses penyelesaian skripsi ini. 4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak. selaku Dosen Penguji I dan

Bapak Zainal A.T Silangit, SE, Ak. selaku Dosen Penguji II atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.


(4)

5. Kedua Orang Tua saya, Ayahanda saya M. Azwar, AM, dan Ibunda saya Sri Utami. Terima kasih banyak untuk kasih sayang, pendidikan, dan dukungan berupa nasehat, doa, dan materi yang diberikan kepada saya.

6. Semua teman-teman seperjuangan Program Studi Akuntansi Ekstensi 2009 yang telah banyak memberikan sumbangan pikiran, motivasi, semangat, dan bantuan dalam proses penyusunan skripsi.

I.

Akhir kata, saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Saya berharap skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkat, nikmat, dan karunia-Nya dan memberikan balasan atas segala kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak yang banyak membantu selama proses penyusunan skripsi ini.

Medan, September 2011 Penulis

Fitri Andika Sari


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh arus kas terhadap likuiditas yang terdapat di PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Medan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan hubungan kausal (sebab akibat). Penelitian ini terdiri dari empat variabel yaitu Aktivitas operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan sebagai variabel bebas dengan Likuiditas sebagai Variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan 20 sampel yaitu laporan triwulannya selama periode 2006-2010 pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data skunder, yang diperoleh dari perusahaan. data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Arus Kas yang dibagi menjadi tiga aktivitas seperti aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Secara simultan Arus Kas yang dibagi menjadi tiga aktivitas seperti aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Angka R sebesar 0,465 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Likuiditas dengan variabel independent sangat erat yaitu sebesar 46,5%. Angka R square atau koefisien determinasi sebesar 0,216. Angka ini mengindikasikan bahwa 21.6% variasi atau perubahan dalam Likuiditas dapat dijelaskan oleh variasi variable Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan. Sedangkan sisanya 53.5% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Kata Kunci : Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan dan Likuiditas (Rasio Lancar)


(6)

ABSTRACT

This research has purposed to proof the influence of cash flow toward liquidity in PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. This research use quantitative approach with causal type. This research use contains of four variable, such as cash flow is measured by Operating Activities, Investing Activities and Financing Activities as independent variable, liquidity is measured by current ratio as dependent variable.

This research used 20 samples of quarterly reports for 2006-2010 on PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. The sample selection using purposive sampling method. This research utilize secondary data, those are taken from the company. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypotesis test. Hypotesis test in this research use multiple linear regression, with t-test and F-test.

Results showed that partially, Cash Flow is divided into three activities such as operating activities, investing activities, financing activities do not significantly influence liquidity. Simultaneously Cash Flows is divided into three activities such as operating activities, investing activities, financing activities do not significantly affect the liquidity of the PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Figures R of 0.465 indicates that the correlation or relationship between liquidity very closely with the independent variable that is equal to 46.5%. Numbers or the coefficient of determination R square of 0.216. This figure indicates that 21.6% variation or changes in liquidity can be explained by the variation of variable Operating Activities, Investing Activities, Financing Activities. While the remaining 53.5% can be explained by other variables that are not included in the research model.

Keywords: Operating Activities, Investing Activities, Financing Activities and Liquidity (Current Ratio).


(7)

DAFTAR ISI SKRIPSI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 11

2.1 Arus Kas ... 11

2.1.1 Pengertian Kas ... 11

2.1.2 laporan Arus Kas ... 12

2.1.3 Kegunaan Arus Kas ... 13

2.1.4 Klasifikasi Laporan Arus Kas ... 14


(8)

2.2 Likuiditas ... 18

2.2.1 Pengertian Likuiditas ... 18

2.2.2 Rasio Likuiditas ... 19

2.3 Teori Sinyal ... 20

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 22

C. Kerangka Konseptual ... 25

D. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

C. Jenis Data ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

F. Metode Analisis Data ... 34

3.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 34

3.1.1 Uji Normalitas ... 34

3.1.2 Uji Multikolinearitas ... 37

3.1.3 Uji Heterokedastisitas ... 37

3.1.4 Uji Auto Korelasi ... 38

3.2 Model dan Teknik Analisis Data ... 39

3.2.1 Metode Analisis Regresi Berganda ... 39


(9)

3.2.3 Uji Simultan ... 40

3.3 Koefisien Determinasi ... 41

G. Jadwal Penelitian ... 41

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Sejarah dan Struktur Perusahaan ... 42

4.1 Sejarah PTPN IV Medan ... 42

4.2 Struktur Organisasi PTPN IV Medan ... 44

4.3 Bidang Usaha PTPN IV Medan ... 47

B. Data Penelitian ... 48

C. Analisis Hasil Penelitian ... 50

4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 50

4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 51

4.2.1 Uji Normalitas ... 51

4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 54

4.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 56

4.2.4 Uji Autokorelasi ... 58

4.3 Model dan Teknik Analisis Data ... 59

4.3.1 Model Regresi Berganda ... 59

4.3.2 Uji t ... 61

4.3.3 Uji F ... 62

4.3.4 Koefisien Determinasi ... 63


(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 66 B. Keterbatasan Penelitian ... 67 C. Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Laporan Arus Kas...6

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Daftar Keputusan Auto Korelasi ... 38

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ... 41

Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian ... 49

Tabel 4.2 Statistik Deskriftif ... 50

Tabel 4.3 One Sample Kolmogrov-smirnov Test ... 52

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ... 55

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi ... 58

Tabel 4.6 Regresi Linear Berganda ... 59

Tabel 4.7 Uji t Statistik ... 61

Tabel 4.8 Uji F Statistik ... 63


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 26

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 53

Gambar 4.2 Normal Probability Plot ... 54


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Data Variabel Penelitian ... 71

Lampiran 2 Statistik Deskriptif ... 72

Lampiran 3 Hasil Uji Normalitas ... 72

Lampiran 4 Histogram ... 73

Lampiran 5 P-P Plot ... 73

Lampiran 6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 74

Lampiran 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 74

Lampiran 8 Hasil Uji Autokorelasi ... 75

Lampiran 9 Regresi Berganda... 75

Lampiran 10 Uji t ... 76

Lampiran 11 Uji F ... 76


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh arus kas terhadap likuiditas yang terdapat di PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (Persero) Medan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan hubungan kausal (sebab akibat). Penelitian ini terdiri dari empat variabel yaitu Aktivitas operasi, Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan sebagai variabel bebas dengan Likuiditas sebagai Variabel terikat.

Penelitian ini menggunakan 20 sampel yaitu laporan triwulannya selama periode 2006-2010 pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Data yang digunakan adalah data skunder, yang diperoleh dari perusahaan. data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan metode analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda dengan uji t dan uji F.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, Arus Kas yang dibagi menjadi tiga aktivitas seperti aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas. Secara simultan Arus Kas yang dibagi menjadi tiga aktivitas seperti aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Angka R sebesar 0,465 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Likuiditas dengan variabel independent sangat erat yaitu sebesar 46,5%. Angka R square atau koefisien determinasi sebesar 0,216. Angka ini mengindikasikan bahwa 21.6% variasi atau perubahan dalam Likuiditas dapat dijelaskan oleh variasi variable Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan. Sedangkan sisanya 53.5% dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Kata Kunci : Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan dan Likuiditas (Rasio Lancar)


(15)

ABSTRACT

This research has purposed to proof the influence of cash flow toward liquidity in PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. This research use quantitative approach with causal type. This research use contains of four variable, such as cash flow is measured by Operating Activities, Investing Activities and Financing Activities as independent variable, liquidity is measured by current ratio as dependent variable.

