Gambar 4.33 Grafik Kadar NOx vs Putaran untuk beban 25 kg
Dengan memakai biodiesel B-07 maka temperatur pembakaran bahan bakar didalam silinder akan semakin rendah. Cocok digunakan pada kendaran
roda empat bermotor diesel karena ramah lingkungan.
4.3.3 Kadar Unburned Hidro Carbon UHC dalam gas buang
Data hasil pengukuran kadar CO dari gas buang hasil pembakaran ke tiga tipe pengujian yang diuji dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.10 Kadar UHC dalam gas buang.
BEBAN STATIS
KG PUTARAN
rpm KADAR UHC ppm
Biodiesel B-07 Solar
10 1000
8 8
1400 8
6 1800
9,5 13
2200 11,4
12 2600
12,7 7
2800 14,3
8
Universitas Sumatera Utara
15 1000
7 8
1400 6,8
6 1800
8,3 12
2200 11,3
11 2600
12,5 6
2800 14,1
7
20 1000
6 7
1400 7,6
8 1800
9,2 13
2200 11,5
16 2600
12 18
2800 12,7
18
25 1000
6 6
1400 6,3
8 1800
8,1 13
2200 13
18 2600
13 21
2800 16
21
ο Pada pembebanan 10 kg gambar 4.34, kadar UHC terendah terjadi saat menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1000 rpm pada putaran yaitu 8
ppm. Sedangkan kadar UHC tertinggi terjadi saat menggunakan Solar pada putaran 1800 rpm yaitu sebesar 13 ppm.
ο Pada pembebanan 15 kg gambar 4.35, kadar UHC terendah terjadi saat menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1400 rpm pada putaran yaitu 6,8
ppm. Sedangkan kadar UHC tertinggi terjadi saat menggunakan Solar pada putaran 1800 rpm yaitu sebesar 12 ppm.
ο Pada pembebanan 20 kg gambar 4.36, kadar UHC terendah terjadi saat menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1400 rpm pada putaran yaitu 6
Universitas Sumatera Utara
ppm. Sedangkan kadar UHC tertinggi terjadi saat menggunakan Solar pada putaran 2600 - 2800 rpm yaitu sebesar 18 ppm.
ο Pada pembebanan 25 kg gambar 4.37, kadar UHC terendah terjadi saat menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1000 rpm yaitu 6 ppm .
Sedangkan kadar UHC tertinggi terjadi saat menggunakan Solar pada putaran 2600 – 2800 rpm yaitu sebesar 21 ppm.
Unburned Hidro Carbon UHC timbul tidak hanya karena campuran bahan bakar udara yang kaya konsumsi bahan bakar lebih besar dibanding
udara, tetapi bisa juga karena campuran miskin pada suhu pembakaran rendah dan lambat misalnya pada saat idel mesin berputar bebas atau waktu pemanasan
mesin.
Perbandingan kadar UHC yang terdapat dalam gas buang masing-masing sampel pengujian dapat dilihat pada gambar berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.34 Grafik Kadar UHC vs Putaran untuk beban 10 kg
Gambar 4.35 Grafik Kadar UHC vs Putaran untuk beban 15 kg
2 4
6 8
10 12
14 16
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
2 4
6 8
10 12
14 16
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
UH C
ppm UH
C ppm
Putaran rpm
Putaran rpm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.36 Grafik Kadar UHC vs Putaran untuk beban 20 kg
Gambar 4.37 Grafik Kadar UHC vs Putaran untuk beban 25 kg. Tidak sempurna nya pembakaran dimana bahan bakar tidak terbakar
seluruhnya karena kekurangan udara akan menyebabkan timbulnya UHC. Mesin diesel adalah mesin yang memanfaatkan tekanan udara kompresi yang tinggi
untuk proses pembakaran.
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
5 10
15 20
25
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
UH C
ppm
Putaran rpm
UH C
ppm
Putaran rpm
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 4.34 , 4.35 , 4.36 dan 4.37dapat dilihat bahwa kadar UHC dengan menggunakan bahan bakar biodiesel B-07 lebih kecil dari pada
menggunakan bahan bakar solar. Karena pada biodiesel B-07 ada oksigen yang terikat langsung pada bahan bakar biodiesel. Oksigen ini akan mempengaruhi
campuran lokal udara - bahan bakar sehingga lebih dapat terbakar. Oleh karena itu bahan bakar biodiesel B-07 cocok digunakan pada kendaraan mesin diesel
atau pun genset yang bermesin diesel karena gas hasil sisa pembakaran akan terbakar lebih sempurna dari pada solar yang membuta polusi udara semakin kecil
atau dengan kata lain lebih ramah lingkungan.
4.3.4 Kadar Carbon Dioksida CO