Pemilihan Umum TINJAUAN PUSTAKA

perhatiannya kepada kepentingan rakyat banyaj dalam rangka tercapainya kemakmuran yang merata. 25 Negara Republik Indonesia yang di proklamasikan tangga 17 Agustus 1945, adalah negara demkrasi yang bercorak pancasila, bercita cita membangun masyarakat yang mengamalkan pancasila secara murni dan konsekuen. 26

2.2 Pemilihan Umum

Pada tanggal 17 agustus 1945 bangsa indonesia tellah mengumumkan proklamasi kemerdekaan yang melahirkan negara kesatuan republik indonesia. Kemerdekaan itu wajib di pertahankan dan di isi agar tercapai cita cita bangsa indonesia, yakni suatu tata masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mengisi kemerdekaan itu diperlukan suatu pemerintah negara yang akan mengatur seluruh tata kehidupan rakyat berdasarkan suatu peraturan dasar negara oleh karena itulah pada tanggal 18 agustus 1945 dikenal dengan nama Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945 di tegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat atau biasa di sebut negara demokrasi. Bagi negara demokrasi Modern, pemilihan umum merupakan mekanisme utama yang harus ada dalam tahapan penyelenggaraan negara dan pembentukan pemerintahan Pasal 1 ayat 2 Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Menyatakan” Kedaulatan berada di tangan rakyat dan di laksanakan menurut undang undang dasar”. Makna kedaulatan berada di tangan rakyat adalah rakyat memiliki kedaulatan, tanggung jawab hak dan kewajiban untuk secara mengurus dan melayani seluruh lapisan masyarakat,serta memilih wakil rakyat untuk mengawasi jalannya pemerintah. Dan pelaksana kedaulatan rakyat itu dilaksanakan melalui adanya pemilihan umum atau biasa di sebut pemilu. Melalui pemilu rakyat di beri sarana untuk memilih wakil rakyat yang nantinya akan menjalankan fungsi sebagai mandataris rakyat. Sesuai dengan Pasal 22E Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pemilu dilaksanakan untuk mimilih anggota dewan perwakilan rakyat, anggota dewan perwakilan daerah, dilengserkan berdasarkan asas langsung, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Pemilu diselengarakan dengan tujuan untuk menjamin kerterwalian, yang artinya setiap warga negara Indonesia di jamin memiliki wakil yang duduk di lembaga perwakilan yang akan menyeruhkan aspirasi rakyat di setiap tingkat pemerintahan dari pusat sampai ke daerah .pemilu yang diselengarakan lagsung, bebas, rahasia, jujur, dan adil m erupakan syarat yang mutlak untuk 25 Ibid,hal 128 26 Ibid,hal 128 mewujudkan wakil rakyat yang berkualitas, dapat dipercaya, dan dapat dipercaya, dan dapat menjalankan fungsi legislatif secara optimal penyelenggaraan pemilu yang baik dan berkualitas akan meningkatkan derajat kompetisi yang sehat, partisipatif, dan keterwalian yang sangat kuat dan dapat di pertanggung jawabkan. Di dalam ketentuan Umum UU No. 8 Tahun 2012 tentang pemilihan umum legislatif dijelaskan bahwa “Pemilihan Umum, selanjutnya disebut pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselengarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” 27 Asas langsung disini di aktikan pemilih memiliki hak untuk memberikan suaranya secara langsung tanpa perantara, asas bebas di sini setiap orang berhak dan tanpa paksaan untuk menggunakan haknya untuk memberikan suara kepada setiap calon yang ada, asas rahasia dapat di artikan pemberian suara tersebut dalam memilih siapapun tidak ada yang boleh tahu kepada siapapemilih menetapkan pilihannya sifat rahasia ini yang menjamin kebebasan kepada warga negara untuk memberikan suaranya, pemilihan yang bersifat umum di artikan bahwa pemilu menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga Indonesia tanpa diskriminasi suku, ras agama, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan dan status sosial. Dalam penyelenggaraan pemilu asas jujur disini di artikan penyelenggara pemilu. Aparat pemerintah, peserta, pengawas, pemantau pemilu, serta pemilih dan setiap orang yang terlibat didalamnya harus bertindak dan berlaku jujur, sesui dengan ketentuan peranturan perundang undangan yang berlaku. Setiap peserta dan pemilih mendapat perlakuan yang sama, serta wajah pemilu Indsonesia. Karut marut hasil pemili tidak berjung kepada penyelesaian secara hukum hasil pemilu seringkali dipertanyakan. 28 Bebas dari kecurangan pihak manapun hal inilah yang mempresentasikan keadilan dalam asas pemilu.Dalam pemilu terdapat hal hal pokok mengenai pemilihan umum, sebab sangat perlu terlebih dahulu mengetahui dasar hukum yang merupakan landasan mutlak bagi perlunya pemilu di laksanakan dalam suatu negara yang menganut paham demokrasi. Di pandang dari segi ketata negaraan Indonesia dasar dasar pemilu di Negara Republik Indonesia adalah 29 : 1. negara kesatuan sebagai bentuk negara dan negara rupublik sebagai bentuk pemerintah 2. negara hukum sebagai sistem pemerintah negara Indonesia 3. pancasila sebagai idiologi bangsa 4. pancasila sebagai dasar demokrasi di Indonesia 27 UU Nomor 8 Tahun 2012, Ketentuan umum, hal 151 28 Ibid,hal hal 151 29 Kansil, Ilmu pengetahuan pemilu, Jakarta : Pradnja Paramita1970, hal 3 Pemilihan umum sebagai salah satu sarana untuk mewujudkan nilai- nilai demokrasi, paling tidak mesti didasari oleh beberapa hal, yaitu 30 : 1. Adanya peraturan perundang – undangan yang memadai sebagai landasan bagi penyelenggaraan pemilihan umum yang demokratis, fair, jujur dan adil; 2. Pemilu dilaksanakan dengan prinsip – prinsip langsung, umum, bebas, rahasia,jujur dan adil; 3. Pemilu diselengarakan oleh lembaga penyelengara pemilihan umum yang berwenang, bersifat independen, tidak memihak atau netral, transparan, adil dan bertanggungjawab; 4. Adanya lembaga pengawas danatau lembaga pemantau yang dibentuk secara independen, yang berfungsi untuk melakukan pengawasan atau kontrol terhadap Penyelengaraan pemilihan umum agar dapat berlangsung secara demokratis, jujur, dan legal sah berdasarkan hukum dan keadilan; 5. Adanya lembaga peradilan yang independen dan tidak memihak, yang khusus dibentuk untuk menangani masalah pelanggaran, kecurangan dan tindakan – tindakan lainnya yang melanggar nilai nilai demokrasi, kejujuran,norma-norma hukum dan keadilan, termasuk memutuskan keabsahan hasil pemilu yang diselenggarakan; 6. Adanya lembaga penegak hukum yang bertugas untuk mengawal dan menegakan norma-norma hukum pemilu agar ditaati oleh peserta pemilu, penyekenggara pemilu, pengawas pemilu atau pemantau pemilu dan masyarakat luas lainnya.

2.3 Penyelesaian Hasil Pemilu

Dokumen yang terkait

Tinjauan Kritis Terhadap Pelaksanaan Kewenangan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam Menyelesaikan Sengketa Penetapan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah

0 83 187

KAJIAN YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA HASIL PEMILUKADA OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI (Berdasarkan Peraturan Mahkamah Konstitusi No. 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Putusan Mahkamah Konstitusi No.

0 4 15

KAJIAN YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA HASIL PEMILUKADA OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI (Berdasarkan Peraturan Mahkamah Konstitusi No. 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Beracara Dalam Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Putusan Mahkamah Konstitusi No.

0 2 15

KEWENANGAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH

0 14 83

PERGESERAN KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA PEMILUKADA DARI MAHKAMAH AGUNG KE MAHKAMAH KONSTITUSI

0 3 19

Implikasi tugas dan kewenangan mahkamah konstitusi dalam penyelesaian sengketa hasil pemilukada

0 8 96

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MEMUTUS SENGKETA PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH (STUDI KASUS : PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KOTAWARINGIN BARAT).

1 2 18

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA KEWENANGAN ANTAR LEMBAGA NEGARA.

0 0 6

68304278 Analisis Yuridis Kewenangan Mahkamah Konstitusi Memutus Sengketa Kewenangan Antar Lembaga Negara

0 0 13

Penyelesaian Sengketa Kewenangan Konstitusional Lembaga Negara sebagai Salah Satu Kewenangan Mahkamah Konstitusi

0 0 24