This research used 20 samples of quarterly reports for 2006-2010 on PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. The sample selection using purposive sampling method. This research utilize secondary data, those are taken from the company. The data which have already collected are processed with classic assumption test before hypotesis test. Hypotesis test in this research use multiple linear regression, with t-test and F-test.

Results showed that partially, Cash Flow is divided into three activities such as operating activities, investing activities, financing activities do not significantly influence liquidity. Simultaneously Cash Flows is divided into three activities such as operating activities, investing activities, financing activities do not significantly affect the liquidity of the PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan. Figures R of 0.465 indicates that the correlation or relationship between liquidity very closely with the independent variable that is equal to 46.5%. Numbers or the coefficient of determination R square of 0.216. This figure indicates that 21.6% variation or changes in liquidity can be explained by the variation of variable Operating Activities, Investing Activities, Financing Activities. While the remaining 53.5% can be explained by other variables that are not included in the research model.

Keywords: Operating Activities, Investing Activities, Financing Activities and Liquidity (Current Ratio).


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks dan tidak menentu dengan persaingan antar perusaaan yang semakin ketat membuat bidang keuangan harus mendapat perhatian yang lebih. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Pihak manajemen, selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan dimasa yang akan datang.

Dalam rangka pengambilan keputusan, pengelola perusahaan memerlukan informasi khususnya informasi mengenai apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Informasi yang cepat dan berkesinambungan berupa informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan dapat membantu perusahaan untuk mengetahui keadaan dan kinerja ekonomi suatu perusahaan. Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008:7). Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan biasanya terdiri atas neraca,


(17)

laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan, dan laporan keuangan ada untuk membantu investor dan kreditur dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan perusahaan. Laporan laba rugi contohnya, suatu perusahaan dapat saja memberikan gambaran bahwa perusahaan tersebut mendapatkan laba yang tinggi. Namun laporan arus kas bisa saja memperlihatkan bahwa perusahaan sebenarnya kekurangan uang kas. Menurut Skousen dkk (2009 : 284), laporan arus kas menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas (cash equivalent) dalam periode tertentu. Setara kas adalah investasi jangka pendek yang amat likuid yang bisa segera ditukar dengan kas. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama yaitu : aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan.

Aktivitas operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu perusahaan. Arus masuk kas terbesar dari operasi berasal dari pengumpulan kas pelanggan. Arus keluar kas operasi meliputi pembayaran terhadap pemasok dan karyawan, serta pembayaran bunga dan pajak. Arus kas operasi dicatat pada bagian awal laporan arus kas, karena arus kas operasi merupakan sumber kas terbesar dan sangat penting untuk sebagian besar perusahaan. kegagalan operasi perusahaan untuk menghasilkan arus kas masuk yang besar untuk suatu periode yang panjang dapat merupakan tanda adanya kesulitan pada perusahaan.

Aktivitas investasi meningkatkan dan menurunkan aktiva jangka panjang yang digunakan perusahaan untuk melakukan kegiatannya. Pada laporan arus kas


(18)

kegiatan investasi mencakup lebih dari sekedar pembelian dan penjualan aktiva yang digolongkan sebagai investasi di neraca. Pemberian pinjaman juga merupakan suatu kegiatan investasi karena pinjaman menciptakan piutang kepada peminjam. Pelunasan pinjaman tersebut juga dilaporkan sebagai kegiatan investasi pada laporan arus kas. Kegiatan investasi juga merupakan perolehan dan penjualan aktiva yang digunakan dalam operasi. Karena itu, penjualan aktiva tetap dan penjualan investasi merupakan arus kas masuk dari kegiatan investasi.

Aktivitas pendanaan meliputi kegiatan untuk memperoleh kas dari investor dan kreditor yang diperlukan untuk menjalankan dan melanjutkan kegiatan perusahaan. kegiatan pendanaan mencakup pengeluaran saham, peminjaman uang dengan mengeluarkan wessel bayar dan pinjaman obligasi, penjualan saham perbendaharaan, dan pembayaran terhadap pemegang saham seperti deviden dan pembelian saham perbendaharaan. Asumsi bahwa ketersediaan kas yang tinggi dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi jumlah aktiva lancer berupa kas sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.

Secara sederhana likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya , yaitu kas atau yang muda dicairkan ke kas dalam jangka pendek, untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan. Likuiditas merupakan kunci utama dalam upaya mempertahankan suatu usaha agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat


(19)

jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Masalah likuiditas penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam kebutuhan jangka pendek dan darurat serta fungsi pertumbuhan (investasi) untuk mengembangkan asset yang dimiliki sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan. Perusahaan harus merencanakan likuiditas yang memadai karena jumlah dana yang terkait mungkin akan membutuhkan waktu lama untuk memenuhinya. Adapun rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio. Menurut Walsh (2004 : 106) Current ratio merupakan rasio favorit dari institusi-institusi pemberi pinjaman, dan penghitungan current ratio (rasio lancar) didasarkan pada perbandingan sederhana antara total “aktiva lancar” dan “kewajiban lancar”. Dimana jika suatu perusahaan current ratio nya lebih dari satu, berarti hal ini menunjukkan bahwa perusahaan itu likuid.

Teori sinyal (Signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh : investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi, sinyal yang dimaksud seperti laporan keuangan. Laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada


(20)

perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis. Termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dengan menyajikan laporan arus yang menunjukkan nilai arus kas yang selalu positif, maka perusahaan itu dikatakan likuid yaitu mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan.

PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan merupakan salah satu BUMN Perkebunan di Indonesia. Perusahaan ini berkedudukan di Sumatra Utara dan telah memiliki pengalaman yang panjang dalam mengelola bisnis dibidang perkebunan, mencakup pengusahaan tanaman, pengolahan, pemasaran hasil dan industri serta jasa-jasa penunjangnya. Investasi yang terdapat di PTPN IV terdiri dari investasi tanaman dan non tanaman. PT Perkebunan Nusantara IV mendapat kategori sangat sehat AAA (Triple Sehat) pada tahun 2009. Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100 / MBU / 2002.


