Analisis Pengaruh Piutang Usaha Terhadap Laporan Arus Kas Pada PT Perkebunan Nusantara III Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S-1 EKSTENSI

FAKULTAS EKONOMI

SKRIPSI

PENGARUH PIUTANG USAHA TERHADAP LAPORAN ARUS KAS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

OLEH

NAMA : MONA ILEVENTY LS

NIM : 080522042

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul ”Analisis Pengaruh Piutang Usaha Terhadap Laporan Arus Kas Pada PT Perkebunan Nusantara III Medan” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan Skripsi Program Studi Starata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber dan data informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan oleh universitas.

Medan, 2 Mei 2011 Yang membuat pernyataan

Mona Ileventy Ls NIM : 080522042


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Sumatera Utara. Judul skripsi penulis adalah ” Pengaruh Piutang Usaha Terhadap Laporan Arus Kas Pada PT Perkebunan Nusantara III Medan”.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi materi maupun dari segi penyajiannya. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan berbagai kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa tanpa adanya bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, penulisan skripsi ini tidak dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi USU 2. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi

dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Seketaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Wahidin Yasin, MSi, Ak, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.


(4)

4. Ibu Dra. Salbiah , Msi, Ak. selaku pembanding dan penguji I 5. Bapak Abdillah Arif Nst, SE.MSi selaku pembanding dan penguji II.

6. Pemimpin dan seluruh Staf PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, terima kasih atas segala bantuannya untuk mempermudah saya mendaptkan data-data laporan keuangan.

7. Hormat dan baktiku kepada kedua orangtuaku yaitu M.Lumbansiantar dan M.Hutagaol yang telah banyak memberikan dorongan moril dan materil. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, 2 Mei 2011 Penulis

MONA ILEVENTY LS NIM : 080522042


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari Piutang Usaha terhadap Laporan Arus Kas pada PT Perkebunan Nusantara III Medan (Persero). Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, dalam penyajian laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung. Hasi Penelitian menyebutkan bahwa dengan adanya kenaikan piutang usaha pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, akan menyebabkan semakin menurun arus kas masuk dalam kegiatan operasi pada Laporan Arus Kas.


(6)

ABSTRACK

This receach is done to find out the influence of Account Receivable with Cash Flow Statement in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. In PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, used indirect method for dish up the cash flow statement. The result show that the raising of account receivables in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan will make decreasing for cash in flow operating activity in Cash Flow Statement.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 3

E. Kerangka Konseptual ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang Usaha ... 6

1. Pengertian Piutang ... 6

2. Klasifikasi Piutang ... 7

3. Piutang Tak Tertagih ... 9

4. Pengakuan Piutang ... 11

B. Laporan Arus Kas ... 11


(8)

2. Penggolongan Arus Kas ... 12

3. Penyajian Laporan Arus Kas ... 14

4. Pelaporan Arus Kas ... 20

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data... 25

B. Teknik Pengumpulan Data ... 25

C. Metode Analisa Data ... 26

D. Tempat dan Jadwal Penelitian ... 26

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 28

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 28

2. Aktivitas Perusahaan ... 29

3. Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan ... 30

4. Struktur Organisasi Perusahaan ... 26

5. Laporan Keuangan PTPN III (Persero) Medan ... 33

B. Analisis Hasil Penelitian ... 44

1. Pengaruh Piutang Usaha Terhadap Laporan Arus Kas ... 44

2. Penyajian Dalam Laporan Keuangan ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual 4

Gambar 2.1 Neraca 9

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PTPN III (Persero) Medan 41 Gambar 4.2 Neraca PTPN III (Persero) Medan 42 Gambar 4.3 Laporan Laba Rugi PTPN III (Persero) Medan 43 Gambar 4.4 Laporan Arus Kas PTPN III (Persero) Medan 39 Gambar 4.5 Neraca PTPN III (Persero) Medan 46 Gambar 4.6 Laporan Arus Kas PTPN III (Persero) Medan 47


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Skedul Arus Masuk dan Arus Keluar 13 Tabel 2.2 Skedul Arus Masuk dan Arus Keluar 17 Tabel 2.3 Ringkasan Penelitian Tinjuan Terdahulu 24


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari Piutang Usaha terhadap Laporan Arus Kas pada PT Perkebunan Nusantara III Medan (Persero). Pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, dalam penyajian laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung. Hasi Penelitian menyebutkan bahwa dengan adanya kenaikan piutang usaha pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, akan menyebabkan semakin menurun arus kas masuk dalam kegiatan operasi pada Laporan Arus Kas.


(12)

ABSTRACK

This receach is done to find out the influence of Account Receivable with Cash Flow Statement in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan. In PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, used indirect method for dish up the cash flow statement. The result show that the raising of account receivables in PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan will make decreasing for cash in flow operating activity in Cash Flow Statement.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk dapat mengetahui kinerja setiap perusahaan, perusahaan harus menyajikan suatu laporan keuangan pada satu periode. Laporan keuangan digunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan, dimana hasil analisis tersebut digunakan oleh pihak – pihak yang berkepentingan untuk mengambil suatu keputusan. Selain itu laporan keuangan akan dapat menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban – kewajibannya, struktur modal usaha, keefektifan penggunaan aktiva, serta hal – hal lainnya yang berhubungan dengan keadaan finansial perusahaan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti, misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Salah satu tujuan laporan keuangan adalah untuk membantu para pemakai laporan keuangan dalam membuat prediksi – prediksi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar sebuah perusahaan pada masa yang akan datang yang tertuang dalam laporan arus kas.


(14)

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan merupakan perusahaaan yang usahanya bergerak dibidang perkebunan karet dan perkebunan kelapa sawit yang memproduksi sendiri hasil perkebunannya. Perusahaan tersebut selalu melakukan aktivitas penjualan. Salah satu aktivitas yang sangat penting bagi kegiatan usaha perusahaan.

Penjualan yang bersifat kredit akan menimbulkan piutang. Dengan adanya piutang tersebut, penulis mencoba mengemukakan pengaruh piutang usaha terhadap laporan arus kas. Kas yang disediakan oleh operasi (selisih antara penerimaan kas dengan pengeluaran kas) ditentukan dengan mengkonversi laba bersih atas dasar akrual menjadi dasar kas. Hal ini dilakukan dengan menambahkan atau mengurangi dari laba bersih pos-pos dalam laporan laba rugi yang tidak mempengaruhi kas, seperti kenaikan dan penurunan piutang usaha.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh piutang usaha terhadap PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan dan membahasnya dalam suatu skripsi yang diberi judul “ Pengaruh Piutang Usaha terhadap Laporan Arus Kas Terhadap PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis merumuskan masalah tentang bagaimana pengaruh aktivitas piutang usaha terhadap laporan arus kas pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan.


(15)

C. Batasan Masalah

Pembahasan dalam menilai kinerja keuangan dalam penelitian skripsi ini hanya di batasi pada pembahasan pada piutang usaha dan laporan arus kas, kemudian penulis hanya akan mengambil kesimpulan pengaruh piutang usaha terhadap laporan arus kas PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan secara periodik untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2008 sampai 31 Desember 2009.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan latar belakang penelitian dan perumusan masalah tersebut, penelitian dan penulisan ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh aktivitas penjualan dan piutang usaha pada laporan arus kas pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan.

2. Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian diharapkan akan memberikan manfaat bagi banyak pihak antara lain:

a. Bagi penulis, menambah pengetahuan tentang piutang usaha dan laporan arus kas, juga sebagai bahan untuk studi perbandingan antara teori yang diperoleh diperkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

b. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan mengenai pengaruh piutang usaha pada laporan kas.


