Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Biaya a. Pengertian Biaya
Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan memerlukan biaya. Secara umum masyarakat mengartikan biaya adalah pengeluaran uang
untuk memiliki sesuatu. Dalam akuntansi di Indonesia, biaya sering kali diartikan rancu antara beban dengan biaya.
Secara spesifik biaya dan beban sebenarnya sama-sama merupakan pengembangan nilai dari sumber-sumber ekonomi atau faktor-faktor
produksi. Walaupun keduanya merupakan pengorbanan nilai-nilai sumber ekonomi namun tujuannya tidak sama. Tujuan dari biaya adalah untuk
menghasilkan barang atau produk. b. Penggolongan Biaya
Biaya dapat digolongkan dalam berbagai macam cara. Penggolongan biaya umumnya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai, karena
untuk tujuan yang berbeda diperlukan suatu cara penggolongan yang berbeda pula atau dengan kata lain tidak ada satu konsep biaya yang
memenuhi berbagai tujuan. Biaya yang terjadi dalam perusahaan perlu
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
digolongkan secara sistematis kedalam golongan yang lebih ringkas untuk memberikan informasi yang lebih punya arti bagi manajemen.
Biaya – biaya dapat dikelompokkan menjadi 5 golongan yaitu: 1.
Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran Penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran merupakan
penggolongan biaya yang lebih sederhana, dimana nama objek pengeluaran yang merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya
nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut ”biaya bahan bakar”
2. Penggolongan biaya berdasarkan fungsi – fungsi pokok dalam perusahaan
Fungsi – fungsi pokok yang terdapat dalam perusahaan manufaktur adalah biaya pabrik dan biaya non pabrik. Biaya – biaya
yang terjadi selalu berhubungan dengan masing – masing fungsi tersebut, maka sesuai dengan fungsinya masing – masing biaya dapat
digolongkan menjadi : •
Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya – biaya yang terjadi dalam
hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dengan menggunakan fasilitas – fasilitas pabrik.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
• Biaya non pabrik
Biaya non pabrik adalah biaya yang terjadi dalam perusahaan tetapi tidak berhubungan dengan proses produksi, atau
tujuan utama terjadinya bukan dalam rangka proses produksi. Biaya non pabrik terdiri dari biaya penjualan dan biaya
administrasi dan umum. Biaya penjualan terdiri dari biaya untuk mendapatkan dan
memenuhi pesanan pelanggan. Contohnya : biaya iklan, biaya promosi, dan biaya angkutan.
Sedangkan biaya administrasi terdiri dari semua biaya eksekutif, organisasi dan biaya tulis menulis yang menunjang
kebijaksanaan dan pengarahan secara keseluruhan. Contohnya : biaya gaji karyawan, gaji direksi, gaji biaya pemeriksaan akuntan,
dan sebagainya. 3.
Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak
langsung.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
• Biaya langsung
Biaya langsung terdiri dari biaya – biaya bahan dan tenaga kerja langsung, yang secara langsung dan tanpa banyak kesulitan
dapat dihubungkan dengan kesatuan – kesatuan suatu produk. •
Biaya Tidak Langsung Biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat
diidentifikasi pada objek atau sub biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat biaya.
4. Penggolongan biaya sesuai dengan tingkah lakunya terhadap perubahan volume kegiatan
Untuk kepentingan pengendalian biaya, biaya dapat digolongkan sesuai dengan tingkah lakunya dalam hubungannya dengan volume
produksi, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. •
Biaya Tetap Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak akan
mengalami perubahan walaupun volume produksi mengalami perubahan sampai kepada batas kapasitas maksimum, dimana
semakin besar produksi maka biaya per unit semakin kecil.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
Biaya ini berhubungan dengan kapasitas atas volume, karena pemisahan biaya dan karakteristiknya diperlukan dalam membuat
keputusan. Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Biaya total yang tidak berubah atau tidak dipengaruhi oleh periode
yang ditentukan atau kegiatan tertentu. -
Biaya per unitnya berbanding terbalik dengan perubahan volume, pada volume terendah biaya tetap per unitnya tinggi, sebaliknya
pada volume yang tinggi biaya per unitnya rendah, •
Biaya Variabel Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah – ubah
secara optimal dengan berubahnya volume produksi, akan tetapi secara unit atau kesatuan jumlahnya tetap.