(21)

PT Perkebunan Nusantara IV merupakan salah satu Perusahaan Persero di Indonesia yang memiliki total arus kas yang positif dan terus meningkat dari satu periode ke periode berikutnya. Hal ini dapat kita lihat pada perbandingan laporan arus kas pada masing-masing aktivitas dan likuiditas (rasio lancar) pada tahun 2006 - 2010 :

Table 1.1

Ket 2006 2007 2008 2009 2010 Aktivitas

Operasi

86.181.655.968 595.170.176.151 719.357.942.432. 728.167.799.465 1.240.624.301.835

Aktivitas Investasi

(382.340.680.268) (339.490.790.378) (742.100.729.928) (940.288.140.251) (1.020.614.193.105)

Aktivitas Pendanaan

344.540.971.520 351.997.962.283 (269.232.536.026) 579.646.178.600 (136.406.233.485)

Kenaikan – Penurunan Arus Kas

48.381.947.220 607.677.398.047 (291.975.323.522) 367.525.837.814 78.432.612.579

Rasio Lancar 71,9% 129,4% 116,8% 138,35% 120,8%

Sumber : diolah oleh penulis

Dari laporan diatas dapat kita ketahui bahwa kas bersih dari aktivitas operasi cendrung mengalami kenaikan dari tahun 2006-2010. Sebagai bahan pengamatan kenaikan dapat dilihat dari arus kas aktivitas tahun 2008 ke 2009. Dimana pada tahun tersebut, 2008 membukukan kas bersih sebesar

Rp719.357.942.432 dan pada tahun 2009 membukukan kas bersih sebesar


(22)

yang disebabkan oleh adanya kenaikan arus kas masuk yaitu berupa kas yang diterima dari pelanggan, bunga, dan pendapatan lain-lain. Semua ini sejalan dengan kenaikan likuiditas (rasio lancar) perusahaan. dimana pada tahun 2008 rasio lancarnya sebesar 116,8% pada tahun 2009 naik menjadi 138,3%. Ini artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas operasi yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

Untuk arus kas aktivitas investasi, kas bersihnya juga cendrung mengalami kenaikan. Kenaikan aktivitas investasi tersebut terjadi karna PTPN IV menggunakan kasnya untuk memperluas dan menambah aktiva jangka panjangnya. Sebagai bahan pengamatan, kenaikan dapat dilihat dari arus kas aktivitas tahun 2008 ke 2009. Dimana kenaikan yang terjadi untuk tahun 2008 ke 2009 sebesar 26,70%. Kenaikan arus kas investasi ini diharapkan dalam jangka waktu tertentu akan menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa mendatang.

Dari arus kas aktivitas pendanaan, angka negatif dan positif terlihat pada kas bersih dari aktivitas pendanaan. Perusahaan yang sehat angka dari aktivitas pendanaan bisa saja negatif atau positif. Sebagai bahan pengamatan kita dapat melihat arus kas aktivitas pendanaan pada tahun 2008 dan 2009. Dapat kita lihat bahwa kas bersih dari aktivitas pendanaan ditahun 2008 sebesar Rp.-269.232.536.026 dan mengalami kenaikan di tahun 2009 sebesar 115,2% dengan nilai Rp. 579.646.178.600. dan sejalan dengan itu likuiditas juga mengalami kenaikan, ditahun 2008 sebesar 116,8% naik menjadi 138,3% ditahun 2009. Nilai


(23)

yang defisit pada tahun 2008, tidak menurunkan tingkat likuiditas (rasio lancar) perusahaan dikarenakan kas nya masih tinggi dan dana dari aktivitas lain yaitu aktivitas operasi dan aktivitas investasi surflus. Sehingga likuiditas (rasio lancar) pada perusahaan PTPN IV masih dikatakan likuid. Walaupun demikian penulis akan melanjutkan penelitian ini, dan dari penelitian ini penulis akan mengetahui apakah setiap aktivitas mempunyai pengaruh atau tidaknya terhadap likuiditas.

Penelitian ini merupakan penelitian baru yang mengadopsi penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gusmiati (2011) yang berjudul Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia , hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yaitu arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu likuiditas pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah (1) periode penelitian terdahulu mengamati hanya laporan arus kas dari aktivitas operasi tahun 2007-2009, sedangkan penelitian sekarang mengamati laporan arus kas tahun 2006-2010, (2) objek penelitian terdahulu adalah perusahaan yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian sekarang pada PT Perkebunan Nusantara IV Medan. Berdasarkan latar belakang di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Arus Kas terhadap Likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan”.


(24)

Berdasarkan uraian dan penjelasan diatas, permasalahan yang penulis perlu diteliti adalah “Apakah arus kas mempunyai pengaruh sinifikan secara parsial dan simultan terhadap likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan“. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain :

1. Penelitian ini hanya meneliti tiga variabel independen yaitu arus kas aktivitas operasi, arus kas aktivitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan. Dan satu variabel dependen yaitu likuiditas, adapun rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio lancar (current ratio).

2. Penelitian ini mengambil sampel dari laporan arus kas triwulan induk perusahaan PT Perkebunan Nusantara IV pada periode 2006 sampai dengan 2010.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh arus kas terhadap Likuiditas pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Pihak penulis, sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan serta pengalaman penulis mengenai pengaruh arus kas terhadap likuiditas.


(25)

2. Pihak perusahaan, sebagai masukan kepada pihak manajemen perusahaan yang dapat digunankan dalam meningkatkan kinerja perusahaan dalam hal ini laporan arus kas.

3. Pihak peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan gambaran dalam melakukan penelitian khususnya yang berhubungan dengan laporan arus kas dan likuiditas.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Tinjauan Teoritis

2.1 Arus Kas

2.1.1 Pengertian Kas

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap karena itu kas sangat penting dalam kelangsungan aktivitas perusahaan, sehingga memerlukan perhatian khusus, karena pengelolaan kas yang kurang efektif dapat menyebabkan kelebihan dalam kas. Manajemen harus mendayagunakan kas, khususnya kas atau uang yang sementara menganggur dan tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan normalnya, hal ini diperlukan untuk menghindari resiko rugi.

Menurut Harahap (2010 : 258) pengertian kas adalah sebagai berikut:

Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat sebagai berikut :

1) setiap saat dapat ditukar menjadi kas 2) tanggal jatuh temponya sangat dekat

3) kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat harga. Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit dan surplus kas. Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat dibelikan surat-surat berharga (efek atau marketable securities atau temporary investment) yaitu obligasi, saham


(27)

biasa, dan saham preferen. Pembelian efek dilakukan untuk menjaga likuiditas karena hakikatnya efek tersebut ialah uang tunai, artinya mudah dijual di pasar bursa dan untuk tujuan investasi sementara untuk memperoleh keuntungan atas dasar pembedaan harga jual dan harga beli.

2.1.2 Laporan Arus Kas

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas serta keputusan perolehannya. Perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan dilaporan keuangan untuk periode penyajian laporan keuangan. Agar menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus mempunyai kas untuk ditanamkan kembali. Keuntungan yang dilaporkan dalam buku belum pasti dalam bentuk kas. Sehingga dengan demikian perusahaan dapat mempunyai jumlah kas yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah keuntungan yang dilaporkan dalam buku.


(28)

Menurut Skousen dkk (2009 : 284) Laporan arus kas itu sendiri didefinisikan sebagai berikut :

“Laporan arus kas (statement of cash flow) adalah laporan keuangan yang melaporkan jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu perusahaan selama periode tertentu”.

