Pendahuluan 1 Tinjauan Pustaka 6 Metodelogi Penelitian 21 Hasil Dan Pembahasan 31 Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodelogi Penelitian

DAFTAR ISI Halaman Persetujuan i Pernyataan ii Penghargaan iii Abstrak iv Abstract v Daftar Isi vi Daftar tabel viii Daftar Gambar ix

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1 1.2 Batasan Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian 4 1.4 Manfaat Penelitian 4 1.5 Tempat Penelitian 4 1.6 Sistematika Penulisan 5

BAB II Tinjauan Pustaka 6

2.1 Beton

6 2.1.1 Adukan Beton 8 2.1.2 Kinerja dan Mutu Beton 9 2.2 Agregat 11 2.2.1 Kekuatan Agregat 12 2.2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kekuatan Agregat 13 2.3 Semen 14 2.3.1 Semen Portland 15 2.3.2 Faktor Air Semen FAS 16 2.4 Air 17 2.5 Ketahanan Terhadap Kebakaran 18 2.5.1 Pengaruh Temperatur Tinggi Terhadap Beton 18 2.5.2 Kebakaran Pada Bangunan 20

BAB III Metodelogi Penelitian 21

3.1 Alat dan Bahan 21 3.1.1 Peralatan 21 3.1.2 Bahan-bahan 21 3.2 Metodelogi Penelitian 22 3.2.1 Diagram Alir Penelitian 22 3.2.2 Prosedur Pembuatan Benda Uji Beton 23 3.2.2.1 Prosedur Pembuatan Beton Uji Kuat Tekan 23 3.2.2.2 Prosedur Pengujian Kuat Tekan Beton 25 Universitas Sumatera Utara 3.2.2.3 Prosedur Pembuatan Benda Uji Porositas 25 3.2.2.4 Prosedur Pengujian Porositas 26 3.2.2.5 Prosedur Pembuatan Benda Uji Densitas 27 3.2.2.6 Prosedur Pengujian Densitas 28 3.3 Pengujian Sempel 29 3.3.1 Sifat Mekanik 29 3.3.1.1 Kuat Tekan 29 3.3.2 Sifat Fisis 29 3.3.2.1 Pengujian Porositas 29 3.3.2.2 Pengujian Densitas 30