Biaya ini memiliki pola sebagai berikut : -
Total biaya variabel berubah proporsional dengan perubahan volume atau kapasitas, makin besar kapasitas yang digunakan
semakin besar pula total biaya variabel, demikian sebaliknya. -
Per unit biaya variabel konstan tetap •
Biaya Semi Variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang mengandung unsur
biaya tetap dan variabel. Biaya ini akan berubah – ubah jumlah
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
totalnya sesuai dengan perubahan aktivitas produksi tetapi perubahannya tidak sebanding dengan perubahan volume produksi.
5. Penggolongan biaya atas dasar waktunya Agar perhitungan laba rugi dan penentuan harga pokok
produksi dapat dilakukan secara teliti, maka biaya – biaya digolongkan sesuai dengan pembebanannya ke dalam periode akuntansi atas dasar
waktunya. Biaya dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu
pengeluaran modal Capital Expenditure dan pengeluaran penghasilan pendapatan Revenue Expenditure .
Pengeluaran Modal adalah biaya yang dapat dinikmati lebih dari
satu periode akuntansi. Pada saat terjadinya pengeluaran modal tersebut dicatat sebagai harga pokok aktiva yang akan dialokasikan
sesuai dengan periode dimana pengeluaran tersebut dapat dihubungkan langsung dengan pendapatan yang diperoleh.
Pengeluaran Pendapatan adalah biaya yang dinikmati oleh periode
akuntansi saat biaya tersebut terjadi yang disajikan dalam laporan laba – rugi.
2. Biaya Produksi Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan bahan baku menjadi barang jadi, atau dengan kata lain untuk memberikan nilai tambah terhadap barang yang diolah sebagai bahan baku..
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
Proses pengolahan bahan baku pada perusahaan manufaktur hingga menjadi barang jadi tidaklah terjadi dengan sendirinya. Proses pengolahan ini
melibatkan secara fisik tenaga kerja buruh dan overhead pabrik yang berfungsi merubah bahan baku menjadi barang jadi.
Oleh karena itu unsur bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik merupakan unsur – unsur utama didalam proses produksi.
Menurut Carter dan Usry 2002 : 40 : ” Biaya produksi atau biaya pabrik adalah biaya untuk mengolah bahan baku menjadi barang atau produk
jadi, yang terdiri dari 3 elemen biaya, yaitu biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.”
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah merupakan biaya yang jumlahnya relatif sangat besar dalam rangka menghasilkan suatu jenis output. Bahan baku
yang diolah dalam perusahaan industri dapat diperoleh dari pembelian atau pengolahan sendiri.
Contoh bahan baku langsung : Karet dalam pembuatan ban, tepung terigu dalam pembuatan roti.
Apabila perusahaan memperoleh bahan baku dari pembelian maka selain harga pembelian juga diperhitungkan unsur – unsur lainnya yaitu :
potongan pembelian, biaya angkut bahan baku dan biaya penyimpanan. Untuk biaya angkut bahan baku perusahaan dapat mengalokasikan sebagai
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli dan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Untuk mencatat besarnya biaya bahan baku yang dipakai dapat dilakukan dengan dua sistem yaitu :
1. Sistem Periodik
Pada sistem ini setiap pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode.
2. Sistem Perpetual Dalam sistem perpetual setiap mutasi persediaan selalu dicatat
pada kartu persediaan. Dalam sistem ini bahan baku yang dipergunakan dan yang tersedia dapat dilihat dari kartu persediaan
sedangkan untuk sistem periodik terlebih dahulu harus dilakukan inventory taking untuk mengetahui besarnya bahan baku yang dipakai.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga Kerja Langsung adalah tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi, serta dapat ditelusuri dengan mudah terhadap
produk yang dihasilkan dan merupakan tenaga kerja utama untuk menghasilkan suatu produk.
Biaya tenaga kerja langsung direct labour cost adalah upah atau kompensasi yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung yang bekerja
di bagian produksi.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
Contoh tenaga kerja langsung adalah para perkerja yang langsung mengoperasikan alat di pabrik.