Menurut Harahap (2010 : 257), mengemukakan bahwa :

”Laporan arus kas memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi pada kegiatan : operasi, pembiayaan dan investasi”.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa laporan arus kas merupakan laporan yang menginformasikan arus kas masuk dan arus kas keluar yang dihasilkan dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan atau pembiayaan.

2.1.3 Kegunaan Arus Kas

Menurut PSAK No.2 paragraf 04 (IAI:2009), Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam asset bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari


(29)

laporan arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. informasi tersebut meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Adapun kegunaan arus kas menurut Harahap (2010 : 257), yaitu dapat mengetahui :

1. kemampuan perusahaan meng”generate” kas, merencanakan, mengontrol arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lau;

2. kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan, termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang;

3. informasi bagi investor dan kreditor untuk memproyeksikan return dari sumber kekayaan perusahaan;

4. kemampuan perusahaan untuk memasukan kas ke perusahaan dimasa yang akan datang;

5. alas an perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas;

6. pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.

2.1.4 KLasifikasi Laporan Arus Kas a. Aktivitas operasi

Dalam PSAK No. 2 paragraf 13 (IAI : 2009) dinyatakan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.


(30)

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan (Syakur, 2009 : 40). Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas. Pada umumnya arus kas tersebut berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penentapan laba atau rugi bersih. Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 paragraf 14 (IAI: 2009) adalah:

a. penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.

b. penerimaan kas dari royalty, fees, komisi, dan pendapatan lain. c. pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.

d. pembayaran kas kepada karyawan.

e. penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan klaim, anuitas, dan manfaat asuransi lainnya.

f. pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.

g. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

b. Aktivitas investasi

Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Syakur, 2009 : 40). Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas


(31)

sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi menurut PSAK No. 2 paragraf 16 (IAI: 2009) adalah:

a. pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;

b. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain;

c. perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain;

d. pang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keungan);

e. pembayaran kas sehubungan dengan future contracts, forward contras, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

c. Aktivitas pendanaan

Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian dimana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembeli kepada para pemilik dan kreditor. Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Menurut (Syakur, 2009: 4) Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Pengungkapan arus kas yang timbul dari transaksi ini berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan. Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan menurut PSAK No. 2 paragraf 17 (IAI: 2009) adalah:

a. Penerimaan kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya.

b. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham perusahaan.


(32)

d. Pelunasan pinjaman.

e. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease)

2.1.5 Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Menurut Skousen dkk (2009:289) dua metode yang dapat digunakan untuk menghitung dan melaporkan jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan yaitu :

1) Metode langsung

Pada dasarnya adalah pemeriksaan kembali setiap pos (atau akun) laporan laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima atau dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut, dan cara terbaik untuk melakukan metode langsung adalah mengurutkan secara sistematis daftar pos-pos dilaporan laba rugi dan menghitung berapa banyak kas yang terkait dengan setiap pos. 2) Metode tidak langsung

Dengan metode tidak langsung, laporan arus kas dimulai dengan laba bersih, yang memasukkan pengaruh bersih dari seluruh laporan laba rugi, dan kemudian melaporkan penyesuaian yang diperlukan untuk mengubah seluruh akun laporan laba rugi menjadi angka-angka arus Kas. Hanya penyesuaian saja yang dilaporkan. Seperti halnya dengan metode langsung, cara terbaik untuk menampilkan metode tidak langsung adalah dengan melihat laporan laba rugi akun demi akunnya.

Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Arus kas yang berasal dari kegiatan


(33)

operasional dirinci menjadi penerimaan dari berbagai sumber yang merupakan kegiatan operasional dan pengeluaran kas untuk berbagai kegiatan operasional. Arus kas dari kegiatan investasi dan keuangan juga dirinci menurut jenis-jenis kegiatan yang mengakibatkan timbulnya penerimaan dan pengeluara kas. Perbedaan antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah sama penyajiannya.

2.2 Likuiditas

2.2.1 Pengertian Likuiditas

Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang penting untuk dianalisis. Hal tersebut dikarenakan likuiditas merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan yang dilihat dari seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.

Pengertian likuiditas menurut Mardiyanto (2009;54) ialah : “Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan”.

Menurut Munawir (2007:31) mengemukakan definisi likuiditas sebagai berikut : “ likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.


(34)

Suatu perusahaan dapat dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan. Sebaliknya, jika suatu perusahaan tidak mampu melunasi kewajiban finansialnya tersebut digolongkan kedalam perusahaan yang likuid. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai likuiditas maka penulis menyimpulkan bahwa likuiditas merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan yang harus segera dipenuhi.

2.2.2 Rasio likuiditas

Menurut Menurut Harahap (2010 : 301) ” Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.” Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan yaitu rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas.

a. Rasio lancar (current ratio)

Current Ratio merupakan rasio yang digunakan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo atau yang akan segera dibayar. Menurut Sugiono (2009 ; 68) current ratio dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :


(35)

Current Ratio = lancar kewajiban Total Lancar Aktiva Total

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 2:1 atau 200% berarti 2 aktiva lancar mampu menutupi 1 hutang lancar. Artinya, dengan hasil rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada dititik aman dalam jangka pendek.

b.

Rasio Cepat

Rasio cepat = 100%

Lancar g tan Piutang Berharga Surat Kas x Hu  

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1.

c. Rasio Kas atas Aktiva Lancar

Rasio Kas atas aktiva lancar = 100% Lancarx Aktiva

Kas

Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan total aktiva lancar. 2.3 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori sinyal (Signaling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan


(36)

mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik ataupun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh : investor).

Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi, sinyal yang dimaksud seperti laporan keuangan. Laporan apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas. Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan sehingga laporan arus kas seharusnya juga berguna untuk pengambilan keputusan. Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dengan menyajikan laporan arus yang menunjukkan nilai arus kas yang selalu positif, maka perusahaan itu dikatakan likuid yaitu mampu melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun kewajiban jangka panjangnya yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan.


(37)

B.Tinjauan Peneliti Terdahulu

1. Ahmad Arief Herudiningrat (2008)

Ahmad Arief Herudiningrat (2008) melakukan penelitian mengenai Pengaruh informasi laporan arus kas terhadap pengambilan keputusan investasi tanaman pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Variable independen yaitu Rasio kecukupan arus kas, Rasio reinvestasi kas, Rasio pengeluaran modal. Variabel dependennya adalah Keputusan investasi tanaman. Periode yang digunakan tahun 2005-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; secara parsial rasio kecukupan arus kas dan rasio reinvestasi kas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi tanaman. Sedangkan untuk rasio pengeluaran modal secara parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap investasi tanaman. Dan secara simultan rasio kecukupan arus kas, rasio reinvestasi kas dan rasio pengeluaran modal berpengaruh signifikan terhadap investasi tanaman pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

2. Christrova Hasugian (2010)

Christrova Hasugian (2010) melakukan penelitian mengenai Pengaruh free cash flow dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan. Variabel independen yaitu free cash flow dan Profitabilitas, Variabel dependennya adalah kebijakan hutang. Periode yang digunakan adalah tahun 2004-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: secara parsial free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap


(38)

kebijakan hutang. Dan secara simultan free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan.

