Luaran Penelitian METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 4.1 Karakteristik Fisik DAS
No DAS
Bentuk DAS Karakteristik Fisik DAS
Panjang Sungai Utamakm
Luas DAS km
2
1 09. DAS Brantas Kertosono Memanjang
141,77 7112,00
2 10. DAS Brantas Ploso 164,59
10045,00 3 12. DAS Brantas Mojoroto
114,51 6361,80
4 19. DAS Brantas Perning 33,21
657,00 5 86. DAS Samiran Propo
20,78 52,50
6 92. DAS Klampok Ambunten 13,59
51,00 7 17. DAS Brantas Mojokerto
Melebar 184,67
11195,50 8 18. DAS Lamong Simoanggrok
3,87 209,00
9 84. DAS Blega Telok 17,15
141,10 10 85. DAS Kemuning Pangilen
27,69 253,80
11 89. DAS Nipah Tebanan 4,62
47,60 Sumber: Hasil Analisis 2014
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa DAS yang memiliki luasan paling luas berada pada bentuk DAS melebaryaitu pada DAS Brantas Mojokerto dengan luas
11195,50 km
2
.DAS yang memiliki luasan paling kecil berada pada bentuk DAS melebar yaitu dengan luas 47,6 km
2
. Pada dasarnya DAS dengan bentuk memanjang sama dengan DAS bentuk bulu burung, sedangkan DAS dengan
bentuk melebar merupakan gabungan dari DAS bentuk radial dan paralel jadi DAS dengan bentuk melebar lebih mudah terjadi banjir karena letak outletnya
lebih dekat. Luas DAS merupakan besarnya area resapan air di sekitar aliran sungai.
Luas DAS dapat diukur secara manual dengan menggunakan peta topografi dan secara otomatis dengan menggunakan softwere. Dalam penelitian ini luas DAS
diukur secara otomatis dengan menggunakan softwere QGIS 2.6 Brighton . Luas DAS sangat berpengaruh terhadap besarnya debit sungai. Semakin luas DAS,
maka debit yang tertampung dalam sungai akan semakin besar. Hal ini terjadi karena area tangkapan terhadap hujan akan semakin besar.
Sungai merupakan tempat untuk menampung aliran air permukaan di kawasan suatu DAS. Bentuk panjang atau lebarnya suatu DAS dipengaruhi oleh
panjang sungai. Panjang pendeknya sungai di suatu DAS mempengaruhi besarnya debit di kawasan tersebut. Semakin panjang sungai, semakin banyak pula air
permukaan yang dapat ditampung sehingga debit yang dihasilkan akan semakin besar. Panjang sungai dihitung sebagai jarak datar dari muara sungai outlet ke
arah hulu sepanjang sungai induk. Sepeti halnya luas DAS, panjang sungai juga dapat diukur secara otomatis dan manual. Dalam penelitian ini panjang sungai
diukur dengan menggunakan menu identifikasi fituryang ada pada softwere QGIS 2.6 Brighton. Panjang sungai utama diukur dari outlet sungai hingga batas sungai
di orde yang sama. Berdasarkan tabel karakteristik di atas 11 DAS sampel dapat
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok berdasarkan rentang luasannya seperti disajikan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Pengelompokan DAS Sampel Berdasarkan Variasi Luasannya
Rentang Luas DAS km
2
Karakteristik Fisik DAS Kelompok DAS
Luas DAS km
2
100 sangat kecil 89. DAS Nipah Tebanan
47,60 92. DAS Klampok Ambunten
51,00 86. DAS Samiran Propo
52,50 100-1000 kecil
84. DAS Blega Telok 141,10
18. DAS Lamong Simoanggrok 209,00
85. DAS Kemuning Pangilen 253,80
19. DAS Brantas Perning 657,00
5000-15000 besar 12. DAS Brantas Mojoroto
6361,80 09. DAS Brantas Kertosono
7112,00 10. DAS Brantas Ploso
10045,00 17. DAS Brantas Mojokerto
11195,50 Sumber: Hasil Analisis 2014
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa terdapat empat DAS yang termasuk dalam luasan DAS yang tergolong sangat kecil DAS Nipah Tabanan,
DAS Klampok Ambunten, danDAS Samiran Propo
yang luasannya dibawah 100 km
2
. DAS yang tergolong dalam luasan DAS yang kecil terdapat empat DAS DAS
Blega Telok, DAS Lamong Simoanggrok, DAS Kemuning Pangilen, dan DAS Brantas Perning
yang luasannya antara 100 sampai 1000 km
2
. DAS yang tergolong dalam luasan DAS yang besar terdapat tiga DAS DAS
Brantas Kertosono, DAS Brantas Ploso, DAS Brantas Mojokerto, dan DAS Brantas Mojoroto
yang luasannya antara 5000 sampai 15000 km
2
, dari ke 11 DAS tidak ada DAS yang tergolong dalam DAS berukuran sangat besar yang luasnya lebih dari 15000 km
2
. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, besarnya debit puncak sungai berbanding lurus