Unsur – unsur dalam biaya tenaga kerja langsung meliputi gaji pokok, upah lembur, premi shift, bonus, dan tunjangan lainnya.
c. Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik merupakan elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung yang terdiri dari macam biaya
yang semuanya tidak dapat ditelusuri secara langsung kepada produk atau aktivitas lainnya dalam upaya perusahaan untuk merealisasi pendapatan.
Walaupun biaya overhead pabrik tidak langsung pada produk yang dihasilkan, tetapi tetap diperlukan karena sebagian biaya overhead pabrik
seringkali berubah –ubah dari waktu ke waktu, baik karena faktor musiman, perubahan kapasitas produksi, maupun sejenisnya.
Biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan yaitu : penggolongan biaya overhead pabrik menurut
jenisnya, menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi, dan hubungannya dengan departemen.
1. Penggolongan Biaya Overhead pabrik menurut jenisnya
• Biaya bahan penolong
Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang diolah menjadi bagian dari produk jadi tetapi kadang – kadang sulit teridentifikasi
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
keberadaannya pada produk yang dihasilkan. Dengan kata lain, biaya bahan penolong merupakan biaya bahan baku penunjang agar produk
jadi yang dihasilkan lebih sempurna. •
Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Berupa biaya suku cadang, biaya bahan baku habis pakai dan
harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan. Untuk perbaikan dan pemeliharaan perumahan, bangunan pabrik, mesin – mesin dan aktiva
lain yang digunakan untuk keperluan pabrik. •
Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja
pabrik yang upahnya tidak dipehitungakan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Contoh : upah lembur, tunjangan, dan
biaya kesejahteraan. •
Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap Mencakup biaya – biaya depresiasi emplasemen pabrik,
bangunan pabrik, peralatan mesin – mesin, dan perkakas laboratorium dan aktiva lainnya yang digunakan pabrik.
• Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Mencakup biaya asuransi gedung, asuransi mesin dan peralatan, asuransi kecelakaan karyawan.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
• Biaya overhead pabrik lainnya
Mencakup biaya yang secara langsung memerlukan pengeluaran tunai mencakup biaya reparasi yang diserahkan pada
pihak luar perusahaan musalnya biaya listrik PLN, air, dan sebagainya.
2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume produksi, dapat digolongkan
menjadi 3 bagian : •
Biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead pabrik yang tidak berubah sebanding dengan perubahan kegiatan tertentu.
• Biaya overhead pabrik variabel adalah biaya overhead pabrik yang
berubah – ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. •
Biaya overhead pabrik semi variabel adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen
Biaya overhead pabrik departemen, merupakan biaya overhead
pabrik yang dinikmati oleh satu departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen itu sendiri,
contohnya : biaya gaji dari departemen itu sendiri.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen merupakan
biaya overhead yang dinikmati oleh lebih dari satu departemen. 3. Harga Pokok Produksi
Menurut Supriyono 2000 : 288 : ” Harga Pokok Produksi adalah semua elemen biaya yang diproduksi baik tetap maupun variabel”.
Menurut Bustami dan Nurlela 2008 : 40 : Penentuan harga pokok adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan atau
jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel saja.”
a. Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode perhitungan harga pokok produksi suatu barang merupakan
tujuan pokok akuntansi biaya. Harga pokok produksi tersebut diperoleh melalui pengumpulan biaya – biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
barang tersebut. Ada tiga metode perhitungan harga pokok produksi yaitu :
1. Metode harga pokok sesungguhnya actual cost Dalam metode ini perhitungan harga pokok produksi per unit
berdasarkan biaya bahan baku sesungguhnya, biaya tenaga kerja langsung sesungguhnya, dan biaya overhead pabrik sesungguhnya.
Metode perhitungan harga pokok produksi sesungguhnya biasanya digunakan pada metode harga pokok proses yang
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode periodik.
2. Metode harga pokok normal normal costing Pada metode inio, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung berdasarkan biaya sesungguhnya karena biaya tersebut mudah untuk ditelusuri kepada produk tertentu, dan baiya overhead pabrik
menggunakan tarif pembebanan di muka. Metode ini biasanya digunakan pada metode harga pokok
pesanan job order costing yang menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpetual.