3. Nurul Hayati dan Crhistina Riani (2011)

Nurul Hayati dan Crhistina Riani (2011) melakukan penelitian Pengaruh Arus Kas terhadap tingkat likuiditas pada Perusahaan Telekomunikasi yang terdaptar di Bursa Efek Indonesia. variabel independen yaitu nilai arus kas dari aktivitas operasi , aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Variabel dependennya adalah tingkat likuiditas. Periode yang digunakan adalah tahun 2004-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara simultan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berpengaruh signifikan terhadap likuiditas. Secara parsial hanya aktivitas pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.

4. Gusmiati (2011)

Gusmiati (2011) melakukan penelitian Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yaitu arus kas dari aktivitas operasi. Variabel dependennya adalah tingkat likuiditas. Periode yang digunakan adalah tahun 2007-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara parsial arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas.


(39)

Table 2.1

Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Peneliti Variabel

Penelitian

Hasil Penelitian Pengaruh

informasi laporan arus kas terhadap pengambilan keputusan investasi tanaman pada PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. Ahmad Arif Herudinin grat (2008) Variable independen :Rasio kecukupan arus kas,Rasio reinvestasi kas, Rasio pengeluaran modal. Variabel dependennya : Keputusan investasi tanaman. Menunjukkan bahwa: secara parsial rasio kecukupan arus kas dan rasio reinvestasi kas tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap investasi tanaman. Sedangkan untuk rasio pengeluaran modal secara parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan

terhadap investasi tanaman. Dan secara

simultan rasio kecukupan arus kas, rasio reinvestasi kas dan rasio pengeluaran

modal berpengaruh signifikan terhadap investasi tanaman pada PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Pengaruh free cash flow dan profitabilitas terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan. Christrov a Hasugian (2010) Variabel

independen : free cash flow dan Profitabilitas Variabel

dependennya : kebijakan hutang

Menunjukkan bahwa: secara parsial free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. secara simultan free cash flow dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada PTP Nusantara III (Persero) Medan.


(40)

Sumber: Diolah Peneliti (2011) C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Erlina dan Sri Mulyani, 2007 : 28). Kerangka konseptual akan menghubungkan antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut :

Pengaruh Arus Kas terhadap tingkat likuiditas pada perusahaan

telekomunikasi yang terdaptar di BEI. Nurul hayati Dan Christina Riani (2011) variabel independen:

nilai arus kas operasi , nilai arus kas investasi, nilai

arus kas pendanaan.

variabel dependen: likuiditas

Menunjukkan bahwa : Secara simultan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan berpengaruh

signifikan terhadap likuiditas.

Secara parsial hanya aktivitas pendanaan yang berpengaruh signifikan terhadap likuiditas Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Gusmiati (2011) Variabel

Independen : Arus kas aktivitas operasi

Variabel

Dependen : Tingkat Likuiditas

Menunjukkan bahwa Secara parsial arus kas dari aktivitas operasi tidak berpengaruh

signifikan terhadap likuiditas.


(41)

H1 H2 H3 H4

Sumber: Diolah Peneliti (2011)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Hubungan arus kas operasi dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas operasi akan mempengaruhi aktiva lancar dan hutang lancar. Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan diperoleh dari aktivitas utama pendapatan perusahaan seperti penerimaan dari pelanggan, penerimaan bunga, penerimaan deviden, penerimaan kas lainnya, pembayaran bunga. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam bentuk aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan. Likuiditas perusahaan mengarah pada kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar

L I K U I D I T A S ( Var Y) Arus Kas dari

Aktivitas Operasi (Var X1) Arus Kas dari

Aktivitas Investasi (Var X2) Arus Kas dari

Aktivitas Pendanaan


(42)

yang dimilikinya, Simamora (2000:523). Artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas operasi yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo.

Hubungan antara arus kas investasi dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas investasi akan mempengaruhi jumlah kas dan setara kas yang digunakan untuk perolehan dan pelepasan aktiva tetap, sehingga akan mempengaruhi tingkat likuiditas mengingat kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid. Artinya, semakin besar nilai arus kas dari aktivitas investasi yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jatuh tempo. Arus kas investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubung dengan suber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa mendtang. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan.

Hubungan antara arus kas pendanaan dengan likuiditas didasarkan pada asumsi bahwa jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan akan mempengaruhi jumlah kas dan setara kas yang digunakan untuk menambah atau mengurangi jumlah dan komposisi modal serta hutang jangka panjangnya. Kas merupakan aktiva lancar yang paling likuid, sehingga semakin besar nilai arus kas dari aktivitas pendanaan yang dimiliki maka semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya saat jatuhtempo. Arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan diungkapkan secara terpisah untuk memprediksi


(43)

klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok modal (investor) perusahaan. laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan dan struktur keuangan.

Likuiditas merupakan kunci utanma dalam upaya mempertahankan suatu usaha agar dapat bertahan. Likuiditas juga berarti perusahaan mempunyai cukup dana ditangan untuk membayar tagihan pada saat jatuh tempo dan berjaga-jaga terhadap kebutuhan kas yang tidak terduga. Masalah likuiditas penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan serta dalam kebutuhan jangka pendek dan darurat serta fungsi pertumbuhan (investasi) untuk mengembangkan asset yang dimiliki sesuai dengan harapan yang diinginkan perusahaan.

Pada gambar 2.1 merupakan kerangka konseptual yang akan diteliti oleh penulis tentang pengaruh arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan sebagai variable independen ( variable X ) terhadap variable dependen ( variable Y ) yaitu rasio likuiditas.

D. Hipotesis

Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41), menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan preposisi yang dapat diuji secara empiris.

Dari kerangka konseptual maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1 : Arus kas dari aktivitas operasi berpengaruh secara parsial terhadap


(44)

H2 : Arus kas dari aktivitas investasi berpengaruh secara parsial terhadap likuiditas

H3 : Arus kas dari aktivitas pendanaan secara parsial berpengaruh terhadap likuiditas

H4 : Arus kas dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan secara simultan berpengaruh terhadap likuidita.


(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut sugiyono (2005:14) “penelitian assosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungn antara dua variable atau lebih”. Dengan penelitian ini, maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

B. Populasi dan Sample Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri datri objek-objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2005: 74). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit pada laporan tahunan perusahaan yaitu PT. Perkebunan Nusantra IV Medan, selama lima tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh atau sensus, yaitu teknik penentuan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2005 : 74). Teknik ini sering dilakukan jika jumlah populasi relatif kecil. Kriteria dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. perusahaan tidak berubah sektor industri


(46)

3. laporan keuangan disajikan dalam satuan rupiah dan telah diaudit. C. Jenis Data

Penelitian yang dilakukan adalah berupa penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan data yang berbentuk angka atau data kuantitatif yang diangkakan (sugiyono, 2005 : 74). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder.

1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber asli yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis. Dalam hal ini, data primer yang digunakan penulis berupa data hasil wawancara dengan pihak perusahaan yang berwenang.

2. Data Skunder, merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Dalam dokumen resmi perusahaan seperti Laporan Keuangan triwulan perusahaan, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan, dan dari buku-buku serta literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan dalam penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Teknik wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan bagian keuangan dan bagian akuntansi.