(16)

c. Bagi pihak lain, sebagai referensi dan informasi tambahan dalam melakukan penelitian terutama yang berhubungan dengan informasi pengaruh piutang usaha pada laporan kas perusahaan.

E. Kerangka Konseptual

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Sumber: Penulis, 2011 Keterangan:

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan sawit dan karet. PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan ada melakukan penjualan kredit yang

LAPORAN ARUS KAS PIUTANG USAHA

PT PERKEBUNAN NUSANTARAIII (Persero) MEDAN


(17)

menghasilkan piutang usaha. Kenaikan dan penurunan piutang usaha tersebut akan mempengaruhi aktivitas operasi pada laporan arus kas. Dalam kerangka konseptual ini penulis mencoba mengemukakan pola yang menjelaskan alur/sistematis pengaruh piutang usaha terhadap laporan arus kas.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang

Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan operasional perusahaan pada umumnya bergerak di bidang penjualan barang atau jasa secara kredit maka piutang-piutang yang timbul merupakan unsur paling penting dari aktiva lancar.

Kieso, Weygandt, Warfield (2002: 386) menjelaskan bahwa “ piutang usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau jasa yang dijual.”

Menurut Warren (2005: 404) bahwa “piutang usaha adalah klaim atas penjualan secara kredit terhadap pihak lain.”

Sehingga dari definisi di atas dapat diketahui bahwa piutang adalah dana perusahaan pada perorangan atau perusahaan lainnya sebagai konsekuensi penjualan dalam bentuk kredit/pinjaman yang pada akhir periode dana tersebut kemudian dapat dicairkan dalam bentuk kas (uang).


(19)

2. Klasifikasi Piutang

Piutang diklasifikasikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai piutang usaha dan wesel tagih, sebagai piutang dagang dan piutang non dagang, sebagai piutang lancar dan non lancar.

Piutang usaha (account receivable) diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha dimasukkan di neraca sebagai aktiva lancar.

Wesel tagih (notes receivable) adalah jumlah terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Dalam perjanjian piutang wesel, debitur berjanji secara tertulis untuk membayar kepada kreditur sejumlah dana tertentu di masa yang akan datang pada tanggal jatuh temponya. Dokumen tertulis disebut surat promes ini berfungsi sebagai bukti piutang. Wesel biasanya digunakan untuk untuk periode kredit lebih dari enam puluh hari. Sebagai contoh, sebuah dealer mobil atau perabotan rumah tangga biasanya meminta uang muka pada saat penjualan dan menerima wesel untuk sisanya. Terkadang wesel tagih juga mengharuskan debitur untuk memberikan suatu jaminan tertentu terhadap hutang yang dimilikinya. Apabila dikemudian hari, debitur tersebut tidak dapat membayar hutangnya, maka debitur berhak untuk mengklaim harta debitur yang dijadikan jaminan tersebut. Wesel tagih yang akan jatuh tempo dalam waktu satu atau kurang dari satu tahun dikategorikan sebagai aktiva lancar, sedangkan wesel tagih yang waktu jatuh temponya lebih dari satu tahun dikategorikan sebagai piutang jangka panjang. Beberapa wesel tagih biasanya dibayarkan secara cicilan. Dalam hal ini,


(20)

bagian yang akan jatuh tempo dalam satu tahun akan dikategorikan sebagai harta lancar, sedangkan sisanya masih akan dikategorikan sebagai piutang jangka panjang. Misalkan perusahaan X membeli mobil Starlet dari PT A secara kredit seharga Rp 100.000.000,- yang akan dibayar dalam jangka waktu 5 tahun. Jumlah yang akan jatuh tempo tahun depan sebesar Rp 20.000.000,-, maka yang akan dikategorikan sebagai aktiva lancar dari PT A adalah Rp 20.000.000,-

Piutang lain-lain (other receivable) yaitu tagihan yang timbul dari transaksi lain bukan dari transaksi dagang atau usaha. Piutang lain-lain meliputi piutang-piutang seperti piutang bunga dan pinjaman yang diberikan kepada para karyawan dan anak perusahaan, piutang deviden, klaim pada perusahaan asuransi dan lain-lain. Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Dalam neraca, pelaporan wesel tagih yang bersifat jangka panjang dan piutang lain-lain biasanya diletakkan diantara bagian aktiva lancar dengan aktiva tetap seperti yang terlihat dalam gambar 2.1 berikut.


(21)

Gambar 2.1 PT X NERACA TANGGAL

AKTIVA KEWAJIBAN & EKUITAS

Aktiva Lancar Kas

Piutang Usaha setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih

Wesel tagih, jangka pendek

Persediaan

Beban dibayar dimuka Total

Investasi

Investasi jangka panjang

Wesel tagih, jangka panjang Piutang Lain-lain Total Aktiva Tetap Tanah, bangunan, pabrik Total Aktiva Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Kewajiban Kewajiban Lancar Hutang usaha

Wesel bayar, jangka pendek

Hutang lain-lain Total

Kewajiban Jangka Panjang Wesel tagih, jangka panjang Total Kewajiban Ekuitas Pemilik Modal Total Kewajiban&Ekuitas Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx 3. Piutang Tak Tertagih

Penjualan secara kredit akan menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian. Penerimaan dan keuntungan akan meningkat, tetapi kerugian yang dialami perusahaan akan meningkat pula karena meningkatnya jumlah piutang yang tidak tertagih. Kerugian ini biasanya kita sebut beban piutang tak tertagih. Besar dari beban piutang tak tertagih bervariasi antar perusahaan.


(22)

Untuk perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit, beban piutang tak tertagih merupakan beban yang memang timbul karena kegiatan bisnis perusahaan. Sebagai beban usaha, tentunya beban piutang tak tertagih harus diketahui jumlahnya. Untuk itu, dalam pengukuran jumlah piutang tak tertagih dikenal dua metode yakni metode penyisihan dan metode penghapusan langsung.

Dalam metode penyisihan (allowance method), pencatatan kerugian tidak menunggu sampai langganan benar – benar tidak mampu membayar, melainkan memperkirakan jumlah piutang yang kemungkinan tidak akan dapat dibayar oleh pelanggan. Untuk mendapatkan gambaran posisi keuangan perusahaan seakurat mungkin, maka perusahaan yang banyak melakukan penjualan kredit akan mempergunakan metode penyisihan untuk mengukur jumlah piutang tak tertagih. Tanpa harus menebak mana langganan yang tidak akan membayar, metode ini menggunakan pengalaman masa lampau untuk memperkirakan berapa jumlah beban piutang tak tertagih untuk periode ini. Perusahaan akan mendebit beban piutang tak tertagih sejumlah yang diperkirakan, yang nantinya akan disajikan sebagai pengurang dari akun piutang usaha di dalam neraca.

Dalam metode penghapusan langsung (direct write off method ), piutang usaha yang tak tertagih baru diakui sebagai beban apabila bagian kredit menyatakan bahwa piutang tertsebut tidak dapat ditagih. Bila hal itu terjadi, maka bagian akuntansi akan mendebit beban piutang tak tertagih dan akan


(23)

mengkredit piutang dagang dari langganan yang dianggap tidak dapat membayar hutangnya.

4. Pengakuan Piutang Usaha

Piutang usaha didukung oleh faktur penjualan atau dokumen lainnya selain jaminan tertulis formal, dan di dalamnya dimuat jumlah yang diharapkan dapat tertagih pada tahun setelah tanggal neraca atau dalam siklus operasi perusahaan. Setiap piutang usaha dari pelanggan dengan saldo kredit (dari pembayaran di muka atau kelebihan pembayaran) direklasifikasi dan dilaporkan sebagai kewajiban.