3. Metode harga pokok standar standard costing Dalam metode ini, perusahaan terlebih dahulu menetapkan
harga pokok produk per unit dengan menggunakan standar tertentu, sehingga harga pokok produk per unit bukan harga pokok sesungguhnya,
tetapi harga pokok yang seharusnya. Metode harga pokok standar ini biasanya digunakan pada
perusahaan yang memproduksi secara massal dan menggunakan pencatatan persediaan produk jadi dengan metode perpetual.
Dalam suatu sistem harga pokok semua biaya lebih dahulu ditetapkan dimuka sebelum produksi dimulai. Produk – produk dalam
operasi – operasi atau proses – proses dihitung biayanya dengan menggunakan standar baik mutu maupun untuk jumlah uangnya.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
b. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Ada dua cara yang digunakan untuk menentukan harga pokok yaitu
metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses. 1.
Metode Harga Pokok Pesanan Job Order Costing Harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga
pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah dan setiap pesanan atau kontrak dapat
dipisahkan identitasnya. Metode harga pokok pesanan biasanya digunakan oleh
perusahaan – perusahaan yang membuat produksinya berdasarkan pesanan, bentuk dan kualitas produk dibuat sesuai dengan keinginan
pemesan seperti industri pesawat terbang, industri galang kapal, industri percetakan, industri mebel, dan industri mesin – mesin pesanan.
Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan adalah :
Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai spesifikasi
pemesanan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokok produksinya secara individual.
Untuk meringkas data dan biaya yang dikeluarkan, dibuatkan kartu
harga pokok untuk setiap pesanan.
Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung diperhitungkan secara langsung kepada pesanan yang bersangkutan
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead pabrik diperhitungkan berdasarkan tarif yang ditentukan
terlebih dahulu. 2.
Metode Harga Pokok Proses Process Costing Menurut Bustami 2008 : 99 : Dalam penentuan biaya proses,
semua biaya yang dibebankan ke setiap departemen produksi dapat diiktisarkan dalam laporan biaya produksi untuk masing – masing
departemen.” Ada lima langkah yang perlu dilakukan untuk metode harga
pokok proses, process costing system yaitu : a.
Mengidentifikasi masing pusat pengolahan b.
Mengakumulasi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik untuk masing – masing pengolahan yang terpisah
selama beberapa periode tertentu. c.
Mengukur keluaran masing – masing pusat pengolahan yang terpisah yang dinyatakan dalam satuan produksi ekuivalen.
d. Membagi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik dengan satuan ekuivalen untuk mendapatkan harga pokok produksi satuan masing – masing pusat pengolahan
yang terpisah.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
e. Menjumlahkan harga pokok satuan masing – masing pusat
pengolahan yang terpisah untuk mendapatkan total harga pokok suatu produk yang sudah jadi sepenuhnya.
Dalam penerapan metode process costing system dalam penentuan harga pokok produksi harus diperhatikan faktor – faktor
sebagai berikut : 1. Jenis dan jumlah produk yang dihasilkan
2. Jangka Waktu Proses Produksi 3. Jumlah tahap – tahap operasi atau departemen produksinya
4. Jumlah departemen dimana bahan harus ditambahkan serta akibat tambahan terhadap produk yang dihasilkan
5. Ada atau tidaknya produk yang hilang, rusak selama proses produksi berlangsung
6. Ada atau tidaknya produk dalam proses awal periode Karakteristik perusahaan yang menggunakan metode harga
pokok proses :
Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, tahun, dan sebagainya.
Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah
produksi berisi produksi standar untuk jangka waktu tertentu.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
Tujuan produksi tidak dimaksudkan untuk memenuhi permintaan
khusus dari pelanggan tertentu. Produksi dilaksanakan untuk mengisi persediaan yang selanjutnya dijual dengan mengingat
permintaan pasar yang sudah diperkirakan terlebih dahulu untuk suatu jangka waktu tertentu.
c. Langkah - langkah penyusunan laporan harga pokok produksi adalah sebagai berikut :
1. Menyusun skedul kuantitas Skedul kuantitas mencatat unit yang menjadi tanggung jawab
dari masing – masing departemen yang menunjukkan arus fisik, mulai dari persediaan awal, unit yang mulai diproses pada periode berjalan,
unit yang dikeluarkan baik yang ditransfer maupun yang hilang dan persediaan akhir.