BAB IV Hasil Dan Pembahasan 31

4.1 Analisa Data 31

4.1.1 Pengujian Kuat Tekan Beton

31 4.1.2 Pengujian Porositas Beton 35

4.1.3 Pengujian Densitas Beton

37 4.1.4 Pengamatan Warna dan Kondisi Visual Beton 40

BAB V Kesimpulan Dan Saran 42

5.1 Kesimpulan 42 5.2 Saran 44 Daftar Pustaka 45 Lampiran Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Kelas Dan Mutu Beton 9 Tabel 2.2 Pembagian Beton Menurut Penggunaannya 10 Tabel 2.3 Syarat Mutu Kekuatan Agregat Sesuai SII.0052-08 13 Tabel 2.4 Batas Maksimum Ion Klorida 17 Tabel 3.1 Komposisi Adukan Beton Rencana 23 Tabel 4.1 Data Beton Normal Tanpa Pembakaran 31 Tabel 4.2 Data Kuat Tekan Beton dengan Pembakaran dan waktu 32 penahanan 20 menit Tabel 4.3 Data Kuat Tekan Beton dengan Pembakaran dan waktu 32 penahanan 40 menit Tabel 4.4 Data Kuat Tekan Beton dengan Pembakaran dan waktu 33 penahanan 60 menit Tabel 4.5 Data Porositas Beton dengan Pembakaran dan waktu 35 penahanan 20 menit Tabel 4.6 Data Porositas Beton dengan Pembakaran dan waktu 35 penahanan 40 menit Tabel 4.7 Data Porositas Beton dengan Pembakaran dan waktu 36 penahanan 60 menit Tabel 4.8 Data Densitas Beton dengan Pembakaran dan waktu 37 penahanan 20 menit Tabel 4.9 Data Densitas Beton dengan Pembakaran dan waktu 38 penahanan 40 menit Tabel 4.10 Data Densitas Beton dengan Pembakaran dan waktu 38 penahanan 60 menit Tabel 4.11 Pengamatan Warna dan Kondisi Visual Beton pada Temperatur Tinggi 40 Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 22 Gambar 4.1 Grafik Temperatur o C –vs- Kuat Tekan MPa 33 Gambar 4.2 Hubungan Porositas Dengan Temperatur 36 Gambar 4.3 Hubungan Densitas Dengan Temperatur 39 Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Beton yang sudah dicetak setelah umur pengeringan 28 hari diberi perlakuan bakar pada temperatur 100 o C, 200 o C, 300 o C, 400 o C, 500 o C, 600 o C, 700 o C dan 800 o C dengan waktu penahanan holding time 20 menit, 40 menit dan 60 menit untuk masing-masing temperatur. Setelah dilakukan pembakaran, beton didinginkan selama 24 jam dan dilakukan pengujian karakteristik sifat mekanik kuat tekan dan sifat fisis porositas dan densitas benda uji pada beton. Benda uji dibuat dengan komposisi campuran beton 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada temperatur 500 o C kuat tekan untuk waktu penahanan 20 menit adalah 20,637 MPa dan untuk waktu penahanan 40 menit adalah 18,509 MPa, data Porositas untuk waktu penahanan 20 menit adalah 8,6 dan untuk waktu penahanan 40 menit adalah 10,7, data Densitas untuk waktu penahanan 20 menit adalah 2.870 kgm 3 dan untuk waktu penahanan 40 menit adalah 2.850 kgm 3 mendekati hasil tipikal kuat tekan beton normal dengan tujuan pemakaian beton untuk perumahan. Sedangkan untuk waktu penahanan 60 menit kuat tekan yang dihasilkan adalah 15,541 MPa, porositas sebesar 13,2, dan densitas sebesar 2.770 kgm 3 yang tidak memenuhi tipikal kuat tekan beton normal. Universitas Sumatera Utara ABSTRACT Concrete that has been printed after the age of 28 days of drying the treated fuel at temperatures 100 o C, 200 o C, 300 o C, 400 o C, 500 o C, 600 o C, 700 o C and 800 o C with holding time holding time 20 minutes, 40 minutes and 60 minutes for each temperature. After the burning, concrete cooled for 24 hours and performed the test characteristics of the mechanical properties compressive strength and physical properties porosity and density in the concrete specimens. The specimens made with concrete composition 1 cement : 2 sand : 3 pebbles. Results showed that compressive strength at temperature 500 o C for 20 minutes holding time is 20,637 MPa and holding time of 40 minutes is 18,509 MPa, porosity data for 20-minute detention time is 8.6 and for 40 minutes holding time is 10.7 , the data density for 20 minute detention time is 2.870 kgm 3 and for the holding time of 40 minutes is 2.850 kgm 3 approaching the typical compressive strength of normal concrete with the use of concrete for residential purposes. While for the 60-minute detention time yielded compressive strength is 15,541 MPa, the porosity of 13.2, and density of 2.770 kgm 3 which do not meet the typical compressive strength of normal concrete. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan perumahan menyebabkan kebutuhan akan bahan bangunan meningkat hal ini karena dalam pembangunan tersebut membutuhkan bahan-bahan bangunan berupa batu, kerikil, pasir, tanah lempung, kapur, semen dan lain-lain. Seperti tanah lempung untuk batu merah, kapur, atau semen untuk batako, beton, dan lain-lain. Beton merupakan salah satu bahan kontruksi yang banyak dipergunakan dalam struktur bangunan modern. Beton diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, agregat dan kadang – kadang bahan tambahan admixtur yang berupa bahan kimia, serat, bahan non kimia dengan perbandingan tertentu. Beton banyak dipergunakan karena keunggulan – keunggulannya, antara lain karena kuat tekan beton tinggi, mudah dalam perawatan, mudah dalam pembentukan serta mudah mendapatkan bahan penyusunan. Campuran bahan – bahan yang membentuk beton harus ditetapkan sedemikian rupa, sehingga menghasilkan basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis. Beton sangat banyak digunakan untuk konstruksi disamping kayu dan baja. Pembangunan suatu konstruksi diperlukan beton dengan kemampuan menahan beban yang cukup tinggi dan ketahanan terhadap waktu yang memadai. Kekuatan beton pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya : 1. Mutu agregat halus dan kasar yang meliputi modulus kehalusan, porositas, berat jenis, dan asalnya. 2. Jenis semen, rasio wc, dan lainnya. Universitas Sumatera Utara Teori faktor air semen faktor wc menyatakan bahwa untuk sebuah kombinasi bahan yang sudah memenuhi konsistensi yang telah dikerjakan, kekuatan beton pada umur tertentu tergantung pada perbandingan berat air dan berat beton. Dengan perkataan lain, jika angka perbandingan air terhadap beton sudah tertentu, maka kekuatan beton pada umur tertentu pada dasarnya dapat diperoleh, dengan syarat bahwa campurannya plastis, dapat dikerjakan, dan agregatnya baik dan tahan lama, dan bebas material yang merugikan. Sifat yang paling penting dari beton adalah sifat mekaniknya yaitu sifat kekuatan tekan, kekuatan lentur, dan kekuatan tarik. Sifat beton berubah karena sifat dari bahan-bahan pembentuk beton yaitu pasir, semen, batu, air maupun perbandingan campurannya. Beton adalah material komposit yang rumit. Beton dapat dibuat dengan mudah bahkan oleh mereka yang tidak punya pengertian sama sekali tentang beton teknologi, tetapi pengertian yang salah dari kesederhanaan ini seirng menghasilkan persoalan pada produk, anatara lain reputasi jelek dari beton sebagai materi bangunan. Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang banyak dipergunakan dalam pelaksanaan struktur bangunan modern. Beton diperoleh dengan mencampurkan semen portland, air dan agregat. Kadang kala beton masih ditambah lagi dengan bahan kimia pembantu admixture untuk mengubah sifat-sifatnya ketika masih berupa beton segar fresh concrete atau beton keras. Pada beton yang baik, setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortar. Demikian pula halnya dengan ruang antar agregat, harus terisi oleh mortar. Jadi kualitas pasta atau mortar menentukan kualitas beton. Semen adalah unsur kunci dalam beton, meskipun jumlahnya hanya 7-15 dari campuran. Beton dengan jumlah semen yang sedikit sampai 7 disebut beton kurus lean concrete, sedangkan beton dengan jumlah semen yang banyak sampai 15 disebut beton gemuk rich concrete Nugraha, P., 2007. Universitas Sumatera Utara Sebagai materi komposit, keberhasilan penggunaan beton tergantung pada perencanaan yang baik, pemilihan dan pengadaan masing-masing material yang baik, proses penanganan dan proses produksinya. Sifat beton adalah bahwa temperatur akibat kebakaran tidak menyebabkan perubahan mendadak. Beton pertama-tama mengembang, tetapi kehilangan kelengasan yang progresif pada pasta semen menyababkan komponen ini menyusut dan karenanya membantu mengimbangi pengembangan termal dari agregat. Panas energi yang dipakai untuk menghilangkan kelengasan ini mengurangi kecepatan naiknya temperatur permukaan. Kehilangan kekuatan beton akibat dehidrasi pasta semen karenanya dapat terbatas pada lapisan permukaan. Akibatnya, dapat dikatakan beton cukup tahan terhadap kebakaran Nugraha, P., 2007. Universitas Sumatera Utara

1.2. BATASAN MASALAH •

Melakukan pengujian mekanik pada beton tersebut yaitu kekuatan tekannya. • Melakukan pengujian fisis pada beton tersebut yaitu uji porositas dan uji densitas. • Melihat kekuatan struktur beton pasca pembakaran.

1.3. TUJUAN PENELITIAN •

Untuk mengetahui kekuatan struktur beton pasca pembakaran dengan suhu yang bervariasi. • Untuk mengetahui suhu maksimum pada pembakaran beton agar beton tersebut layak digunakan kembali.

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Dengan penelitian ini diharapkan msyarakat dapat mengetahui bahwa beton yang telah terbakar dengan suhu maksimum 500 o C masih dapat dimanfaatkan kembali. Selain itu dapat memberikan nilai ekonomis pada masyarakat.

1.5. TEMPAT PENELITIAN

LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL USU, Medan. Universitas Sumatera Utara

1.6. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan masing-masing bab adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, tempat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tentang teori yang mendasari penelitian

BAB III Metodelogi Penelitian

Bab ini membahas tentang diagram alir penelitian, peralatan, bahan- bahan, pembuatan sampel uji, pengujian sampel.

BAB IV Hasil dan Pembahasan