Piutang usaha hanya diakui ketika kriteria atas pengakuan telah dipenuhi. Piutang usaha dinilai pada harga pertukaran awal antara perusahaan dengan pihak ketiga, dikurangi penyesuaian untuk diskon tunai, retur penjualan, serta penyisihan dan piutang tak tertagih yang menghasilkan nilai realisasi bersih, yaitu jumlah kas yang diharapkan akan tertagih.

B. Laporan Arus Kas

1. Pengertian Laporan Arus kas

Laporan arus kas dimaksudkan untuk memberikan ikhtisar arus masuk dan arus keluar kas untuk suatu periode. Laporan arus kas ini dijelaskan pula oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2007:2.1) yaitu: “…..memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.”


(24)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), PSAK No.2 (2007: 2.2) bahwa “arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas.”

Kiesso, Weygandt, Warfield (2002:372) mengemukakan pendapatnya bahwa “laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam suatu format merekomendasikan saldo kas awal dan akhir”.

Menurut Soemarso (2005: 321), menjelaskan bahwa “ laporan arus kas mengikhtisarkan sumber dan penggunaan kas dan setara kas.”

Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa laporan arus kas dapat membantu menunjukkan bagaimana perubahan kas yang terjadi dalam sebuah perusahaan dilaporkan dengan relevan selama periode tertentu.

2. Penggolongan Arus Kas

Laporan arus kas menggolongkan penerimaan kas dan pembayaran kas menjadi aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Transaksi-transaksi dan berkakteristik kejadian lainnya dari setiap jenis aktivitas adalah sebagai berikut :

1) Aktivitas operasi (operating activities), mencakup pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban. Pendapatan dan beban yang kemudian dimasukkan dalam penentuan laba bersih. Kegiatan operasi merupakan kegiatan sebagai bagian sehari-hari suatu perusahaan. Penerimaan kas dari penjualan barang-barang atau dari memberikan jasa merupakan arus kas masuk yang utama dari operasi. Arus kas keluar


(25)

utama dari operasi termasuk pembayaran pembelian persediaan dan upah, pajak, bunga, utilities, sewa, dan biaya-biaya sejenis.

2) Aktivitas investasi (investing activities), mencakup memperoleh dan menjual investasi dan aset tetap, dan kemudian meminjam uang dan menagih pinjaman. Dalam hal ini, kegiatan investasi merupakan bagian yang berkaitan dengan pembelian dan penjualan aset jangka panjang. 3) Aktivitas pendanaan (financing activities), mencakup memperoleh kas dari

penerbitan utang dan membayarkan jumlah yang dipinjam, dan kemudian memperoleh kas dari pemegang saham dan memberikan pengembalian atas investasi pemegang saham.

Tabel 2.2 mengklasifikasikan penerimaan serta pembayaran kas yang umum dari sebuah entitas bisnis berdasarkan kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan.

Tabel 2.1

Skedul Arus Masuk dan Keluar Kas OPERASI

Akun-akun

Perhitungan

Laba-Rugi

Arus Kas Masuk

Dari penjualan barang atau jasa Dari hasil pengembalian atas pinjaman

(bunga) dan

atas sekuritas ekuitas (deviden) Arus Kas Keluar

Ke pemasok untuk persediaan Ke karyawan untuk jasa Ke pemerintah untuk pajak

Ke pemberi pinjaman untuk bunga Ke yang lain untuk beban


(26)

INVESTASI

Umumnya

Akun-akun

Aktiva Jangka

Panjang

Arus Kas Masuk

Dari penjualan harta, pabrik, dan peralatan Dari penjualan hutang atau ekuitas kesatuan lain

Dari penerimaan pokok pinjaman pada kesatuan lain

Arus Kas Keluar

Untuk membeli harta, pabrik, dan peralatan Untuk membeli hutang atau ekuitas kesatuan lain

Untuk memberi pinjaman pada kesatuan lain

Sumber: Kiesso (2002:375)

3. Penyajian Laporan Arus Kas

Ikatan Akuntan Indonesia (2007:2.2) menjelaskan bahwa “Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.”

Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap sejumlah kas dan setara kas. Informasi

PENDANAAN

Umumnya

Akun-akun

Kewajiban

Jangka

Panjang

Dan Ekuitas

Arus Kas Masuk

Dari penjualan sekuritas ekuitas

Dari penerbitan hutang (obligasi atau wesel) Arus Kas Keluar

Ke pemegang saham sebagai deviden Untuk menarik hutang jangka panjang atau mengakuisisi kembali modal saham


(27)

tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas tersebut.

Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasi ke dalam lebih dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman bank meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka bunga merupakan unsur yang dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi dan pokok pinjaman merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pengeluaran kas dan perubahan bersih kas, baik yang berasal dari aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan.

Adapun langkah pertama dalam menyusun laporan arus kas adalah membandingkan dua periode neraca berturut-turut untuk mengetahui perubahan dari setiap perkiraan neraca. Mengidentifikasi perkiraan-perkiraan neraca yang memperbesar kas dan memperkecil operasi, investasi dan pendanaan. Setelah itu menyajikan informasi-informasi tersebut dalam laporan arus kas.

a. Aktivitas Operasi

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:2.3),

Jumlah kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.


(28)

Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah: 1) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;

2) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi, dan pendapatan lain; 3) pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;

4) pembayaran kas kepada karyawan;

5) penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi, klaim, anitas, dan manfaat asuransi lainnya;

6) pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

7) penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.

b. Aktivitas Investasi

Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007:2.3):

Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah: 1) Pembayaran kas untuk membeli aset tetap , aset tidak berwujud, dan

aset jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan aset tetap yang dibangun sendiri.

2) Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, serta aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lain.

3) Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain

4) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan)

5) Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, option contracts, dan swap contracts kecuali apabila kontrak tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau apabila pembayaran tersebut diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Bila perusahaan memiliki kelebihan kas, ada beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk memanfaatkan kelebihan ini. Salah satu caranya adalah menginvestasikannya dalam saham atau obligasi perusahaan lain. Dengan cara ini, perusahaan dapat memperoleh tambahan pendapatan berupa


(29)

dividen atau bunga. Bila perusahaan menginvestasikan kelebihan kas ini dengan tepat, nilai jual atau nilai pasar investasi akan naik, sehingga akan semakin menguntungkan perusahaan pada saat saham atau obligasi tersebut dijual kembali. Berikut ini adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas Investasi.

Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan investasi terletak pada periode manfaat yang diantisipasi. Pembelian persediaan merupakan arus kas keluar aktivitas operasi karena manfaat dari penjualan persediaan diharapkan akan diterima dalam jangka pendek. Aktiva pabrik memberikan manfaat sepanjang periode waktu yang lebih panjang.

c. Aktivitas Pendanaan

Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia (2007:2.3) menjelaskan:

Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.”

Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

1) Penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya 2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau

menebus saham perusahaan

3) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik 4) Pelunasan pinjaman

5) Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lease) untuk menurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan (finance lease).