2. Menghitung unit ekuivalen dan biaya per unit Dalam proses produksi tertentu, biasanya pada akhir periode
terdapat unit yang belum selesai menjadi produk yang lazim disebut persediaan barang dalam proses. Untuk itu, total biaya produksi yang
terjadi pada periode itu harus dialokasikan kepada dua jenis persediaan yaitu barang jadi dan barang dalam proses.
Oleh karena itu barang dalam proses mengkonsumsi lebih sedikit sumber daya dibandingkan unit selesai, maka pembagian total
biaya dengan unit fisik tidaklah tetap. Oleh karena itu unit persediaan
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
dalam proses perlu dikonversi kedalam unit yang ekuivalen dengan barang jadi, sehingga diperlukan penaksiran tingkat penyelesaian
masing – masing unsur biaya produksi. 3.
Pertanggungjawaban biaya departemen Biaya yang dibebankan ke departemen menunjukkan
penggabungan biaya antara persediaan awal, biaya dari unit yang diterima dari departemen terdahulu dan biaya yang terjadi pada
periode yang dilaporkan. 4.
Rekapitulasi biaya Total biaya yang dikeluarkan sampai pada suatu departemen
akan dialokasikan agar dapat diketahui berapa besar biaya per unit yang ditransfer dan berapa nilai persediaan yang tinggal.
Perbedaan kalkulasi harga pokok pesanan dengan kalkulasi harga pokok proses yaitu :
Pengumpulan biaya
Kalkulasi biaya pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan kalkulasi biaya proses mengumpulkan
biaya produksi per periode.
Perhitungan harga pokok persatuan Kalkulasi biaya pesanan menghitung harga pokok produk per
unit yang dihasilkan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
pada pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan selesai diproduksi.
Kalkulasi biaya proses menghitung harga pokok per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama
periode tertentu dengan jumlah unit produk yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap satuan
periode, biasanya akhir bulan. d. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produksi
Menurut Kardinata 2000 : 80 ” Perhitungan harga pokok dalam produksi dilakukan untuk setiap tahapan proses produksi.”
Adapun tujuan perhitungan harga pokok produksi adalah : 1. Pengendalian biaya
Tujuan penentuan harga pokok produksi adalah untuk mengawasi biaya – biaya yang sudah terjadi maupun yang akan
terjadi. Suatu pengawasan berarti mencegah terjadinya penyimpangan yang akan menyebabkan perusahaan tidak berjalan
dengan efisien. Dengan adanya perhitungan harga pokok untuk produk, akan diketahui biaya – biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan produk tersebut, sehingga pada masa yang akan datang, biaya tersebut dapat dievaluasi agar biaya dapat digunakan secara
efektif dan efisien.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
2. Penetapan harga jual Harga pokok produksi per unit adalah merupakan salah satu
faktor yang sangat menentukan harga jual. Dalam hal penentuan harga jual per unit, maka harga pokok produksi per unit harus
diketahui dan perusahaan juga harus dapat menaksir biaya lain yang akan terjadi dalam hubungannya dengan produk serta laba yang
diinginkan sehingga harga jual per unit dapat ditetapkan. Harga produk yang akan dijual harus diatas harga pokok produksi per unit
sehingga laba dapat dicapai. 3. Perencanaan dan Pengukuran Prestasi
Umumnya sebelum operasi perusahaan dimulai akan dibuat terlebih dahulu suatu perencanaan mengenai kegiatan – kegiatan yang
akan dilakukan. Perencanaan ini dinyatakan dalam anggaran yaitu suatu rencana menyeluruh terhadap kegiatan perusahaan dan
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif per unit moneter untuk jangka waktu tertentu. Dari laporan harga pokok produksi akan diketahui
bagaimana kinerjja dari para karyawan dalam menghasilkan suatu produk. Misalnya untuk menghasilkan suatu produk dengan kualitas
tertentu, apakah sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Apabila perusahaan dapat memenuhi
keinginan dari masyarakat atau konsumen, kemungkinan untuk pencapaian laba akan semakin besar.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
4. Penilaian persediaan Ada beberapa jenis persediaan dalam perusahaan manufaktur,
yaitu persediaan barang jadi produk, persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan bahan penolong, dan
persediaan perlengkapan. Dengan adanya laporan harga pokok produksi dapat diketahui berapa banyak persediaan dari masing –
masing jenis persediaan tersebut. Selain tujuan – tujuan tersebut ada beberapa lagi tujuan
penetapan harga pokok produksi yaitu : 1. Alat perencanaan laba sehingga dapat diketahui berapa laba yang
akan diperoleh dan pada tingkat harga berapa dan unit berapa tercapai break event point atau titik pulang pokok.
