menunjukkan jejak aktivitas lapangannya diantaranya dokumentasi dan rekaman hasil wawancara.
3. Teknik Pengujian Confirmability Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak
orang. Menguji confirmability bearti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Dalam penelitian kualitatif, uji
confirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiaannya dapat dilakukan secara bersamaan.
Ketiga cara yang digunakan dalam pengujian keabsahan data yang saling melengkapi sehingga kesimpulan yang didapat merupakan kesatuan yang padu.
3.6 Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut;
Gambar 3.2 Kerangka Pemecahan Masalah Data
Primer Data
Sekunder
Permasalahan Penelitian; Bagaimana faktor-faktor kendala dalam penyaluran
pembiayaan salam pada BPRS Bumi Rinjani Probolinggo? Bagaimana inovasi produk pembiayaan salam yang sesuai
untuk meningkatkan penerapan pembiayaan salam di BPRS Bumi Rinjani Probolinggo?
Bagaimana implikasi atas inovasi produk pembiayaan salam terhadap akuntansinya?
Data dianalisis; Konstruktive Kualitatif
Hasil penelitian; Inovasi Model pembiayaan salam
Implikasi inovasi terhadap akuntansi salam Proses pengumpulan data;
Wawancara Dokumentasi
BAB 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang diuraikan dalam Bab 4 berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dicapai maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: 1. Jenis pembiayaan salam yang diterapkan BPRS Bumi Rinjani adalah akad
salam tunggal. Karena barang yang dibeli oleh BPRS adalah barang seperti padi, kentang, jagung, sedangkan pihak BPRS tidak berniat menjadikan
barang-barang tersebut sebagai simpanan, maka pihak BPRS menitipkan barang yang menjadi haknya kepada nasabah bai salam untuk dijual kembali
bersama-sama dengan hasil panen nasabah bai salam. Proses penitipan barang untuk dijual kembali dilakukan dengan sistem wakalah.
2. Ada beberapa faktor yang menjadi kendala bagi BPRS terkait dengan pembiayaan salam. Faktor-faktor tersebut antara lain; 1. Adanya karakter
nasabah bai salam yang tidak baik atau default.2 Gagal panen. 3Harga pasar yang fluktuatif. 4 Adanya ketentuan dari Dewan pengawas bahwa pihak BPRS
harus memiliki Gudangtempat penyimpanan. 3. Untuk mengatasi permasalahan pembiayaan dengan akad salam maka dapat
dilakukan upaya komperhensif mengenai inovasi terkait pembiayaan salam diantaranya; 1.Pembiayaan salam bil wakalah; 2. Pembiayaan salam bil
mudharabah. Kedua inovasi pembiayaan salam tersebut menitikberatkan pada perlakuan aset salam setelah berakhirnya akad salam. Dimana dalam
pembiayaan salam ini bank sebagai pembeli dan tidak berniat menjadikan aset salam sebagai persediaan, maka bank memerlukan strategi untuk menjual
kembali aset salam. 4. Pembiayaan salam bil wakalah dan Pembiayaan salam bil mudharabah
berimplikasi terhadap perlakuaan akuntansinya. Pembiayaan salam bil wakalah pada saat pembelian aset menggunakan PSAK 103 tentang transaksi salam dan
pada saat penjualan kembali aset salam dilakukan secara tunai dengan
74