Pemindahan Bibit ke Media Tumbuh dan Pemberian Pupuk Dasar Penyiraman dan Pemeliharaan Parameter Pengamatan a.

Saleh Mardin Gulo : Ketahanan Bibit Eucalyptus sp. Terhadap Cekaman Kekeringan, 2010. a. Disiapkan gelas piala dengan ukuran 1 liter. b. Pasir dimasukkan ke dalam gelas piala sebanyak 13 gelas piala. c. Pipet plastik di letakkan di tengah-tengah gelas di atas pasir. d. Tanah kering udara dimasukkan ke dalam gelas piala sebanyak 23 gelas piala. e. Dimasukkan air sedikit demi sedikit sampai batas permukaan pasir. f. Gelas piala ditutup dengan plastik dan diberi lubang pada pipet. g. Dibiarkan selama 2 x 24 jam. h. Diambil tanah pada bagian tengah sebanyak 10 gram kemudian diletakkan pada cawan timbang yang bersih dan kering. i. Cawan timbang yang berisi 10 gram tanah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam pada suhu 105 C. j. Dikeluarkan dari oven kemudian cawan beserta tanahnya ditimbang. k. Dihitung kadar air tanah berdasarkan bobot kering oven 105 C dengan persamaan sebagai berikut : KA KL = 100 BK BK - BB x Keterangan : KA KL = Persentase kadar air kapasitas lapang BB = Berat tanah sebelum diovenkan BK = Berat tanah kering oven 105 C

3. Pemindahan Bibit ke Media Tumbuh dan Pemberian Pupuk Dasar

Bibit yang telah disediakan dipindahkan ke dalam polibag yang telah diisi dengan media tumbuh, kemudian diberi pupuk dasar RP 300 gha, TSP 75 gha Saleh Mardin Gulo : Ketahanan Bibit Eucalyptus sp. Terhadap Cekaman Kekeringan, 2010. Dosis pupuk berdasarkan standar pemberian pupuk per hektar di PT Toba Pulp Lestari Tbk, Porsea.

4. Penyiraman dan Pemeliharaan

Setelah bibit dipindahkan ke polibag tanaman kemudian disiram sesuai dengan perlakuan masing-masing cekaman kekeringan dengan menggunakan gembor. Kemudian dilakukan penyiangan pada tanaman ketika rumput atau gulma mulai muncul agar tidak mengganggu perakaran tanaman. Penyiraman dilakukan dengan perbandingan 100, 70, 50, dan 30 dari kadar air kapasitas lapang.

5. Parameter Pengamatan a.

Diameter Pengukuran diameter dilakukan pada seminggu sekali dengan menggunakan alat jangka sorong. Setiap melakukan pengukuran diameter pohon dilakukan dua kali agar data yang diperoleh lebih akurat.

b. Tinggi

Tinggi pohon diukur seminggu sekali dengan menggunakan penggaris. Pengukuran tinggi pohon ini dimulai dari bagian batang pohon di atas permukaan tanah sampai pada pucuk daun yang tertinggi. Supaya tidak terjadi perubahan digunakan ajir.

c. Jumlah Daun

Jumlah daun juga diukur seminggu sekali dengan menghitung jumlah daun yang ditinggalkan.

d. Bobot Kering

Setelah kegiatan perlakuan dan pengamatan diameter, tinggi dan jumlah daun berakhir maka dilakukan pemotongan atau pemisahan batang dengan akar. Saleh Mardin Gulo : Ketahanan Bibit Eucalyptus sp. Terhadap Cekaman Kekeringan, 2010. Bagian batang dan daun dicuci dengan air dan dibiarkan kering, kemudian dimasukkan ke dalam amplop yang telah diberi lobang dan label sesuai dengan perlakuan. Kemudian dikeringkan dengan oven pada temperature 70 C selama ± 48 jam. Setelah pengeringan dengan oven masing-masing bahan ditimbang dengan menggunakan alat timbangan elektrik. Perlakuan yang sama juga dilakukan pada masing-masing bagian akar tanaman. e. Rasio Tajuk Akar Rasio tajuk akar dihitung dengan membandingkan bobot kering tajuk dengan bobot kering akar. Untuk memperoleh rasio tajuk akar digunakan rumus : Rasio Tajuk Akar = Akar Kering Bobot Tajuk Kering Bobot Saleh Mardin Gulo : Ketahanan Bibit Eucalyptus sp. Terhadap Cekaman Kekeringan, 2010. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Diameter Tanaman