2. Membantu manajemen untuk mengambil keputusan khusus seperti keadaan pasar, pengadaan pesanan atau perluasan produk.
4. Penerapan Metode Process Costing System dalam Penentuan Harga Pokok Produksi
Laporan biaya produksi setiap departemen memiliki format yang beragam, dengan informasi menunjukkan:
a. Skedul kuantitas, memuat informasi produk dalam proses awal, produk
masuk proses pada periode bersangkutan, produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang, produk dalam proses akhir, produk
hilang, produk rusak, dan produk cacat.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
b. Biaya dibebankan, memuat informasi biaya produk dalam proses awal,
biaya yang dibebankan dari departemen sebelumnya, biaya dibebankan periode bersangkutan, unit ekuivalen, dan biaya per unit masing – masing
elemen biaya. c.
Pertanggungjawaban biaya, memuat informasi biaya yang ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang, biaya produk yang hilang akhir
proses, biaya produk rusak, biaya produk cacat. Pada metode process costing, umumnya tidak semua produk yang
dimasukkan dalam produk selesai pada akhir periode bersangkutan, seringkali adanya persediaan awal dan akhir dari produk dalam proses dengan tingkat
penyelesaian yang beragam. Untuk pembebanan biaya apabila terdapat produk dalam proses dengan
tingkat penyelesaian tertentu, perlu dilakukan penyetaraan produk dalam proses tersebut menjadi produk jadi yang disebut dengan unit ekuivalen
produksi atau ekuivalen produksi. Jadi unit ekuivalen produksi menunjukkan unit produk jadi dan unit produk dalam proses yang disetarakan dengan
produk jadi. Ada dua metode aliran biaya untuk mengkalkulasi biaya produksi
produk dalam proses yaitu : a.
Aliran Biaya Rata – rata Tertimbang Dengan merata – ratakan biaya penyelesaian persediaan awal produk
dalam proses periode sebelumnya dengan menambahkan biaya periode
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
berjalan untuk mendapatkan biaya per unit. Unit persediaan awal menerima biaya per unit yang besarnya sama dengan unit yang baru
dimulai dan diselesaikan selama periode bersangkutan, sehingga semua unit yang ditransfer akan memiliki biaya per unit yang sama.
Unit ekuivalen produksi = Produk Selesai + PDP Akhir x Tingkat Penyelesaian
Contoh : PT X adalah perusahaan pengolahan nanas yang dikemas dalam kaleng
untuk dipasarkan didalam negeri, pengolahan dilakukan melalui satu tahapan pengolahan yaitu melalui departemen pengolahan. Pada awal
Oktober perusahaan baru mulai beroperasi, dengan mengolah nanas sebanyak 8.000 kg, pada akhir Oktober produk selesai yang ditransfer ke
gudang sebanyak 7600 kg, sedangkan yang 400 kg masih dalam proses dengan tingkat penyerapan bahan baku 100, biaya tenaga kerja 70,
dan biaya overhead pabrik 75. Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah nanas tersebut adalah : Biaya bahan baku sebesar Rp. 6.000.000,- biaya
tenaga kerja Rp.4.728.000,- dan biaya overhead pabrik Rp.3.160.000,- Diminta :
Susunlah Laporan Biaya Produksi PT X untuk bulan Oktober 2008.