(47)

2. Studi Dokumentasi, yaitu mengumpulkan Informasi Laporan Keuangan triwulan Induk Perusahaan PT Perkebunan Nusantara IV dari tahun 2006 sampai dengan 2010 serta data-data yang relevan dengan penelitian baik dari pihak perusahaan maupun berasal dari buku-buku literatur dan internet.

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut :

1. mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini,

2. menghitung nilai arus kas dari masing-masing aktivitas, nilai current ratio.

3. menganalisis data serta melakukan pengujian hipotesis dan statistik, 4. menarik kesimpulan berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh. E. Defenisi Operasional dan pengukuran variabel

3.1 Defenisi Operasional

Table 3.1

Variabel Konsep

Variabel Indikator

Skala

Arus kas dari Aktivitas

Operasi Var (X1)

Arus kas operasi adalah selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi selama satu tahun buku, sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai Kas dari Aktivitas Operasi


(48)

Sumber: Diolah Peneliti (2011) 3.2 Pengukuran variabel Penelitian

Pengukuran variabel penelitian yang digunakan adalah variabel independen dan variabel dependen.

3.1.1 Variabel independen (bebas)

Variabel independen menurut Sugiyono (2005 : 33) adalah ” variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen Arus kas dari

aktivitas Investasi Var (X2)

Hasil dari perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas sebagaimana tercantum dalam laporan arus kas.

Nilai Kas dari Aktivitas Investasi

Rasio

Arus kas dari Aktivitas Pendanaan

Var (X3)

Selisih bersih antara penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas pendanaan selama satu tahun buku, sebagian sebagaimana tercantum dalam laporan arus

kas.

Nilai kas dari Aktivitas Pendanaan.

Rasio

Likuiditas (Rasio Lancar)

Var (Y)

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya % 100 Lancar tan Lancar g Hu Aktiva

Rasio


(49)

lainnya”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

3.1.2 Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2005:33) adalah ” variabel yang dipengaruhi atau terikat oleh variabel dependen”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Likuiditas.

F. Metode Analisis Data

Analisa data ini dilakukan dengan menggunakan metode analisa kuantitatif yaitu mengumpulkan, mengolah, dan menginterprestasikan data yang diperoleh sehingga memberi keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS for window v. 19. Ada dua jenis pengujian yang dapat dipakai dalam penelitian ini, yaitu uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

3.1 Pengujian asumsi klasik 3.1.1 Uji normalitas

Uji normalitas berguna pada tahap awal dalam metode penelitian analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametik, dan jika data tidak normal digunakan statistik nonparametik. Tujuan uji normalitas data ini adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan untuk melakukan uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai


(50)

residual mengikuti distribusi normal (Erlina, 2007 : 103). Cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual mengikuti berdistribusi normal atau tidak adalah dengan analisis grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi distribusi normalitas. Menurut Ghozali (2005:110) cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, dengan analisis grafik dan analisis statistik. a. Analisis grafik

Salah satu cara termudah melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan adalah :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari diagonal, tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal. Maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. b. Analisis statistik

”Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik Kolmogrov-Smirnov (K-S)” (Ghozali, 2005 : 115). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis :


(51)

Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : data residual tidak berdistribusi normal

Bila sig > 0,05 dengan α = 5%, berarti distribusi data normal (Ho diterima), sebaliknya bila sig < 0,05% dengan α = 5%, berarti distribusi data tidak normal (Ha diterima). Distribusi yang melanggar asumsi normalitas dapat dijadikan menjadi bentuk normal melalui transformasi data, trimming dan winzorising.

a. Transformasi data

Transformasi data dapat dilakukan dengan logaritma natural (ln), log 10, maupun akar kuadrat. Jika ada data bernilai negatif, transformasi data dengan log akan menghilangkannya sehingga sampel (n) akan berkurang.

b. Trimming

Trimming adalah membuang (memangkas) observasi yang bersifat outlier, yaitu yang nilainya lebih kecil dari µ-2σ atau lebih besar dari µ+2σ. Metode ini juga akan mengecilakan sampelnya.

c. Winzorising

Winzorising mengubah nilai-nilai outliers menjadi nilai-nilai minimum atau maksimum uang diizinkan supaya distribusi menjadi normal. Nilai–nilai observasi yang lebih kecil dari µ-2σ akan diubah nilainya menjadi µ-2σ dan nilai-nilai yang lebih besar dari µ+2σ akan diubah menjadi µ+2σ.


(52)

3.1.2 Uji multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel indevenden (Ghozali, 2005 : 91). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas didalam model regresi adalah :

a. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen, jika diantara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,09), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. b. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya

(2) variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,01 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.1.3 Uji Heterokedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika variabel residual tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Ghozali, 2005: 105). Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan melihat grafik scaterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisita antara lain :


(53)

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.1.4 Uji AutoKorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Hal ini sering ditemukan pada time series. Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan uji durbin watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah :

Tabel 3.2

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4- dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi, positif

atau negatif Tidak ditolak


(54)

3.2 Model dan Teknik Analisis Data 3.2.1 Metode Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen terhadap salah satu variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata nilai rata-rata variabel dependen, berdasarkan nilai independen yang duketahui (Gujajari (2003) dalam Ghozali (2005). Variabel independen dalam penelitian ini adalah nilai arus kas operasi, nilai arus kas investasi, nilai arus kas pendanaan. Sedangkan variabel dependennya adalah likuiditas. Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y =

a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ e

Keterangan :

Y = Likuiditas sebagai variabel dependen

X

1 = Nilai Arus Kas Operasi

X

2 = Nilai Arus Kas Investasi

X

3 = Nilai Arus Kas Pendanaan

a =

konstanta

b

1,

b

2,

b

3 = koefisien regresi

e =

error

3.2.2 Uji parsial (Uji-t)

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi linear berganda mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Bentuk pengujiannnya adalah :


(55)

Ho : artinya variabel Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas.

Ha : artinya variabel Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas. Pengujian dilakukan menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada α 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) atau df=(n – k). Uji ini dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut: Jika t-hitung < t-tabel, atau Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ho diterima.

Jika t-hitung > t-tabel, atau Sig. < α, untuk α = 5%, maka Ha diterima. 3.2.3 Uji simultan (Uji-F)

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi linear berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : artinya variabel Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas.