Untuk penyajiannya, format umum laporan arus kas digambarkan dalam tabel 2.3 berikut ini


(30)

Tabel 2.2

Format Umum Laporan Arus Kas Nama Perusahaan

LAPORAN ARUS KAS Periode Tercakup Kas yang dihasilkan (digunakan untuk):

Arus kas dari aktivitas operasi ... Rp xxx Arus kas dari aktivitas investas... Rp xxx

Arus kas dari aktivitas pendanaan ... Rp xxx Kenaikan (penurunan) bersih dalam kas …………... Rp xxx

Kas pada awal periode ……… Rp xxx

Kas pada akhir periode ……… Rp xxx

Sumber: Skousen (2001: 284)

Beberapa arus kas yang berkaitan dengan aktivitas investasi dan pendanaan diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Misalnya, penerimaan pendapatan investasi (bunga dan deviden) dan pembayaran bunga ke pemberi pinjaman diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Sebaliknya, beberapa arus kas yang berkaitan dengan aktivitas operasi diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi atau pendanaan. Misalnya, kas yang diterima dari penjualan harta, pabrik, dan peralatan dengan keuntungan, meskipun dilaporkan dalam perhitungan laba-rugi, diklasifikasikan sebagai aktivitas investasi, dan pengaruh keuntungan yang berkaitan tidak akan termasuk dalam arus kas bersih dari aktivitas operasi. Demikian pula, keuntungan atau kerugian pada pembayaran (pelunasan) hutang umumnya merupakan bagian dari arus kas keluar yang berkaitan


(31)

dengan pembayaran kembali jumlah yang dipinjam dan karenanya merupakan aktivitas pendanaan.

Hal yang perlu diperhatikan adalah akun-akun luar biasa seperti bunga dan dividen dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan sesuai dengan sifat transaksinya. Pajak penghasilan harus diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan atau investasi.

Tidak seperti laporan keuangan utama lain, laporan arus kas tidak disusun dari neraca percobaan yang disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan laporan ini biasanya berasal dari tiga sumber :

1) Neraca perbandingan memberikan jumlah perubahan dalam aktiva, kewajiban, dan ekuitas dari awal ke akhir periode.

2) Data perhitungan laba-rugi periode berjalan membantu pembaca menentukan jumlah kas yang disediakan atau digunakan selama periode tersebut.

3) Data transaksi terpilih dari buku besar memberikan informasi terinci tambahan yang diperlukan untuk menentukan bagaimana kas disediakan atau digunakan selama periode tersebut.

Penyusunan laporan arus kas dari sumber-sumber data di atas melibatkan tiga langkah pokok yaitu :

1)Menentukan perubahan dalam kas. Prosedur ini bersifat langsung karena perbedaan antara saldo awal dan akhir kas dapat dengan mudah dihitung dari pemeriksaan atas neraca perbandingan.


(32)

2)Menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Prosedur ini rumit, melibatkan analisis tidak hanya perhitungan laba-rugi tahun berjalan tetapi juga neraca perbandingan dan juga data transaksi terpilih.

3)Menentukan arus kas dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semua perubahan lain dalam perkiraan neraca herus dianalisis guna menentukan pengaruhnya pada kas.

4. Pelaporan Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Titik awal yang berguna dalam menentukan arus kas bersih dari kegiatan operasi adalah memahami mengapa laba bersih harus dikonversi. Menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum, sebagian besar perusahaan harus menggunakan dasar akuntansi akrual yang mensyaratkan bahwa pendapatan dicatat ketika menghasilkan (earned) dan beban dicatat ketika terjadi (incurred). Laba bersih mungkin mencakup penjualan kredit yang belum tertagih, dan beban mungkin sudah terjadi tetapi belum dibayar. Dengan demikian, menurut akuntansi akrual, laba bersih tidak akan mencerminkan arus kas bersih dari kegiatan operasi.

Untuk mendapatkan jumlah arus kas bersih dari kegiatan operasi diperlukan pelaporan pendapatan dan beban atas dasar kas. Hal ini dilakukan dengan mengeliminasi pengaruh transaksi laporan laba rugi yang tidak menimbulkan kenaikan atau penurunan kas.


(33)

Konversi laba bersih menjadi arus kas bersih dari kegiatan operasi dapat dilakukan dengan mengunakan metode langsung dan metode tidak langsung.

a. Metode Langsung (Direct Method)

Dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.

Metode langsung yang juga disebut metode laporan laba rugi, melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi. Selisih diantara kedua jumlah tersebut adalah arus kas bersih dari kegiatan operasi. Dengan kata lain, metode langsung mengurangi penerimaan kas operasi. Metode langsung menunjukkan laporan penerimaan kas dan pengeluaran secara ringkas.

Berbagai sumber informasi dicari untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan transaksi periode yang dilaporkan. Ayat jurnalnya dapat direkonstruksi untuk mengidentifikasi komponen transaksi secara lebih jelas. Menurut Dyckman, Dukes dan Davis (2001:558), sumber-sumber informasi tersebut ditelaah menurut urutan berikut ini:

1) Laporan laba rugi: untuk informasi tentang keuntungan dan kerugian non kas, penyusutan, serta pendapatan dan beban operasi yang berguna dalam menentukan arus kas operasi.


(34)

2) Informasi tambahan (termasuk laporan laba ditahan atau laporan ekuitas pemilik): untuk data tentang transaksi seperti penerbitan dan pelunasan hutang, transaksi saham, dan pos-pos luar biasa.

3) Neraca komparatif: untuk perubahan akun yang tidak dijelaskan oleh butir 1 atau 2 di atas dan yang menunjukkan transaksi tambahan untuk dianalisis.

Keunggulan dari metode langsung adalah menyajikan kategori utama penerimaan dan pengeluaran kas. Sedangkan kelemahan utamanya adalah mahal dalam pengumpulan datanya.

b. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

Dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengkoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.

Penyesuaian rekonsiliasi untuk laba bersih dan arus kas operasi bersih adalah:

1) Penyesuaian atas perubahan akun modal kerja yang berhubungan dengan operasi (piutang usaha, persediaan, pembayaran dimuka, piutang bunga, investasi dalam sekuritas perdagangan, hutang usaha, hutang bunga, hutang pajak penghasilan, hutang jangka pendek kepada pemasok dan pihak-pihak lain) serta akun-akun jangka


(35)

panjang seperti hutang kepada pemasok untuk pembelian persediaan dan kegiatan operasi lainnya.

2) Beban-beban non kas, termasuk penyusutan, amortisasi aktiva tak berwujud, dan amortisasi diskonto hutang obligasi, ditambahkan pada laba bersih sebagai penyesuaian rekonsiliasi karena tidak menyebabkan kas berkurang.

3) Pendapatan non kas, termasuk pendapatan investasi dari investasi yang dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas, dan pendapatan yang direalisasi dengan menerima sumber daya non kas (penyelesaian kewajiban, penerimaan aktiva jangka panjang untuk jasa yang diberikan) dikurangkan dari laba karena tidak menyebabkan kas bertambah.

4) Keuntungan non kas dikurangkan dari laba bersih, dan kerugian non kas ditambahkan pada laba bersih. Keuntungan dan kerugian atas pelepasan aktiva pabrik, keuntungan dan kerugian luar biasa karena kecelakaan serta penarikan obligasi, serta keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan adalah contoh-contohnya.


(36)

C. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan laporan arus kas: Tabel 2.3

Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian 1. Iqbal (2007) Analisis Laporan

Arus Kas Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. Barata Indonesia

Penyajian Laporan arus kas AJB Bumiputera telah sesuai dengan PSAK No.2 dengan metode yang digunakan yaitu metode tidak langsung yakni metode yang disusun dengan transaksi non kas untuk mendapatkan arus kas bersih dari aktivitas operasi sehingga perbedaan antara laba bersih dengan kas yang berasal dari aktivitas operasi terlihat jelas 2. Putri S

(2008)

Pengaruh Arus Kas terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan pada Perusahaan Industri Semen go public yang terdaftar di BEI

Tingkat likuiditas yang dimiliki ketiga perusahaan industri semen dinilai cukup tinggi, hal ini terlihat dari perhitungan rasio likuiditas masing-masing perusahaan, ini berarti perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek yang dimilikinya.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan penulis berupa data yang bersifat kuantitatif, yang terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari objek yang diteliti dalam hal ini adalah PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan secara langsung melalui teknik wawancara. Data ini memerlukan pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri oleh penulis.

