TLM Threshold Level Method

Q T = 0,278 x C x I x A....................................2.8 Keterangan : Q T = debit puncaklimpasanpermukaandenganperiodeulang T tahun m 3 det. C = angkapengaliran tanpadimensi A = luasdaerahpengaliran Km 2 I = intensitascurahhujan mmjam Kamiana, 2001: 23.

2.7 TLM Threshold Level Method

TLM Threshold Level Methodadalahmetodeambangbatasuntukanalisisbanjirdenganmenggunakan data debit darisuatu DAS. Metodeinisangatpentingdigunakanuntukmenentukankondisiawaldanakhirmusimpe nghujan.Nilaiambangbatasdapatdiaturdalamwaktu yang tetapsepanjangtahun konstan, musiman 1-4 musim, bulanan, N-haridansetiaphari. Dalammenganalisisnilai ambang batasbanjirmenggunakanThreshold Level Method dapatdilakukanperhitunganuntukanalisiswaktuseridefisitataudefisitstatistikdalamb entuktabeldangrafik.Selainitu, metodeinidigunakanuntukmenganalisisnilai minimum danjugamaksimumnya. Kelebihanmetodeambangbatas TLM yaitumetodekuantitatifuntuk menentukankondisiawaldan akhirmusim penghujan dan juga cukup mudah dalam pengoperasiannya.Metodeambang batas umumnyamerupakanstudi yang diletakkan di bawahatau di atasambang batas tertentu.Metodeambangbatasinirelevanuntukpenyimpanan air dalamsuatu DAS danmenghasilkananalisisnilai ambang batas banjirdarisuatu DAS yang berhubungandengansiklushidrologi.Manajemen siklus hidrologi bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang akan datang. Metode TLM jugamemilikikelemahan, yaitudalammenganalisiskejadiankekeringanhanyamelihat data debit sungaisajasehinggadapatmengakibatkansuatuprediksi yang kurangakuratkarenatidakmenghubungkannyadenganfaktor-faktor lain penyebabkekeringansepertikondisilingkunganmaupunadanyacurahhujan. Gambar 2.2 Tampilan Menu Threshold Manager Nilai surplus air padametode TLM ditunjukkanpadagrafik TLM floods assessment, dimananilaisurplus air berada di atasgarisambangbatas. Surplus air berartikelebihan air yang terjadipadawaktutertentu. Sehinggasaat debit berada di atasgarisambangbatas, makaterjadisurplus air yang berakibatpadaperistiwabanjir.Penentuanawaldanakhirkejadianbanjirsertadefisit volume pada program TLM menggunakanperintah proses TLM – floodsdrought statistic.Waktuterjadinyabanjirdannilaisurplus volume tergantungpada data debit yang diinputkanpada program TLMTallaksendan Lanen, 2004:56-57. Gamabar 2.3 Grafik Floods Assessment Denganterbentuknyaambangbataskemudiandapatdilakukanperhitunganterha dapkejadianbanjir yang terjadiselamaperiodepengamatan.Adapuncaramenghitungkejadianbanjirnyadidasar kanpadapuncak debit yang independen. Maksudnya, jikadalamsatuperistiwapelampauan debit terhadapambangbatasterdapat 2 puncak, maka yang dikategorikankedalamperistiwabanjiradalahpuncak yang paling besar Madsen et al., 1997:747-748. Gamabar 2.4 Tampilan Tool TLM Pada Softwere Hydro Office PadadasarnyaThreshold Level MethodatauMetodeAmbang Batas inimerupakansuatualat yang terdapatpada software Hydrooffice yangmemilikifungsiuntukmenghitungkekurangan air kekeringan dankelebihan air banjir padasuatu DAS denganmenggunakanbatasan debit yang telahditentukanpadamasing-masing DAS sebelumnya. SecaraumumThreshold Level Methoddapatdiartikansebagaisuatucaraanalisisdengancaramenghitungkejadian debit jikaberada di atasambangbatas yang telahditentukansebelumnya. Dalam TLM, ambangbatas yang telahditentukansebelumnyadapatdiaturberdasarkansatuperiodepengamatan, musim, bulan, jumlahharitertentu, danjugatiaphari Gregor, 2010:4-5. Dalammelakukananalisiskejadianbanjirdenganmenggunakan TLM, langkahawal yang perludiperhatikanadalahbagaimanamenentukanambangbatasbanjir.Ada berbagaimacamambangbatas yang dapatdigunakandalammenentukanbanjir.Secaragarisbesarambangbatasdiklasifikasi kanmenjadi 2, yaituambangbatasaliransungaiseketikadanambangbatasperamalanbanjir.Ambangb atasaliransungaiseketikamerupakanambangbatas yang telahditentukansebelumnyaolehbadanpengelola DAS terkaituntukmenentukankejadianbanjir, sedangkanambangbatasperamalanbanjirmerupakansuatubatasan debit yang biasanyadigunakandalammenganalisisprakiraanatauperamalankejadianbanjir Weeink, 2010:10. Penentuan nilai ambang batas berdasarkan pada EFAS European Flood Alert System dikarenakan TLM memiliki kemiripan cara mengidentifikasi banjir dengan EFAS, yaitu menghitung semua pelampauan debit terhadap ambang batas. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan cara menggunakan persentil. Adapun persentil yang digunakan dalam penelitian ini adalah persentil 90 Q 90 , karena definisi banjir yang diamati dengan menggunakan ambang batas adalah saat melewati ambang batas Q 90 Ramos et al., 2007:114.

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 WaktudanTempatPenelitian

Penelitianakandilakukan di Lab. TeknikPengendaliandanKonservasiLingkunganFakultasTeknologiPertanianUniver sitasJember. PenelitianiniakandilakukanmulaibulanNovember 2014 sampai dengan Januari 2015. Lokasi yang digunakan sebagai obyek penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1: Gambar 3.1 Layout Peta UPT PSDAPamekasan Madura, Kediri, dan Surabaya. Adapunbalai yang akandiamatiantara lain UPT PSDAPamekasan Madura, Kediri, Surabaya.

3.2 AlatdanBahanPenelitian

3.2.1 Alat Peralatan yang dibutuhkanpadapenelitianiniantaralainsebagaiberikut: a. Seperangkat Personal Computer PC Komputer berfungsi sebagaisuatu media kerja yang digunakan untuk melakukan penelitian. b. Software Hydrooffice Software ini digunakan untuk menganalisis tingkatbanjirpada DAS di wilayahJawaTimur. c. Software ArcGIS Digunakanuntukmembuatlayoutpetalokasi DAS yang akandiamati. d. Software Ms. Excel Digunakan untuk mengolah data debit kedalam bentuk general statistik. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakandalampenelitianiniberupa data debit time series6tahunan 1996-2001 tiga balai diJawaTimur.Berikutmerupakantampilan layout UPT PSDAPamekasan padaGambar 3.2 dan UPT PSDAKediri, Surabaya pada Gambar 3.3 . Gambar 3.2 Layout Peta UPT PSDAPamekasan Madura