Ha : artinya variabel Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi, Aktivitas Pendanaan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Likuiditas. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F-hitung dengan F-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:


(56)

Jika F-hitung < F-tabel atau Sig. > α, untuk α = 5%, maka Ho diterima. Jika F-hitung > F-tabel atau Sig. < α, untuk α = 5%, maka Ha diterima. 3.3 Koefisien Determinasi (R²)

Pengujian Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1). Hal ini berarti bila R² = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila R² semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila R² semakin kecil mendekati nol maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

G. Jadwal Penelitian

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian N o Tahapan Penelitian

Maret April Mei Juni Juli Agustus September 1 Pengajuan Judul 2 Pencarian Data Awal 3 Bimbingan Proposal 4 Penyelesaia

n Proposal

5 Seminar Proposal 6 Penulisan dan Bimbingan Skripsi 7 Penyelesaia n Skripsi Sumber : diolah peneliti (2011


(57)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Struktur Perusahaan

4.1 Sejarah PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

PTP Nusantara IV (Persero) Medan merupakan badan usaha milik Negara bidangperkebunaan yang berkedudukan di Sumatera Utara. Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatra Utara mempunyai sejarah panjang sejak zaman Belanda. Seperti diketahui pada awal keberadaan perkebunan ini adalah milik maskapai Belanda yang dinasionalisasikan sekitar tahun 1959 yang selanjutnya mengalami perubahan organisasi beberapa kali sebelum menjadi PTP Nusantara IV (Persero) Medan.

Secara kronologis riwayat PTP Nusantara IV (Persero) Medan, dapat disajikan sebagai berikut:

1) Tahun 1959,tahap nasionalisasi,

Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti NV HVA dan NV RCMA pada tahun 1959 dinasionalisasikan oleh pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi perusahaan milik pemerintah atas dasar peraturan pemerintah (PP) no.19.

2) Tahun 1967,Tahap Regrouping I,

Pada tahun 1967-1968 selanjutnya pemerintahaan melakukan regrouping menjadi perusahhaan perkebunaan negara (PPN) aneka tanaman ,PPN


(58)

3) Tahun 1968, tahap perubahaan menjadi Perusahaan Perkebunaan Negara (PPN) Dengan kepres.no.144 tahun 1968, Perusahan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang PNP I s.d IX. 4) Tahun 1971, tahap perubahan menjadi Perusahaan Perseroan,

Dengan dasar peraturan pemerintah No. 29 tahun 1971, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan nama resmi PT Perkebunan I s.d IX (Persero)

5) Tahun 1996, tahap peleburan menjadi PTPN,

Berdasarkan peraturan pemerintah No.9 tahun 1996 tanggal 14 februari 1996, semua PTP yang ada di Indonesia di regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s.d XIV.

PTP Nusantara IV merupakan hasil peleburan dari 3 (tiga) Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunaan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VII, Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan proyek pengembangan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII yang ada diluar Sumut diserahkan kepada PTPN yang dibentuk dimasing-masing Propinsi. PTP Nusantar IV (Persero) Medan didirikan di Bahjambi, Simalungun, Sumatera Utara berdasarkan akta pendirian No.37 tanggal 11 Maret 1996 dari Harun Kamil, S.H., Notaris di Jakarata dan telah mendapatkan pengesahaan Menteri Kehakiman Repubilk Indonesia.


(59)

4.2 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) dapat dilihat pada diagram yang terdapat pada lampiran. Pembagian tugas pada PT Perkebunan Nusantara IV (Persero).

a. Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan otoritas dan unsur tata kelola tertinggi di PTPN-IV dan merupakan forum utama di mana para pemegang saham dapat menggunakan hak dan otoritasnya pada manajemen perseroan.

b. Komisaris

Terdiri dari 1 (satu) orang komisaris dan 4 (empat) orang komisaris anggota yang bertugas mengawasi pekerjan direktur utama.

Tugas dan wewenag dewan komisaris adalah: a. memberikan nasehat kepada pimpinan,

b. membantu pimpinan dalam menginvestasikan dana perusahaan, c. mengawasi jalannya perusahaan.

c. Direktur Utama

Direktur utama bertanggung jawab langsung pada RUPS dan berkoordanisasi dengan direktur produksi, keuangan, pengembangan dan perencanan usaha serta sumber daya manusia (SDM ) dalam proses pengambilan keputusan.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut, direktur utama dibantu oleh:


(60)

1) Bagian Sekretaris Perusahaan 2) Bagian SPI

d. RUPS Anak Perusahaan

RUPS Anak Perusahaan pada PTP Nusantara IV ( Persero) Medan adalah PT.Pamina.

e. Direktur Produksi

Direktur produksi melaksanakan tugas dan tanggug jawabnya dalam mengkordinir kepala bagian tanaman, bagian teknik, bagian pengolahan.

Dalam melaksanakn tugas dan tanggung jawabnya tersebut, direktur produksi membawahi :

1. Bagian Tanaman. 2. Bagian Teknik. 3. Bagian Pengolahan. f. Direktur Keuangan

Direktur keuangan melaksanakan tugasnya dalam mengkordinir kepala bagian keuangan, akuntansi dan pemasaran.

Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya tersebut , Direktur Keuangan membawahi :

1. Bagian Keuangan. 2. Bagian Akuntansi. 3. Bagian Pemasaran


(61)

g. Direktur dan Perencanaan Pengembangan Usaha

Direktu Perencanaan dan Pengembangan Usaha melaksanakan tugasnya dalam mengkoordinir Kepala Bagian Perencanaan, bagian pengembangan usaha, bagian program kemitraan dan bina lingkungan.

Dalam melaksanakn tugas dan tanggung jawab tersebut, Direktur Pemasaran membawahi :

a. Bagian Perencanaan

b. Bagian Pengembangan Usaha

c. Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan h. Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum

Direktur Sumber Daya Manusia melaksanakn tugasnya dalam mengkordinir Kepala Bagian SDM, Bagian Umum, Bagian Hukum dan Pertanahan serta Bagian Pengadaan.

Dalam melaksanakna tugas dan tangungjawabnya tersebut, Direktur Utama SDM membawahi :

a. Bagian Umum. b. Bagian SDM .

c. Bagian Hukum dan Pertanahan d. Bagian Pengadaan

i. PTP Nusantara IV ( Persero) Medan terdiri atas V ( Lima ) grup unit usaha (GUU) yang terdapat diberbagai daerah, dan juga terdapat unit usaha perbengkelan, kantor perwakilan yang terdapat di Jakarta, PMN Belawan serta


(62)

yayasan yang terdiri atas unit usaha sekolah yg akan bertanggung jawab kepada Dewan Produksi.

4.3 Bidang Usaha PT Perkebunan Nusantara IV

PTPN-IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PTPN-IV mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. PTPN-IV memiliki 30 Unit kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 10 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Padang Lawas Utara, Batubara dan Mandailing Natal.

Dalam proses pengolahan, PTPN-IV dilengkapi 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 560ton Tandan Buah Segar (TBS) perjam, 3 unit Pabrik The dengan kapasitas total 226 ton Daun Teh Basah (DTB) perhari, dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 400 ton perhari. PTPN-IV juga didukung oleh 1 Unit Usaha Perakitan/ Erection Pabrik (Perbengkelan) yaitu Pabrik Mesin Tenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit yaitu RS. Laras, RS. Balimbingan dan RS. Pabatu. Seluruh Unit Usaha dan Proyek Pengembangan


(63)

yang diusahai PTPN-IV mulai 1 September 2009 dikelompokkan ke dalam 5 (lima) Grup Unit Usaha (GUU).

B. Data Penelitian

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 19.0 for Windows. Prosedur dimulai dengan memasukkan variable–variable penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan metode pemilihan sampel yang digunakan, ditentukanlah 20 sampel, dimana sampel tersebut terdiri dari 4 laporan triwulan selama periode 5 tahun.