2. Data Sekunder

Data yang diolah dalam bentuk yang sudah jadi, berupa data yang diambil langsung dan terdokumentasikan di perusahaan.

B.Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Yaitu penulis melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung ke lapangan terhadap setiap kejadian yang menjadi objek.

2. Wawancara

Yaitu dengan melakukan tehnik tanya jawab secara langsung dengan manajemen perusahaan, kepala bagian akuntansi, dan karyawan-karyawan yang terkait yang dapat memberikan informasi yang


(38)

dibutuhkan dan data-data yang dapat digunakan dalam penulisan skripsi ini.

3. Kepustakaan

Yaitu dengan mengumpulkan buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini, baik yang diperoleh dari perusahaan maupun dari sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

C.Metode Analisa Data

Metode yang digunakan dalam menganalisa data yang diperoleh adalah metode deskriptif yaitu metode penganalisaan data yaitu mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang diperoleh dari perusahaan sehingga mampu memberikan informasi yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

D.Tempat dan Jadwal Penelitian 1. Tempat Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian di PT PERKEBUNAN

NUSANTARA III (Persero) Medan Jl. Sei Batanghari No.2 Medan.


(39)

2. Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

N o

Tahap Penelitian

Bulan Ke- Des 2010 Jan

2011

Peb 2011

Mar 2011

Apr 2011 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 3 4 2 4

1 Pengajuan Judul 2 Bimbingan

Proposal Skripsi 3 Seminar

Proposal 4 Pengumpulan

& Pengolahan

Data 5 Bimbingan

Skripsi 6 Penyelesaian

Skripsi 7 Ujian Meja


(40)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A.Data Penelitian

1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan. Pembentukan perseroan ini mempunyai lintasan sejarah yang diawali dengan proses pengambilalihan perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda pada tahun 1958 oleh Pemerinta RI yang dikenal sebagai proses “Nasionalisasi” perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Negara (PPN). Langkah awal Perseroan dimulai tahun 1958 dengan nama

Perusahaan Perkebunan Negara Baru cabang Sumatera Utara (PPN Baru). Setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk/status badan hukum sejalan dengan Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) yang ada, dan akhirnya pada tahun 1974 bentuk hukumnya dialihkan menjadi PT Perkebunan (Persero).

Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, tiga BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT Perkebunan III (Persero), PT Perkebunan IV (Persero) dan PT Perkebunan V (Persero) disatukan pengolahannya oleh Direksi PT Perkebunan III (Persero). Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996


(41)

ketiga Perseroan tersebut yang wilayah kerjanya berada di Provinsi Sumatera Utara digabungkan menjadi satu Perseroan dengan dana PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akta Notaris Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan No.

C2-831.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 agustus 1996 serta telah diumumkan dalam Berita Negara RI No. 81 tanggal 8 oktober 1996, Tambahan No.

8674/1996.

2. Aktivitas Perusahaan

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang agro industry, produk utama PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan adalah kelapa sawit dan hasil olahannya serta karet dan hasil olahannya. Jenis, produk, segmen pasar, kelompok pelanggan adalah

o Produk gmen Pasar elompok Pelanggan

Kelapa Sawit

- CPO kal dan Expor ader dan Industri - Inti Sawit kal ader dan Industri Karet

- Lateks Pekat kal dan Expor ader dan Industri - SIR kal dan Expor ader dan Industri - RSS kal dan Expor ader dan Industri


(42)

3. Visi, Misi dan Strategi Perusahaan a. Visi Perusahaan

Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.

b.Misi Perusahaan

1) Mengembangkan industeri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan;

2) Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan;

3) Memperlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkannya secara optimal;

4) Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan “imbal hasil” terbaik bagi para investor;

5) Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis;

6) Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas;

7) Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwenang lingkungan.

c. Strategi Perusahaan

1) Menjalin dan mengembangkan hubungan sinergik yang efektif dengan mitra strategik untuk mewujudkan peluang bisnis;


(43)

2) Melaksanakan manajemen berorientasi pasar, sensitive terhadap kecenderungan industry dan pergerakan pasar serta mencermati pesaing;

3) Menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dengan kemampulabaan;

4) Mematuhi aturan-aturan SHE (Safety, Health and Environment); 5) Melaksanakan keunggulan operasional agar perusahaan menjadi

cost effective;

6) Membangun budaya kerja yang kondusif dengan melaksanakan tata nilai dan paradigm baru;

7) Membangun dan mengimplementasikan manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi dan kinerja.

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT PERKEBUNAN

NUSANTARA III (Persero) Medan No. 03.7/KTPS/SR/3/1984, dalam pelaksanaan pencapaian tujuan ditetapkan suatu organisasi yang menyangkut fungsi, tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing pengelola.

Struktur organisasi PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan adalah struktur organisasi garis dan staff, sesuai dengan laju perkembangannya perusahaan ini mengadakan penambahan kebun dan mengadakan struktur yang semakin luas.


(44)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan

STRUKTUR ORGANISASI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)


(45)

Struktur organisasi sangat diperlukan untuk menjelaskan tanggung jawab dengan tegas setiap posisi pekerjaan dan hubungan antar posisi dan bagian di dalam organisasi. Dengan adanya struktur organisasi maka karyawan juga akan mengetahui kepada siapa ia harus memberikan laporan dan pertanggungjawaban atas pekerjaannya. Struktur organisasi suatu perusahaan biasanya digambarkan dengan bagan organisasi.

Adapun uraian tugas dan wewenang yang dipegang oleh masing-masing jabatan pada PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan, adalah sebagai berikut :

a. Direktur Utama

Wewenangnya antara lain :

1) Melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai yang diatur dengan anggaran dasra perusahaan dan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh RUPS dan Dewan Komisaris.

2) Menetapkan langkah-langkah pokok dan sasaran perseroan dalam melaksanakan kebijakan perusahaan dibidang produksi, teknik pengelolaan, sumber daya manussia, keuangan, pemasaran, dan pengembangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Mengkoordinasikan tugas para anggota direksi dan mengawasi pengelolaan perusahaan secara umum.


(46)

Tanggung Jawabnya antara lain :

1) Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan RUPS.

2) Mengendalikan dan mengawasi Direktur produksi, Direktur Keuangan, Direktur MSDM / Umum, Direkktur Pemasaran, Kepala Bagian Sekretariat Korporat, Kepala Bagian SPI, dan Kepala Bagian Teknologi Informasi.

b. Direktur Produksi

Wewenangnya antara lain :

1) Menyusun perencanaan dibidang peklerjan yang tercantum dalam fungsi diatas

2) Melaksanakan pengaturan/, pengendalian, dan .pengawasan terhadap semua kegiatan dari unit-unit produksi dan sarana pendukungnya yang mencakup tanaman produk, teknik pengolahan dan sebagainya.

Tanggung jawab antara lain :

1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur produksi bertanggung jawab kedalam Direktur Utama dan Keluar kepada Komisaris dan RUPS.


(47)

2) Mengendalikan dan mengawasi Kepala Bagian Tanaman, Kepala Bagian Teknik, dan Kepala Bagian Teknik / CMR

c. Direktur Keuangan

Wewenangnya antara lain :

1) Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam fungsi tersebut diats.