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
Penyelesaian : PT X
Departemen Pengolahan Laporan Biaya Produksi
Untuk bulan Oktober 2008 Skedul kuantitas
Produk Masuk Proses = 8.000 kg Produk selesai = 7.600 kg
Produk Dalam Proses Akhir 100 Bahan, 70 Tenaga Kerja, 80 BOP =
= 8.000 kg
400 kg Biaya dibebankan
Elemen biaya Total Unit Ekuivalen Bahan baku Rp 6.000.000 8.000 kg Rp 750
Biayakg Tenaga Kerja Rp 4.728.000 7.880 kg Rp 600
BOP Rp 3.160.000 7.900 kg Total Rp 13.888.000 Rp 1.750
Rp 400 Unit Ekuivalen = Produk Selesai + PDP Akhir x Tingkat penyelesaian
Bahan baku = 7.600 kg + 400 kg x 100 = 8.000 kg Tenaga kerja = 7.600 kg + 400 kg x 70 = 7.880 kg
BOP = 7.600 kg + 400 kg x 75 = 7.900 kg Pertanggungjawaban biaya
Biaya produk selesai ditransfer = 7.600 kg x Rp 1.750 = Rp 13.300.000 Produk dalam proses akhir:
Bahan baku = 400 kg 100 x Rp 750 = Rp 300.000 Tenaga kerja = 400 kg 70 x Rp 600 = Rp 168.000
BOP = 400 kg 75 x Rp 400 =
Rp 120.000 + Total Rp 13.888.000
Rp 588.000 +
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
Kebaikan dari metode ini adalah sederhana, dengan memperlakukan unit pada persediaan awal produk dalam proses sebagai
produk periode berjalan, semua unit ekuivalen akan termasuk dalam kategori yang sama pada saat perhitungan biaya per unit. Sedangkan
kelemahan metode ini mengurangi keakuratan perhitungan biaya per unit untuk output periode berjalan dan untuk unit pada persediaan awal produk
dalam proses. Jika biaya per unit dalam suatu proses relatif stabil dari periode berikutnya, metode rata – rata tertimbang ini cukup akurat. Akan
tetapi, jika input pabrikasi meningkat secara signifikan dari periode satu ke periode lainnya, biaya per unit output saat ini dinyatakan terlalu rendah,
dan biaya per unit pada awal produk dalam proses dinyatakan terlalu tinggi. Jika menginginkan keakuratan yang lebih dalam perhitungan biaya
per unit, perusahaan sebaiknya menggunakan metode FIFO. b.
Aliran Biaya FIFO First In First Out Aliran biaya ini dilakukan dengan memisahkan biaya per unit yang
terdapat pada persediaan awal dari biaya per unit produk yang dimasukkan dan diselesaikan pada suatu periode tertentu. Biaya produk yang ditransfer
terdiri dari biaya produk dalam proses awal dari periode sebelumnya, dan biaya produk dari produk yang dimulai dan diselesaikan selama periode
berjalan. Unit Ekuivalen Produksi = Produk Selesai + PDP Akhir x Tingkat
Penyelesaian – PDP Awal x Tingkat Penyelesaian
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
Contoh : Persediaan awal PDP
= 1.000 unit Tingkat penyelesaian : 100 bahan baku, 80 biaya konversi
Produk masuk proses = 38.200 unit
Produk selesai ditransfer = 38.000 unit
Persediaan akhir PDP = 1.200 unit
Tingkat penyelesaian : 80 bahan baku, 75 biaya konversi
Bahan Baku Biaya Konversi
Tenaga Kerja OHP
Produk selesai 38.000 unit
38.000 unit PDP Akhir
1.200 x 80
960 unit 1.200
x 75 -
900 unit PDP Awal
1000 x 100 1000 unit
1000 x 80 Unit Ekuivalen
37.960 unit 38.100 unit
800 unit
Bahan baku : 38.000 unit + 1.200 unit x 80 – 1.000 unit x 100 = 37.960 unit
Biaya Konversi Tenaga Kerja dan BOP 38.000 unit + 1.200 unit x 75 – 1.000 unit x 80 = 38.100 unit
Dewi Amorita : Penerapan Metode Process Costing System Dalam Penentuan Harga Pokok Produksi Ban Vulkanisir Sistem Dingin Pt Alkarin Mariendal, 2010.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu