Evaluasi Kebijakan TINJAUAN PUSTAKA

semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar kerjasama antar negara dan kerjasama antar entiti-entiti negara masyarakat, industri, perusahaan, dan lain-lain dalam melakukan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi perdagangan, proses-proses politik, mekanisme hubungan sosial dan budaya, dan lain sebagainya. 3. Government to Business G to B Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk sebuah lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Diperlukan relasi yang baik antara pemerintah dengan kalangan bisnis tidak saja bertujuan untuk memperlancar para praktisi bisnis dalam menjalankan roda perusahaannya, namun lebuh jauh lagi banyak hal yang dapat menguntungkan pemerintah jika terjadi relasi interaksi yang baik dan efektif dengan industri swasta. 4. Government to Employees G to E Pada akhirnya aplikas e-Government juga diperuntukkan untuk meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai negeri atau karyawan pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan masyarakat.

2.2 Evaluasi Kebijakan

Menurut William N. Dunn 1999:608 secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran apprasial, pemberian angka rating dan penilaian assessment, kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada kenyataannya mempunyai nilai, hal ini karena hasil tersebut memberi sumbangan pada tujuan tatau sasaran. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna, yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi. Menurut Cronbach 1963, Alkin 1969 dan Stufflebeam 1971 menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, memperoleh, dan menyediakan informasi bagi pembuat keputusan. Popham 1969, Provus 1969 dan Rivlin 1971 menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan membandingkan data tentang penampilan orang-orang dengan standar yang telah diterima umum. Evaluation 1971, menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui perbedaan antara apa yang ada dengan suatu standar yang telah ditetapkan serta bagaimana menyatakan perbedaan antara keduanya. 2.2.1 Sifat Evaluasi Evaluasi menghasilkan tuntutan-tuntutan yang bersifat evaluatif, bukan mengenai fakta atau aksi, melainkan sejumlah nilai. Oleh karena itu evaluasi mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Fokus Nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, evaluasi dipusatkan pada penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari suatu kebijakan dan program. 2. Interdepedensi Fakta-Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik “fakta” maupun “nilai”. 3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Evaluasi diarahkan pada hasil sekarang dan masa lalu, ketimbang hasil di masa depan. 4. Dualitas Nilai. Nilai-nilai yang mendasari evaluasi mempunyai kualitas ganda, karena mereka dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara. 2.2.2 Fungsi Evaluasi William N. Dunn menjelaskan bahwa evaluasi memiliki dua fungsi utama dalam analisis kebijakan. Pertama, evaluasi memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu, sejauh mana kebutuhan, nilai dan kesempatan telah dapat dicapai melelui tindakan publik. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target. Secara umum, Dunn menggambarkan kriteria-kriteria evaluasi kebijakan publik sebagai berikut. Tabel 2.1 Kriteria Evaluasi. Tipe Kriteria Pertanyaan Ilustrasi Efektivitas Apakah hasil yang diinginkan telah dicapai? Unit pelayanan Efisiensi Seberapa banyak usaha diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan? Unit biaya, manfaat bersih, rasio biaya- manfaat Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah? Biaya tetap, efektivitas tetap Perataan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan dengan merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda? Kriteria Pareto, kriteria Kaldor-Hicks, kriteria Rawls Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan, preferensi atau nilai kelompok-kelompok tertentu? Konsistensi dengan survei warga negara Ketepatan Apakah hasil tujuan yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai? Program publik harus merata dan efisien Sumber: William N. Dunn, 1999 2.2.3 Pendekatan Terhadap Evaluasi Berdasarkan timing atau waktu pelaksanaannya, evaluasi implementasi kebijakan dibagi menjadi 3 tiga, yaitu sebelum dilaksanakan, pada waktu dilaksanakan, dan setelah dilaksanakan. Evaluasi pada waktu pelaksanaan disebut dengan evaluasi proses. Evaluasi setelah kebijakan disebut juga dengan evaluasi konsekuensi output kebijakan danatau evaluasi impakpengaruh outcome kebijakan, atau evaluasi sumatif. Secara spesifik, Dunn 1999:612-634 mengembangkan 3 tiga pendekatan evaluasi implementasi kebijakan, yaitu evaluasi semu, evaluasi formal, dan evaluasi kebutuhan teoritis. Tabel 2.2 Pendekatan Evaluasi Pendekatan Tujuan Asumsi Bentuk-bentuk Utama Evaluasi Semu Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi valid tentang hasil kebijakan. Ukuran manfaat atau nilai terbukti dengan sendirinya atau tidak kontroversial. Eksperimentasi sosial Akuntansi sistem sosial Pemeriksaan sosial Sitesis riset dan praktik. Evaluasi Formal Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan secara formal diumumkan sebagai tujuan program-kebijakan. Tujuan dan sasaran dari pengambil kebijakan dan administrator yang secara resmi diumumkan merupakan ukuran yang tepat dari manfaat atau nilai. Evaluasi perkembangan Evaluasi eksperimental Evaluasi proses retrospektif Evaluasi hasil retrospektif. Evaluasi Keputusan Teoritis Menggunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang terpercaya dan valid mengenai hasil kebijakan yang secara eksplisit diinginkan oleh berbagai pelaku kebijakan. Tujuan dan sasaran dari berbagai pelaku yang diumumkan secara formal ataupun diam-diam merupakan ukuran yang tepat dari manfaat atau nilai. Penilaian tentang dapat tidaknya dievaluasi Analisis utilitas multiatribut. Sumber: William N. Dunn, 1999 a. Evaluasi Semu Peseudo Evaluation Evaluasi semu adalah pendekatan yang mengunakan metode-metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai hasil kebijakan, tanpa untuk berusaha menanyakan tentang manfaat atau nilai dari hasil-hasi tersebut terhadap individu, kelompok, atau masyarakat secara keseluruhan. b. Evaluasi Formal Formal Evaluation Evaluasi formal adalah pendekatan yang mengunakan metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang valid dan cepat dipercaya mengenai hasil-hasil kebijakan tetapi mengevaluasi hasil tersebut atas dasar tujuan program kebijakan yang telah diumumkan secara formal oleh pembuat kebijakan dan administrator program. c. Evaluasi Keputusan Teoritis Decision Theoretic Evaluation Evaluasi keputusan teoritis adalah pendekatan yang mengunakan metode- metode deskriptif untuk menghasilkan informasi yang dapat dipertangung jawabkan dan valid mengenai hasil-hasil kebijakan yang secara eksplisit dinilai oleh berbagai macam pelaku kebijakan.

2.3 Pengadaan Barang dan Jasa