2) Melakasanakan pengaturan dan pengawasan dari unit usaha dan sarana pendukungnya yang mencakup keuangan secara umum, administrasi, dan penyimpangan barang kebutuhan manusia.

Tanggung jawabnya antara lain:

1) Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Keuangan bertanggung jawab kedalam kepala Direktur Utama dan Keluar kepada Dewan Komisaris dan RUPS.

2) Mengendalikan dan mengawasi Kepala Bagian Pembiayaan dan Kepala Kemitraan dan Bina Lingkungan.

d. Direktur SDM / Umum

Wewenangnya antara lain :

1) Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam fungsi tersebut diatas.


(48)

2) Menetapkan ketentuan-ketentuan dibidang tenaga kerja dan umum

3) Megelolah administrasi perkantoran dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya.

Tanggung jawabnya antara lain :

1) Dalam melaksanakan tugasnya, direktur SDM / Umum bertanggung jawab kedalam kepada Direktur Utama dan Kelular kepada dewan Komisaris dan RUPS.

2) Mengendalikan dan mengawwasi Kepala Bagian Umum dan Kepala

e. Direktur Pemasaran

Wewenangnya antara Lain :

1) Menyusun perencanaan dibidang pekerjaan yang tercantum dalam fungsi tersebut diatas.

2) Melaksanakan pengaturan dan pengawasan dari unut usaha dan saran a pendukungnya yang mencakup pemasaran hasil produksi primer dan hasil industri serta pengadaaan bahan baku dan pelengkap, yang diperlukan proses produksi


(49)

Tanggung jawabnya antara lain:

1) Dalam melaksanakan tugasnya, Dlirektur Pemasaran bertanggung jawab kedalam kepada Direktur utama dan Keluar kepada Dewan Komisaris dan RUPS.

2) Mengendalikan dan mengawasi Kepala Bagian Pemasaran dan Kepala Bagian Pengadaan.

f. Kepala Bagian Keuangan Tugas :

1) Melaksanakan pengelolaan keuangan meliputi seluruh fungsi-fungsi perencanaan, pencairan sumber-sumbe penerimaan, penempatan, penyimpanan pada portafolio terbaik, pengalokasian penggunaan dan pengawasannya.

2) Melaksanakan kegiatan administrasi keuangan, perpajakan dan asuransi asset perusahaan

3) Memberi pedoman penyusunan Rencana Verja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Kerja Operacional (RKO) dan mengupayakan kegiatan tersebut sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

Wewenang :

1) Berwenang mengambil keputusan-keputusan yang sifatnya tidak prinsipil dan tidak menyimpang dari kebijaksanaan Direksi/ Direktur Keuangan.


(50)

2) Berwenang menandatangani surat-surat/ memorando yang ditujukan lepada bagian yang sifatnya rutin dan tidak menyimpang dari kebijaksanaan Direksi/ Direktur Keuangan.

g. Kepala Urusan Kas dan Bank Tugas :

1) Mengkoordinir penyusunan laboran keuangan harian posisi kas dan bank, arus kas dan bank bulanan, tripulan, semestre dan tahunan.

2) Mengkoordinir penyusunan rencana pembayaran hutang pokok dan bunga atas penarikan kredit investasi yang akan, sedang dan telah diproses penarikannya.

3) Mengkoordinir penyusunan rencana pembayaran kepada pihak ketiga secara mingguan, dua mingguan dan bulanan.

4) Mengkoordinir pelaksanaan pembayaran tunai maupun giral setiap harinya terhadap transaksi-transaksi yang timbal

Tanggung Jawab :

Kepala urusan kas dan bank dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.

h. Kepala Urusan Pajak dan Asuransi Asset Perusahaan Tugas :

1) Mengkoordini pembuatan dan meneliti perhitungan Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum pada faktur pajak dan menandatangani Surat Setoran Pajak (SSP) pihak ketiga.


(51)

2) Menkoordinir pembuatan dan meneliti kebenaran perhitungan Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum pada faktur pajak keluaran atas penjualan lokal.

Wewenang :

1) Menjalankan program kerja dalam rangka kewenangan organisasi di lingkup urusan pajak dan asuransi asset perusahaan.

2) Memberikan penilaian dan pembinaan karyawan di lingkup urusan pajak dan asuransi asset perusahaan.

Tanggung Jawab :

Kepala urusan pajak dan asuransi asset perusahaan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.

i. Kepala Urusan Anggaran Perusahaan Tugas :

Merencanakan, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan penyusunan dan pengawasan RKAP / RJP yang menyangkut :

1) Areal tanaman dan areal lain-lain

2) Produksi hasil lahan dan hasil jadi serta productivitas produksi 3) Fasilitas pengolahan

4) Biaya produksi kebun dan harga pokok 5) Keuangan


(52)

7) Laboran realisasi anggaran kepala Direksi setiap triwulan / semester / tahunan.

Wewenang :

1) Menjalankan program kerja dalam rangka kewenangan organisasi di lingkup urusan anggaran perusahaan

2) Memberikan penilaian dan pembinaan karyawan di lingkup urusan anggaran perusahaan

3) Menilai dan mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas bawahannya. Tanggung Jawab :

Kepala urusan anggaran perusahaan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala bagian keuangan.

Dalam melakukan tugasnya Kepala Urusan Anggaran Perusahaan dibantu oleh

1) Asisten urusan penyusunan anggaran yang bertugas membantu kepala urusan anggaran melaksanakan fungsi manajemen di dalam penyusunan anggaran pendapatan dan belanja untuk jangka pendek dan jangka panjang.

2) Asisten urusan pengawasan anggaran yang bertugas membantu kepala urusan anggaran melaksanakan fungsi manajemen didalam pengawasan anggaran pendapatan dan belanja untuk jangka pendek dan panjang

5. Laporan Keuangan PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero) Medan


(53)

Gambar 4.2

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2008 – 2009 (Dinyatakan dalam rupiah)

2009 2008

ASET

ASET LANCAR Kas dan setara kas

Piutang usaha pihak ketiga- setelah dikurangi penyisian piutang ragu-ragu sebesar Rp Nil (2008:Rp 25.162.249.433)

Piutang lain-lain:

Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisian piutang ragu-ragu sebesr Rp 4.691.361.242 (2008 : Rp

4.701.116.833)

Persediaan – setelah dikurangi

penyisian Persediaan usang sebesar Rp 6.555.972.504

Pajak dibayar dimuka Uang muka dividen Aset lancar lainnya Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar

Kewajiban Tidak Lancar Hak Minoritas

Ekuitas

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 784.007.034.376 52.473.732.464 8.587.581.154 31.852.109.338 165.753.105.740 14.850.498.696 20.000.000.000 14.220.530.831 800.755.698.663 46.653.902.638 5.741.739.871 16.937.154.856 305.987.232.523 18.487.777.648 - 9.233.159.270 1.091.544.592.599 1.203.796.665.496 4.582.924.383.063 3.843.061.422.169 5.674.468.975.662 5.046.858.087.638

1.144.726.774.325 1.764.404.672.095 6.838.121.195 2.758.499.408.047 5.674.468.975.662 1.143.586.508.544 1.370.543.931.724 6.938.105.302 2.525.889.544.068 5.046.858.087.638


(54)

Gambar 4.3

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN LAPORAN LABA RUGI

PER 31 DESEMBER 2008 – 2009 (dinyatakan dalam rupiah)

