CO muncul akibat kurang optimalnya proses pembakaran sehingga bahan bakar tidak terbakar karena kekurangan oksigen. Hal ini terjadi bila
campuran bahan bakar lebih kaya dibanding campuran stoikiometris , dan terjadi pada saat beban rendah dan output maksimum saat akselerasi.
Dari gambar 4.26 , 4.27 , 4.28 dan 4.29 dapat dilihat persentase kadar CO dari hasil pembakaran biodiesel B-07 lebih kecil dari pembakaran solar,
karena pembakaran yang tidak optimal karena kekurangan oksigen dalam proses pembakaran. Oleh karena itu dengan adanya kandungan oksigen dalam biodiesel
B-07 akan menambah campuran lokal udara bahan bakar sehingga pembakaran berlangsung lebih baik..
4.3.2 Kadar Nitrogen Oksida N0x dalam gas buang
Data hasil pengukuran kadar NOx dari gas buang hasil pembakaran ke tiga tipe pengujian yang diuji dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Kadar NOx dalam gas buang.
BEBAN STATIS
KG PUTARAN
rpm KADAR NO
X
ppm Biodiesel B-07
Solar
10 1000
5 5,8
1400 4,7
5 1800
3,5 4,1
2200 3,3
3,9 2600
3,2 3,4
2800 2
2,2
15 1000
5 5,4
1400 4,5
4,9 1800
3,2 3,8
2200 3,1
3,6 2600
3 3,3
2800 2
2,1 1000
4,8 5
Universitas Sumatera Utara
20 1400
3,6 4,7
1800 2,7
3,4 2200
2,3 3
2600 2
2,8 2800
1,5 2
25 1000
4,8 5
1400 3,4
4,7 1800
2,5 3,1
2200 2,2
2,9 2600
2 2,6
2800 1,5
1,8
ο Pada pembebanan 10 kg gambar 4.30, kadar NOx terendah terjadi saat menggunakan solar pada putaran 2800 rpm yaitu 2,2 ppm. Sedangkan kadar
NOx tertinggi terjadi saat menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1000 , rpm yaitu sebesar 5 ppm.
ο Pada pembebanan 15 kg gambar 4.31, kadar NOx terendah terjadi saat menggunakan solar pada putaran 2800 rpm yaitu 2,1 ppm. Sedangkan kadar
NOx tertinggi terjadi saat menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1000 , rpm yaitu sebesar 5 ppm.
ο Pada pembebanan 20 kg gambar 4.32, kadar NOx terendah terjadi saat menggunakan solar pada putaran 2800 rpm yaitu 2 ppm. Sedangkan kadar
NOx tertinggi terjadi saat menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1000 , rpm yaitu sebesar 5 ppm.
ο Pada pembebanan 25 kg gambar 4.33, kadar NOx terendah terjadi saat menggunakan Solar pada putaran 2800 rpm yaitu 1,8 ppm dan ppm.
Sedangkan kadar NOx tertinggi terjadi saat menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1000 rpm yaitu sebesar 4,8 ppm.
NOx terbentuk karena tingginya temperatur pembakaran bahan bakar udara di dalam silinder. Semakin tinggi temperatur pembakaran , maka semakin
bertambah kadar NOx yang terbentuk.
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan kadar NOx yang terdapat dalam gas buang masing-masing pengujian dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.30 Grafik Kadar NOx vs Putaran untuk beban 10 kg.
Gambar 4.31 Grafik Kadar NOx vs Putaran untuk beban 15 kg.
1 2
3 4
5 6
7
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
1 2
3 4
5 6
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
K ad
ar N
ox p p
m
Putaran rpm
K ad
ar N
ox p p
m
Putaran rpm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.32 Grafik Kadar NOx vs Putaran untuk beban 20 kg.
1 2
3 4
5 6
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
1 2
3 4
5 6
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
Putaran rpm K
ad ar
N ox p
p m
K ad
ar N
ox p p
m
Putaran rpm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.33 Grafik Kadar NOx vs Putaran untuk beban 25 kg
Dengan memakai biodiesel B-07 maka temperatur pembakaran bahan bakar didalam silinder akan semakin rendah. Cocok digunakan pada kendaran
roda empat bermotor diesel karena ramah lingkungan.
4.3.3 Kadar Unburned Hidro Carbon UHC dalam gas buang