Identifikasi Variabel METODOLOGI PENELITIAN

α = 0,05 Keterangan: N : Jumlah populasi acuan Z : Harga standart normal 1,96 P : Estimasi proporsi populasi 0,8 Q : 1,0 – P α : Besar penyimpangan yang dapat ditoleransi sebesar 5 0,05 n : Besar sampel Sanapiah, 1999.

3.5 Identifikasi Variabel

3.5.1 Motivasi pasien datang ke RSGM Unej 1 Definisi oprasional: faktor pendorong pasien datang ke RSGM Unej untuk memenuhi kebutuhan kesehatan gigi dan mulut. Pasien membawa harapan yang ingin dipenuhi yakni untuk uang, keinginan menolong mahasiswa profesi dan benar-benar ingin merawat kesehatan gigi dan mulutnya. 2 Alat ukur : kuesioner 3 Metode pengukuran : dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh pasien yang memenuhi kriteria dengan klasifikasi motivasi sebagai berukut: a. Responden mendapatkan skor 1 jika motivasi datang ke RSGM Unej didorong oleh faktor uang tanpa memeperhatikan kualitas layanan yang diberikan rumah sakit. b. Responden mendapatkan skor 2 jika motivasi datang ke RSGM Unej didorong oleh faktor ingin menolong mahasiswa profesi dengan tanpa memperhatikan kualitas layanan yang diberikan rumah sakit. c. Responden mendapatkan skor 3 jika motivasi datang ke RSGM Unej didorong oeh faktor benar-benar ingin merawat gigi dan mulutnya dengan harapan mendapatkan kualitas layanan yang baik dari rumah sakit Notoatmodjo, 2010. Penyajian data peneliti diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang, tinggi. Panjang kelas interval pada masing-masing kategori berdasarkan aturan distribusi frekuensi yang dikemukakan oleh Sudjana 1996 dengan perhitungan : 1. Data terbesar: 33 2. Data terkecil: 19 3. Rentang = data terbesar – data terkecil = 33 - 19 = 14 4. Banyak kelas interval = 3 5. Panjang kelas interval = rentang banyak kelas = 143 = 4,67 = 5 6. Jadi skor klasifikasi motivasi diperoleh dengan kategori : a Motivasi rendah : 19-23 b Motivasi sedang : 24-28 c Motivasi tinggi : 29 Sudjana, 1996 3.5.2 Tingkat kooperatif pasien 1. Definisi operasional: respon perilaku pasien yang menerima pelayanan kesehatan di RSGM Unej oleh mahasiswa profesi dalam bekerjasama untuk tercapainya kesehatan gigi dan mulut. Tingkat kooperatif dapat dilihat dari aspek patuh, sedikit patuh dan tidak patuh terhadap anjuran mahasiswa profesi yang merawatnya. 2. Alat ukur: kuesioner 3. Metode pengukuran: Pengukuran dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh pasien. Klasifikasi derajat kepatuhan sebagai berikut : a. Responden menjawab tidak patuh atau terjadi kerjasama yang minimal mendapatkan skor 1. b. Responden menjawab sedikit patuh atau terjadi kerjasama yang sedang mendapatkan skor 2. c. Responden menjawab patuh atau terjadi kerjasama yang maksimal mendapatkan skor 3 Notoatmodjo, 2010. Penyajian data peneliti diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu rendah, sedang, tinggi. Panjang kelas interval pada masing-masing kategori berdasarkan aturan distribusi frekuensi yang dikemukakan oleh Sudjana 1996 dengan perhitungan : 1. Data terbesar: 33 2. Data terkecil: 19 3. Rentang = data terbesar – data terkecil = 33 - 19 = 14 4. Banyak kelas interval = 3 5. Panjang kelas interval = rentang banyak kelas = 143 = 4,67 = 5 6. Jadi skor klasifikasi kooperatif diperoleh dengan kategori : a kooperatif rendah : 19-23 b kooperatif sedang : 24-28 c kooperatif tinggi : 29 Sudjana, 1996.

3.6 Alat dan Bahan