2009 2008

PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA

Pemasaran dan penjualan Umum dan administrasi Jumlah Beban Usaha

LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN)LAIN-LAIN

Pendapatan bunga

Keuntungan (kerugian ) kurs mata uang asing-bersih Beban bunga dan keuangan Lain-lain bersih

Jumlah penghasilan (Beban) Lain-lain –Bersih

BAGIAN LABA BERSIH PERUSAHAAN ASOSIASI LABA SEBELUM PAJAK BEBAN (MANFAAT) PAJAK

Pajak kini Pajak tangguhan

Beban Pajak-Bersih LABA SEBELUM HAK MINORITAS

HAK MINORITAS LABA BERSIH

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR

4.410.907.939.244 2.860.843.902.123

4.680.622.592.076 2.524.807.551.896

1.550.064.037.121 2.155.815.040.180

123.531.158.329 710.515.357.556

95.740.729.062 858.983.463.967 834.046.515.885 954.724.193.029

716.017.521.236 1.201.090.847.151

34.749.197.697 (14.957.138.183) (72.069.565.797) 28.534.540.337 (23.743.965.946) 50.616.334.690 27.859.348.467 (44.749.782.903) (22.616.017.967) 11.109.882.287

11.590.080.314 11.042.072.851

703.863.635.604 132.276.762.240 51.772.765.491 1.223.242.802.289 386.677.228.700 (8.152.708.709)

184.049.527.731 378.524.519.991

519.814.107.873

(15.894)

844.718.282.298

38.555


(55)

Gambar 4.4

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN LAPORAN ARUS KAS

PER 31 DESEMBER 2008 – 2009 (dinyatakan dalam rupiah)

2009 2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Kas dari pelanggan Pembayaran Kas kepada : Pemasok

Direksi dan karyawan

Kas yang dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga

Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4.243.000.422.952 (2.106.302.327.056) (1.424.738.192.469) 4.155.775.128.881 (1.655.829.408.035) (1.420.378.453.666) 911.595.903.427 (44.961.518.664) (198.105.093.291) 1.679.567.267.180 (44.701.645.576) (172.751.169.026) 185.998.624.623 488.732.084.007 (706.577.584.656) (726.712.390.943)

(6.721.592.443) 8.061.380.982

(16.748.664.287)

800.755.698.663

248.667.994.639

552.087.704.024


(56)

B.Hasil Analisis Data

1. Pengaruh Piutang Usaha Terhadap Laporan Arus Kas

Berdasarkan hasil penelitian penulis pada perusahaan, bahwa dalam dalam pencatatan laporan arus kas dari kegiatan operasi, PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan menggunakan metode tidak langsung.

Dalam laporan keuangan di neraca, yang menjelaskan jumlah piutang usaha dan terlihat bahwa ada kenaikan piutang usaha sebesar

5.819.829.826,- Hal itu diperoleh dari kenaikan piutang usaha dari Rp 46.653.902.638,- di tahun 2008 menjadi Rp 52. 437.732.464,- di tahun 2009. Kenaikan piutang usaha ini artinya penerimaan uang dari penagihan piutang lebih besar, sedangkan dalam kenyataan uang yang diperoleh dari pendapatan hasil penjualan belum diterima, untuk itu harus dilakukan konversi laba bersih dari kegiatan operasi, yakni dengan mengurangi kenaikan piutang usaha tersebut dari laba bersih pada laporan arus kas.

Tujuan utama dari dari laporan arus kas adalah untuk memberikan informasi tentang penerimaan kas dan pengeluaran kas entitas selama suatu periode. Tujuan lainnya adalah untuk menyediakan informasi tentang kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan entitas tersebut atas dasar kas. Karena itu, laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan bersih kas dari kegiatan operasi, dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir.

Sedangkan piutang usaha merupakan hasil penjualan kredit yang juga sumber pendapatan perusahaan. Dengan adanya piutang usaha ini akan


(57)

menjadikan laba bersih meningkat, arus kas masuk dari kegiatan operasi juga meningkat, sementara uang(kas) dari sumber penerimaan ini belum diterima. Hal ini tentunya tidak mencerminkan jumlah arus kas yang sebenarnya. Untuk itu kenaikan piutang usaha ini harus dikurangkan dari laba bersih untuk menyesuaikan arus kas bersih dari kegiatan operasi pada laporan arus kas.

Dalam hal ini diperoleh hasil bahwa semakin tinggi kenaikan piutang usaha akan menyebabkan semakin rendah arus kas masuk dalam kegiatan operasi pada laporan arus kas.


(58)

2. Penyajian dalam Laporan Keuangan Gambar 4.5

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2008 – 2009 (Dinyatakan dalam rupiah)

2009 2008

ASET

ASET LANCAR Kas dan setara kas

Piutang usaha pihak ketiga- setelah dikurangi penyisian piutang ragu-ragu sebesar Rp Nil (2008:Rp 25.162.249.433)

Piutang lain-lain:

Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisian piutang ragu-ragu sebesr Rp 4.691.361.242 (2008 : Rp

4.701.116.833)

Persediaan – setelah dikurangi

penyisian Persediaan usang sebesar Rp 6.555.972.504

Pajak dibayar dimuka Uang muka dividen Aset lancar lainnya Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar

Kewajiban Tidak Lancar Hak Minoritas

Ekuitas

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 784.007.034.376 52.473.732.464 8.587.581.154 31.852.109.338 165.753.105.740 14.850.498.696 20.000.000.000 14.220.530.831 800.755.698.663 46.653.902.638 5.741.739.871 16.937.154.856 305.987.232.523 18.487.777.648 - 9.233.159.270 1.091.544.592.599 1.203.796.665.496 4.582.924.383.063 3.843.061.422.169 5.674.468.975.662 5.046.858.087.638

1.144.726.774.325 1.764.404.672.095 6.838.121.195 2.758.499.408.047 5.674.468.975.662 1.143.586.508.544 1.370.543.931.724 6.938.105.302 2.525.889.544.068 5.046.858.087.638


(59)

Gambar 4.6

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN LAPORAN ARUS KAS

PER 31 DESEMBER 2008 – 2009 (dinyatakan dalam rupiah)

2009 2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Kas dari pelanggan Pembayaran Kas kepada : Pemasok

Direksi dan karyawan

Kas yang dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga

Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4.243.000.422.952 (2.106.302.327.056) (1.424.738.192.469) 4.155.775.128.881 (1.655.829.408.035) (1.420.378.453.666) 911.595.903.427 (44.961.518.664) (198.105.093.291) 1.679.567.267.180 (44.701.645.576) (172.751.169.026) 185.998.624.623 488.732.084.007 (706.577.584.656) (726.712.390.943)

(6.721.592.443) 8.061.380.982

(16.748.664.287)

800.755.698.663

248.667.994.639

552.087.704.024


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada bab terakhir skripsi ini, penulis mencoba menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PTPN III (Persero) Medan yang diharapkan akan bermanfaat didalam mengatasi masalah-masalah yang ada di perusahaan. Kesimpulan khususnya mengenai pengaruh piutang usaha terhadap laporan arus kas pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan penelitian terhadap laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, diperoleh bahwa dalam tahun 2008-2009, piutang usaha mengalami kenaikan.

2. Metode penyajian Laporan Arus Kas pada PT Perkebunan Nusantar III (Persero) Medan, dilakukan dengan menggunakan metode tidak langsung. 3. Dengan adanya kenaikan piutang usaha pada PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan, akan menyebabkan semakin menurun arus kas masuk dalam kegiatan operasi pada Laporan Arus Kas.