(64)

Tabel 4.1

Daftar Sampel Penelitian

Tahun Aktivitas Operasi Aktivitas Investasi Aktivitas Pendanaan (Current Ratio) 2006 Triwulan I

-53.565676244 -46.463.197.326 12.013.408.675 83,94 II -143.035.128.399 -85.237.936.970 113.949.859.735 88,59 III -125.591.572.664 -190.703.536.056 486.823.697.891 102,30

IV 86.181.655.986 -382.340.680.268 344.540.971.520 71,97 2007

Triwulan I

31.488.755.400 -62.366.269.034 10.054.613.830 71,33 II -22.572.184.794 -103.636.222.009 478.230.855.686 117,79 III -109.984.378.106 -189.084.068.877 311.114.643.413 128,42 IV 595.170.176.151 -339.490.740.387 351.997.962.283 129,40 2008

Triwulan I

247.744.590.038 -54.436.945.940 -76.317.015.218 138,03 II 103.114.333.688 -141.172.286.917 -103.805.418.193 127,49

III 4.039.943.310.745 -264.785.052.689 -4.028.188.484.056 125,44

IV 442.114.991.219 -628.196.758.770 -105.893.555.971 116,83 2009

Triwulan I

117.469.021.079 -127.907.450.460 -30.790.856.370 112,50 II 86.344.781.382 -217.106.198.465 321.103.791.450 157,32 III 308.386.167.859 -433.573.678.554 10.698.171.189 131,92 IV 725.283.302.585 -969.007.830.271 579.646.178.600 138,35 2010

Triwulan I

91.180.459.452 -101.382.341.879 -45.248.981.513 134,89 II 308.172.826.147 -288.245.935.212 -105.104.770.251 130,83 III 569.107.438.574 -438.622.070.069 -270.651.819.795 145,73 IV 1.240.624.301.835 -1.020.614.193.105 -136.406.233.485 120,84 Sumber: Diolah Peneliti (2011)


(65)

C. Analisis Data Penelitian

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Ghozali (2005:19), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range dan kemencengan distribusi. Berikut merupakan data statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Aktivitas Operasi 20 22572 4039943 472355.05 892934.147

Aktivitas Investasi

20 46463 1020614 304218.60 282109.844

Aktivitas Pendanaan

20 10055 4028188 396129.10 872962.173

Likuiditas 20 71.33 157.32 118.6955 23.79337

Valid N (listwise) 20

Sumber : Diolah dari SPSS (2011)

Dari tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai:

a. Rata-rata dari Aktivitas Operasi (X1) adalah 472355.05 dengan standar deviasi 892934.147 dan jumlah data sebanyak 20 data. Nilai Aktivitas Operasi (X1) tertinggi adalah 4039943, dan nilai Aktivitas Operasi (X1) terendah adalah 22572.

b. Rata-rata dari Aktivitas Investasi (X2) adalah 304218,60 dengan standar deviasi 282109,884 dan jumlah data sebanyak 20 data. Nilai Aktivitas


(1)

Lampiran 1

Tabulasi data variabel penelitian

Tahun Aktivitas Operasi Aktivitas Investasi Aktivitas Pendanaan

(Current Ratio) 2006

Triwulan I

-53.565676244 -46.463.197.326 12.013.408.675 83,94 II -143.035.128.399 -85.237.936.970 113.949.859.735 88,59 III -125.591.572.664 -190.703.536.056 486.823.697.891 102,30

IV 86.181.655.986 -382.340.680.268 344.540.971.520 71,97 2007

Triwulan I

31.488.755.400 -62.366.269.034 10.054.613.830 71,33 II -22.572.184.794 -103.636.222.009 478.230.855.686 117,79 III -109.984.378.106 -189.084.068.877 311.114.643.413 128,42 IV 595.170.176.151 -339.490.740.387 351.997.962.283 129,40 2009

Triwulan I

247.744.590.038 -54.436.945.940 -76.317.015.218 138,03 II 103.114.333.688 -141.172.286.917 -103.805.418.193 127,49 III 4.039.943.310.745 -264.785.052.689 -4.028.188.484.056 125,44 IV 442.114.991.219 -628.196.758.770 -105.893.555.971 116,83 2009

Triwulan I

117.469.021.079 -127.907.450.460 -30.790.856.370 112,50 II 86.344.781.382 -217.106.198.465 321.103.791.450 157,32 III 308.386.167.859 -433.573.678.554 10.698.171.189 131,92 IV 725.283.302.585 -969.007.830.271 579.646.178.600 138,35 2010


(2)

Lampiran 2

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation Aktivitas Operasi 20 22572 4039943 472355.05 892934.147 Aktivitas

Investasi

20 46463 1020614 304218.60 282109.844 Aktivitas

Pendanaan

20 10055 4028188 396129.10 872962.173 Likuiditas 20 71.33 157.32 118.6955 23.79337 Valid N (listwise) 20

Lampiran 3

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 20

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 22.87848643

Most Extreme Differences Absolute .144

Positive .099

Negative -.144

Kolmogorov-Smirnov Z .644

Asymp. Sig. (2-tailed) .801

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(3)

(4)

Lampiran 6

Uji multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardize d Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF 1 (Constant) 3.564 .683 5.219 .000

Aktivitas Operasi

.058 .055 .327 1.059 .305 .513 1.948 Aktivitas

Investasi

.021 .074 .086 .285 .779 .543 1.841 Aktivitas

Pendanaa n

.019 .037 .130 .514 .614 .769 1.300

a. Dependent Variable: Likuiditas


(5)

Lampiran 8 Autokorelasi

Model Summaryb

Mode

l R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .465a .216 .070 .21655 1.013

a. Predictors: (Constant), Aktivitas Pendanaan, Aktivitas Investasi, Aktivitas Operasi

b. Dependent Variable: Likuiditas

Lampiran 9 Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B

Std.

Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) 3.564 .683 5.219 .000

Aktivitas Operasi

.058 .055 .327 1.059 .305 .513 1.948

Aktivitas Investasi

.021 .074 .086 .285 .779 .543 1.841

Aktivitas Pendanaan

.019 .037 .130 .514 .614 .769 1.300


(6)

Lampiran 10 Uji t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.564 .683 5.219 .000

Aktivitas Operasi

.058 .055 .327 1.059 .305 .513 1.948

Aktivitas Investasi

.021 .074 .086 .285 .779 .543 1.841

Aktivitas Pendanaan

.019 .037 .130 .514 .614 .769 1.300

a. Dependent Variable: Likuiditas

Lampiran 11 Uji F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

1 Regression .207 3 .069 1.474 .259a

Residual .750 16 .047

Total .958 19

a. Predictors: (Constant), Aktivitas Pendanaan, Aktivitas Investasi, Aktivitas Operasi

b. Dependent Variable: Likuiditas

Lampiran 12

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .465a .216 .070 .21655 1.013

a. Predictors: (Constant), Aktivitas Pendanaan, Aktivitas Investasi, Aktivitas Operasi