lebih awet dan tahan lama untuk beroperasi.Jadi bahan bakar biodiesel B-07 ini cocok digunakan pada truk – truk pengangkut yang membawa peralatan besar,
genset dan juga kendaraan bermesin diesel.
4.2.3 Konsumsi bahan bakar spesifik
Konsumsi bahan bakar spesifik Specific fuel consumption, Sfc dari masing–masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut : Sfc =
B f
P x
m
3 .
10
dimana : Sfc = konsumsi bahan bakar spesifik gkW.h
. f
m = laju aliran bahan bakar kgjam Besarnya laju aliran massa bahan bahan bakar
. f
m dihitung dengan persamaan berikut :
3600 10
. .
3
x t
V sg
m
f f
f f
−
= dimana :
f
sg
= spesific gravity biodiesel = 0,8624
f
V
= Volume bahan bakar yang diuji dalam hal ini 100 ml.
f
t
= waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji detik. Dengan memasukkan harga
f
sg
, harga
f
t
yang diambil dari percobaan sebelumnya harga
f
V
yaitu sebesar 100 ml, maka laju aliran bahan bakar untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar biodiesel B-07 :
Beban : 10 kg Putaran : 1000 rpm
Universitas Sumatera Utara
. f
m = 438
10 .
100 8624
,
3 −
x x 3600
= 0,708 kg jam
Dengan diperolehnya besar laju aliran bahan bakar, maka dapat dihitung harga konsumsi bahan bakar spesifiknya Sfc.
Untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar biodiesel B-07 : Beban : 10 kg
Putaran : 1000 rpm Sfc =
192 ,
3 10
708 ,
3
x = 222,03 gkWh
Dengan cara yang sama untuk setiap jenis pengujian, pada putaran dan beban yang bervariasi, maka hasil perhitungan Sfc untuk kondisi tersebut dapat
dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.4 Konsumsi bahan bakar spesifik sfc dengan biodiesel B-07 dan solar .
Dengan Bahan Bakar Biodiesel B-07 Beban
Statis kg
Putaran rpm
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik sfc grkWh
10 1000
222,03 1400
187,03 1800
174,34 2200
197,55 2600
196,83 2800
193,49
15 1000
146,09 1400
123,18 1800
115,82 2200
128,04 2600
132,48 2800
137,18
Universitas Sumatera Utara
Dengan Bahan Bakar Biodiesel B-07 Beban
Statis kg
Putaran rpm
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik sfc grkWh
20 1000
114,14 1400
97,76 1800
92,11 2200
100,31 2600
106,67 2800
109,71
25 1000
92,76 1400
83,03 1800
81,52 2200
82,51 2600
87,34 2800
89,02
Dengan Bahan Bakar Solar Beban
Statis kg
Putaran rpm
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik sfc grkWh
10 1000
296,02 1400
214,25 1800
195,32 2200
169,93 2600
146,52 2800
148,25
15 1000
205,73 1400
175,39 1800
161,93 2200
135,4 2600
113,79 2800
113,63
Universitas Sumatera Utara
Dengan Bahan Bakar Solar Beban
Statis kg
Putaran rpm
Konsumsi Bahan Bakar Spesifik sfc grkWh
20 1000
159,44 1400
139,86 1800
143,08 2200
117,58 2600
99,43 2800
96.96
25 1000
128,4 1400
108,87 1800
127,84 2200
104,22 2600
92,55 2800
93,05
• Pada pembebanan 10 kg gambar 4.9, Sfc terendah terjadi saat dengan menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1800 rpm yaitu sebesar
222,03gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi saat menggunakan B-07 pada putaran 2800 rpm yaitu sebesar 193,49gkWh.
• Pada pembebanan 15 kg gambar 4.10, Sfc terendah terjadi pada pengujian dengan menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1800 rpm yaitu
115,82gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi pada saat mesin menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1000 rpm sebesar 146,09gkWh.
• Pada pembebanan 20 kg gambar 4.11, Sfc terendah terjadi pada pengujian dengan menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1800 rpm yaitu
92,11gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi pada saat mesin menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1000 rpm sebesar 114,14gkWh.
• Pada pembebanan 25 kg gambar 4.12, Sfc terendah terjadi pada pengujian dengan menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1800 rpm yaitu
81,52gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi pada saat mesin menggunakan biodiesel B-07 pada putaran 1000 rpm sebesar 92,76gkWh.
Universitas Sumatera Utara
Besarnya Sfc sangat dipengaruhi oleh nilai kalor bahan bakar lihat Tabel 4.1, semakin besar nilai kalor bahan bakar maka Sfc semakin kecil dan
sebaliknya. Perbandingan harga Sfc untuk masing-masing pengujian pada setiap
variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 4.9 Grafik Sfc vs putaran untuk beban 10 kg.
Gambar 4.10 Grafik Sfc vs putaran untuk beban 15 kg
50 100
150 200
250 300
350
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
50 100
150 200
250
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
Sf c
gr kW
.h
Putaran rpm
Sf c
gr kW
.h
Putaran rpm
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11 Grafik Sfc vs putaran untuk beban 20 kg
Gambar 4.12 Grafik Sfc vs putaran untuk beban 25 kg
20 40
60 80
100 120
140 160
180
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
20 40
60 80
100 120
140
1000 1400
1800 2200
2600 2800
Biodiesel B-07 Solar
Putaran rpm
Sf c
gr kW
.h
Putaran rpm
Sf c
gr kW
.h
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 4.9 , 4.10 , 4.11 ; dan 4.12 kita lihat perbandingan Sfc antara biodiesel B-07 dengan solar.Adanya kecendrungan peningkatan Sfc dengan
kenaikan putaran poros pada beban konstan disebabkan oleh waktu periode persiapan pembakaran yang pendek, sehingga pencampuran bahan bakar dengan
udara tidak berlangsung dengan baik. Penambahan beban pada putaran poros konstan sedikit mengurangi Sfc karena adanya kandungan oksigen yang terikat
langsung pada biodiesel membantu pembakaran, sehingga pembakaran berlangsung relatif lebih baik.
Dengan kata lain konsumsi bahan bakar dengan menggunakan biodiesel B-07 akan lebih sedikit atau lebih hemat dari pada pemakaian solar. Jadi
biodisel B-07 ini cocok digunakan pada genset keperluan rumah tangga, kendaran yang ada diperkotaan dan juga truk –truk yang mengangkat atau
membawa beban yang besar.
4.2.4 Rasio perbandingan udara bahan bakar AFR