(61)

B. SARAN

Setelah penelitian dan penulisan yang dilakukan penulis, penulis memberi saran supaya kedepannya PT Perkebunan Nusantara III (Medan) lebih selektif dalam menangani piutang usaha, untuk mengatasi kenaikan piutang usaha. Karena hal tersebut bisa menyebabkan menurunnya juga arus kas masuk pada perusahaan. Dan sebaliknya semakin baik perusahaan dalam mengurangi piutang usaha, maka akan semakin banyak pula arus kas yang akan masuk.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2001. Intermediate Accounting, Edisi VII, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Dyckman, Thomas R, Roland E. Dukes, Charles J. Davis, 1999, Akuntansi Intermediate¸Jilid Satu, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.

Iqbal, 2007, Analisis Laporan Arus Kas Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. Barata IndonesiaI

Horngren, Charles T, Walter T. Harrison, Michael A. Robinson, Thomas H. Secokusume, 1997, Akuntansi di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Kieso, Donald E, Jerry J. Wetgandt, Terry D. Warfield, 2002, Akuntansi

Intermediate, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta.

---, 2002, Akuntansi Intermediate, Buku Tiga, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta.

R, Soemarso S, 2005, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua, Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.

S, Putri, 2008, Pengaruh Arus Kas terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan pada Perusahaan Industri Semen go public yang terdaftar di BEI.

Skousen, K. Fred, Earl K Stice, James D. Stice, 2001, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Stice, Earl K, James D. Stice, K. Fred Skousen, 2004, Akuntansi Intermediate, Buku Satu, Edisi Lima Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S, James M. Reeve, Philip E. Fess , 2005, Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi Dua Puluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Weygandt, Jerry J, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2008, Pengantar Akuntansi, Edisi Tujuh, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

menjadikan laba bersih meningkat, arus kas masuk dari kegiatan operasi juga meningkat, sementara uang(kas) dari sumber penerimaan ini belum diterima. Hal ini tentunya tidak mencerminkan jumlah arus kas yang sebenarnya. Untuk itu kenaikan piutang usaha ini harus dikurangkan dari laba bersih untuk menyesuaikan arus kas bersih dari kegiatan operasi pada laporan arus kas.

Dalam hal ini diperoleh hasil bahwa semakin tinggi kenaikan piutang usaha akan menyebabkan semakin rendah arus kas masuk dalam kegiatan operasi pada laporan arus kas.


(2)

2. Penyajian dalam Laporan Keuangan Gambar 4.5

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN NERACA

PER 31 DESEMBER 2008 – 2009 (Dinyatakan dalam rupiah)

2009 2008

ASET

ASET LANCAR Kas dan setara kas

Piutang usaha pihak ketiga- setelah dikurangi penyisian piutang ragu-ragu sebesar Rp Nil (2008:Rp 25.162.249.433)

Piutang lain-lain:

Pihak hubungan istimewa Pihak ketiga – setelah dikurangi penyisian piutang ragu-ragu sebesr Rp 4.691.361.242 (2008 : Rp

4.701.116.833)

Persediaan – setelah dikurangi

penyisian Persediaan usang sebesar Rp 6.555.972.504

Pajak dibayar dimuka Uang muka dividen Aset lancar lainnya Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET

KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar

Kewajiban Tidak Lancar Hak Minoritas

Ekuitas

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 784.007.034.376 52.473.732.464 8.587.581.154 31.852.109.338 165.753.105.740 14.850.498.696 20.000.000.000 14.220.530.831 800.755.698.663 46.653.902.638 5.741.739.871 16.937.154.856 305.987.232.523 18.487.777.648 - 9.233.159.270 1.091.544.592.599 1.203.796.665.496 4.582.924.383.063 3.843.061.422.169

5.674.468.975.662 5.046.858.087.638

1.144.726.774.325 1.764.404.672.095 6.838.121.195 2.758.499.408.047 5.674.468.975.662 1.143.586.508.544 1.370.543.931.724 6.938.105.302 2.525.889.544.068 5.046.858.087.638


(3)

Gambar 4.6

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN LAPORAN ARUS KAS

PER 31 DESEMBER 2008 – 2009 (dinyatakan dalam rupiah)

2009 2008

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan Kas dari pelanggan Pembayaran Kas kepada : Pemasok

Direksi dan karyawan

Kas yang dihasilkan dari operasi Pembayaran bunga

Pembayaran pajak penghasilan Kas Bersih Dari Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 4.243.000.422.952 (2.106.302.327.056) (1.424.738.192.469) 4.155.775.128.881 (1.655.829.408.035) (1.420.378.453.666) 911.595.903.427 (44.961.518.664) (198.105.093.291) 1.679.567.267.180 (44.701.645.576) (172.751.169.026) 185.998.624.623 488.732.084.007 (706.577.584.656) (726.712.390.943)

(6.721.592.443) 8.061.380.982

(16.748.664.287)

800.755.698.663

248.667.994.639

552.087.704.024


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada bab terakhir skripsi ini, penulis mencoba menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada PTPN III (Persero) Medan yang diharapkan akan bermanfaat didalam mengatasi masalah-masalah yang ada di perusahaan. Kesimpulan khususnya mengenai pengaruh piutang usaha terhadap laporan arus kas pada PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan penelitian terhadap laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, diperoleh bahwa dalam tahun 2008-2009, piutang usaha mengalami kenaikan.

2. Metode penyajian Laporan Arus Kas pada PT Perkebunan Nusantar III (Persero) Medan, dilakukan dengan menggunakan metode tidak langsung. 3. Dengan adanya kenaikan piutang usaha pada PT Perkebunan Nusantara III

(Persero) Medan, akan menyebabkan semakin menurun arus kas masuk dalam kegiatan operasi pada Laporan Arus Kas.


(5)

B. SARAN

Setelah penelitian dan penulisan yang dilakukan penulis, penulis memberi saran supaya kedepannya PT Perkebunan Nusantara III (Medan) lebih selektif dalam menangani piutang usaha, untuk mengatasi kenaikan piutang usaha. Karena hal tersebut bisa menyebabkan menurunnya juga arus kas masuk pada perusahaan. Dan sebaliknya semakin baik perusahaan dalam mengurangi piutang usaha, maka akan semakin banyak pula arus kas yang akan masuk.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki, 2001. Intermediate Accounting, Edisi VII, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Dyckman, Thomas R, Roland E. Dukes, Charles J. Davis, 1999, Akuntansi Intermediate¸Jilid Satu, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.

Iqbal, 2007, Analisis Laporan Arus Kas Dalam Pengambilan Keputusan Manajemen Pada PT. Barata IndonesiaI

Horngren, Charles T, Walter T. Harrison, Michael A. Robinson, Thomas H. Secokusume, 1997, Akuntansi di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta. Kieso, Donald E, Jerry J. Wetgandt, Terry D. Warfield, 2002, Akuntansi

Intermediate, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta.

---, 2002, Akuntansi Intermediate, Buku Tiga, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta.

R, Soemarso S, 2005, Akuntansi Suatu Pengantar, Buku Dua, Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.

S, Putri, 2008, Pengaruh Arus Kas terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan pada Perusahaan Industri Semen go public yang terdaftar di BEI.

Skousen, K. Fred, Earl K Stice, James D. Stice, 2001, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Stice, Earl K, James D. Stice, K. Fred Skousen, 2004, Akuntansi Intermediate, Buku Satu, Edisi Lima Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Warren, Carl S, James M. Reeve, Philip E. Fess , 2005, Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi Dua Puluh Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Weygandt, Jerry J, Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel, 2008, Pengantar Akuntansi, Edisi Tujuh, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.